The COVID-19 pandemic has had a significant impact on the sustainability of MSMEs in Indonesia, particularly in terms of direct product promotion and marketing. This training aims to equip MSME actors with the understanding and skills to strategically utilize digital media through an Integrated Marketing Communication (IMC) approach. The training was conducted online via Zoom Meetings using an interactive approach, including presentations, discussions, and question-and-answer sessions. The results of the activity demonstrated an increase in SME operators' understanding of integrated promotion strategies, the use of social media as a marketing communication tool, and the development of more creative and relevant promotional messages. This training is expected to serve as the first step in building the resilience of SMEs in the post-pandemic digital era.
Pandemi Covid-19 menuntut adaptasi cepat dalam berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor ekonomi yang dihuni oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)[1]. Kebijakan pembatasan sosial yang diberlakukan berdampak langsung pada aktivitas usaha, khususnya dalam hal promosi dan transaksi yang sebelumnya mengandalkan interaksi tatap muka[2].
Dalam situasi ini, media digital menjadi sarana alternatif yang sangat potensial untuk tetap menjaga komunikasi dengan konsumen[3]. Namun, banyak pelaku UMKM belum memahami bagaimana memanfaatkan media ini secara strategis dan efektif[4]. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC) untuk membantu pelaku usaha dalam menyusun strategi promosi yang konsisten, terukur, dan relevan dengan perilaku konsumen digital[5].
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan daring (webinar) menggunakan platform Zoom Meeting, dengan peserta utama adalah pelaku UMKM lokal di Kabupaten Bojonegoro[6]. Durasi kegiatan dilakukan dalam satu hari pelaksanaan, terdiri dari sesi materi dan diskusi selama kurang lebih 2 jam dengan metode kegiatan bersifat partisipatif dan edukatif yang meliputi:
Teoritis | Interaktif | Praktis |
Pemaparan materi utama tentang pengenalan konsep IMC, strategi kreatif dalam perencanaan promosi, serta optimalisasi media digital | Diskusi interaktif dan tanya jawab yang bertujuan mengidentifikasi kendala promosi yang dialami peserta | Praktik penyusunan pesan iklan dan pemilihan media sosial sebagai bagian dari strategi komunikasi |
Tabel 1 ini menggambarkan pendekatan dua arah dalam proses pendampingan kepada pelaku UMKM, yakni melalui pembekalan secara teoritis dan penerapan secara praktis[7]. Metode ini dirancang untuk memastikan bahwa peserta tidak hanya memahami konsep secara konseptual, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks usaha mereka sendiri[8]. Pada sisi teoritis, peserta diberikan pemaparan materi yang mencakup pengenalan konsep Integrated Marketing Communication (IMC), prinsip-prinsip strategi kreatif dalam perencanaan promosi, serta pemanfaatan media digital sebagai kanal utama komunikasi pemasaran[9]. Sementara itu, pada sisi praktis, kegiatan difokuskan pada latihan langsung seperti menyusun pesan iklan dan memilih media sosial yang sesuai dengan karakteristik produk masing-masing peserta. Kemudian dilakukan pendekatan secara interaktif melalui sesi diskusi interaktif dan sesi tanya jawab, yang bertujuan menggali permasalahan nyata yang dihadapi peserta dalam melakukan promosi[10].
Kegiatan pelatihan daring ini memberikan dampak positif terhadap pemahaman dan kesiapan pelaku UMKM dalam menyusun strategi promosi produk di era digital[11]. Materi yang disampaikan tidak hanya bersifat teoritis, namun juga aplikatif, dengan penekanan pada pendekatan Integrated Marketing Communication (IMC) dan strategi kreatif yang sesuai dengan karakteristik UMKM. Adapun beberapa output yang dihasilkan antara lain sebagai berikut:
Peningkatan Pemahaman Konsep IMC
Sebelum mengikuti pelatihan, sebagian besar peserta belum mengenal konsep IMC secara utuh. Mereka umumnya melakukan promosi secara sporadis dan tidak terintegrasi. Setelah pelatihan, peserta mulai memahami bahwa IMC adalah pendekatan komunikasi yang menggabungkan berbagai saluran promosi (iklan, media sosial, relasi publik, dan promosi penjualan) secara harmonis dan konsisten. IMC membantu pelaku UMKM untuk menyampaikan pesan yang seragam dan saling menguatkan melalui berbagai media, sehingga membentuk citra yang lebih kuat di benak konsumen. Konsep ini menjadi sangat penting dalam situasi pandemi, ketika komunikasi langsung terbatas dan digitalisasi menjadi solusi utama[12].
