Heavy metals are natural components that cannot be destroyed. Lead (Pb) in the oceans comes from activities from ship repair, mining activities, shipbuilding, land and sea transportation activities, to household and urban waste. This study was conducted to determine the levels of lead (Pb) in urine and their relationship to the working period of fishermen. This study used an experimental type of research with 16 urine samples and was carried out in June-July 2022 at the Chemistry Laboratory of the Technology Study Program, the Medical Laboratory of the University of Muhammadiyah Sidoarjo and the FMIPA Laboratory of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Examination using SSA measurement. The data analysis method used the Pearson and Spearman correlation statistical test. Pearson correlation test obtained a correlation coefficient value of lead (Pb) of 0.208 (positive value for the category of very weak correlation) with a significance of 0.439, so it can be concluded that there is no relationship between heavy metals lead (Pb) in urine with fisherman's tenure.
Laut adalah salah satu tempat dari pembuangan sampah baik itu secara langsung ataupun limbah oleh berbagai aktivitas yang dilakukan manusia. Maka dari itu di laut dijumpai berbagai jenis sampah dan bahan pencemar terutama logam [1]. Pencemaran laut adalah dimasukksanya baik langsung maupun tidak langsung zat padat, cair atau gas ke laut sehingga kualitas air laut menurun dan menyebabkan lingkungan laut tidak berfungsi dengan baik [2]. Pencemaran dari logam berat ialah salah satu dari masalah yang sering kali terjadi di daerah perairan ataupun pesisir. Bahan pencemar logam berat bisa berasal dari kegiatan pertambangan, kegiatan transportasi, kegiatan industri maupun kegiatan pertanian yang bisa masuk ke perairan dan dapat mempengaruhi kualitas perairan sehingga bisa berakibat pada terganggunya ekosistem alami dari lingkungan perairan wilayah tersebut [3].
Logam berat masuk dalam salah satu unsur penting yang dibutuhkan makhluk hidup. Dalam kadar yang sedikit, sebagai trace element, logam berat esensial diperlukan untuk menjaga metabolisme pada tubuh manusia. Sebaliknya pada logam berat yang nonesensial tidak memiliki manfaat di dalam tubuh manusia, bahkan bisa menjadi sangat berbahaya hingga dapat mengakibatkan keracunan pada manusia salah satunya adalah logam timbal (Pb) [4] .
Timbal (Pb) bisa masuk kedalam tubuh manusia melewati jalur oral, makanan, minuman, pernafasan, kulit, mata dan lewat parental. Apabila kadar timbal (Pb) yang ada dalam tubuh manusia telah melebihi nilai baku mutu, maka akan berisiko menyebabkan keracunan [5]. Keberadaan logam berat di perairan bisa bersumber dari alam seperti pengikisan batu mineral, partikel logam di udara serta aktivitas manusia yang berupa buangan sisa-sisa industri atau bisa dari limbah rumah tangga [6].Timbal (Pb) di lautan berasal dari aktivitas dari perbaikan kapal,aktivitas penambangan, galangan kapal, aktivitas transportasi darat maupun laut, hingga limbah rumah tangga dan perkotaan [7].
Pemeriksaan kandungan timbal (Pb) menggunakan alat spektrofotometer serapan atom dengan nyala dan panjang gelombang 284 nm. Dipilih SSA karena dibandingkan dengan Spektrofotometer yang lain metode dari spektrofotometer serapan atom (SSA) lebih spesifik karena satu lampu katoda hanya bisa mendeteksi satu unsur saja sesuai dengan apa yang terkandung didalam lampu katoda tersebut. SSA juga mempunyai batas deteksi yang rendah serta analisis berlangsung cepat [8].
