General Background: Financial reporting is critical for the success of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs), particularly in the Society 5.0 era, where digital literacy and technological adoption are essential for competitiveness. Specific Background: MSMEs must align their financial practices with reliable standards like the Micro, Small, and Medium Entity Financial Accounting Standards (SAK EMKM) to enhance transparency and efficiency in financial information management. Knowledge Gap: Despite the significance of financial reporting, many MSMEs, including UD. Modern Truss, a construction services and building materials business, have not yet adopted SAK EMKM in their financial practices, leading to simplistic and incomplete reporting. Aims: This research aims to provide MSME owners with information on how to prepare financial reports according to SAK EMKM, in line with the evolving Society 5.0 era's emphasis on technology and transparency. Results: The findings reveal that UD. Modern Truss has not yet implemented financial reporting in accordance with SAK EMKM, relying only on basic records of sales and purchases. The study also presents financial reports for the company, including a financial position report, profit and loss statement, and statement of changes in capital for the period January to December 2022. Novelty: This research offers practical insights into the challenges faced by MSMEs in adopting SAK EMKM standards, providing a framework for improved financial reporting. Implications: The results underscore the need for MSMEs to adopt proper financial reporting standards, enhancing financial transparency and supporting future research on the digital transformation of MSME financial practices.
Highlights:
Keywords - Financial Reporting, MSMEs, SAK EMKM, Society 5.0, Transparency
Sebelumnya, ekonomi global didominasi oleh perusahaan besar dan korporasi multinasional yang memiliki skala operasional besar, sumber daya finansial yang kuat, dan cakupan pasar yang luas. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, perhatian terhadap peran UMKM semakin meningkat karena menyadari pentingnya keberagaman ekonomi dan kesejahteraan masyarakat [1]. Hal ini terjadi sebagai respons terhadap kebutuhan untuk menciptakan keseimbangan ekonomi yang lebih sehat [2]. Dengan adanya peningkatan perhatian terhadap UMKM, banyak pihak mulai menyadari potensi besar yang dimiliki oleh bisnis-bisnis skala kecil dan menengah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan [3]. UMKM memiliki peran penting dalam ekonomi global karena kontribusinya yang besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan inklusi sosial [3]. Pemanfaatan teknologi telah membantu UMKM meningkatkan efisiensi operasional dan mencapai pasar yang lebih luas [4]. Perubahan dalam perilaku konsumen mendorong UMKM untuk menyesuaikan produk mereka dengan preferensi pasar, sementara dukungan kebijakan pemerintah juga penting bagi pertumbuhan sektor ini [5]. Meskipun begitu, UMKM masih dihadapkan pada tantangan seperti kesulitan akses modal, persaingan pasar yang sengit, dan tuntutan inovasi yang cepat. Menghadapi tantangan-tantangan ini, peran stakeholder dibutuhkan.
Keterlibatan para pemangku kepentingan atau stakeholder untuk pertumbuhan UMKM memiliki peranan utama dalam mendorong UMKM ke arah ekonomi yang produktif, termasuk pemegang saham, mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis dan memperkuat citra yang baik. Perlu juga memperhatikan perkembangan zaman, dimana saat ini tengah berada di zaman Society 5.0 yang mendorong efisiensi dan produktivitas berkat pemanfaatan teknologi oleh kemampuan manusia [6]. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi oleh UMKM dalam era Society 5.0 telah membawa perubahan dalam persaingan dengan barang atau layanan serupa, yang dapat merambah pasar lebih luas, menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan [7]. Mendirikan bisnis seperti UMKM memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal dari setiap transaksi serta semakin meningkatnya laba menunjukkan perkembangan yang diperoleh dari usaha yang didirikan. Itulah sebabnya informasi mengenai laporan keuangan menjadi sangat diperlukan dan signifikan bagi UMKM dalam proses pengambilan keputusan [8].
