Vol 15 No 3 (2024): September
Community Development Report
Picture in here are illustration from public domain image or provided by the author, as part of their works
Published
October 7, 2024
Keywords
- Mental Health,
- Mental Disorder,
- Stigma,
- Community Attitudes,
- Education
How to Cite
S, R. H. R., Fahmawati, Z. N., & Affandi, G. R. (2024). Mental Health Literacy Reduces Mental Disorder Stigma in Society. Indonesian Journal of Cultural and Community Development, 15(3), 10.21070/ijccd.v16i1.1135. https://doi.org/10.21070/ijccd.v16i1.1135
Copyright (c) 2024 Rizky Hadi Rahmani S, Zaki Nur Fahmawati, Ghozali Rusyid Affandi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Abstract
The general background mental health issues remain a major global health challenge, including in Indonesia, where mental illness is often stigmatized. Specific background mental illness stigma is prevalent in society, manifesting in negative attitudes towards individuals with mental disorders, thus affecting their acceptance and treatment. Knowledge gap there is limited research exploring the relationship between mental health literacy and mental illness stigma within community settings in Indonesia. This study aims to investigate the correlation between mental health literacy and mental disorder stigma among residents of a selected community. Results the findings reveal a significant negative correlation between mental health literacy and mental disorder stigma, indicating that higher levels of mental health literacy are associated with lower levels of stigma. Novelty this study contributes to the limited body of knowledge by demonstrating that improving mental health literacy can effectively reduce mental disorder stigma in community settings. Implications these results suggest that public health interventions focusing on mental health education may help reduce stigmatization, fostering a more supportive environment for individuals with mental health disorders, which may ultimately lead to better access to mental health services and outcomes. Highlights:- Higher mental health literacy lowers mental disorder stigma.
- Stigma reduction improves mental health support in communities.
- Public health education can reduce mental disorder misconceptions.
Keywords: Mental Health, Mental Disorder, Stigma, Community Attitudes, Education
References
[1] Y. K. Herdiyanto, D. H. Tobing, and N. Vembriati, “Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa Di Bali,” Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi, vol. 8, no. 2, pp. 121–132, 2017, doi: 10.51353/inquiry.v8i2.148.
[2] F. Danukusumah, S. Suryani, and I. Shalahuddin, “Stigma Masyarakat Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ),” Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol. 11, no. 3, pp. 205–212, 2022, doi: 10.33221/jikm.v11i03.1403.
[3] N. Kartikasari and A. D. Ariana, “Hubungan Antara Literasi Kesehatan Mental, Stigma Diri Terhadap Intensi Mencari Bantuan Pada Dewasa Awal,” Insani: Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, vol. 4, no. 2, pp. 64–75, 2019, doi: 10.20473/jpkm.v4i22019.64-75.
[4] A. Z. Abdulah, T. Suerni, and E. Nurochmah, “Masalah Kesehatan Mental Generasi Z Di Rumah Sakit Jiwa,” Jurnal Keperawatan Jiwa Persatuan Perawat Nasional Indonesia, vol. 11, no. 2, pp. 267–272, 2023.
[5] V. D. Arista, “Akses Layanan Kesehatan untuk ODGJ, Harus Perbanyak Posyandu Jiwa,” Radar Sidoarjo, Sidoarjo, Apr. 10, 2022. [Online]. Available: https://radarsidoarjo.jawapos.com/kota-delta/85932633/akses-layanan-kesehatan-untuk-odgj-harus-perbanyak-posyandu-jiwa#:~:text=Di Sidoarjo saat ini jumlah ODGJ sebanyak,3.264 orang jiwa%2C yang tersebar di 18 Kecamatan.
[6] I. A. Ridlo, “Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia,” Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, pp. 155–164, 2020, doi: 10.20473/jpkm.v5i12020.155-164.
[7] I. A. Ridlo and R. A. Zein, “Arah Kebijakan Kesehatan Mental: Tren Global dan Nasional Serta Tantangan Aktual,” Bulletin Penelitian Kesehatan, vol. 46, no. 1, pp. 45–52, 2018, doi: 10.22435/bpk.v46i1.56.
