Innovative Technologies and Digital Solutions for Community Development
DOI: 10.21070/ijccd.v14i3.903

Developing a Geospatial Public Facility Navigation Map for Assilulu, Indonesia Using ArcGIS


Mengembangkan Peta Navigasi Fasilitas Publik Geospasial untuk Assilulu, Indonesia Menggunakan ArcGIS

Program Studi Kehutanan, Universitas Pattimura Ambon
Indonesia
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura
Indonesia
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura
Indonesia
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura
Indonesia

(*) Corresponding Author

Geospatial Data Public Facility Navigation Community Engagement ArcGIS, Land Use Planning

Abstract

This study aims to cultivate social responsibility among undergraduates of Pattimura University, Ambon, through the development of a Public Facility Navigation Map for Assilulu, a community in the Maluku Tengah district. Leveraging geographic information system (GIS) software, ArcGIS, the initiative gathered geospatial data through site surveys to obtain coordinates of key public infrastructure. This data was subsequently documented, tested for accuracy using Google Earth, and analyzed using ArcGIS 10.7. The resulting map was printed as banners and strategically placed at community entry points. This project contributes significantly to facilitating easier navigation for newcomers to the community, enabling them to locate important facilities such as government, religious, educational, and healthcare institutions, and tourism sites more efficiently. However, the project acknowledges room for further refinement, such as including additional facilities like agricultural, marine, and market infrastructures, recommending these as directions for future work in improving community navigability and land use planning in Assilulu.
Highlights:

  • Fostering social responsibility via practical community projects.
  • Effective use of ArcGIS and Google Earth for navigation map creation.
  • Identified potential for future map improvements and land use planning.

Keywords: Geospatial Data, Public Facility Navigation, Community Engagement, ArcGIS, Land Use Planning

Pendahuluan

Peta adalah gambaran seluruh atau sebagaian dari permukaan bumi yang diperkecil dalam sebuah bidang datar atau diproyeksikan dalam dua dimensi [1]. Peta digunakan sebagai visualisasi data keruangan (geospatial), yaitu data yang bertepatan dengan lokasi atau atribut dari suatu objek atau fenomena di permukaan bumi [2]. Adapun fungsi kegunaan peta antara lain sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, alat yang membantu dalam kegiatan penelitian. Peta diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, sebagai alat analisis untuk mencari suatu output dari beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpang susun beberapa peta (overlap), dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena dari hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk, peta daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian lahan, peta tataguna lahan dan lain sebagainya [3].

Peta navigasi adalah representasi visual dari area tertentu yang menyediakan informasi tentang fitur geografis, jalan, rute, dan landmark penting [4]. Peta navigasi biasanya menggunakan symbol dan legenda untuk membantu pengguna memahami informasi yang disajikan. Peta navigasi juga berfungsi untuk mempermudah pengunjung dalam mengetahui sarana dan prasarana yang ada di daerah tersebut [5].

ArcGIS merupakan sebuah perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai sistem informasi geografis dan merupakan salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Scince & Research Institute) yang merupakan gabungan fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web [6]. Perangkat lunak ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu: ArcView (Berfungsi sebagai pengelola data komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (berfungsi sebagai editor dari data spasial) dan ArcInfo (Merupakan fitur yang menyediakan fungsi – fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi keperluan analisa dari fitur Geoprocessing) [7].

Negeri ini merupakan Negeri yang berada di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki luas wilayahnya mencapai 19 Km2. Assilulu yaitu sebuah Negeri (istilah lokal untuk desa di Provinsi Maluku) yang berada di pesisir utara Pulau Ambon yang secara geografis terletak pada 03o39’50”-03o42’07,6” BT dan 127o54’00”-127o56’08,5” LS. Batasan batas wilayah yang di miliki Negeri Asilulu adalah sebelah selatan berbatasan dengan wilayah pegunungan Wakasihu, Negeri Alang dan wilayah pegunungan Kecamatamn Teluk Ambon, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Barat, sebelah Timur Berbatasan dengan Dusun Waepula Negeri Ureng, dan Sebelah barat berbatasan dengan Dusun Lai Negeri Larike [8].

Metode

Dalam melaksanakan kegiatan ini, maka dilakukan pembuatan peta navigasi yaitu dengan melakukan survei lokasi sebagai pengambilan titik-titik koordinat, kemudian melakukan dokumentasi pada beberapa tempat yang telah diambil koordinatnya dan akan ditampilkan dalam peta, selanjutnya koordinat tersebut kemudian diplot ke google earth untuk melihat akurasi dari koordinat yang telah diambil pada tiap-tiap lokasi, Setelah melakukan ploting koordinat pada Google Earth, data yang di dapat kemudian diolah menggunakan Software ArcGIS 10.7. Peta yang telah jadi, kemudian di cetak dalam bentuk spanduk yang berukuran A0 (120x80 cm) dan akan dipasang pada lokasi pintu masuk ke Negeri Assilulu dari 2 arah yang berbeda (perbatasan Ureng-Assilulu dan perbatasan Larike-Assilulu).

