TikTok is a social media application that invites its users to create short videos that are about 15 seconds long accompanied by music, filters, and also several other features. TikTok was created by a Chinese company, namely China ByteDance in 2016. The use of TikTok in children aged 10-12 years is very interesting to be used as research material. This study aims to determine the interpersonal communication of parents to children in limiting the use of the TikTok application in the village of Cemengkalang Sidoarjo. This study has several indicators, namely selective, systemic, unique, processual, and transactional. This research was conducted on five residents of Cemengkalang village, Sidoarjo. Researchers used descriptive qualitative research methods with data collection in the form of in-depth interviews with informants. In this study using the theory of Interpersonal Communication from Julia T. Wood. The data that researchers can show that in limiting the use of TikTok parents participate in accompanying children when playing TikTok this is done so that parents can select the video content that children see when playing TikTok, besides that parents also limit the use of the TikTok application for every day, parents establish close relationships with children and often give messages to children not to play TikTok too often.
Komunikasi yaitu suatu proses penyampaian pesan maupun symbol yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan. Definisi komunikasi sesungguhnya sangat beragam, mendefinisikan komunikasi merupakan hal yang menantang. Komunikasi merupakan sifat dasar yang dilakukan manusia, tanapa kita sadari setiap hari kita pasti melakukan komunikasi baik itu komunikasi verbal maupun non verbal. [1] Menurut Julia T. Wood dalam bukunya yang berjudul komunikasi interpersonal interaksi keseharian, sangatlah sulit untuk mendefinisikan komunikasi interpersonal dikarenakan ada begitu banyak perspektif dalam melihat definisi, namun Julia T. Wood mendefinisikan komunikasi interpersonal dengan membedah makna, dimana “inter” yang berarti antara dan “person” berarti manusia. Dengan demikian secara literal komunikasi interpersonal adalah “communication between people” yang dimkasud oleh Wood dalam bukunya mengenai komunikasi interpersonal bahwa disatu sisi semua komunikasi selalu terjadi diantara orang-orang, namun demikian hanya komunikasi interpersonal yang melibatkan manusia secara pribadi (personally) dalam hal ini bisa dikatakan bahwa komunikasi interpersonal bersifat personal dan bukan impersonal. Sebagian besar komunikasi menurut Julia T. Wood dalam bukunya komunikasi interpersonal interaksi keseharian, menjelaskan sebuah definisi komunikasi interpersonal yang lebih lengkap yaitu adanya indikator transaksi selectif, sistemis, unik, processual, dan transaksional [1].
Menurut McGraw Hill Dictionary media masa merupakan suatu sarana yang mulai dipergunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi serta gagasan dalam sebuah jaringan dan komunikasi [2]. Dalam kehidupan sehari hari media massa atau yang biasanya sering disebut media social memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Seiring dengan berkembangnya teknologi, saat ini banyak masyarakat yang menggunakan media sebagai alat berkomunikasi. Salah satunya yaitu media social yang dapat diakases melalui jaringan internet, Aplikasi media social tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk hiburan, hobi eksis dan lebih condong ke narsis yang sedikit privasi, makan media social dianggap sebagai perantara yang efektif untuk memposting maupun membagikan hal yang diinginkan pengguna. [3] Salah satunya adalah aplikasi TikTok, aplikasi TikTok sendiri merupakan aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk membuat video pendek yang berdurasi sekitar 15 detik dengan disertai music, filter, dan juga beberapa fitur lainnya. Aplikasi TikTok dibuat oleh perusahaan asal Tiongkok yaitu China ByteDance.[4] Menurut KOMINFO batas usia minimum pengguna aplikasi TikTok yaitu minimal 13 tahun, Dirjen Aptika Kementrian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan TikTok menaikkan batas usia minimum pengguna aplikasi TikTok menjadi 13 tahun dari semula 12 tahun.
Banyaknya pengguna aplikasi TikTok pada anak usia sekolah dasar sebagai media hiburan, dapat saja mempengaruhi prestasi belajar dan perubahan kepribadian pada anak. Karena selain sebagai media penghibur penggunaan aplikasi TikTok terus menerus pada anak dapat berdampak negative, oleh sebab itu diperlukannya perhatian khusus bagi para orang tua untuk mengawasi anak sekolah dasar dalam menggunakan aplikasi TikTok[6]. Karena penikmat aplikasi TikTok biasanya merasa candu dan membuat anak menjadi malas dalam belajar dan mengakibatkan penurunan prestasi pada anak, masalah yang menghawatirkan bagi anak saat bermain aplikasi TikTok adalah banyaknya konten-konten dewasa yang seharusnya tidak mereka lihat. Banyak creator yang menampilkan tarian eksotis dengan menggunakan pakaian-pakaian yang kurang pantas untuk dilihat anak dibawah umur. Mengingat bahwa kebijakan aplikasi TikTok dalam pembatasan video untuk anak dibawah umur masih kurang ketat [7]. Peneliti juga melakukan riset sementara pada anak usia 10-12 tahun sebanyak lima puluh anak di Desa Cemengkalang Sidoarjo, dan hasilnya 100% anak di usia 10-12 tahun di desa Cemengkalang Sidoarjo memiliki akun apliaksi TikTok. alasan peneliti menggunakan anak pada usia 10-12tahun karena Pada ini sebagian besar anak akan mengalami pertumbuhan fisik dan prilaku seara signifikan karena akan menuju tahap dewasa, bahkan anak usia 10-12 tahun sudah bisa diajak unuk berdiskusi mengenai peristiwa yang dialami anak pada kehidupan sehari-harinya.
