General Background: Instagram has emerged as a significant platform for communication, enabling the dissemination of programs and policies while provoking a range of opinions, discussions, and perceptions among users. Specific Background: This study examines the responses generated by netizens to news content shared on the Instagram account @liputan6, focusing on the nature of their comments in relation to the conveyed messages. Knowledge Gap: While existing literature has explored social media interactions, there is limited research specifically addressing the types of responses elicited by news content on Instagram and how these responses align with established communication theories. Aims: The study aims to analyze netizen responses using the Stimulus-Organism-Response (S-O-R) theory to categorize comments into cognitive, affective, and conative responses. Results: Findings reveal that netizen responses predominantly manifest as cognitive and affective reactions, with a minimal presence of conative responses. The results indicate that inconsistencies between the news content and netizens' pre-existing knowledge and feelings lead to a higher incidence of cognitive and affective comments. Novelty: This research contributes to the understanding of user engagement on social media by elucidating the types of responses elicited by news content.
Highlights:Indonesia saat ini telah merupakan salah satu negara dengan pengguna media sosial terbanyak. Hadirnya sosial media telah mengubah paradigma masyarakat bahwa komunikasi tidak terbatas jarak ruang, dan waktu. Di era pesatnya teknologi ini hadir beragam jenis saluran media komunikasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dengan satu sama lain, media sosial memiliki peran penting dalam membentuk opini publik, menjadi stimuli untuk persepsi berkembang.[1] Media sosial merupakan sarana komunikasi antara satu orang dengan orang lain yang terhubung melalui jaringan internet [2]. Saat ini media sosial merupakan salah satu media sosial yang menjembatani masyarakat untuk terhubung secara virtual melalui internet [3].
Instagram menjadi salah satu media sosial yang saat ini digunakan untuk berkomunikasi, selain itu instagram memiliki banyak kegunaan yaitu untuk menyampaikan program atau kebijakan kepada masyarakat sambil memicu pendapat, diskusi, dan persepsi yang beragam tentang isi pesan. Instagram memiliki fitur seperti live, IGTV, dan reels, Bersama dengan fitur lainnya, pengguna dari Instagram juga dapat membagikan foto atau video rutin mereka atau hal-hal yang mereka sukai agar orang lain dapat melihatnya [4], Tidak hanya itu Instagram sebagai media sosial yang saat ini telah memasuki era media baru dengan menawarkan ruang interaksi di mana orang dapat berbicara dengan banyak orang dalam waktu nyata. [5] Seperti halnya konten berita pada berita jilat es krim oleh oklin fia pada media instagram di akun Liputan 6. Akun instagram @Liputan6 merupakan akun resmi program berita dari kedua instansi, keduanya merupakan salah satu contoh media sosial yang dikelola oleh admin yang terikat dengan instansi atau pemerintah, yang menggunakan instagram sebagai media untuk menyebarluaskan informasi [6], Akun tersebut menyajikan berita yang sudah tayang di stasiun televisi pada program @liputan6, kemudian mengunggahnya melalui foto, video, dan caption pada akun instagram. Informasi yang di unggah adalah informasi tentang peristiwa atau kejadian yang baru saja terjadi. Foto atau video yang diunggah disertai dengan caption yang memberikan penjelasan singkat tentang peristiwa tersebut, caption yang diunggah tetap memperhatikan elemen penting berita, yaitu 5W + 1H. Oleh karena itu, konten berita pada akun instagram tersebut tentunya mengundang banyak persepsi netizen dalam merespons konten berita jilat es krim selebram Oklin Fia.
Selebgram Oklin fia yang baru-baru ini menjadi sorotan dengan konten jilat es krim yang diunggah pada akun Tik-Toknya viral sehingga membuat geram seluruh masyarakat indonesia. konten video tersebut diduga melanggar kesusilaan karena menjilat es krim didepan kemaluan seorang pria sambil memakai hijab. pada tanggal 14 Agustus 2023, Oklin dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat oleh Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) atas dugaan pelanggaran terhadap norma kesusilaan. [7] Oklin Fia memiliki akun Instagram @oklinfia yang sudah mendapat tanda centang biru dan memiliki pengikut lebih dari 387 ribu. ia adalah seorang mahasiswi yang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta Timur. Oklin Fia memulai kariernya sebagai selebgram di akun Instagram dan TikTok pribadinya. Selain aktif di kedua platform tersebut, ia juga aktif membuat konten di kanal Youtube pribadinya, ia menyajikan berbagai jenis konten seperti podcast, vlog, bahkan konten yang berkaitan dengan konten nge-gym. Oklin Fia dikenal dengan gayanya yang unik dan kontrovesial. Ia juga dikenal dengan selebgramnya yang penuh kontroversi karena kontennya. Meskipun berhijab , gaya busananya cenderung ketat dan terkadang terkesan sensual , yang menjadi bahan perdebatan di kalangan netizen.