[8] M. Taufik, “Pengemis, Pengamen dan Anak Jalanan Menjamur di Sidoarjo,” Tribun Jatim, Sidoarjo, Sep. 9, 2021. [Online]. Available: https://jatim.tribunnews.com/2021/10/09/pengemis-pengamen-dan-anak-jalanan-menjamur-di-sidoarjo-liponsos-sudah-overload.
[9] G. Mane, M. K. R. Kuwa, and H. Sulastien, “Gambaran Stigma Masyarakat Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ),” Jurnal Keperawatan Jiwa, vol. 10, no. 1, pp. 185–192, 2022, doi: 10.33546/BNJ.372.
[10] I. D. Ardiyani and H. Muljohardjono, “Intervensi untuk Mengurangi Stigma pada Penderita Skizofrenia,” Jurnal Psikiatri Surabaya, vol. 8, no. 1, pp. 7–13, 2019, doi: 10.20473/jps.v8i1.14655.
[11] N. Yulita, F. A. Nauli, and Erwin, “Hubungan Stigma Masyarakat Dengan Penerimaan Masyarakat Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa,” Coping: Community Publication Nursing, vol. 10, no. 6, pp. 582–589, 2022, doi: 10.24843/coping.2022.v10.i06.p01.
[12] G. Purnama, D. I. Yani, and T. Sutini, “Gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Klien Gangguan Jiwa Di RW 09 Desa Cileles Sumedang,” Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, vol. 2, no. 1, p. 29, 2016, doi: 10.17509/jpki.v2i1.2850.
[13] Guslinda and U. S. M. Andika, “Hubungan Pengetahuan dengan Stigma Keluarga Pasien Gangguan Jiwa di Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang,” Jurnal Kesehatan Pijar, vol. 2, no. 1, pp. 56–62, 2023. [Online]. Available: https://jurnal.pijarkesehatan.org/index.php/jkp/article/view/17%0Ahttps://jurnal.pijarkesehatan.org/index.php/jkp/article/download/17/16.
[14] S. Dirmayanti and A. D. Ariana, “Hubungan Stigma Diri dengan Health-Seeking Behaviour pada Remaja yang Mengalami Kecenderungan Depresi,” Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, vol. 7, pp. 44–52, 2018. [Online]. Available: http://url.unair.ac.id/3cb97dc0.
[15] D. Rahmi, Rikayoni, and A. Febristri, “Family Psychoeducation sebagai Upaya Mengurangi Stigma pada Keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang,” Jurnal Abdimas Saintika, vol. 2, no. 1, pp. 99–103, 2020. [Online]. Available: file:///C:/Users/ACER/Desktop/JURNAL HIPERTENSI/jurnal revisi 1.pdf.
[16] G. Purnama, D. I. Yani, and T. Sutini, “Gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Klien Gangguan Jiwa Di RW 09 Desa Cileles Sumedang,” Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, vol. 2, no. 1, pp. 29–37, 2016. [Online]. Available: https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/2850.
[17] D. V. Fakhriyani, “Kesehatan Mental,” no. March, 2019. [Online]. Available: https://www.researchgate.net/profile/Diana-Fakhriyani/publication/348819060_Kesehatan_Mental/links/60591b56458515e834643f66/Kesehatan-Mental.pdf.
[18] A. Humaidah, A. N. Hamid, Lukman, H. Anwar, and B. Tetteng, “Peningkatan Kesadaran Pentingnya Kesehatan Mental Di Masyarakat,” Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 1, no. 3, pp. 1–6, 2023.
[19] N. Maya, “Kontribusi Literasi Kesehatan Mental dan Persepsi Stigma Publik terhadap Sikap Mencari Bantuan Profesional Psikologi,” Gadjah Mada Journal of Psychology, vol. 7, no. 1, pp. 22–32, 2021, doi: 10.22146/gamajop.58470.
[20] Sudiyarti and R. Mahmut, “Peningkatan Kesadaran dan Akses Terhadap Kesehatan Mental di Masyarakat Indonesia Melalui Pendidikan dan Kampanye Informasi,” Lebah IHSA Institute, vol. 17, no. 1, pp. 8–14, 2023.
[21] M. A. Subu, I. Waluyo, A. E. Nurdin, V. Priscilla, and T. Aprina, “Stigma, Stigmatisasi, Perilaku Kekerasan dan Ketakutan di Antara Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia: Penelitian Constructivist Grounded Theory,” Jurnal Kedokteran Brawijaya, vol. 30, no. 1, pp. 53–60, 2018, doi: 10.21776/ub.jkb.2018.030.01.10.
