Community Education Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v16i1.1133

Knowledge Development of the Beard Community through Socialization of Community Empowerment of Toga, Chili and Eggplant Plants


Pengembangan Pengetahuan Masyarakat Jenggot Melalui Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Tanaman Toga, Cabe dan Terong

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Planting Seeds Knowledge Development Community empowerment

Abstract

The community service program in Jenggot Village, Krembung District, Sidoarjo Regency, aims to improve the welfare of village communities through empowering family medicinal plants (TOGA), chili and eggplant. This program is implemented with the KKN-T scheme and the theme "Collaboration with the Community for Progressive Villages and Branches". Jenggot Village faces challenges in overcoming pests and diseases in Family Medicinal Plants (TOGA) as well as chili and eggplant plants which often reduce harvest yields. The methods used included observation, outreach, and giving away 400 chili and eggplant seeds for free. As a result, the people of Jenggot village gained understanding and insight into the empowerment of family medicinal plants, chili and eggplant, and were able to overcome the challenges they faced in dealing with pests and diseases in plants

Pendahuluan

Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang wajib dilakukan oleh mahasiswa sebagai bagian dari tri dharma perguruan tinggi. Melalui KKN-T, mahasiswa dan mahasiswi diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah secara langsung di tengah masyarakat, sekaligus membantu memecahkan berbagai permasalahan yang ada di lingkungan tersebut. Salah satu nya dengan program Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) [1]. Program KKN-T ini memiliki tema "Kolaborasi dengan Masyarakat untuk Desa dan Ranting Berkemajuan," yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat di Desa Jenggot, Krembung.

Desa Jenggot merupakan salah satu desa di Kecamatan Krembung yang memiliki potensi besar namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam berbagai aspek kehidupan. Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah di desa ini telah berperan aktif dalam upaya pemberdayaan masyarakat, namun masih diperlukan dukungan dan sinergi yang lebih kuat untuk mencapai hasil yang optimal [2]. Melalui program KKN-T ini, diharapkan mahasiswa dapat berkolaborasi dengan ranting Muhammadiyah serta Aisyiyah untuk merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Dengan demikian, tujuan utama dari program ini adalah untuk mewujudkan Desa Jenggot yang lebih berdaya saing, maju, dan sejahtera melalui pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan[3].

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan kekuatan dan kemampuan kepada masyarakat, dengan tujuan membentuk individu dan masyarakat yang mandiri dan berdaulat. Pemberdayaan ini dapat dilakukan dalam berbagai bidang, termasuk politik, sosial, budaya, dan ekonomi, sehingga mereka dapat menghadapi tantangan dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik [4]. Hal ini sangat penting, karena dengan kemampuan dan keterampilan yang lebih baik, masyarakat dapat mengatasi tantangan yang dihadapi, seperti tantangan dalam mengatasi hama dan penyakit pada Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta tanaman cabe, dan terong yang seringkali mengurangi hasil panen. Tanaman Obat Keluarga (TOGA), cabe, dan terong sendiri dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak manfaat baik bagi masyarakat [5].

Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati beberapa penyakit, sementara cabe dan terong dapat menjadi bahan makanan yang sehat dan meningkatkan rasa masakan. Selain itu, budidaya TOGA, cabe, dan terong dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat, yaitu dengan mengajari masyarakat tentang teknik budidaya yang benar, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan tanah dan sumber daya alam yang ada untuk meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka [6]. Dengan pemberdayaan masyarakat, masyarakat dapat memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih baik dalam mengatasi tantangan yang dihadapi, sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka. Selain itu, budidaya tanaman obat keluarga (Toga), cabe, dan terong dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat, yaitu dengan mengajari masyarakat tentang teknik budidaya yang benar dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tersedia dibantu dengan ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Jenggot [7].

Pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan di Desa Jenggot ini juga dilakukan oleh Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Jenggot. Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Jenggot, Krembung, telah lama berperan aktif dalam pembangunan masyarakat setempat. Sebagai organisasi yang berkomitmen untuk memberdayakan umat, ranting ini telah melakukan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga. Namun, tantangan dan perubahan zaman menuntut adanya inovasi dan kolaborasi yang lebih kuat antara berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi. KKN-T ini diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antara akademisi dan masyarakat, sehingga dapat tercipta sinergi yang efektif untuk kemajuan bersama dan kemajuan Indonesia kedepannya [8].

Indonesia adalah negara dengan kekayaan biodiversitas dan sumber daya alam yang melimpah, namun juga menghadapi masalah degradasi lingkungan dan deforestasi [9]. Salah satu penyebab utama masalah ini adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan di kalangan masyarakat lokal tentang pentingnya konservasi lingkungan, serta [1]. Dalam menanggapi masalah ini, tim kami melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Jenggot, yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan melatih masyarakat lokal tentang penanaman bibit sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk menjaga lingkungan.

Upaya pemberdayaan masyarakat untuk menjaga lingkungan di sekitar desa Jenggot dirancang menggunakan program ini untuk mempromosikan konservasi lingkungan dan keberlanjutan di desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal [10]. Dengan memberikan pelatihan dan pendidikan tentang penanaman bibit tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, dan terong. Pembagian bibit tanaman merupakan salah satu kegiatan sosial yang tidak asing lagi dalam lingkup masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian dan cinta terhadap lingkungan sekitar [11]. Bibit tanaman yang akan dibagikan kepada masyarakat nantinya akan dikelola dan dirawat oleh masyarakat itu sendiri sehingga nantinya bakal tanaman tersebut diharapkan akan mampu mencegah terjadinya banjir, menyerap polusi-polusi udara akibat dari kendaraan bermotor dan membantu mengendalikan perubahan iklim. Mahasiswa dan mahsiswi berharap dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya melestarikan lingkungan di sekitar desa Jenggot [12].

Melalui program ini, perguruan tinggi dan mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu mereka dalam bentuk yang mencerminkan kepedulian terhadap masyarakat, serta mengembangkan budidaya TOGA, cabe dan terong bersama masyarakat setempat [6]. Dengan demikian, mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan teoritis mereka dalam praktik, sambil juga menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial dan keterlibatan masyarakat. Mahasiswa juga memiliki tujuan untuk meningkatkan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam proses penanaman bibit dan konservasi lingkungan, kami berharap dapat menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab di kalangan anggota masyarakat, yang pada akhirnya akan menghasilkan desa yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Metode

Pelaksanaan kegiatan KKN-T di Desa Jenggot diharapkan dapat membawa dampak positif dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Untuk mencapai hasil maksimal, beberapa tahapan atau metode kajian digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu :

Observasi, yaitu kegiatan pokok dalam pelaksanaan pengabdian yang dilakukan setelah penetapan tempat, untuk memetakan permasalahan di Desa Jenggot dan menentukan tema pelaksanaan pengabdian masyarakat, yaitu sosialisasi pemberdayaan masyarakat tanaman Toga, Cabe, dan Terong.

Sosialisasi pemberdayaan masyarakat tanaman Toga, Cabe, dan Terong, yang dilakukan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi masyarakat dalam penanaman dan memanfaatkan tanaman. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Desa Jenggot, khususnya ibu-ibu.

Pemberian 400 bibit tanaman kepada masyarakat Jenggot secara gratis, yang diharapkan dapat memberikan semangat masyarakat dalam konservasi lingkungan dan keberlanjutan di desa.

Hasil dan Pembahasan

Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya yang penting dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Hal ini mencakup strategi untuk mengembangkan kemampuan dan kemandirian masyarakat [13]. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat desa adalah membantu masyarakat desa menjadi lebih mandiri dan mampu mengelola sumber daya alam serta sumber daya manusia yang ada di desa. Salah satu aspek penting dari pemberdayaan masyarakat adalah pemberdayaan masyarakat desa [14]. Masyarakat desa sering kali menghadapi tantangan karena kekurangan akses kepada sumber daya dan informasi. Pemberdayaan masyarakat desa dapat membantu masyarakat desa menjadi lebih mandiri dan mampu mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di desa. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan membantu mempertahankan lingkungan sekitar.