Focus penelitian ini adalah bagaimana komunikasi interpersonal orangtua kepada anak dalam membatasi penggunaan apliaksi TikTok di Desa Cemengkalang Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode pendekatan deskriptif. Bogdan dan Taylor (1975:5) [5] mengemukakan definisi dari metodologi kualitatif yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif baik berupa kata yang tertulis maupun lisan dari orang-orang yang sedang diamati. Penelitian ini menggunakan Teori komunikasi interpersonal dari Julia T. Wood. [1] Julia T. Wood dalam bukunya menjelaskan sebuah definisi komunikasi interpersonal yang lebih lengkap yaitu adanya indicator transaksi selectif, sistemis, unik, processual, dan transaksional. Subjek dalam penelitian ini adalah para orangtua di desa Cemengkalang yang memiliki anak usia 10-12 tahun dan memiliki akun TikTok dan objek dalam penelitian ini adalah anak usia 10-12 tahun di Desa Cemengkalang Sidoarjo yang aktif menggunakan TikTok baik sebagai creator atau hanya sebagai pengguna biasa. Lokasi penelitian ini berada di desa Cemengkalang Sidoarjo. Teknik Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Aplikasi TikTok pertama kali diluncurkan pada bulan September tahun 2016 oleh Zhang Yiming, aplikasi ini diluncurkan dan di produksi oleh perusahaan asal Tiongkok yaitu China Byte Dance. Aplikasi TikTok merupakan platform video pendek didukung dengan music yang merupakan salah satu aplikasi media sosial yang paling populer serta diminati[8]. Aplikasi ini mengajak para penggunanya untuk membuat video pendek yang hanya berdurasi 15 detik dengan disertai music, filter, dan berbagai macam fitur lainnya. [9]Aplikasi TikTok menyuguhkan berbagai macam effect, serta music, diantaranya effect shaking dan shivering yang bisa digunakan pada video dengan electronic music. Selain itu aplikasi ini juga memiliki effect yang bisa mengubah penampilan dengan berbagai macam filter, serta stiker 3D. Cara menggunakan aplikasi ini juga sangat mudah dan bisa diatur semau pengguna sesuai kreativitas masing-masing, aplikasi ini dapat diunduh melalui aplikasi playstore [10].
Supplementary Files
Gambar 1. Logo TikTok
Untuk membatasi penggunaan aplikasi TikTok pada anak orangtua perlu berinteraksi lebih dekat dengan anak, hal ini dilakukan dengan menggunakan komunikasi interpersonal, seperi yang sudah dijelaskan menurut Julia T. Wood definisi komunikasi interpersonal yang lebih lengkap dengan adanya beberapa indikator yaitu:
Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa indikator selectif disini merupakan proses bagaimana orangtua ikut dalam menyeleksi konten video apa yang sebaiknya anak lihat saat bermain TikTok, dan juga mengetahui siapa saja yang anak ikuti pada akun TikTok tersebut. Dalam hal ini para orangtua ikut andil dalam memegang kendali pada akun TikTok anak. Sedangkan indikator sistemis baik dari waktu dan juga latar belakang social, para orangtua selalu memberikan batasan penggunaan aplikasi TikTok, dalam hal ini beragam cara orangtua dalam melakukan pembatasan aplikasi TikTok hal ini juga mempengaruhi latar belakang social masing-masing. Pada indikator unik ini merupak proses berkomunikasi secara unik, setiap hubungan pasti akan memiliki cara unik tersendiri. Dalam proses ini terdapat cara-cara unik bagaimana orangtua melakukan pembatasan dalam penggunaan aplikasi TikTok dengan cara mereka sendiri. Seperti halnya mengajak anak berekreasi ketempat yang bisa mengasah pengetahuan anak, atau dengan menanamkan sikap disiplin serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap waktu. Pada indikator processual merupakan suatu proses ber komunikasi yang baik kepada anak, karena pada indikator ini tidak memiliki awal dan akhir yang pasti, selain itu proses ini juga menjadikan hubungan antara orangtua dan anak menjadi lebih dekat. Para orang tua mencoba agar selalu berkomunikasi dengan anak secara baik agar nantinya mendapatkan respon yang baik dari anak. Pada indikator transaksional merupakan proses dimana orangtua berusaha untuk bertransaksi kepada anak dengan cara selalu memberikan pesan-pesan yang positif untuk tidak terlalu berlebihan dalam menggunakan aplikasi TikTok, para orang tua tentu mencoba yang terbaik dalam berkomunikasi dengan anak karena hasil berkomunikasi ini akan sangat mempengaruhi apa yang akan terjadi dimasa mendatang karena proses komunikasi interpersonal ini bersifat berkelanjutan.