Laporan keuangan adalah catatan data keuangan suatu entitas yang mengambarkan performa UMKM dalam periode akuntansi tertentu dan dibuat untuk menyampaikan informasi tentang kinerja UMKM serta membantu dalam pengambilan keputusan [9]. Meskipun pengertian akan signifikansi laporan keuangan semakin jelas, pelaku UMKM masih kurang menyadari pentingnya laporan keuangan karena terbatasnya informasi dan pemahaman tentang bidang akuntansi [10]. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, diperlukan usaha perbaikan dalam pengembangan UMKM, salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan terkait pembuatan laporan keuangan. Serta mengadakan program pembiayaan UMKM yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu terkait permodalan melalui kredit khusus yang memberikan solusi dengan syarat yang lebih mudah tanpa memberatkan pelaku UMKM [11]. Oleh karena itu pelaku UMKM disarankan untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar dan struktur yang berlaku agar mudah dipahami oleh pemilik serta pihak lain seperti kreditur [10]
Figure 1.Format Laporan Posisi Keuangan UMKM berdasarkan SAK EMKM
Figure 2.Format Laporan Laba Rugi UMKM berdasarkan SAK EMKM
Figure 3.Format Laporan Perubahan Modal UMKM berdasarkan SAK EMKM
Berdasarkan uraian sebelumnya, guna memudahkan UMKM dalam membuat laporan keuangan, Ikatan Akuntansi Indonesia telah mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (EMKM) yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2018 [10]. SAK EMKM adalah sebuah standar akuntansi keuangan yang berdiri sendiri yang bisa diterapkan oleh entitas yang memenuhi kriteria sebagai entitas tanpa kewajiban untuk memberikan laporan keuangan publik yang signifikan, sesuai dengan yang diatur dalam SAK ETAP mengenai UMKM. Sebelum SAK EMKM diterapkan sebagai panduan dalam membuat laporan keuangan UMKM, dasar untuk menyusun laporan keuangan adalah SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) [12]. Alasan UMKM memilih SAK EMKM karena lebih sesuai dan detail, memberikan petunjuk yang tepat untuk penyusunan laporan keuangan UMKM dengan memperhatikan perbedaan dalam skala dan sumber daya bila dibandingkan dengan SAK ETAP [13]. Menurut [14] UMKM adalah entitas yang memenuhi kriteria sebagai berikut, untuk usaha mikro, kekayaan bersihnya sebesar Rp50.000.000, tidak termasuk aset bangunan dan tanah. Hasil penjualan tahunan sebesar Rp300.000.000. Selanjutnya untuk usaha kecil, kekayaan bersihnya berkisar antara Rp50.000.000 hingga Rp500.000.000, tidak termasuk aset bangunan dan tanah. Hasil penjualan tahunan sebesar Rp2.500.000.000. Lalu untuk usaha menengah, kekayaan bersihnya berkisar antara Rp500.000.000 hingga Rp10.000.000.000, tidak termasuk aset bangunan dan tanah. Hasil penjualan tahunan antara Rp2.500.000.000 hingga Rp50.000.000.000.
Selain memahami secara mendalam terkait kebutuhan UMKM, hal yang juga penting untuk diperhatikan saat ini ialah era Society 5.0 dimana masa teknologi dan manusia berkembang bersama untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara terus-menerus. UMKM dapat menggunakan teknologi guna meluaskan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperbaiki kualitas produk dan layanan yang ditawarkan [15]. Pada era Society 5.0, UMKM perlu memiliki kemampuan literasi digital agar dapat bersaing dengan UMKM lainnya dan menggunakan teknologi secara maksimal untuk mengembangkan bisnis [16]. Pelaku UMKM juga perlu mengembangkan strategi yang sesuai untuk menghadapi zaman Society 5.0, di mana transaksi jual-beli dan proses berbelanja semakin beralih ke ranah digital [15]. Memperhatikan signifikansi dari kebutuhan untuk selalu beradaptasi dengan perubahan zaman, pemerintah serta lembaga terkait perlu memberikan dukungan dan pelatihan literasi digital kepada para pelaku UMKM agar dapat menggunakan teknologi dengan efektif dan efisien dalam mengembangkan usaha [17].
Menurut penelitian [18], salah satu masalah utama yang dihadapi UMKM adalah kurangnya pemahaman tentang bagaimana cara menulis dan melaporkan informasi keuangan, hal ini juga berdampak pada kesulitan bagi mitra dalam merencanakan pertumbuhan bisnis yang membutuhkan tambahan modal kerja dari pemberi pinjaman. Saat kreditur menuntut UMKM memberikan informasi tentang masa depan bisnisnya dalam bentuk laporan keuangan setelah evaluasi lebih lanjut, situasi seperti ini timbul karena tidak semua pengusaha memiliki pengalaman di bidang akuntansi. Sementara secara finansial mereka belum mampu untuk mempekerjakan seorang profesional keuangan. Sementara hasil penelitian [19], yang menyatakan bahwa UMKM masih kesulitan dalam merapikan dan mengatur keuangan mereka karena terbatasnya tenaga kerja serta sumber daya pendukung lainnya. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian [20], ketidakmampuan UMKM dalam menghasilkan laporan keuangan yang komprehensif disebabkan oleh kurangnya pendidikan formal dalam bidang akuntansi serta kekurangan personel yang terampil di bidang tersebut.
Menurut penelitian terdahulu [21], UMKM belum menerapkan SAK EMKM dalam menyusun laporan keuangannya karena para pelaku usaha merasa bahwa penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar tidaklah penting. Hal ini terjadi karena belum pernah mengajukan pinjaman ke bank konvensional yang memerlukan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Sedangkan penelitian [22], permasalahannya adalah kurangnya informasi yang relevan tentang pencatatan bisnis, yang mengakibatkan bank ragu untuk memberikan pinjaman karena kurangnya keyakinan terhadap aliran keuangan yang dilakukan oleh pelaku UMKM. Hasil penelitian tersebut serupa dengan penelitian [23], di mana pemilik UMKM tidak memiliki pengetahuan tentang SAK EMKM sama sekali. Laporan keuangan yang dibuat oleh pemilik juga masih sangat sederhana dan tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan karena kurangnya pemahaman dari pihak terkait mengenai hal tersebut.
