Community Education Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v14i2.945

Enhancing Future Educators' Competencies Through Field Introduction Programs: A Qualitative Analysis


Meningkatkan Kompetensi Calon Pendidik Melalui Program Pengenalan Lapangan: Sebuah Analisis Kualitatif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Education Quality Teacher Preparation Field Introduction Program Competence Student Response

Abstract

This study aimed to analyze the implementation and outcomes of the Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 course at Muhammadiyah 6 Junior High School (SMP) in Krian, Sidoarjo, conducted by students from the Faculty of Psychology and Education at Muhammadiyah University of Sidoarjo (UMSIDA). The research utilized a qualitative descriptive method, examining data from documentation, observation, interviews, and questionnaires. The study assessed the competencies of aspiring educators (teachers) in pedagogical, personality, social, and professional aspects. The results indicated that students achieved satisfactory competence levels (individual and classically) in all four domains, enabling them to effectively carry out teaching functions and enhance students' learning outcomes. Moreover, the respondents' positive responses, with high interest and motivation in the course, indicated their readiness to manage classroom activities, leading to improved student competencies. This study contributes valuable insights into the preparation and quality improvement of future educators through field introduction programs.

Highlight:

  • Effective Implementation: The study analyzes the outcomes of the Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 course, which successfully prepares aspiring educators to become competent teachers through qualitative descriptive research.

  • Enhanced Student Competencies: The research demonstrates that students achieved satisfactory competence levels in pedagogical, personality, social, and professional aspects, leading to improved learning outcomes and academic competitiveness.

  • Positive Student Response: The study reveals that students showed high interest and motivation in the course, indicating their readiness to manage classroom activities and enhance the quality of student competencies.

Keyword: Education Quality, Teacher Preparation, Field Introduction Program, Competence, Student Response

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan seseorang. Bagi setiap individu, pendidikan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu, meningkatkan kualitas dan kesejahteraan diri bagi seseorang. Pendidikan dapat mengembangkan keterampilan, menambah peluang kerja, dan peningkatan karir. Selain itu pendidikan juga dapat memberikan manfaat lain untuk bekal berkehidupan dalam lingkungan sosial. Dengan adanya pendidikan yang baik maka akan menciptakan generasi yang unggul bagi bangsa dan negara. Kondisi ini sejalan dengan pemikiran yang menyatkan bahwa pendidikan di negara kita berupaya untuk menciptakan warga negara yang cakap, beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan {1].

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyebutkan bahwa seorang guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya adalah mendidik, membimbing, mengajar, menilai, melatih, dan mengevaluasi peserta didik mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan formal. Guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) yaitu guru berperan sebagai fasilitator, pemacu, motivator, pemberi inspirasi, dan perekayasa pembelajaran bagi peserta didik. Karena hal tersebut maka guru yang profesional harus memiliki 4 (empat) kompetensi dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi [2] Sejalan dengan hal ini maka sekolah harus memiliki guru yang profesional dan berkualitas untuk dapat mencetak lulusan yang bermutu, seperti: a) menciptakan suasana belajar yang kondusif dan pengembangan lingkungan sosial yang baik dan pelayanan yang berkualitas, b) menyiapkan dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan menyediakan sumber daya manusia tenaga pendidik yang berkompeten, profesional, dan berkualitas, c) mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, d) mengikuti dan menindaklanjuti segala perkembangan regulasi bidang pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah [3].

Berdasarkan kondisi di atas maka Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo membekali mahasiswa dengan mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2, merupakan mata kuliah di semester tujuh yang wajib ditempuh untuk menjadikan lulusan yang kompeten sebagai pendidik di sekolah. Melalui kegiatan pada mata kuliah ini diharapkan agar mahasiswa memiliki pengalaman langsung dalam menjadi seorang pendidik atau guru yang akan dijalani kedepannya. Upaya ini dilakukan untuk menerapkan ilmu atau teori-teori yang telah dimiliki oleh mahasiswa selama dibangku perkuliahan. Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 dilakukan setelah sebelumnya telah melaksanakan kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 1 yang mencakup kegiatan observasi mengenai lingkungan sekolah dan kultur sekolah. Pada kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 mahasiswa melaksanakan praktek kegiatan belajar-mengajar, sehingga praktek belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik [4].

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan meneliti implementasi kegiatan perkuliahan mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Muhammadiyah 6 Krian Sidoarjo yang dilaksanakan pada tanggal 5 September - 15 Oktober 2022 oleh mahasiswa Fakultas Psikologi (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), untuk pengolahan data dilaksanakan tanggal 5 September 2022 - 15 Mei 2023. Responden penelitian adalah 8 orang mahasiswa. Adapun data-data penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah dokumentasi, pengamatan (observation), wawancara (interviev), dan angket (questionnaire).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Adapun rata-rata ketuntasan hasil belajar mahasiswa (kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional) indeks proporsi (P) individual untuk 8 mahasiswa= 0,92 0,85, adapun perolehan indeks setiap mahasiswa dapat ditunjukkan pada gambar 1.