Pelaksanaan pengabdian dengan skema KKN-T adalah salah satu bentuk tri dharma perguruan tinggi yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Kegiatan ini akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat dan mahasiswa, terutama dalam berbagi pengetahuan baru dan sharing pengalaman sehari-hari dalam bermasyarakat. Mahasiswa juga dapat menerapkan teori yang didapatkan dari perkuliahan ke dalam masyarakat. Tema yang diambil dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pemberdayaan masyarakat melalui tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, dan terong di Desa Jenggot, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo. Di Desa Jenggot, banyak lahan yang dapat dijadikan sebagai tempat bercocok tanam, namun banyak masyarakat yang belum memanfaatkan lahan tersebut.

Desa Jenggot merupakan warga yang dipilih dengan tujuan untuk menerima pendidikan dan sosialisasi mengenai tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, dan terong, serta melihat demonstrasi cara budidaya tanaman di lingkungan desa [15]. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan di sekitar desa dengan memberikan pengetahuan mengenai budidaya tanaman obat keluarga (TOGA) cabe, dan terong. Pendidikan tentang tanaman obat keluarga (TOGA) cabe, dan terong sangat penting meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, menuju kesejahteraan keluarga yang optimal. Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, TOGA dapat dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai obat-obatan rumahan, yang pada akhirnya dapat mendukung pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara sosial dan ekonomis [6].

Setelah melakukan observasi awal, penulis memutuskan untuk memperkenalkan tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, terong sebagai tanaman baru untuk memberdayakan dan memberikan komoditas baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. Dengan memperkenalkan tanaman-tanaman ini, penulis bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber pangan yang lebih baik dan berkelanjutan di Desa Jenggot. Keputusan ini diambil setelah mengidentifikasi kelebihan dari tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, dan terong, yang memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Jenggot. Faktor-faktor seperti kemudahan budidayanya, nilai ekonomi yang tinggi, dan kesesuaiannya dengan kondisi pertanian lokal membuat tanaman-tanaman ini sangat sesuai untuk dikembangkan di desa tersebut. Dengan demikian, penulis berharap dapat meningkatkan ketersediaan dan keamanan pangan di Desa Jenggot melalui promosi budidaya tanaman-tanaman ini [16].

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan program sosialisasi pemberdayaan tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, dan terong, dapat menjadi contoh bagi Desa Jenggot, Kabupaten Krembung, dan berkelanjutan dalam waktu yang lama. Dengan demikian, masyarakat dapat membudidayakan tanaman obat keluarga cabe, dan terong, sebagai solusi pelestarian lingkungan di sekitar desa. Pada kegiatan sosialisasi pemberdayaan masyarakat tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, dan terong, di Masjid Al-Furqan 1 Jenggot, dengan narasumber M. Abror, SP., MM. membagikan pengetahuan tentang cara membudidayakan tanaman obat keluarga seperti cabe dan terong kepada warga desa Jenggot. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan warga dalam membudidayakan TOGA dan memelihara kesehatan melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan kegiatan ini dapat menunjang kesehatan warga desa Jenggot sebagai upaya preventif, promotif, dan kuratif, serta meningkatkan kesejahteraan dan melestarikan lingkungan.

Figure 1.Foto Kegiatan Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta tanaman cabe, dan terong

Tahapan selanjutnya yaitu pembagian 400 bibit gratis, yang terdiri dari 200 bibit terong dan 200 bibit cabe kepada seluruh masyarakat Jenggot. Dengan adanya program pembagian bibit, diharapkan warga dapat memperoleh dua manfaat sekaligus, yaitu memperoleh kesehatan yang baik dengan mengkonsumsi sayuran segar yang ditanam sendiri dan juga ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang ada.Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan warga pada bahan pangan dari luar desa, sehingga dapat meningkatkan kemandirian pangan dan ekonomi masyarakat Jenggot. Partisipasi aktif masyarakat dalam menanam dan merawat bibit ini juga akan memperkuat semangat gotong royong dan kebersamaan di desa.