Sementara menurut penelitian terdahulu [24], pada Era Industry 4.0 laporan keuangan terhadap SAK EMKM dapat memanfaatkan sistem otomatis yang terhubung dengan perangkat lunak keuangan untuk mencatat transaksi dengan lebih efisien seperti pada pengaplikasian sistem Microsoft Excel. Selama era revolusi Industri 4.0, Sebagian pelaku usaha UMKM telah memperluas usaha mereka dengan menggunakan aplikasi, meskipun masih ada yang belum memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang tersedia untuk pengembangan usaha [25]. Sedangkan pada Era Society 5.0, laporan keuangan SAK EMKM dapat lebih berkonsentrasi dalam menganalisis data secara lebih menyeluruh hasil dari kerja sama antara teknologi dan manusia, untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Salah satu teknologi terkait Era Society 5.0 dalam pembuatan laporan keuangan sesuai SAK EMKM adalah pemanfaatan sistem kecerdasan buatan (AI) yang tergabung dalam perangkat lunak keuangan. Sebagai contoh, software keuangan AI menganalisis data transaksi, menganalisis pola, serta memberikan saran kepada pengguna dalam proses penyusunan laporan keuangan [26]. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan dampak penerapan SAK EMKM pada kinerja keuangan UD. Modern Truss di Era Society 5.0 dengan mengintegrasikan temuan dan prinsip dasar akuntansi, hal ini dapat menjadi novelty dari penelitian ini.
UD. Modern Truss adalah salah satu UMKM yang berdiri sejak tahun 2018, berlokasi di Jalan Sono Indah Baru, Sidokerto, Buduran, Sidoarjo dan fokus pada layanan pelaksanaan konstruksi serta perdagangan bahan bangunan dan material konstruksi. Produk yang tersedia meliputi besi, kayu, keramik, pasir, batu, kerikil, papan, semen, dan beragam produk bangunan lainnya yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam pembangunan rumah, kantor, dan beberapa proyek lainnya [27]. Didirikannya UD. Modern Truss bertujuan positif dalam membantu masyarakat memperoleh bahan bangunan dengan cara yang lebih mudah dan terjangkau, guna mendorong kemajuan pembangunan bagi masyarakat di sekitar [28]. Dalam menjalankan bisnisnya, UD. Modern Truss belum menerapkan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi karena hanya mencatat transaksi melalui nota, sehingga hanya menghasilkan informasi tentang penjualan dan pembelian barang [29]. Tujuan dari objek penelitian ini adalah menunjukkan bagaimana SAK EMKM diterapkan dalam menyusun laporan keuangan guna meningkatkan kinerja keuangan UD. Modern Truss.
Peneliti mencoba menganalisis hubungan antara nilai-nilai SDGs 2030 dengan penyusunan laporan keuangan di UD. Modern Truss [30]. Ini sejalan dengan target ke-8 SDGs tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta menciptakan lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak bagi semua orang [31]. Dengan memahami konsep tersebut, UD. Modern Truss dibentuk untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan material bangunan dan jasa pembangunan, tetapi mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan yang bisa menghambat kemajuan dan pertumbuhan bisnisnya. Karena itu, pencatatan keuangan yang akurat menjadi sangat penting bagi UD. Modern Truss guna mencapai target SDGs nomor 8 [32].
Alasan penelitian ini disusun untuk menjelaskan bagaimana penerapan SAK EMKM yang disesuaikan untuk UMKM seperti UD. Modern Truss agar dapat membuat laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis pada era Society 5.0. Pada era saat ini, juga menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial, seperti literasi digital, ekspansi pasar, peningkatan efisiensi operasional, serta kualitas produk dan jasa. Menyoroti pada UD. Modern Truss untuk mengilustrasikan dampak dan tantangan yang dihadapi saat menerapkan SAK EMKM di era Society 5.0, terutama terkait penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan judul penelitian, rumusan masalah pada penelitian ini ialah bagaimana penyusunan laporan keuangan dengan mengikuti sak emkm di masa era society 5.0 terhadap UD. Modern Truss.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang regulasi yang mengatur cara penyajian laporan keuangan untuk sektor UMKM sesuai dengan SAK EMKM pada UD. Modern Truss. Membuat sistem pencatatan keuangan yang simpel yang memungkinkan pelaku UMKM untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku saat ini. Hal ini mempermudah pemahaman pengguna terhadap laporan keuangan, yang bisa membantu UD. Modern Truss untuk menyajikan laporan keuangan yang andal dan dapat dipercaya, sesuai dengan evolusi ke era Society 5.0 yang mendorong efisiensi, penguasaan teknologi digital, dan penggunaan teknologi untuk memperkuat transparansi informasi keuangan. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan bahwa dalam situasi ekonomi di era saat ini, setiap pelaku UMKM khususnya UD. Modern Truss diharapkan memiliki laporan keuangan, sehingga penerapan SAK EMKM dapat membantu memudahkan proses penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, peneliti merasa termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Penyusunan Laporan Keuangan dengan Mengikuti SAK EMKM di Masa Era Society 5.0 pada UD. Modern Truss”.