Hasil dan Pembahasan

Peta navigasi memungkinkan pengguna untuk mengetahui posisi mereka secara akurat dan menemukan jalan terbaik menuju tujuan. Pemahaman yang tepat tentang rute dan kondisi geografis sangatlah penting untuk keamanan dan efisiensi perjalanan. Pembuatan peta ini bertujuan untuk mempermudah pendatang baru dalam mengetahui arah dan mencapai tujuan dalam mengetahui tempat-tempat penting yang ingin dikunjungi seperti sarana pemerintahan, sarana ibadah, sarana Pendidikan, sarana wisata, sarana Kesehatan dan sebagainya.

Figure 1.Pengambilan Titik Koordinat

Berdasarkan figure 1 merupakan proses pengambilan titik koordinat dan pencatataan nama-nama sarana yang akan dijadikan sebagai poin-poin penting dalam pembuatan peta navigasi. Tujuan pengambilan titik koordinat yaitu untuk mengetahui kedudukan suatu titik tertentu pada peta dimana titik tersebut mempertemukan garis vertikal dan garis horizontal pada suatu peta.

Figure 2.Pengambilan Gambar Sarana

Figure 2, yaitu proses pengambilan gambar sarana yang bertujuan untuk menjelaskan lebih akurat terkait sarana-sarana yang akan di input kedalam peta navigasi.

Figure 3.Pengecekan Akurasi Koordinat

Figure 3 merupakan proses ploting koordinat lokasi sarana-sarana pada google earth untuk mengecek tingkat keakuratan tiap-tiap koordinat lokasi.

Figure 4.Pembuatan peta navigasi

Gambar 4 merupakan proses penginputan data-data yang telah didapat secara akurat menggunakan google Earth dan di import datanya ke dalam Software Arcgis 10.7 untuk melakukan proses pembuatan peta navigasi.

Figure 5.Pembuatan Peta Pada Software Arcgis 10.7

Gambar 5 merupakan tampilan peta navigasi yang telah di buat menggunakan Software Arcgis 10.7

Figure 6.Hasil Peta Navigasi Dari Arah Pintu Masuk Assilulu (Perbatasan Larike-Assilulu)

Figure 7.Hasil Peta Navigasi Arah Pintu Masuk Assilulu (Perbatasan Ureng-Assilulu)

Figure 6 dan 7 merupakan hasil layout peta navigasi yang telah jadi dan siap di cetak dengan ukuran kertas A0 (120x80 cm)

Figure 8.Pembuatan Bingkai Peta Navigasi

Figure 8 merupakan proses pembuatan bingkai peta navigasi yang akan di pasang pada dua perbatasan (Ureng Assilulu dan Larike Assilulu).

Figure 9.Pengecetan Bingkai

Figure 9 merupakan proses pengecatan bingkai peta navigasi yang akan di pasang pada dua perbatasan agar terlihat lebih menarik.

Figure 10. Pemasangan Peta Navigasi

Figure 10-11 merupakan proses pemasangan peta navigasi pada bingkai peta yang telah dibuat.

Figure 11.Hasil Pemasangan Peta Navigasi Negeri Assilulu (Perbatasan Ureng-Assilulu)

Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembutan Peta Navigasi Sarana Negeri Assilulu dapat mempermudah pendatang baru dalam mengetahui tempat-tempat penting yang ingin dikunjungi seperti sarana pemerintahan, sarana ibadah, sarana Pendidikan, sarana wisata, sarana Kesehatan dan sebagainya.

Pembuatan peta navigasi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, diharapkan dalam pembuatan peta navigasi berikutnya bisa dibuat dengan lebih detail seperti menampilkan sarana pertanian, sarana kelautan, pasar dan sarana-sarana lain yang belum sempat disurvei oleh kami.

References

  1. Amaru, K., Asdak, C., & Barlia, R. (2013). Penyuluhan Pengenalan Peta dan Identifikasi Potensi Daerah untuk Pembuatan Peta Potensi Desa di Desa Jatimekar dan Desa Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, 2(1), 32-40.
  2. Setyawan, D., Nugraha, A. L., & Sudarsono, B. (2018). Analisis Potensi Desa Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 7(4), 1-7.
  3. Pramono, H. (1987). Peta dan Perlengkapan. Cakrawala Pendidikan, 2(6), 5-13.
  4. Rahmat, D. P., Antoni, D., & Suroyo, H. (2021). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Area Menggunakan ArcGIS. Jurnal Nasional Ilmu Komputer, 2(4), 257-267.
  5. Sendow, T. K., & Longdong, J. (2012). Studi Pemetaan Peta Kota. Jurnal Media Engineering, 2(1), 35-46.
  6. Rimadhani, M. U., Sudarsono, B., & Sasmito, B. (2015). Pembuatan Peta Navigasi Sarana Umum Kota Semarang Sebagai Data Peta Pada GPS Garmin. Map Jurnal Geodesi Undip, 4(1), 53-60.
  7. Prayogo, L. M., & Suspidayanti, L. (2020). Mahir ArcGIS 10. CV. Jendela Sastra Indonesia Press, 1-137.
  8. Subair, Kolopaking, L. M., Adiwibowo, S., & Pranowo, M. B. (2013). Kelembagaan Lokal dan Adaptasi Perubahan Iklim pada Komunitas Nelaya di Pulau Ambon, Maluku. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 26(2), 80-89.