Pemanfaatan Media Digital Sebagai Saluran Utama Promosi
Selama pandemi, pelaku UMKM dihadapkan pada keterbatasan dalam menjangkau konsumen secara langsung. Melalui pelatihan ini, peserta diarahkan untuk melihat media digital bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi sebagai kanal pemasaran strategis. Platform seperti Instagram, WhatsApp Business, dan marketplace digital (Shopee, Tokopedia, dsb) dibahas sebagai media yang tidak hanya murah, tetapi juga sangat efektif dalam membangun hubungan dengan konsumen. Pelaku UMKM diajak untuk memahami fitur-fitur platform tersebut, seperti:
Dalam hal ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep advertising appeals seperti pendekatan rasional (rational appeal) dan emosional (emotional appeal), yang dapat diterapkan dalam konten promosi digital[13].
P engembangan Strategi Kreatif Promosi
Dalam sesi ini, peserta diajak mengenali pentingnya strategi kreatif dalam merancang pesan promosi. Berdasarkan teori dari Graham Wallas dan James Webb Young, proses kreatif dalam periklanan terdiri atas beberapa tahap: immersion, incubation, illumination, hingga verification. Peserta dilatih untuk menemukan Big Idea dari produk mereka, yaitu keunikan utama (USP) yang bisa dijadikan bahan kampanye promosi. Misalnya, keunikan rasa, proses produksi rumahan, atau penggunaan bahan lokal khas Bojonegoro. Hal ini selaras dengan pendekatan brand image dan positioning sebagai bagian dari strategi IMC[14].
Melalui pemahaman ini, pelaku usaha dapat mulai menyusun narasi dan visual branding yang sesuai dengan target pasar mereka. Mereka diajak menulis slogan sederhana, menyusun visual promosi, hingga membuat konten testimonial, dramatization, atau slice of life seperti yang dibahas dalam executional framework[15]
Antusiasme Peserta dan Kesiapan Implementasi
Diskusi interaktif menunjukkan bahwa peserta tidak hanya antusias, tetapi juga mulai menggagas penerapan strategi ini dalam bisnis mereka. Beberapa peserta menyampaikan ide untuk memanfaatkan Instagram sebagai katalog produk visual, membuat video pendek berisi proses produksi, dan menyiapkan promosi musiman dengan pendekatan kelangkaan (scarcity)[16]. Sebagian lainnya mulai memahami pentingnya konsistensi desain visual, seperti warna, logo, dan tipografi, dalam setiap konten digital mereka. Hal ini menunjukkan bahwa peserta telah menangkap esensi IMC, yaitu menyampaikan pesan yang konsisten di seluruh kanal komunikasi[17].
Gambar 1. Contoh Ouput Kegiatan
Figure 1.Contoh Ouput Kegiatan
Pelatihan daring ini memberikan kontribusi positif terhadap kesiapan pelaku UMKM dalam menghadapi tantangan promosi di masa pandemi. Melalui pendekatan IMC, peserta tidak hanya memahami strategi promosi yang terintegrasi, tetapi juga mampu merancang pesan komunikasi yang kreatif dan relevan dengan kondisi pasar saat ini. Dari kegiatan ini, terlihat bahwa edukasi yang disertai pendekatan praktis sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM, terutama dalam merespons tantangan promosi di era digital. Dengan memahami konsep IMC dan strategi kreatif, mereka mampu menyusun promosi yang tidak hanya menarik, tetapi juga relevan dan berorientasi pada kebutuhan konsumen. Implementasi awal dapat dimulai dari pemilihan media sosial yang tepat, penyusunan konten yang menarik, dan pemanfaatan fitur digital untuk membangun komunikasi yang lebih dekat dengan pelanggan
Kedepan, pendampingan lanjutan sangat dibutuhkan untuk memastikan penerapan strategi ini berjalan secara berkelanjutan. Digitalisasi bukan sekadar pilihan, melainkan menjadi kebutuhan utama dalam membangun ketahanan bisnis UMKM di era yang semakin kompetitif dan terdigitalisasi.