Cultural Studies and Community Development
DOI: 10.21070/ijccd.v16i1.1154

Innovation of Moringa Leaves as Natural Resources of Ketimang Village, Wonoayu Sidoarjo, into a Health-Beneficial Tea


Inovasi Daun Kelor Sebagai Sumber Daya Alam Desa Ketimang Wonoayu Sidoarjo Menjadi Minuman Teh Yang Kaya Akan Khasiat

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Moringa leaves health benefits MSMEs community service entrepreneurship

Abstract

Education is a critical determinant of successful development across economic, social, and cultural dimensions. In parallel, entrepreneurship plays a significant role in regional advancement, particularly within Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs). Despite the nutritional benefits of Moringa leaves, there is limited awareness among MSME actors regarding their potential applications in health-focused products. This community service program aims to enhance the competencies of MSME entrepreneurs in Ketimang Village by promoting Moringa leaves as a health-beneficial tea. Implementation involved a series of activities, including a location survey, problem formulation, execution, and monitoring, culminating in the development of a community service journal. The outreach efforts led to a marked increase in public awareness about the health benefits of Moringa leaves, particularly in tea form. This initiative uniquely combines educational elements with practical processing methods for Moringa leaves, fostering innovation among local entrepreneurs. The findings underscore the potential of Moringa leaves as a valuable resource for health promotion and entrepreneurial development, suggesting that similar programs could further empower MSMEs while enhancing community health awareness.

Highlights:

  • Increased awareness of Moringa leaves' health benefits among MSME entrepreneurs.
  • Utilized a systematic implementation approach, including surveys and evaluations.
  • Fostered innovation by providing practical methods for processing Moringa into tea.

Keywords: Moringa leaves, health benefits, MSMEs, community service, entrepreneurship

Pendahuluan

Desa Ketimang, yang terletak di tengah pesona alam yang memukau, menyimpan kekayaan budaya dan tradisi yang kental, menjadikannya salah satu destinasi menarik untuk dijelajahi. Kegiatan kami kali ini akan membantu meningkatkan potensi Desa Ketimang dalam pengelolaan produk UMKM[1][2]. Salah satu kekayaan alam di Desa Ketimang adalah banyaknya pohon daun kelor yang tumbuh subur[3]. Pohon ini dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan dan sering digunakan oleh masyarakat setempat sebagai obat tradisional maupun makanan sehari-hari. Salah satu jenis tanaman tropis, tanaman kelor (Moringa Oleifera) telah lama tumbuh dan berkembang di wilayah tropis seperti Indonesia.Tanaman kelor masih sangat jarang digunakan saat ini. Daun kelor biasanya digunakan sebagai pelengkap dalam hidangan sehari-hari, tetapi ada juga yang menggunakannya sebagai obat alami dengan merebusnya dan minum airnya, atau sebagai pakan ternak[4].

Kandungan asam amino seperti aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan metionin dapat ditemukan dalam daun kelor. Seluruh bagian pohon kelor, mulai dari daun, buah, biji, bunga, kulit, batang, dan akar, memiliki manfaat yang luar biasa. Daun pohon kelor telah menarik perhatian karena potensi manfaatnya untuk membuat teh. Pembuatan teh yang berbahan alami ini terbuat dari daun kelor, Karena daun kelor memiliki banyak manfaat kesehatan yang baik untuk tubuh, edukasi tentang pembuatan teh alami dari daun kelor diberikan secara langsung. Selain itu, transfer IPTEK ke MITRA tempat pengabdian dilakukan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat[5].

Potensi lokal yang dimiliki oleh Desa Ketimang dilakukan dengan pengabdian melalui masyarakat. Sosialisasi hingga pendampingan pembuatan inovasi tanaman kelor menjadi teh dilaksanakan dalam pengabdian ini. Dari manfaat tersebut, kami berusaha memanfaatkan daun kelor menjadi minuman kelor celup untuk kesehatan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat. Selain melakukan pengabdian, kami juga bekerja sama dengan mitra lain untuk memastikan bahwa usaha dalam pemanfaatan daun kelor menjadi minuman kelor celup untuk kesehatan dapat bertahan lama. Untuk mencapai hal ini, diperlukan sumber daya yang memadai[6].

Analisis GAP menunjukkan beberapa kelemahan dan kesenjangan signifikan terkait tanaman kelor (Moringa oleifera). Pertama, dalam hal ketersediaan pengetahuan, meskipun banyak penelitian mengungkapkan manfaat gizi dan potensi medis daun kelor, petani dan masyarakat umum masih kurang memahami cara optimal untuk membudidayakan dan memanfaatkan tanaman ini. Pengetahuan praktis mengenai teknik budidaya, pengelolaan, dan pemanfaatan maksimal dari seluruh bagian tanaman kelor juga masih terbatas[7].

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya, tim KKN-T berencana untuk mengadakan sosialisasi mengenai inovasi pemanfaatan daun kelor sebagai alternatif pembuatan teh untuk mendidik dan meningkatkan pengetahuan tentang manfaatnya bagi sistem kekebalan tubuh hingga meningkatkan kesehatan kulit[8].

Metode

Metode penjelasan, diskusi dan praktik digunakan dalam pengabdian masyarakat melalui KKN-T ini. Dalam metode penjelasan, materi disampaikan secara langsung kepada pelaku UMKM. Materi yang disampaikan meliputi pengertian, tujuan, manfaat. Pelaksanaan pengabdian terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang meliputi survey lokasi, perumusan masalah, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi, hingga dilanjutkan dengan pembuatan luaran berupa artikel jurnal abdimas[9].