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menganalisis kadar logam berat timbal (Pb) pada nelayan didesa Junganyar dan Menganalisis hubungan lama bekerja dengan kadar logam berat timbal (Pb) pada nelayan didesa Junganyar.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif menggunakan jenis eksperimental untuk mengetahui kadar timbal (Pb) pada urin nelayan di desa Junganyar pesisir. Sampel yang digunakan adalah 16 sampel urin nelayan di desa Junganyar Pesisir yang sudah bekerja sebagai nelayan minimal selama 5 tahun. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Random Sampling. Dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2022. Penelitian ini dilakukan setelah mendapat surat keterangan lolos uji etik dari STIKes Ngudia Husada Madura dengan nomor 1240/KEPK/STIKES-NHM/EC/V/2022
Penelitian ini menggunakan urin nelayan yang sudah bekerja selama minimal 5 tahun sebagai sampel untuk menganalisis kadar logam berat timbal (Pb) pada nelayan di desa Junganyar Pesisir. Tabel 1 menunjukkan data dari nelayan didesa Junganyar Pesisir. Didapat lama kerja nelayan paling sebentar yaitu 5 tahun pada sampel D, sedangkan lama kerja nelayan paling lama yaitu 43 tahun pada sampel C.
Kode Sampel | Jenis Kelamin | Usia(Tahun) | Masa Kerja (Tahun) | Lama Kerja/hari (Jam) | Merokok |
A | Laki-laki | 40 | 20 | 6 | Iya |
B | Laki-laki | 60 | 15 | 9 | Tidak |
C | Laki-laki | 58 | 43 | 5 | Tidak |
D | Laki-laki | 48 | 5 | 8 | Iya |
E | Laki-laki | 38 | 18 | 8 | Iya |
F | Laki-laki | 58 | 35 | 8 | Iya |
G | Laki-laki | 60 | 40 | 8 | Iya |
H | Laki-laki | 49 | 22 | 5 | Iya |
I | Laki-laki | 55 | 32 | 8 | Tidak |
J | Laki-laki | 45 | 23 | 6 | Iya |
K | Laki-laki | 49 | 30 | 9 | Tidak |
L | Laki-laki | 52 | 35 | 8 | Tidak |
M | Laki-laki | 53 | 15 | 8 | Tidak |
N | Laki-laki | 60 | 42 | 8 | Tidak |
O | Laki-laki | 43 | 25 | 8 | Iya |
P | Laki-laki | 49 | 25 | 9 | Tidak |
No | Kode Sampel | Masa Kerja (Tahun) | Kadar Pb (mg/L) |
1 | A | 20 | -0,022 |
2 | B | 15 | -0,016 |
3 | C | 43 | -0,009 |
4 | D | 5 | -0,004 |
5 | E | 18 | -0,007 |
6 | F | 35 | -0,011 |
7 | G | 40 | 0,006 |
8 | H | 22 | 0,006 |
9 | I | 32 | -0,018 |
10 | J | 23 | -0,013 |
11 | K | 30 | -0,004 |
12 | L | 35 | 0,004 |
13 | M | 15 | -0,016 |
14 | N | 42 | -0,009 |
15 | O | 25 | 0,006 |
16 | P | 25 | -0,007 |
Rata-rata | -0,007125 |
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Pb pada Tabel 2 didapatkan hasil yang tidak terdeteksi dibawah minimal kadar alat SSA, karena kadar minimal alat SSA untuk pemeriksaan timbal yaitu 0,016 mg/L. Didapat nilai tertinggi yaitu sampel G dengan masa kerja 40 tahun, sampel H dengan masa kerja 22 tahun dan sampel O dengan masa kerja 25 tahun. Dengan kadar yaitu 0,006 mg/L, dan nilai terendah yaitu pada sampel A yaitu responden dengan masa kerja selama 20 tahun kadar -0,022 mg/L dan rata – rata hasil kadar timbal adalah -0,007125 mg/L.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh [9]. Dimana kadar logam berat timbal (Pb) tidak terdapat hubungan dengan masa kerja, dimana pekerja yang < 5 tahun memiliki kadar logam timbal tidak normal sebanyak 95,24% dari 22 orang dan pekerja yang bekerja >5 tahun memiliki kadar logam timbal yang tidak normal sebanyak 72,73% dari 11 orang pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa masa kerja <5 tahun maupun masa kerja > 5 tahun memliki resiko yang sama terjadi peningkatan kadar logam timbal dalam darah.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [10]. Kadar logam timbal (Pb) pada pekerja SPBU dengan masa kerja 7 tahun dideroleh kadar Pb sebesar 0,026 mg/g sedangkan pekerja dengan masa kerja 20 tahun diberoleh kadar Pb sebesar 0,007 mg/g.