[22] S. S. Hasyim, “Stigma dan Diskriminasi Pada Penyandang Disabilitas Mental,” Jurnal Citra Kesehatan, vol. 13, no. 1, pp. 63–69, 2021.
[23] P. G. Ervina and A. A. Husain, “Persepsi Keluarga terhadap Stigma Masyarakat Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 5, no. 1, pp. 75–82, 2023.
[24] S. P. Lestari and Y. M. Ariani, “Persepsi Masyarakat Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa,” Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol. 14, no. 1, pp. 47–55, 2021.
[25] F. I. Maulana, R. Hayati, and D. N. Utami, “Stigma Keluarga Terhadap Penyandang Gangguan Jiwa: Studi Kasus di Puskesmas,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 9, no. 3, pp. 127–135, 2022, doi: 10.15557/jkpm.2022.050.
[26] A. N. Dwi, D. Arifianto, and I. S. Putri, “Dampak Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa: Studi Kualitatif,” Jurnal Ilmu Psikologi, vol. 8, no. 2, pp. 101–110, 2023.
[27] S. S. Amin, N. F. Nurhaida, and Y. Fitriani, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stigma Terhadap ODGJ di Lingkungan Masyarakat,” Jurnal Psikologi Sosial, vol. 15, no. 1, pp. 50–58, 2021.
[28] R. A. Putra and E. M. Oktaviani, “Persepsi Masyarakat Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa di Kota X,” Jurnal Kebijakan Kesehatan, vol. 12, no. 1, pp. 30–38, 2020.
[29] A. S. Nisa and D. N. Rahmawati, “Stigma dan Diskriminasi Terhadap ODGJ: Upaya Mengurangi Stigma di Masyarakat,” Jurnal Kesehatan Mental, vol. 5, no. 1, pp. 11–18, 2023.
[30] L. N. Rahmawati, “Stigma dan Perilaku Penolakan Terhadap ODGJ di Lingkungan Perkotaan,” Jurnal Psikologi dan Kesehatan, vol. 10, no. 2, pp. 84–92, 2022.
[31] T. S. Rahayu, “Stigma Masyarakat dan Akses Layanan Kesehatan Mental: Tantangan dan Solusi,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 6, no. 3, pp. 200–208, 2021.
[32] A. F. Yani, “Pengaruh Stigma Terhadap Kesehatan Mental di Kalangan Remaja,” Jurnal Psikologi dan Pendidikan, vol. 4, no. 1, pp. 15–22, 2023.
[33] N. R. Anggraeni, “Analisis Stigma Terhadap ODGJ dan Upaya Peningkatan Kesadaran Masyarakat,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 3, no. 4, pp. 90–98, 2020.
[34] R. E. Saputra and N. I. Rahmah, “Stigma Terhadap ODGJ di Lingkungan Perkotaan: Analisis Kualitatif,” Jurnal Psikologi Klinis, vol. 9, no. 3, pp. 150–158, 2022.
[35] M. I. Yuliana, “Persepsi Keluarga dan Masyarakat Terhadap ODGJ: Sebuah Kajian Kualitatif,” Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, vol. 7, no. 2, pp. 35–42, 2023.
[2] F. Danukusumah, S. Suryani, and I. Shalahuddin, “Stigma Masyarakat Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ),” Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol. 11, no. 3, pp. 205–212, 2022, doi: 10.33221/jikm.v11i03.1403.
[3] N. Kartikasari and A. D. Ariana, “Hubungan Antara Literasi Kesehatan Mental, Stigma Diri Terhadap Intensi Mencari Bantuan Pada Dewasa Awal,” Insani: Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, vol. 4, no. 2, pp. 64–75, 2019, doi: 10.20473/jpkm.v4i22019.64-75.
[4] A. Z. Abdulah, T. Suerni, and E. Nurochmah, “Masalah Kesehatan Mental Generasi Z Di Rumah Sakit Jiwa,” Jurnal Keperawatan Jiwa Persatuan Perawat Nasional Indonesia, vol. 11, no. 2, pp. 267–272, 2023.