Dalam konten video jilat es krim yang di posisikan didekat kelamin seorang pria dengan memakai hijab membuat masyarakat menilai tindakannya bertentangan dengan norma agama, dan konten langsung dibanjiri dengan komentar netizen yang menganggap bahwa itu merupakan salah satu bentuk penistaan agama. Karena kontroversi yang terjadi di sekitar fenomena Oklin Fia yang merupakan seorang tiktoker perempuan berhijab, bukan hanya tentang bagaimana konten kreatifnya yang energik dan improvisasi, akan tetapi merambah pada persoalan perempuan sensual mengundang hasrat. [8] Sedangkan konten jilat es krimnya di upload pertama kali di Akun Tik Tok pribadi milik oklin, namun karena konten tersebut viral banyak platform media yang memberitakan konten tersebut, salah satunya pada akun instagram Liputan 6. Tindakan penistaan agama saat ini sangat mudah tersebar di semua media sosial maupun media pemberitaan, oleh karena itu sangat diperlukan penanganan yang bijaksana terhadap kasus-kasus seperti itu. [9]
Pada akun instagram @liputan6 dengan judul berita “MUI SEBUT KONTEN OKLIN FIA JILAT ES KRIM MELANGGAR NORMA AGAMA” yang di unggah tanggal 30 Agustus 2023 dibanjiri respons netizen yang berisi komentar negatif mengenai berita tersebut. 256 komentar dengan berbagai pendapat terhadap tanggapan MUI mengenai kasus oklin. Netizen terlihat geram dengan adanya kasus ini sehingga menimbulkan pro kontra. Ada yang menganggap konten tersebut tidak pantas ditanggapi karena masih banyak kasus mengenai norma Agama yang lebih parah, namun MUI hanya diam dan tidak pernah menanggapi. Ada juga yang menganggap kasus ini perlu penindakan lebih tegas karena berpotensi melanggar moralitas dan diskriminasi agama karena jilbab merupakan identitas Islam.
Figure 1.Komentar netizen pada akun Instagram @Liputan6 [1]
Dalam sebuah konten berita pada setiap media sosial apapun, tidak akan selalu mendapatkan respon yang baik meskipun tujuan dari berita tersebut baik. yang dimana netizen akan terang-terangan dalam menyampaikan suka ataupun ketidaksukaannya. Contoh komentar-komentar netizen pada gambar di atas, dapat kita lihat bahwa tidak semua orang suka dan menerima konten pada pemberitaan di akun instagram liputan 6. Dari pemberitaan pada akun tersebut menimbulkan opini netizen terhadap berita yang mereka baca pada kolom komentar sehingga menimbulkan pro kontra, karena saat ini berita online sendiri menjadi konsumsi berita yang mulai dinikmati oleh netizen secara luas.
Teori Stimulus-Respon menggambarkan proses komunikasi yang sederhana antara media massa dan penerima pesan yaitu khalayak. (teori stimulus-respon) menjelaskan bahwa suatu organisme untuk belajar mengasosiasikan stimulus pertama dengan stimulus lain yang berdekatan, dan kemudian merespons stimulus kedua selaras dengan perilaku sebelumnya yang ditimbulkan oleh stimulus pertama. Stimulus yang diberikan harus mampu meyakinkan organisme atau komunikator, sehingga kualitas stimulus dan organisme menentukan respon apa yang akan terjadi [10]. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda termasuk ketika menanggapi atau merespon sesuatu, hal ini tentunya akan menimbulkan sikap dan perilaku yang tidak semua orang sama pula. Pada tahun 1970 Melvin DeFleur melakukan modifikasi pada Teori Stimulus Respon dengan teorinya yang dikenal sebagai Individual Different theory[11].