Tipe penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif, seperti yang diungkapkan oleh Wahyuni [33], yaitu metode yang dibentuk dalam bidang ilmu sosial untuk menyelidiki studi dan fenomena sosial dalam masyarakat, dengan ini, peneliti dapat memahami bagaimana tata cara penyusunan laporan keuangan yang ada di UD. Modern Truss dengan mengacu pada SAK EMKM.
Ruang lingkup pada penelitian ini untuk mengkaji penyusunan laporan keuangan dengan mengacu SAK EMKM pada UD. Modern Truss Jalan Sono Indah Baru, Sidokerto, Buduran, Sidoarjo.
Jenis data yang diterapkan pada penelitian ini adalah data kualitatif. Pendekatan penelitian yang menggunakan pengelolaan data untuk menjelaskan informasi secara rinci. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan untuk menguraikan hasil penelitian tanpa melakukan perubahan pada data variable yang diteliti melalui proses wawancara secara langsung [34]. Dipergunakan untuk memperkuat serta melengkapi data dalam bentuk jumlah terkait dengan topik penelitian [35]. Peneliti menyusun laporan hasil penelitian deskriptif karena menerapkan pendekatan kualitatif yang menggambarkan secara menyeluruh dalam penelitian ini [36].
Data primer adalah informasi yang didapatkan secara langsung dari subyek yang terkait dengan suatu penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat pengumpul data langsung pada subjek itu sendiri merupakan sumber data yang dicari [37]. Informan merupakan individu yang termasuk dalam kelompok sampel dalam penelitian dan memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Data primer merujuk kepada informasi yang diperoleh secara langsung oleh peneliti, seperti hasil pengamatan dan wawancara selama proses penelitian berlangsung [38]. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh informasi langsung dari lapangan melalui wawancara dengan pemilik dan bagian keuangan UD. Modern Truss.
Data sekunder merupakan informasi yang diperoleh oleh peneliti dari sumber lain, bukan langsung dari subyek penelitiannya [39]. Metode pengumpulan data yang diterapkan melalui data sekunder, dimana informasi didapat dari literatur dan jurnal yang berkaitan dengan topik pembahasan. Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah menganalisis materi tersebut dengan pendekatan studi Pustaka melalui analisis deskriptif [40]. Peneliti mencari jurnal yang membahas penyusunan laporan keuangan dengan mengikuti SAK EMKM di era Society 5.0 melalui internet, menggunakan Google Scholar sebagai basis datanya, dengan kata kunci laporan keuangan, SAK EMKM dan era Society 5.0.
D. Uji Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas untuk memeriksa kevalidan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan menerapkan teknik triangulasi. Peneliti menerapkan tiga jenis pendekatan, yakni triangulasi data, triangulasi metode, dan triangulasi pengamat. Triangulasi data dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti memeriksa kesesuaian data yang diperoleh dari wawancara dengan pemilik perusahaan yaitu bapak Harmoko dan bagian keuangan yaitu Rohmah, dengan membandingkan hasil wawancara dari keduanya, peneliti dapat menemukan kesamaan dalam sudut pandang keduanya [41]. Triangulasi metode dilakukan dengan melakukan wawancara yang didukung oleh observasi langsung saat proses wawancara berlangsung. Sedangkan triangulasi pengamat, dalam hal ini, pembimbing memberikan masukan dan evaluasi terhadap data-data yang telah dikumpulkan, maka dari itu, peneliti dapat memastikan bahwa kesimpulan dan temuan yang dihasilkan dari penelitian mengenai UD. Modern Truss merupakan hasil yang kredibel dan dapat dipercaya
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penggunaan pengamatan (observasi) dan wawancara dipilih karena memiliki validitas dan reliabilitas serta mengumpulkan data verbal dan nonverbal tentang berbagai perilaku manusia. Teknik pengumpulan informasi dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, di mana peneliti terlibat secara langsung dengan pemilik dan bagian keuangan di UD. Modern Truss. Pendekatan ini juga didukung oleh penggunaan dokumentasi seperti mencatat selama proses wawancara, mengambil foto catatan keuangan, dan juga nota penjualan [42]. Teknik ini dapat membangun keterkaitan antara data dan metode dengan mengevaluasi hasil penelitian secara tepat dan akurat [43]. Berdasarkan Miles dan Huberman, menyimpulkan bahwa teknik analisis data melibatkan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data yang melibatkan ringkasan informasi serta pemilihan data yang sesuai dengan topik, sementara penyajian data adalah menampilkan informasi yang telah direduksi dan penarikan kesimpulan [44]. Berikut data yang akan di analisis: (a) Identifikasi catatan keuangan pada UD. Modern Truss, (b) Pengumpulan data (bukti transaksi), (c) Pembuatan jurnal, (d) Buku besar, (e) Neraca Saldo, (f) Laporan keuangan mencakup; laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal.