Figure 2.Foto Kegiatan Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta tanaman cabe, dan terong

Kesimpulan

Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya yang penting dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Kegiatan pengabdian dengan skema KKN-T yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dapat membawa banyak manfaat bagi masyarakat dan mahasiswa, terutama dalam berbagi pengetahuan baru dan sharing pengalaman sehari-hari dalam bermasyarakat. Program pemberdayaan masyarakat melalui tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, dan terong di Desa Jenggot, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo dapat membantu masyarakat desa menjadi lebih mandiri dan mampu mengelola sumber daya alam serta sumber daya manusia yang ada di desa. Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, TOGA dapat dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai obat-obatan rumahan, yang pada akhirnya dapat mendukung pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara sosial dan ekonomis. Program pembagian bibit gratis juga dapat membantu masyarakat desa memperoleh dua manfaat sekaligus, yaitu memperoleh kesehatan yang baik dengan mengkonsumsi sayuran segar yang ditanam sendiri dan juga ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang ada. Berdasarkan dari kegiatan yang telah dilakukan maka dapat diberikan rekomendasi, salah satunya adalah program pemberdayaan masyarakat melalui tanaman obat keluarga (TOGA), cabe, dan terong harus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, serta masyarakat desa harus lebih aktif dalam mengikuti program pemberdayaan masyarakat dan memanfaatkan lahan pekarangan yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan dan melestarikan lingkungan.

Ucapan Terimahkasih

Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada semua pihak yang telah berkontribusi pada pelaksanaan penelitian ini, khususnya kepada dosen pembimbing kami, ketua ranting Aisyiyah Muhammadiyah, pengurus Masjid Al-Furqan Jenggot 1, seluruh anggota kelompok 14 Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T), dan seluruh masyarakat desa Jenggot. Terima kasih banyak atas kesediaan menyediakan fasilitas dan dukungan teknis selama proses penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Dukungan dan kerjasama dari semua pihak sangat berharga bagi keberhasilan penelitian ini.