Figure 1.Indeks Proporsi (P) Individual Ketuntasan Kompentensi Mahasiswa melalui Mata Kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 di Sekolah.

Sedangkan indeks proporsi (P) klasikal= 1,00 0,85 artinya ketuntasan klasikal tercapai, 8 mahasiswa tuntas dalam pembelajaran. Secara grafik dapat ditunjukkan pada Gambar 2.

Figure 2.Indeks Proporsi (P) Klasiskal Ketuntasan Kompentensi Mahasiswa melalui Mata Kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 di Sekolah.

Adapun hasil respon mahasiswa calon pendidik (guru) dengan angket perhatian (attention), relevansi (relevance), keyakinan (confidence), dan kepuasan (satisfaction) ARCS menunjukkan rata-rata minat belajar =3,56 berarti memiliki minat belajar yang dikategorikan baik. Demikian juga dengan rata-tata motivasi belajar =3,88 artinya kategori baik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.

Figure 3.Rata-rata Respon ARCS Minat dan Motivasi Mahsiswa pada Kegiatan PLP 2 di Sekolah.

Berdasarkan hasil ini menunjukkan bahwa melalui kegiatan PLP 2 mahasiswa sebagai calon pendidik (guru) magang mampu memiliki kompetensi pedagogik yang baik terbukti dengan mahasiswa mampu mengelola kegiatan pembelajaran dengan baik. berjalan kondusif dan menunjukkan partisipasi aktif peserta didik dengan diskusi tanya-jawab. Pendampingan pengajaran oleh mahasiswa juga dilaksanakan secara komunikatif dan dengan penggunaan media optimal. Seperti yang disampaikan mahasiswa selama kegiatan mereka juga mendapatkan pengalaman terkait bagaimana melakukan pengajaran kepada para siswa SMP Muhammadiyah 6 Krian melalui program PLP 2 ini. Bukan hanya sekedar mengajar, melainkan juga menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media, modul dan materi pembelajaran. Keadaan ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa kompetensi pedagodik merupakan hal yang harus dimiliki oleh guru, karena dengan hal ini maka guru dapat mengelola pembelajaran untuk peserta didik dengan baik. Kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru ini meliputi: 1) kemampuan guru dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran (guru menyiapkan perangkat pembelajaran, seperti: program tahunan, program semester, silabus, RPP, metode dan media kompetensi) dan 2) kemampuan mengelola pembelajaran dengan model, metode, dan pendekatan yang sesuai dengan materi yang disampaikan, serta penggunaaan media yang baik [5]. Kompetensi-kompetensi yang dimiliki mahasiswa dalam mengelola kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan pada Gambar 4.

Figure 4.Mahasiswa Calon Pendidik (Guru) Melakukan Kegiatan Belajar Mengakar di Sekolah

Kompetensi mahasiswa sebagai calon pendidik memiliki kepribadian kategori baik dengan ditunjukkan dalam pendampingan kegiatan belajar mengajar yang mengarah pada kasih sayang pada peserta didik dan penanaman nilai etika dan moral yang baik pada peserta didik dengan munjujung nilai keagamaan pada setiap kegiatan terutama pada pembelajaran dalam kelas. Keaadaan ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi yang dimiliki oleh pendidik (guru) yang berupa nilai-nilai luhur tercermin pada perilaku kehidupan sehari-hari [6].

Selain kemampuan kepribadian tersebut di atas, mahasiswa juga menunjukkan kemampuan berinteraksi dengan peserta didik, guru pamong, bapak dan ibu guru lainnya, kepala sekolah, serta tenaga kependidikan di lingkungan sekolah. Mahasiswa juga sudah akrab dan berkomunikasi dengan baik pada orang tua/wali peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai komptensi sosial yang baik. Keadaan ini sejalan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara dengan baik [7]. Mahasiswa juga mampu memposisikan dirinya dalam kelas untuk menjadi sosok yang dapat menjadi guru yang memiliki dan menggunakan kemampuan otak dan bahasa tubuhnya untuk mengamati dan mebaca teman bicara (khususnya peserta didik/siswa) secara baik dalam pembelajaran dalam kelas. Keadaan ini sejalan dengan pandangan yang menyatakan bahwa kecerdasan sosial dibangun untuk mengenali perbedaan karakter (heterogenitas sikap), misal: adanya perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan kehendak. Kecerdasan ini dapat memungkinkan guru membaca kehendak dan keinginan orang lain. meskipun orang tersebut tidak menunjukkannya. Kecerdasan sosial ini juga mencakup kemampuan bernegosiasi, mengatasi segala konflik, segala kesalahan, dan situasi yang timbul dalam proses negosiasi. Oleh sebab itu, guru dengan kecerdasan sosial tinggi sanggup berperan sebagai teman bicara dan sekaligus pendengar yang baik, serta sanggup berhubungan dengan banyak orang dan menjadi bekal yang penting terutama pada pengelolaan kelas [8]. Pendapat lain yang sama juga menyatakan bahwa kompetensi sosial merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, dengan kemampuan tersebut guru dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan perserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali murid dan masyarakat luas [9].