F. Analisis Data
Peneliti menerapkan metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis data. Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyusun secara teratur, menjelaskan, membuat pola, menyoroti poin penting, dan menarik kesimpulan dan informasi yang diperoleh dari lapangan [43]. Teknik pengumpulan informasi menggunakan pengamatan serta wawancara, lalu menganalisisnya dengan pendekatan analisis data dari Miles dan Huberman.
UD. Modern Truss adalah perusahaan konstruksi yang termasuk dalam kategori usaha mikro. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Harmoko H.D pada tahun 2018 setelah sebelumnya bekerja dengan tim manajemen. Seiring berjalannya waktu, Bapak Harmoko akhirnya mendirikan UD. Modern Truss dan beberapa cabang lainnya. Selain menyediakan layanan jasa konstruksi, perusahaan ini juga menjual berbagai material seperti keramik, besi, kayu, semen, papan, kanopi, galvalume, dan produk bangunan lainnya. Dari tahun ke tahun, UD. Modern Truss mengalami pertumbuhan dan kini memiliki beberapa gudang untuk menyimpan bahan material yang digunakan dalam pelaksanaan proyeknya. Selain itu, perusahaan ini berhasil menarik sejumlah pelanggan terutama dari Surabaya berkat kinerja yang unggul dan memuaskan.
Figure 4.Susunan Organisasi UD. Modern Truss
Pemilik usaha, Bapak Harmoko H.D, memonitor kinerja keuangan dan operasional untuk mencapai tujuan bisnis serta membuat keputusan. Bagian keuangan yang dikelola oleh Rohmah bertanggung jawab atas pencatatan transaksi harian, manajemen kas, dan pengelolaan biaya untuk menjaga stabilitas keuangan. Bagian penjualan yang dipimpin oleh Yani bertugas dalam kegiatan pemasaran, interaksi dengan pelanggan, dan pemantauan stok serta persediaan di gudang. Sudarto sebagai pembantu bertanggung jawab atas berbagai kegiatan operasional seperti membantu dalam proses produksi, dan mendukung kegiatan harian lainnya sesuai dengan kebutuhan bisnis. Sementara itu, Supri dan Dedi yang menjadi supir bertugas mengantar produk atau jasa ke pelanggan, menjaga kondisi kendaraan, serta memastikan efisiensi dalam distribusi barang.
Dalam wawancara, Bapak Harmoko sebagai pemilik UMKM mengakui bahwa perusahaannya masih menggunakan metode manual dalam penyusunan laporan keuangan dan belum siap untuk beralih ke era Society 5.0 karena keterbatasan sumber daya dan pengetahuan teknologi yang dimiliki, dalam hal ini didukung dengan penelitian terdahulu [45], bahwa UMKM masih menggunakan pencatatan manual karena adanya keterbatasan. Meskipun belum siap untuk mengikuti Era Society 5.0, kesadaran akan pentingnya mengakui unsur-unsur laporan keuangan sesuai SAK EMKM tetap tinggi. Komitmen untuk patuh terhadap standar akuntansi yang berlaku menunjukkan kejujuran dalam pelaporan keuangan, meskipun dengan keterbatasan teknologi. Rencana untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola keuangan menunjukkan tekad dalam menghadapi tantangan zaman digital agar tetap relevan dan kompetitif. Hal ini juga sejalan dengan penelitian dari [46], bahwa cukup mengalami kendala dalam penerapannya untuk menghadapi Era Society 5.0. Didukung dengan penelitian terdahulu [47], menyatakan bahwa UMKM membutuhkan bimbingan mengenai tantangan yang mungkin dihadapi dalam menghadapi Era Society 5.0.
UD. Modern Truss masih menggunakan metode pencatatan sangat sederhana dengan hanya mencatat penerimaan dan pengeluaran kas serta menggunakan pencatatan manual tanpa pemisahan antara penerimaan dan pengeluaran. Perusahaan juga mengalami keterbatasan dalam menggunakan Excel, dalam hal ini selaras terhadap penelitian terdahulu [48], yang menyatakan bahwa pemilik tidak memahami penggunaan media seperti aplikasi excel. Begitu pula pada penelitian terdahulu [49], menyatakan bahwa pencatatan yang dilakukan oleh UMKM perlu diperbarui agar informasi keuangan perusahaan dapat ditampilkan secara lebih lengkap. Dalam hal ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu [27], bahwa penelitian masih terbilang sederhana, hanya mencatat pembelian dan penjualan. Oleh karena itu, perusahaan perlu meningkatkan sistem pencatatan dan pengelolaan keuangan untuk meningkatkan efisiensi operasional, akurasi data, dan pelaporan keuangan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah mengadopsi aplikasi atau perangkat lunak keuangan yang lebih canggih, memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai penggunaan aplikasi tersebut, serta memperbaiki proses pencatatan penjualan agar data dapat diakses dan diolah dengan lebih mudah. Diharapkan perbaikan ini akan meningkatkan kontrol internal, mempercepat proses akuntansi, dan menyajikan informasi keuangan yang lebih akurat.
