Village Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v14i1.850

The Relationship Between Attachment and Love Style with Self Confidence in Students in Village


Hubungan Antara Gaya Kelekatan dan Cinta dengan Self Confidence pada Mahasiswa di Desa

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Students Self Confidence Love Attachment Style

Abstract

Students begin to act on their own decisions, experience changes such as lack of confidence such as always comparing themselves with others and being afraid to have opinions. The purpose of this study was to determine the relationship between attachment style and self-confidence and the relationship between love and self-confidence in students in Bangil Village. This research uses correlational quantitative research. This research was conducted in Bangil with a population of 321 students. The sample in the study amounted to 172 students who were taken by accidental sampling technique. The measuring instrument used for data collection uses an attachment style scale adapted from Nabila's research (2018), a love scale adapted from Hidayatullah's research (2018) and a self-confidence scale adapted from Anggia's research (2020). Data analysis using Pearson product moment correlation using SPSS 21 for windows program. The results of the analysis showed a correlation score of r = 0.482 with a significance of 0.000 (p<0.05) between attachment style and self-confidence, which means the first hypothesis is accepted. Thus, there is a significant positive relationship between attachment style and self-confidence. The results of data analysis showed a correlation score of r = 0.645 with a significance of 0.000 (p<0.05) between love and self-confidence, which means that the second hypothesis is accepted. Thus, there is a significant positive relationship between love and self-confidence. The contribution of the attachment variable to self-confidence is 23.2%, while the contribution of the love variable to self-confidence is 41.7%.

Pendahuluan

Mahasiswa yang merupakan bagian dari masa remaja akhir merupakan fase pencarian identitas dan mulai bertindah sesuai keputusan sendiri, cenderung berada dalam keadaan labil dan emosional karena mengalami banyak perubahan seperti munculnya rasa kebingungan, ketakutan dan kecemasan yang berlangsung cepat. Mahasiswa memiliki dampak yang signifikan terhadap kepercayaan diri, dan tingkat kecemasan ini juga disebabkan dari tinggi rendahnya rasa mencintai diri sendiri dan kelekatan yang kurang dari figur lekatnya [1]

Kurang percaya diri dan tekanan yang besar akan dirasakan oleh mahasiswa tingginya keinginan atau mimpi yang hendak dicapai, perubahan yang terjadi berakibat pada sikap dan perilaku individu yang awalnyaisangat yakin padaidiri sendiri,,menjadi kurangipercaya diriidan takut pada kegagalanIkarena dayaItahan fisikImenurun karena kritikIyang bertubi-tubiIdatang dari figur lekat orang tuaIdan temanIsebaya [2]

Self-confidence adalah suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan yang dimiliki sehingga individu bebas dalam malakukan hal-hal yang disukai, namun rasa percaya diri sering dikaitkan terhadap relasi dan dependensi terhadap persepsi orang lain [3] Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya [4]

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan kepada mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa sering memikirkan pandangan orang lain terhadap dirinya dan merasa takut berbicara didepan umum, tetapi mahasiswa tersebut mampu menumbuhkan rasa percaya diri mereka dengan baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasanah & Saugi menunjukan bahwa mahasiswa dengan kepercayaan diri rendah akan mempengaruhi segala aspek kehidupan sosial individu. Dalam hal ini mahasiswa yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan mempengaruhi aspek kehidupan sosial individu lebih tinggi begitu juga sebaliknya [5]

Gaya kelekatan dibentuk oleh berbagai macam pengalaman individu, kelekatan yang aman pada masa bayi dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam mengeksplorasi lingkungannya [6] Individu denganIgaya kelekatanIaman akanImencari kedekatanIinterpersonalIdan merasa nyaman dalam hubunganIyang hangat denganIfigur lekatnya, hubungan yang hangat pada masa perkembangan selanjutnya terbentuk atas rasa saling percaya dan cinta yang diperoleh dari kelekatan yang baik [7]

Keyakinan tentang kekuatan, yang mempunyai rasa cinta pada masa remaja dapat dikonseptualisasikan sebagai proses kelekatan pada masa kanak dengan figur lekat orangtua/teman sebaya, kelekatan memang berperan dalam hubungan cinta [8] Cinta sebagai elemen penting dalam kehidupan seseorang untuk membangun kepercayaan diri, ketika seseorang merasa dicintai, ia akan berfungsi dengan baik dan berkontribusi pada pengalaman yang lebih positif di dalam relasi tersebut dan sebaliknya jika seseorang merasa tidak dicintai maka kontribusi dalam sebuah hubungan relasinya tidak baik, sehingga akan menimbulkan perasaan negatif pada akhirnya membuat seseorang akan menjadi lebih menutup diri, menghindar dan muncul perasaan tidak percaya diri [9] Sehingga dapat dikatakan kelekatan dan cinta dengan self-confidence pada individu memiliki efek yang baik pada pembentukan kepercayaan diri, yang mempengaruhi fungsi sosial mereka seperti mampu bersosialisasi dengan baik tanpa harus memikirkan pandangan orang lain.