References

  1. D. T. Rohman et al., “Pkm Penanaman Bibit Kacang Panjang Di Desa Tani Bhakti Samboja Barat Kutai Kartanegara,” J. Abdimas Bina Bangsa, vol. 4, no. 1, pp. 165–166, 2023, [Online]. Available: https://www.jabb.lppmbinabangsa.id/index.php/jabb/article/view/355%0Ahttps://www.jabb.lppmbinabangsa.id/index.php/jabb/article/download/355/213
  2. W. R. Ratulangi and D. J. Sukmana, “Desa Merembu kecamatan Labuapi kabupaten Lombok Barat,” vol. 1, no. 2, pp. 53–59, 2022.
  3. R. O. Tamara, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penanaman Jahe untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pada GAPOKTAN di Desa Sangup Kecamatan Tamansari Kabupaten Boyolali,” IMEJ Islam. Manag. Empower. J., vol. 5, no. 2, pp. 187–198, 2023, doi: 10.18326/imej.v5i2.187-198.
  4. N. Novianto and S. Dwiana, “Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Budidaya Sayuran Hidroponik Wick System Dilahan Pekarangan Desa Triwikaton,” J. Pengabdi. Masy. Bhinneka, vol. 1, no. 2, pp. 45–51, 2022, doi: 10.58266/jpmb.v1i2.8.
  5. R. Febriansah, “Pemberdayaan Kelompok Tanaman Obat Keluarga Menuju Keluarga Sehat Di Desa Sumberadi, Mlati, Sleman,” BERDIKARI J. Inov. dan Penerapan Ipteks, vol. 5, no. 2, pp. 80–90, 2017, doi: 10.18196/bdr.5221.
  6. A. Nur, “Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) di Masa Pandemi Covid-19 di Dusun Topore Selatan Desa Topore Kabupaten Mamuju,” J. Pengabdi. Masy. Indones., vol. 1, no. 6, pp. 377–383, 2021, doi: 10.52436/1.jpmi.328.
  7. K. Noor et al., “Sosialisasi Penanaman Bibit Pohon Sebagai Pelindung Mata Air,” Masy. Berdaya dan Inov., vol. 5, no. 1, pp. 80–83, 2024, [Online]. Available: https://www.mayadani.org/index.php/MAYADANI/article/view/171/152
  8. N. Hayati and I. G. Mertha, “Pelatihan Budidaya Sayuran Hidroponik Menggunakan Sistem Wick Sebagai Usaha Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Cenggu,” J. Pengabdi. Magister Pendidik. IPA, vol. 3, no. 2, 2021, doi: 10.29303/jpmpi.v3i2.588.
  9. F. L. Syaiful and S. W. Harni, “Inovasi Teknologi Hidroponik Bagi Masyarakat Di Nagari Sungai Kunyit Kabupaten Solok Selatan,” J. Hilirisasi IPTEKS, vol. 4, no. 1, pp. 37–45, 2021, doi: 10.25077/jhi.v4i1.499.
  10. A. Maulana, W. Khawirian, and N. M. Arditi, “Strategi Pembangunan Desa Melalui Pemanfaatan Lahan Kosong untuk Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Sumberketempa Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember,” JIWAKERTA J. Ilm. Wawasan Kuliah Kerja Nyata, vol. 1, no. 1, pp. 14–21, 2020, doi: 10.32528/jiwakerta.v1i1.3698.
  11. H. Gugule and R. Mesra, “Peran Program Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat (Ppm) Dalam Inovasi Tanaman Coklat Pada Kelompok Tani Di Desa Mopusi Kabupaten Bolaang Mongondow,” JUPE J. Pendidik. Mandala, vol. 7, no. 4, pp. 816–822, 2022, doi: 10.58258/jupe.v7i4.4139.
  12. F. Latumahina, S. Komul, S. A. Watunwotuk, M. Hutuwely, N. Pollatu, and V. Sarimanella, “Gerakan Desa Hijau melalui pembagian bibit tanam bagi warga Di Desa Passo,” Media Abdimas, vol. 2, no. 1, pp. 1–6, 2023, doi: 10.37817/mediaabdimas.v2i1.2659.
  13. R. Rahmawati and B. F. D. Sofia, “Penanaman Pohon untuk Penghijauan di Desa Malaka Kabupaten Lombok Utara,” J. Pengabdi. Inov. Masy. Indones., vol. 2, no. 1, pp. 42–46, 2023, doi: 10.29303/jpimi.v2i1.1915.
  14. A. F. Syah, “Penanaman Mangrove sebagai Upaya Pencegahan Abrasi di Desa Socah,” J. Ilm. Pangabdhi, vol. 6, no. 1, pp. 13–16, 2020, doi: 10.21107/pangabdhi.v6i1.6909.
  15. A. Koswara, D. Yuni Mahruro, R. E. Rokhan, S. Endah Puspita, A. Dyah Kusumastuti, and U. Sahid Surakarta, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penanaman Bibit Tanaman Herbal Dalam Upaya Pemanfaatan Lahan Kosong Di Desa Gagaksipat,” Senriabdi 2022, vol. 2, pp. 607–613, 2022, [Online]. Available: https://jurnal.usahidsolo.ac.id/
  16. B. Gunawan, N. Hidayati, Y. E. Werdini, and D. Winiastri, “Pengembangan tanaman toga agi kesehatan keluarga dan potensi usaha skala rumah tangga,” JPM17 J. Pengabdi. Masy., vol. 8, no. 1, pp. 17–26, 2023, [Online]. Available: https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jpm17/article/view/8498%0Ahttps://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jpm17/article/download/8498/5752