Setelah menganalis data, peneliti dapat memberikan penyajian bahwa meskipun pendapatan utama berasal dari jasa proyek yang lebih tinggi daripada penjualan barang, bisnis ini menghadapi tantangan biaya operasional yang signifikan seperti gaji karyawan, pembelian bahan bakar dan biaya-biaya lainnya. Oleh karena itu, manajemen biaya dan pengelolaan operasional yang efisien akan menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu [50] bahwa pengelolaan keuangan adalah pondasi yang memegang peranan sentral keberhasilan suatu usaha, pada penelitian terdahulu [51] mengungkap bahwa perlunya keterampilan manajemen keuangan yang baik dalam mengembangkan usaha, penelitian terdahulu [52] juga mengungkap bahwa pengelolaan keuangan menjadi salah satu kunci keberhasilan UMKM.
Menurut SAK EMKM, laporan keuangan terdiri dari tiga bagian, yaitu, laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan CALK. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi perusahaan. Penyusunan laporan keuangan ini merupakan hal yang sangat penting karena memuat banyak informasi mengenai keuangan perusahaan. Berikut adalah laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan SAK EMKM:
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan yang juga dikenal sebagai neraca, berisi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Menurut SAK EMKM, penyajian aset lancar dan aset tetap dapat dilakukan secara terpisah, begitu pula dengan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. SAK EMKM juga tidak mengatur format atau urutan dari akun-akun, sehingga perusahaan bebas untuk menyajikan sesuai dengan urutan likuiditas dan jatuh tempo dari kewajiban.
UD. MODERN TRUSS | ||
---|---|---|
LAPORAN POSISI KEUANGAN | ||
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2022 | ||
Aset | Catatan | 2022 |
Kas dan setara kas | ||
Kas | 3 | Rp346.954.928 |
Bank | Rp0 | |
Piutang | 4 | Rp1.334.000 |
Persediaan Barang | Rp45.000.000 | |
Perlengkapan | Rp1.542.000 | |
Aset Tetap | ||
Tanah | 5 | Rp96.000.000 |
Bangunan | Rp300.000.000 | |
Kendaraan | Rp290.000.000 | |
Peralatan | Rp36.654.000 | |
Akumulasi Penyusutan Bangunan | (Rp87.500.000) | |
Akumulasi Penyusutan Kendaraan | (Rp150.000.000) | |
Akumulasi Penyusutan Peralatan | (Rp26.683.833) | |
JUMLAH ASET | Rp853.301.095 | |
LIABILITAS | ||
Utang Usaha | Rp0 | |
Utang Bank | Rp0 | |
JUMLAH LIABILITAS | Rp0 | |
EKUITAS | ||
Modal Tn. Harmoko | 6 | Rp642.751.917 |
Laba | Rp210.549.178 | |
JUMLAH EKUITAS | Rp853.301.095 | |
JUMLAH LIABILITAS & EKUITAS | Rp853.301.095 |
Peneliti telah mensimulasikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM). Dalam penyusunannya mencatat aset, liabilitas dan ekuitas perusahaan periode 2022. Pada bagian aset, akun bank berjumlah nol karena perusahaan tidak memiliki hutang bank manapun. Sedangkan untuk aset tetap terdapat tanah, 2 bangunan, dan 3 kendaraan. Perusahaan juga memiliki peralatan terdiri dari mesin, laptop, meja, kursi, AC, kipas angin dan lemari kayu. Pada liabilitas terlihat perusahaan tidak memiliki hutang usaha maupun hutang bank. Pada ekuitas terdapat laba yang didapat dari perhitungan laporan laba rugi.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi memuat data mengenai keuntungan atau kerugian suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM), informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi mencakup pendapatan dan beban keuangan. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pendapatan perusahaan dan mengurangkannya dengan total beban. Berikut adalah laporan laba rugi UD. Modern Truss hingga Desember 2022 sesuai dengan SAK EMKM:
UD. MODERN TRUSS | ||
---|---|---|
LAPORAN LABA RUGI | ||
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2022 | ||
PENDAPATAN | CATATAN | 2022 |