[5] V. D. Arista, “Akses Layanan Kesehatan untuk ODGJ, Harus Perbanyak Posyandu Jiwa,” Radar Sidoarjo, Sidoarjo, Apr. 10, 2022. [Online]. Available: https://radarsidoarjo.jawapos.com/kota-delta/85932633/akses-layanan-kesehatan-untuk-odgj-harus-perbanyak-posyandu-jiwa#:~:text=Di Sidoarjo saat ini jumlah ODGJ sebanyak,3.264 orang jiwa%2C yang tersebar di 18 Kecamatan.
[6] I. A. Ridlo, “Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia,” Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, pp. 155–164, 2020, doi: 10.20473/jpkm.v5i12020.155-164.
[7] I. A. Ridlo and R. A. Zein, “Arah Kebijakan Kesehatan Mental: Tren Global dan Nasional Serta Tantangan Aktual,” Bulletin Penelitian Kesehatan, vol. 46, no. 1, pp. 45–52, 2018, doi: 10.22435/bpk.v46i1.56.
[8] M. Taufik, “Pengemis, Pengamen dan Anak Jalanan Menjamur di Sidoarjo,” Tribun Jatim, Sidoarjo, Sep. 9, 2021. [Online]. Available: https://jatim.tribunnews.com/2021/10/09/pengemis-pengamen-dan-anak-jalanan-menjamur-di-sidoarjo-liponsos-sudah-overload.
[9] G. Mane, M. K. R. Kuwa, and H. Sulastien, “Gambaran Stigma Masyarakat Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ),” Jurnal Keperawatan Jiwa, vol. 10, no. 1, pp. 185–192, 2022, doi: 10.33546/BNJ.372.
[10] I. D. Ardiyani and H. Muljohardjono, “Intervensi untuk Mengurangi Stigma pada Penderita Skizofrenia,” Jurnal Psikiatri Surabaya, vol. 8, no. 1, pp. 7–13, 2019, doi: 10.20473/jps.v8i1.14655.
[11] N. Yulita, F. A. Nauli, and Erwin, “Hubungan Stigma Masyarakat Dengan Penerimaan Masyarakat Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa,” Coping: Community Publication Nursing, vol. 10, no. 6, pp. 582–589, 2022, doi: 10.24843/coping.2022.v10.i06.p01.
[12] G. Purnama, D. I. Yani, and T. Sutini, “Gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Klien Gangguan Jiwa Di RW 09 Desa Cileles Sumedang,” Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, vol. 2, no. 1, p. 29, 2016, doi: 10.17509/jpki.v2i1.2850.
[13] Guslinda and U. S. M. Andika, “Hubungan Pengetahuan dengan Stigma Keluarga Pasien Gangguan Jiwa di Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang,” Jurnal Kesehatan Pijar, vol. 2, no. 1, pp. 56–62, 2023. [Online]. Available: https://jurnal.pijarkesehatan.org/index.php/jkp/article/view/17%0Ahttps://jurnal.pijarkesehatan.org/index.php/jkp/article/download/17/16.
[14] S. Dirmayanti and A. D. Ariana, “Hubungan Stigma Diri dengan Health-Seeking Behaviour pada Remaja yang Mengalami Kecenderungan Depresi,” Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, vol. 7, pp. 44–52, 2018. [Online]. Available: http://url.unair.ac.id/3cb97dc0.
[15] D. Rahmi, Rikayoni, and A. Febristri, “Family Psychoeducation sebagai Upaya Mengurangi Stigma pada Keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang,” Jurnal Abdimas Saintika, vol. 2, no. 1, pp. 99–103, 2020. [Online]. Available: file:///C:/Users/ACER/Desktop/JURNAL HIPERTENSI/jurnal revisi 1.pdf.
[16] G. Purnama, D. I. Yani, and T. Sutini, “Gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Klien Gangguan Jiwa Di RW 09 Desa Cileles Sumedang,” Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, vol. 2, no. 1, pp. 29–37, 2016. [Online]. Available: https://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI/article/view/2850.
[17] D. V. Fakhriyani, “Kesehatan Mental,” no. March, 2019. [Online]. Available: https://www.researchgate.net/profile/Diana-Fakhriyani/publication/348819060_Kesehatan_Mental/links/60591b56458515e834643f66/Kesehatan-Mental.pdf.
[18] A. Humaidah, A. N. Hamid, Lukman, H. Anwar, and B. Tetteng, “Peningkatan Kesadaran Pentingnya Kesehatan Mental Di Masyarakat,” Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 1, no. 3, pp. 1–6, 2023.