Berdasarkan pemaparan yang diuraikan oleh peneliti diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Gaya Kelekatan Dan Cinta Dengan Self-Confidence Pada Mahasiswa Di Kelurahan Bangil”

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif korelasional. Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa laki-laki dan perempuan Kelurahan Bangil berusia 18-22 tahun sebanyak 321 subjek. Proses pengambilan subjek yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik sampling accidental. Dimana yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel sebagai sumber data [10] Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala gaya kelekatan, cinta dan self confidence. Adapun metode analisi data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis correlation pearson dengan menggunakan program SPSS 21.0 for windows.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelekatan Cinta S elf confidence
N 172 172 172
Normal Parametersa,b Mean 53.58 40.83 51.62
Std. Deviation 3.057 3.024 3.362
Most Extreme Differences Absolute .073 .075 .074
Positive .073 .073 .074
Negative -.071 -.075 -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .953 .981 .964
Asymp. Sig. (2-tailed) .323 .291 .311
Table 1. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil uji normalitas variabel kelekatan, cinta dan self confidence (kepercayaan diri), dapat diketahui bahwa nilai sigifikansi dari variabel kelekatan adalah 0,323 ≥ 0,05, variabel cinta nilai signifikansi 0,291 ≥ 0,05, sedangkan variabel self confidence (kepercayaan diri) terlihat bahwa nilai sigifikansi 0,311 ≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi data tersebut normal.

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Self confidence * Kelekatan Between Groups (Combined) 644.283 16 40.268 4.845 .000
Linearity 448.315 1 448.315 53.945 .000
Deviation from Linearity 195.968 15 13.065 1.572 .087
Within Groups 1288.153 155 8.311
Total 1932.436 171
Table 2. Hasil Uji Linieritas

Uji linieritas self confidence dengan kelekatan seperti yang ditunjukkan pada tabel diatas, hasil yang diperoleh 53.945 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa nilai signifikansi ≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasinya linier.

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Self confidence * Cinta Between Groups (Combined) 941.708 15 62.781 9.885 .000
Linearity 804.915 1 804.915 126.742 .000
Deviation from Linearity 136.794 14 9.771 1.539 .103
Within Groups 990.728 156 6.351
Total 1932.436 171
Table 3.

Uji linieritas self confidence dengan cinta seperti yang ditunjukkan tabel diatas, diperoleh hasil dengan 126.742 dengan signifikiansi sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan nilai signifikansinya ≤ 0,05 bahwa korelasinya linier.

Correlations
Gaya kelekatan Self Confidence
Gaya kelekatan Pearson Correlation 1 ,482**
Sig. (2-tailed) ,000
N 172 172
Self Confidence Pearson Correlation ,482** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 172 172
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Table 4. Hasil Uji Hipotesis

Hasil analisis di peroleh dari koefisien korelasi (rₓᵧ) pada variabel kelekatan sebesar 0,482 dengan nilai signifikansi 0,000 ≤ 0,05,dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel kelekatan dengan self confidence.

Correlations
Cinta Self Confidence
Cinta Pearson Correlation 1 ,645**
Sig. (2-tailed) ,000
N 172 172
Self Confidence Pearson Correlation ,645** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 172 172
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Table 5.

Hasil analisis di peroleh dari koefisien korelasi (rₓᵧ) pada variabel cinta sebesar 0,645 dengan nilai signifikansi 0,000 ≤ 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel cinta dengan self confidence.

Menurut.Juni Kuntari, tingkat kepercayaan diri merupakan perasaan positif yang ada dalam diri seseorang mengenai keadaan diri dengan lingkungan sekitarnya. Perasaan positif ini membuat seseorang merasa lebih tenang ketika memasuki lingkungan yang baru [11]

Penerimaan dari lingkungan sekitar merupakan salah satu faktorIyang mempengaruhi terbentuknya hubungan interpersonal yang baik untuk menumbuhkan self confidence dengan sebuah penerimaan dari figur lekatnya dan merasa dicintai menumbuhkan rasa berharga dan rasa dibutuhkan oleh kelompok [12] Kelekatan memiliki ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka dalam suatu kedekatan yang bersifat kekal sepanjang waktu [13]

Mahasiswa yang mendapatkan kelekatan dan cinta dengan baik, mereka merasa diterima, dihargai dan dibutuhkan oleh figur lekatnya sehingga membuat mahasiswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki dan akan merasa lebih percaya diri. Sedangkan mahasiswa yang kurang mendapatkan kelekatan dan cinta oleh figur lekatnya dengan baik, mereka merasa bahwa dirinya mempunyai kekurangan sehingga muncul perasaan khawatir dan cemas untuk membangun hubungan interpersonal dengan figur lekatnya, hal ini malah semakin membuat kepercayaan diri mahasiswa yang tidak percaya diri semakin rendah.