Pendapatan dari Jasa Proyek | 7 | Rp1.552.301.000 |
Penjualan Barang | Rp703.471.000 | |
JUMLAH PENDAPATAN | Rp2.255.772.000 | |
HARGA POKOK PENJUALAN | ||
Persediaan Barang Dagang Awal | 8 | Rp70.000.000 |
Pembelian | Rp1.789.148.072 | |
Barang Dagang Siap Dijual | Rp1.859.148.072 | |
Persediaan Barang Dagang Akhir | Rp45.000.000 | |
HPP | Rp1.814.148.072 | |
Laba Kotor | Rp441.623.928 | |
BEBAN | ||
Beban Gaji | 9 | Rp144.000.000 |
Beban Listrik | Rp1.908.000 | |
Beban Internet | Rp2.504.000 | |
Beban Pembelian Air Mineral | Rp90.000 | |
Beban Pembelian Bahan Bakar | Rp2.355.000 | |
Beban Akumulasi Bangunan | Rp15.000.000 | |
Beban Akumulasi Kendaraan | Rp34.000.000 | |
Beban Akumulasi Peralatan | Rp4.581.750 | |
Beban Lain-Lain | Rp25.870.000 | |
Biaya Administrasi BCA | Rp91.000 | |
Biaya Perawatan Peralatan | Rp675.000 | |
Total Beban | Rp231.074.750 | |
LABA BERSIH | Rp210.549.178 |
Pada Tabel 5, penelitian mencoba untuk menyusun laporan laba rugi dengan mempertimbangkan pendapatan, harga pokok penjualan, dan berbagai pengeluaran. Terlihat terdapat dua pendapatan pada perusahaan, perhitungan ini sesuai dengan catatan keuangan yang dituliskan di pembukuan yang mana pendapatan dari jasa proyek lebih besar di banding penjualan barang. Pada persediaan barang dagang awal bagian keuangan menyatakan bahwa dalam jasa pembangunan pada bahan bangunan biasanya masih memanfaatkan bahan yang masih ada di gudang. Perusahaan seringkali melakukan donasi dan membayar iuran rt dengan jumlah yang besar maka peneliti memasukannya ke beban lain-lain.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal menurut SAK EMKM mencakup informasi tentang modal awal perusahaan, yang kemudian ditambahkan dengan hasil akhir laba bersih, menciptakan laba bersih tahun 2022:
UD. MODERN TRUSS | |
---|---|
LAPORAN PERUBAHAN MODAL | |
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2022 | |
Modal (awal) per 31 Des 2021 | Rp642.751.917 |
Penambahan Modal | |
Laba Bersih | Rp210.549.178 |
Modal (akhir) per 31 Des 2022 | Rp853.301.095 |
Pada tabel 6, peneliti mencoba mensimulasikan laporan perubahan modal pada periode 2022. Terdapat penambahan modal dari laba bersih yang mana perhitungannya dari laporan laba rugi dengan sejumlah Rp 210.549.178 lalu dijumlahkan dengan modal awal periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 642.751.917 menghasilkan modal akhir untk periode Desember 2022 dengan total Rp 853.301.095
Simulasi Catatan Atas Laporan Keuangan oleh UD. Modern Truss
1. UMUM
Entitas berdiri di Sidoarjo pada tahun 2018. Entitas bergerak dibidang usaha konstruksi dan penjualan material bangunan dan menyediakan layanan pembangunan juga renovasi. Entitas telah memenuhi kualifikasi sebagai entitas, mikro, kecil, dan menengah sesuai dengan SAK EMKM yang ditetapkan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan ini disusun mengikuti pedoman Standar Standar Akuntansi Keuangan untuk usaha mikro, kecil, dan, menengah.
b. Dasar Penyusunan
Laporan keuangan disusun berdasarkan biaya historis dan memakai prinsip dasar akrual. Rupiah digunakan sebagai mata uang dalam penyusunan laporan keuangan.
c. Piutang Usaha
Piutang dagang dilaporkan sebesar total tagihan yang harus dibayar.
d. Persediaan
Persediaan terdiri atas persediaan barang yang dijual dan dimanfaatkan untuk proyek pembangunan dan renovasi.
e. Aset Tetap
Aset tetap tercatat berdasarkan harga beli awal menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu. Tahun diperolehannya aset tetap dicatat dengan asumsi dari pemilik.
f. Hutang
Entitas memutuskan untuk tidak meminjam uang dari Bank.
g. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan (pemasukan) berasal dari penjualan barang dan proyek pembangunan serta renovasi bangunan. Biaya (pengeluaran) diakui saat biaya dikeluarkan.