Berdasarkan penelitian dari Hafhidah (2024) Berjudul “The Phenomenon of Jilboobs Clothing on Social Media TikTok in PTR Account @OKLINFIA”, dari hasil penelitiannya menjelaskan bahwa @Oklinfia ptr merupakan seorang musisi dan juga seleb tiktok yang menggemparkan dunia media sosial tiktok , pasalnya jika dahulu pakaian jilboob merupakan cara remaja musliman untuk berpenampilan modis namun tetap berhijab, namun pada konten oklinfia busana jilboobs yang digunakan untuk mengundang hasrat seseorang, karena kebanyakan konten dari akun @oklinfia ptr merupakan konten yang bersifat menyimpang ke arah seksual, berpakaian ketat dan transparan sering digunakan oklinfia pada konten nya dan disertai gerakan gerakan seksi yang seharusnya dilakukan oleh kaum muslimah [12].
Alasan saya mengambil judul ini untuk melanjutkan penelitian dari Hafhidah dan Aesthetika, 2024 dengan judul “The Phenomenon of Jilboobs Clothing on Social Media TikTok in PTR Account @OKLINFIA”, dengan melakukan pembaharuan dari jurnal berjudul “Analisis respons Netizen Berita Pelanggaran Norma Agama Pada Konten Jilat es Krim Oklin Fia”, yang dimana keduanya sama-sama membahas tentang Oklin Fia. Namun, pembaharuan yang dibahas pada jurnal saya adalah bagaimana respon netizen terhadap kasus oklin Fia yang berkaitan dengan norma agama mengenai konten jilat es krimnya karena kasus pada jurnal sebelumnya membahas mengenai fenomena penyimpangan berbusana dan tingkah laku yang di lakukan oleh Oklin Fia.
penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif deskripsi dengan teknik pengumpulan data yang terdiri dari dokumentasi, dimana peneliti melakukan penghimpunan terhadap konten pemberitaan Oklin Fia pada akun instagram @liputan6. Kemudian melakukan observasi dengan mengamati isi konten berita untuk mengetahui bagaimana respon netizen pada kolom komentar kedua akun tersebut. Sumber data pada penelitian ini, meliputi : 1) data primer, diperoleh dari unggahan konten di Instagram @liputan 6, dan 2) data sekunder, diperoleh dari sumber-sumber pendukung data primer seperti buku-buku, jurnal, internet, kampus, dan lainnya.
Liputan 6 merupakan portal berita yang terdaftar dan sudah diverifikasi di Dewan Pers indonesia, konten berita yang disajikan tidak hanya melalui media televisi saja, namun juga di tayangkan serta diunggah pada media instagramnya yaitu @Liputan6 yang memiliki 2,3 Juta pengikut dengan berbagai konten berita seperti Politik, Olahraga, Bisnis, Tekno, Showbiz, Health, Lifestyle, Global, Otomotif, Regional hingga Citizen6. Dibawah ini merupakan akun instagram @Liputan6,
Figure 2.Akun Instagram @Liputan6 [1]
Salah satu konten berita yang di unggah pada akun @Liputan6 yang berjudul “MUI SEBUT KONTEN OKLIN FIA JILAT ES KRIM MELANGGAR NORMA AGAMA” yang di unggah tanggal 30 Agustus 2023 menimbulkan berbagai respon netizen terhadap berita tersebut.