Mahasiswa sebagai calon pendidik (guru) juga menunjukkan kompetensi profesional dengan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam dengan melaksanakan pengajaran, pembimbingan, pendampingan, serta pengarahan pada peserta didik yang sesuai dan memenuhi standart kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pedidikan secara baik dan optimal. Keadaan ini sejalan dengan pernyataan yang menyatakan bahwa kompetensi profesional bagi seorang pendidik (guru) adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam untuk membimbing peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan [10]. Pendapat lain yang mendukung juga menyatakan bahwa kompetensi profesional guru adalah faktor yang menentukan dan signifikan terhadap minat belajar siswa, artinya keprofesionalan guru dalam mengelola pembelajaran dalam kelas sangat menentukan keberhasilan dalam belajar. Guru yang profesional dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan kualitas pembelajaran [11].

Kesimpulan

Mahasiswa sebagai calon pendidik (guru) menunjukkan kompetensi yang dikategorikan baik pada keempat kompetensi pendidik (kompetensi pendagogik, kepribadian, sosial, dan profesional) dengan rata-rata ketuntasan hasil belajar indeks proporsi (P) individual untuk 8 mahasiswa= 0,92 0,85 dan indeks proporsi (P) klasikal= 1,00 0,85 artinya ketuntasan klasikal tercapai, 8 mahasiswa tuntas dalam pembelajaran (kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional). Adapun hasil respon mahasiswa calon pendidik (guru) dengan angket perhatian (attention), relevansi (relevance), keyakinan (confidence), dan kepuasan (satisfaction) ARCS menunjukkan rata-rata minat belajar =3,56 berarti memiliki minat belajar yang dikategorikan baik. Demikian juga dengan rata-tata motivasi belajar =3,88 artinya kategori baik. Dengan hasil ini berarti mahasiswa calon pendidik mampu melaksanakan mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 dengan baik dan mampu menjadi calon pendidik (guru) yang berkompeten untuk melaksanakan tugasnya di sekolah yang berdampak pada peningkatan kualitas kompetensi peserta didik.

References

  1. C.W.I. Sujana, "Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia," ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar, vol. 4, no. 1, pp. 1-10, Apr. 2019. ISSN: 2527-5445. E-ISSN: 26858312. Denpasar: Institut Hindu Dharma Negeri.
  2. Departemen Pendidikan Nasional, "Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen," Jakarta: Depdiknas RI, 2005.
  3. N. Efendi, "The Strategy of The Teacher Training and Education Faculty in The Preparing Quality Teacher," Proceedings of the 1st International Conference on Intelectual Global Responsibility (ICIGR 2017), pp. 251-253, Dordrecht Netherlands: Atlantis Press, Nov. 2017.
  4. Direktorat Pembelajaran, "Panduan Pengenalan Lapangan Persekolahan Program Sarjana Pendidikan," Jakarta: Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud, 2220.
  5. R. Rosni, "Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar," Jurnal EDUCATIO (Jurnal Pendidikan Indonesia), vol. 7, no. 2, pp. 113-124, DOI: https://doi.org/10.29210/1202121176, Padang: Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET), 2021.
  6. D. S. Napitupulu, "Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam Mengembangkan Ranah Afektif Siswa di MAN 2 Model Medan," Jurnal TAZKIYAH: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 5, no. 2, Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2016.
  7. R. Febriana, "Kompetensi Guru," Jakarta: Bumi Aksara, 2021.
  8. N. Muspiroh, "Peran Kompetensi Sosial Guru Dalam Menciptakan Efektifitas Pembelajaran," EDUEKSOS: Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Sosial, vol. 4, no. 2, Cirebon: Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015.
  9. Hartini, Rahmawati, R., & Asmin, E. A., "Motivasi, Komitmen Organisasi, Kompetensi dan Dampaknya Terhadap Kinerja Guru," Jurnal Manajemen, vol. 12, no. 1, Bogor: Universitas Ibn
  10. A. Dudung, "Kompetensi Profesional Guru," Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan (JKKP), vol. 05, no. 01, doi.org/10.21009/JKKP.051.0., Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2018.
  11. R. Nurutami & Adman, "Kompetensi Profesional Guru sebagai Determinan terhadap Minat Belajar Siswa," Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JP MANPER), vol. 1, no. 1, pp. 119-127, Bandung: Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2016.