3. KAS
Kas di TanganRp. 346.954.928
4. PIUTANG
Dari pembeliRp. 1.334.000
5. ASET TETAP
Tanah Rp. 96.000.000
Bangunan Rp. 300.000.000
Kendaraan Rp. 290.000.000
Peralatan Rp. 36.654.000
Akum. Peny. Bangunan (Rp. 87.500.000)
Akum. Peny. Kendaraan (Rp. 150.000.000)
Akum. Peny. Peralatan (Rp. 26.683.833)
JUMLAH Rp. 458.470.167
6. LABA
Saldo laba adalah hasil dari total selisih antara pendapatan, harga pokok penjualan dan beban Rp. 210.549.178
7. PENDAPATAN
Pendapatan dari Jasa Proyek Rp. 1.552.301.000
Penjualan Barang Rp. 703.471
JUMLAH Rp. 2.255.772.000
8. HARGA POKOK PENJUALAN
Persediaan barang dagang awal Rp. 70.000.000
Pembelian Rp. 1.789.148.072
Persediaan barang dagang akhir (Rp. 45.000.000)
JUMLAH Rp. 1.814.148.072
9. BEBAN
Penjumlahan antara beban-beban dan biaya Rp. 231.074.750
Dalam melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan bagian keuangan UD. Modern Truss, peneliti menanyakan tentang penerapan standar akuntansi keuangan. Bagian keuangan menjawab “Sejauh ini, kami belum menerapkan SAK EMKM. Kami masih menggunakan metode akuntansi yang lebih sederhana dan belum sepenuhnya memahami standar akuntansi yang berlaku”. Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa UD. Modern Truss masih menggunakan metode akuntansi yang lebih sederhana
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu [53] bahwa UMKM belum melakukan pengungkapan laporan keuangan menurut SAK EMKM. Hal ini selaras pada penelitian terdahulu [54] disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan persiapan yang dimiliki oleh perusahaan terkait standar akuntansi yang berlaku serta tantangan dalam beralih ke standar yang lebih maju. Pemilik perusahaan juga mengakui bahwa mereka belum siap untuk menghadapi perkembangan era Society 5.0, di mana teknologi digital dan kecerdasan buatan memiliki peran penting dalam dunia bisnis, penelitian terdahulu [55] mengungkapkan bahwa UMKM belum melakukan proses Akuntansi secara lengkap dan masih dalam tahap era industry 4.0. Dalam konteks penyusunan laporan keuangan menurut SAK EMKM di era Society 5.0, perusahaan seperti UD. Modern Truss perlu menyadari pentingnya beradaptasi dengan standar akuntansi yang terkini guna meningkatkan transparansi, akurasi, dan efisiensi dalam pelaporan keuangan.
Penyusunan laporan keuangan seperti yang terlihat di atas memang sangat penting dilakukan. Laporan yang tersusun dengan rapi dan sesuai dengan periode tidak hanya memudahkan pencarian laba kotor dan laba bersih, tetapi juga membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja dan merencanakan langkah-langkah kedepannya, dalam hal ini selaras dengan penelitian terdahulu [56]. Pernyataan ini juga didukung dengan penelitian terdahulu [57], bahwa UMKM kedepannya perlu menerapkan laporan keuangan sesuai standar untuk memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan. Juga selaras dengan penelitian terdahulu [27], bahwa diharapkan dapat melakukan penyusunan laporan keuangan sesuai SAK EMKM untuk menilai kinerja perusahaan. Menerapkan kebijakan sesuai SAK EMKM sangat penting bagi UD. Modern Truss untuk meningkatkan mutu pelaporan keuangan dan mematuhi standar akuntansi yang berlaku. Dengan mengikuti kebijakan SAK EMKM, perusahaan dapat lebih memahami dan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang relevan dengan kebutuhan dan dinamika bisnis masa kini, termasuk dalam menghadapi era Society 5.0. Peningkatan pengetahuan dan kesiapan untuk menghadapi perubahan tersebut akan membantu perusahaan untuk tetap kompetitif dan relevan di pasar.
UD. Modern Truss didirikan pada tahun 2018 oleh Bapak Harmoko H.D dan termasuk dalam usaha mikro di bidang konstruksi. Selain menyediakan layanan konstruksi, perusahaan ini juga menjual berbagai material bangunan. Meskipun telah mengalami pertumbuhan, UD. Modern Truss belum menyusun laporan keuangannya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) dikarenakan kurangnya pemahaman dan pandangan bahwa saat ini belum memerlukan pembiayaan dari bank konvensional. Namun, laporan keuangan yang komprehensif sangat penting dalam pengambilan keputusan dan perencanaan langkah-langkah selanjutnya bagi perusahaan. Peneliti telah menyusun rekonstruksi keuangan UD. Modern Truss sesuai dengan pedoman SAK EMKM guna membantu perusahaan memahami aliran kas, mengelola biaya secara efektif, serta mempermudah dalam pembuatan catatan akuntansi lengkap. UD. Modern Truss telah membuat kemajuan dalam memanfaatkan teknologi digital melalui penggunaan platform media sosial Google untuk meningkatkan pemasaran dan layanan konsumen. Namun, perusahaan masih menghadapi hambatan dalam mengadopsi Era Society 5.0, terutama terkait keterbatasan akses teknologi digital, sumber daya finansial dan manusia yang terbatas, serta kesulitan beradaptasi dengan perubahan pasar yang dinamis.