Dalam penelitian ini terdapat mahasiswa yang kurang percaya dirimemiliki tingkat sedang pada kelekatan sebesar 36% dan cinta memiliki tingkat sedang sebesar 37,8%, sedangkan pada self confidence memiliki tingkat sedang sebesar 34,9%.

Hasil penelitian ini didukung dengan teori Iswidharmanjaya menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi self confidence seseorang adalah teman sebaya. Dalam proses membangun rasa percaya diri seseorang, individu akan bergaul dengan teman sebayanya. Dalam proses ini seseorang akan merasa diterima, dihormati dan dihargai atau tidak [14] Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri seseorang, sebaliknya jika seseorang mengalami penolakan dari teman sebayanya menyebabkan orang tersebut mengasingkan diri dari lingkungan.

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan teori Ainsworth & Hardani yang menyatakan bahwa hubungan kelekatan berkembang pada masa bayi dengan pengasuh ditahun awal kehidupannya akan banyak mempengaruhi pembentukan interpersonalnya, sehingga individu akan memiliki kualitas kelekatan pada pengalaman-pengalaman hidup selanjutnya yang akan membentuk kepercayaan diri yang baik [15]

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya kelekatan dengan self confidence. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi r = 0,482 dengan signifikansi 0,000 ≤ 0,05. Selain itu terdapat hubungan antara cinta dengan self confidence. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi r = 0,645 dengan signifikansi 0,000 ≤ 0,05. Dengan demikian kedua hipotesis pada penelitian dapat diterima yang artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kelekatan dengan self confidence, dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara cinta dengan self confidence.

References

  1. D. Meliana, B. B. Tanudjaja, and D. Kurniawan, “Perancangan Komik Digital tentang Insecurity pada Kehidupan Sosial Kepribadian Introvert bagi Remaja Usia 15-21 Tahun,” J. DKV Adiwarna, vol. 2, no. 17, pp. 1–9, 2020.
  2. I. Ifdil, A. U. Denich, and A. Ilyas, “Hubungan Body Image dengan Kepercayaan Diri Remaja Putri,” J. Kaji. Bimbing. Dan Konseling, vol. 2, no. 3, pp. 107–113, 2017.
  3. A. U. Deni and Ifdil, “Konsep Kepercayaan Diri Remaja Putri,” J. Educ. J. Pendidik. Indones., vol. 2, no. 2, pp. 43–52, 2016.
  4. A. Putri, “Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja Pada Fresh Graduate Di Uin Ar-Raniry,” 2020.
  5. N. A. Hasanah and W. Saugi, “Fenomena Ketidakpercayaan Diri Mahasiswa IAIN Samarinda Ketika Berbicara Di Depan Umum,” Islam. Educ., vol. I, no. 1, pp. 1–12, 2021.
  6. S. Fitrizia, “Hubungan Antara Gaya Kelekatan dan Cinta Sempurna Dengan Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan yang Dijodohkan,” Psikoborneo J. Ilm. Psikol., vol. 7, no. 1, pp. 29–36, 2019, doi: 10.30872/psikoborneo.v7i1.4703.
  7. A. A. Andayu, C. A. Rizkyanti, and S. J. Kusumawardhani, “Peran Insecure Attachment terhadap Kekerasan Psikologis dalam Pacaran pada Perempuan Remaja Akhir,” Psympathic J. Ilm. Psikol., vol. 6, no. 2, pp. 181–190, 2019, doi: 10.15575/psy.v6i2.5231.
  8. D. O. D. T. Putri, Pengaruh Kelekatan (attachment) Orang Tua Terhadap Kepercayaan Diri Pada Remaja. Malang, 2018.
  9. E. A. Surijah, N. K. P. D. Sabhariyanti, and Supriyadi, “Apakah Ekspresi Cinta Memprediksi Perasaan Dicintai? Kajian Bahasa Cinta Pasif dan Aktif,” Psympathic J. Ilm. Psikol., vol. 6, no. 1, pp. 1–14, 2019, doi: 10.15575/psy.v6i1.4513.
  10. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung, 2015.
  11. N. Manzilah, Hubungan Antara Penerimaan Kelompok Teman Sebaya Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa kelas XI Reguler SMK Raden Rahmat Mojosari. Sidoarjo, 2019.
  12. A. Syam and Amri, “Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa,” Biotek, vol. 5, no. 1, pp. 87–102, 2017, doi: 10.5422/fordham/9780823244881.003.0006.
  13. M. S. Hidayatullah, Perbedaan Cinta ditinjau dari Gaya Kelekatan Aman dan Lamanya Usia Perkawinan pada Istri yang Bekerja. Surabaya, 2018.
  14. R. Sinthia, “Hubungan Antara Penerimaan Sosial Kelompok Kelas Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa Kelas I Sltp Xxx Jakarta,” J. Kependidikan Triadik, vol. 14, no. 1, pp. 37–44, 2011.
  15. N. P. Bunda, Pengaruh Kelekatan Terhadap Stres Pada Mahasiswa Semester Akhir. Malang, 2018.