Figure 3.Konten berita pada akun Instagram @Liputan6 [2]
Respon dibagi menjadi 3 kategori: Kognitif, Afektif, dan Konatif. Kognitif (kecerdasan) merupakan respon yang erat kaitannya dengan pengetahuan, keterampilan, dan informasi seseorang mengenai suatu hal. Respon ini terjadi ketika orang mempunyai pemahaman atau pendapat yang berbeda. Afektif, yaitu tanggapan yang berhubungan dengan perasaan, sikap dan evaluasi terhadap sesuatu. Respon ini terjadi ketika penonton menyukai sesuatu yang berbeda. Konatif merupakan respon yang didasari oleh perilaku jujur yang mencakup tindakan dan kebiasaan [13]. Faktor terbentuknya respon ada 2 :
1. Faktor internal mengacu pada faktor yang ada dalam diri seseorang atau individu, dan manusia terdiri dari dua elemen yang berbeda: fisik dan mental. Oleh karena itu kedua faktor ini dapat mempengaruhi respon setiap individu terhadap suatu stimulus.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di lingkungan. Faktor ini bersifat stimulus, dan faktor ini mengacu pada suatu objek yang menimbulkan stimulus atau rangsangan terhadap alat indera. Respon akan muncul ketika menunjukkan perilaku dan kebiasaan serupa yang berkaitan dengan perilaku di dunia nyata, seperti tindakan dan kebiasaan. Adapun penelitian yang dilakukan pada akun instagram @liputan6, penulis menemukan 257 respon yang diberikan oleh netizen dalam bentuk komentar, baik itu komentar positif maupun negatif. Seperti contoh komentar-komentar yang ada pada tabel dibawah ini,
Efek dari respon kognitif berkaitan dengan pikiran ataupun penalaran seorang netizen sehingga dapat memahami dengan jelas pada pesan yang dimaksud. Contoh komentar kognitif :
Figure 4.Respon Kognitif
Sedangkan efek dari respon afektif yaitu yang berkaitan dengan sebuah perasaan, yang dimana ketika netizen membaca ataupun melihat sebuah pesan tersebut, ia akan merasa sedih, senang, marah atau kecewa. Contoh komentar afektif :
Figure 5.Respon Afektif
Dan yang terakhir efek dari respon konatif yaitu berkaitan dengan suatu tindakan, Pada respon ini peneliti hanya menemukan 1 komentar saja, Contoh komentar konatif :
Figure 6. Respon Konatif
Respon yang diberikan oleh netizen terhadap berita pada akun instagram @Liputan6 yang berjudul “MUI SEBUT KONTEN OKLIN FIA JILAT ES KRIM MELANGGAR NORMA AGAMA” membentuk ketiga respon yaitu respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif. Seperti yang sudah dijelaskan beberapa contoh respon pada tabel diatas yang berisi mengenai pendapat, kritikan yang menggambarkan pandangan, pengetahuan, emosi, dan suatu keinginan netizen setelah melihat konten berita pada akun instagram @Liputan6.
Pada penelitian ini, dari sekian banyak komentar yang diberikan oleh netizen. penulis menemukan bahwa netizen lebih cenderung memberikan komentar yang mengarah pada respon afektif dan kognitif, dan hanya menemukan respon konatif pada 1 akun saja. Banyaknya hal yang dianggap tidak sesuai dengan pengetahuan dan perasaan netizen membuat respon kognitif dan afektif lebih banyak diberikan dikolom komentar. Dimana komentar tersebut mencakup mengenai pengetahuan, pemahaman, emosional, dan partisipasi serta komentar provokasi antara netizen satu dengan yang lainnya. Dari 256 komentar pada akun instagram @Liputan6, komentar bersifat negatif lebih mendominasi dibandingkan dengan komentar yang bersifat positif. Dimana netizen terlihat geram dengan konten OklinFia yang dianggap kurang baik serta tidak layak untuk dipertontonkan karena tidak sesuai dengan norma dan etika.
Adapun stimulus dalam berita ini berupa pesan-pesan berbentuk informasi terkait dengn berita oklin jilat es krim yang di unggah di media instagram @Liputan6 ini tersampaikan kepada netizen yang beperan sebagai organisme, yang dimana berita tersebut memang benar adanya. Berbagai respon yang ditimbulkan oleh organisme (netizen) berupa komentar positive dan negative, seperti asumsi pada teori ini, dimana respon akan timbul apabila penyampaian pesan dapat berlangsung baik karena adanya stimulus yang diberikan oleh komunikator. [14]
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa konten berita tentang jilat es krim Oklin Fia di akun instagram @Liputan6, mendapatkan banyak komentar dari netizen berupa tanggapan kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman netizen. Respon afektif yang kedua adalah yang berkaitan dengan perasaan dan emosi netizen, seperti kesukaan ataupun ketidakpuasan yang mereka ungkapkan melalui komentar. Dan yang berikutnya yaitu respon konatif, yang dimana ini merujuk pada keinginan atau motivasi untuk melakukan sesuatu setelah melihat apa yang sudah dilihat. Dari ketiga respon tersebut, netizen lebih cenderung memberikan respon kognitif dan afektif daripada respon konatif. Komentar yang diberikan oleh netizen kebanyakan berkaitan dengan dengan pengetahuan, perasaan dan tindakan netizen. Sejalan dengan teori stimulus, dimana suatu respon akan terjadi apabila stimulus yang diberikan kepada organisme dapat menimbulkan respons. [15]