Setelah dilakukan uji normalitas pada kadar timbal (Pb) dengan sampel urin nelayan dari 16 sampel hasilnya menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan uji parametrik korelasi Pearson.
Berdasarkan hasil analisis statistik, terdapat korelasi rendah antara masa kerja dengan kadar timbal (Pb) pada urinnelayan di desa Junganyar Pesisir. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,439 dan angka korelasi sebesar 0,208.
masakerja | KadarPb | ||
masakerja | Pearson Correlation | 1 | .208 |
Sig. (2-tailed) | .439 | ||
N | 16 | 16 | |
KadarPb | Pearson Correlation | .208 | 1 |
Sig. (2-tailed) | .439 | ||
N | 16 | 16 |
Nilai r hitung 0,208 pada angka ini kurang dari 1 dan r hitung positif, yang diartikan bahwa hubungan antara kadar kadar timbal (Pb) dengan masa kerja rendah dan bentuk hubungannya yaitu bersifat positif. Jadi semakin tinggi kadar timbal (Pb) dalam urin maka semakin tinggi juga masa kerja nelayan, begitu juga sebaiknya semakin rendah kadar timbal (Pb) maka semakin rendah masa kerja nelayan [11].
Kadar logam negatif menunjukkan kadar yang sangant sedikit atau bahkan tidak terdapat logam didalam urin nelayan sehingga hasil pemeriksaan mendapatkan hasil Nd yang berarti tidak terdeteksi. Kadar timbal (Pb) pada urine nelayan di desa Junganyar Pesisir berdasarkan masa kerja di bawah ambang batas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1406/MENKES/SK/2002 yaitu 0,15 ppm (0,15 mg/L)[12].
Pada penelitian ini responden nelayan di desa Junganyar Pesisir memiliki hasil kadar logam timbal dibawah 0,016 atau dibawah normal dimana alat SSA yang digunakan hanya bisa mendeteksi kadar diatas 0,016 mg/L, sehingga kadar logam timbal (Pb) tidak terdeteksi dikarenakan berda dibawah ambang batas logam timbal di urin yaitu kadar logam timbal yang ada pada sampel urin nelayan di desa Junganyar Pesisir paling tinggi adalah 0,006 mg/L yang memiliki masa kerja 40 tahun, 22 tahun dan 25 tahun.
Tinggi rendahnya kadar logam dalam tubuh manusia dapat dipengaruhi baik dari kebiasaan merokok, makanan atau minuman yang dikonsumsi, maupun dari kontak langsung dengan sumber cemaran logam yang terdapat di lingkungan [13]. Lama kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktifitasnya. Lama kerja seseorang dalam satu hari nornalnya 6-8 jam dan dalam satu minggu seseorang bisa bekerja dengan baik selama 40-50 jam. lebih dari itu kecenderungan timbulnya hal-hal yang negatif, semakin panjang waktu seseorang bekerja maka semakin besar juga kemungkinan yang tidak diinginkan terjadi [14].
Seberapa lama masa kerja seseorang belum dapat menentukan sepenuhnya kadar logam timbal (Pb) dan seng (Zn) dalam tubuh manusia. Seberapa lama bekerja apabila status gizi, makanan yang dikonsumsi dalam sehari-hari dan gaya hidupnya sehat dapat mengurangi kadar Timbal (Pb) yang merupakan logam non esensial yang ada dalam tubuh. Begitupun sebaliknya masa kerja seseorang masih dalam kondisi baru atau sedikit akan tetapi pola hidupnya tidak sehat dapat mempengaruhi kadar logam timbal (Pb) dalam tubuh [15].
Kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak terdapat hubungan antara kadar timbal (Pb) dengan lama kerja nelayan di desa Junganyar Pesisir. dengan signifikansi sebesar 0,439 dan koefisien korelasi sebesar 0,208. Terdapat korelasi yang sangat lemah antara lama kerja nelayan di desa Junganyar Pesisir dengan kadar timbal (Pb).