[19] N. Maya, “Kontribusi Literasi Kesehatan Mental dan Persepsi Stigma Publik terhadap Sikap Mencari Bantuan Profesional Psikologi,” Gadjah Mada Journal of Psychology, vol. 7, no. 1, pp. 22–32, 2021, doi: 10.22146/gamajop.58470.
[20] Sudiyarti and R. Mahmut, “Peningkatan Kesadaran dan Akses Terhadap Kesehatan Mental di Masyarakat Indonesia Melalui Pendidikan dan Kampanye Informasi,” Lebah IHSA Institute, vol. 17, no. 1, pp. 8–14, 2023.
[21] M. A. Subu, I. Waluyo, A. E. Nurdin, V. Priscilla, and T. Aprina, “Stigma, Stigmatisasi, Perilaku Kekerasan dan Ketakutan di Antara Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia: Penelitian Constructivist Grounded Theory,” Jurnal Kedokteran Brawijaya, vol. 30, no. 1, pp. 53–60, 2018, doi: 10.21776/ub.jkb.2018.030.01.10.
[22] S. S. Hasyim, “Stigma dan Diskriminasi Pada Penyandang Disabilitas Mental,” Jurnal Citra Kesehatan, vol. 13, no. 1, pp. 63–69, 2021.
[23] P. G. Ervina and A. A. Husain, “Persepsi Keluarga terhadap Stigma Masyarakat Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 5, no. 1, pp. 75–82, 2023.
[24] S. P. Lestari and Y. M. Ariani, “Persepsi Masyarakat Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa,” Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, vol. 14, no. 1, pp. 47–55, 2021.
[25] F. I. Maulana, R. Hayati, and D. N. Utami, “Stigma Keluarga Terhadap Penyandang Gangguan Jiwa: Studi Kasus di Puskesmas,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 9, no. 3, pp. 127–135, 2022, doi: 10.15557/jkpm.2022.050.
[26] A. N. Dwi, D. Arifianto, and I. S. Putri, “Dampak Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa: Studi Kualitatif,” Jurnal Ilmu Psikologi, vol. 8, no. 2, pp. 101–110, 2023.
[27] S. S. Amin, N. F. Nurhaida, and Y. Fitriani, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stigma Terhadap ODGJ di Lingkungan Masyarakat,” Jurnal Psikologi Sosial, vol. 15, no. 1, pp. 50–58, 2021.
[28] R. A. Putra and E. M. Oktaviani, “Persepsi Masyarakat Terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa di Kota X,” Jurnal Kebijakan Kesehatan, vol. 12, no. 1, pp. 30–38, 2020.
[29] A. S. Nisa and D. N. Rahmawati, “Stigma dan Diskriminasi Terhadap ODGJ: Upaya Mengurangi Stigma di Masyarakat,” Jurnal Kesehatan Mental, vol. 5, no. 1, pp. 11–18, 2023.
[30] L. N. Rahmawati, “Stigma dan Perilaku Penolakan Terhadap ODGJ di Lingkungan Perkotaan,” Jurnal Psikologi dan Kesehatan, vol. 10, no. 2, pp. 84–92, 2022.
[31] T. S. Rahayu, “Stigma Masyarakat dan Akses Layanan Kesehatan Mental: Tantangan dan Solusi,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 6, no. 3, pp. 200–208, 2021.
[32] A. F. Yani, “Pengaruh Stigma Terhadap Kesehatan Mental di Kalangan Remaja,” Jurnal Psikologi dan Pendidikan, vol. 4, no. 1, pp. 15–22, 2023.
[33] N. R. Anggraeni, “Analisis Stigma Terhadap ODGJ dan Upaya Peningkatan Kesadaran Masyarakat,” Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 3, no. 4, pp. 90–98, 2020.
[34] R. E. Saputra and N. I. Rahmah, “Stigma Terhadap ODGJ di Lingkungan Perkotaan: Analisis Kualitatif,” Jurnal Psikologi Klinis, vol. 9, no. 3, pp. 150–158, 2022.
[35] M. I. Yuliana, “Persepsi Keluarga dan Masyarakat Terhadap ODGJ: Sebuah Kajian Kualitatif,” Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, vol. 7, no. 2, pp. 35–42, 2023.