Dalam penelitian ini, desain studi kasus digunakan untuk mempelajari proses inovasi dalam pengolahan daun kelor menjadi teh di Desa ketimang, Kabupaten Sidoarjo. Tempat penelitian dipilih karena banyaknya potensi kelor yang belum dimanfaatkan masyarakat setempat. Penelitian akan berlangsung dari Mei hingga Juli 2024. Anggota UMKM yang bergerak di bidang pengolahan daun kelor, masyarakat lokal, dan mahasiswa KKN-T yang mengikuti kegiatan pengabdian adalah subjek penelitian[10].

Pengumpulan data melalui wawancara mendalam turut dilakukan dengan beberapa narasumber, yakni pengurus UMKM dan masyarakat sekitar desa. Pendapat dan pengalaman narasumber tentang inovasi produk teh dari daun kelor adalah tujuan dari pelaksanaan wawancara. Selain itu, observasi partisipatif dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang proses produksi teh. Studi dokumentasi juga diperlukan untuk mengumpulkan data sekunder tentang UMKM, produksi, dan informasi kesehatan terkait daun kelor dan produk olahannya. Analisis data dilakukan dengan melakukan uji coba demonstrasi, termasuk transkripsi wawancara untuk menentukan tema utama dan menyusun tema baru untuk memahami dampak daun kelor pengolahannya pada UMKM.

Hasil dan Pembahasan

Identifikasi Dengan Pendekatan Pelaku UMKM

Tim KKN-T Universitas Muhammadiyah Sidoarjo melakukan pendekatan dengan Pengurus Ranting Muhammadiyah di Desa Ketimang untuk menganalisis peluang dan tantangan yang ada seperti sumber daya manusia, dan lingkungan. Mahasiswa KKN-T berusaha membuat inovasi terbaru teh daun helor yang merupakan sumber daya alam Desa Ketimang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan para UMKM setempat dan berharap produk yang dibuat oleh KKN-T dapat diteruskan dan dikembangkan sehingga Desa Ketimang memiliki produk khas sendiri. Selain itu, inovasi teh kelor juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keuangan setiap kepala rumah tangga dalam upaya mendukung kegiatan pengembangan masyarakat meskipun dalam skala yang belum besar. Desa Ketimang merupakan desa yang padat kawasan pemukiman penduduk, sehingga peluang besar untuk berbisnis menjadi hal yang meyakinkan[11].

Perencanaan Kegiatan

1. Persiapan bahan dan alat

Pada tahap ini kami melakukan persiapan baik pada bahan pembuatan teh kelor maupun bahan materi yang akan disampaikan. Persiapan peralatan, lokasi, dan trial error pembuatan teh kelor juga turut kami siapkan guna mencapai hasil kegiatan yang diinginkan. Beberapa bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan teh kelor ini adalah sebagai berikut :

Bahan :

  1. Daun kelor segar sebanyak 500 gram yang telah dikeringkan dalam suhu ruang selama 7 hari dan telah dihaluskan
  2. Air panas
  3. Madu (opsional)

Peralatan :

  1. Nampan
  2. Kain hitam
  3. Kantong teh 30 biji
  4. Panci
  5. Sendok
  6. Kompor
  7. Gelas plastik

2. Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan kami laksanakan melalui metode demo dengan mengundang masyarakat setempat. Lokasi pelaksanaan kami tempatkan di halaman TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Ketimang. Terlebih dahulu kami menjelaskan sejarah dan manfaat teh daun kelor yang digunakan dalam inovasi minuman kesehatan[12]. Pentingnya menjaga kesehatan hingga cara terbaik dalam konsumsi minuman teh turut kami sampaikan dalam demo. Selanjutnya adalah praktik langsung pembuatan teh daun kelor. Dalam praktiknya kami telah menyiapkan bahan daun kelor kering beserta cara pembuatan yang dirincikan sebagai berikut :

  1. Siapkan kantong teh yang sudah diisi bubuk daun kelor
  2. Masukkan ke dalam gelas
  3. Tuang air panas ke dalam gelas
  4. Teh daun kelor siap untuk dinikmati

Figure 1.

Hasil Kegiatan

Hasil dari sosialisasi bersama Pengurus Ranting Muhammadiyah dan pelaku UMKM di Desa Ketimang meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat kesehatan Daun Kelor khusunya dalam bentuk teh. Melalui sosialisasi ini, membahsa satu per satu terkait pengelolahan Daun Kelor menjadi teh. Masyarakat memahami bahwa teh daun kelor kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta menjaga kesehatan jantung dan pencegahan stunting[13]. Sosialisasi ini juga berhasil memperkenalkan metode pengolahan yang tepat. Mulai dari pemetikan daun, pengeringan, hingga penyajian, sehingga Masyarakat dapat memproduksi the daun kelor sendiri. Selain manfaat kesehatannya, peserta juga mulai melihat potensi ekonomi dari produk ini, dengan banyak yang tertarik untuk mengembangkan usaha kecil berbasis teh daun kelor sebagai produk unggulan lokal. Kegiatan ini juga membuka ruang diskusi mengenai pengemasan, dan peluang ekspor teh daun kelor ke pasar yang lebih luas[14].

Dari segi ekonomi, sosialisasi ini berhasil membuka wawasan masyarakat tentang potensi teh daun kelor sebagai produk lokal bernilai jual tinggi. Beberapa peserta langsung tertarik untuk memulai usaha mikro, dengan fokus pada kemasan teh dalam bentuk celup dan bubuk, menggunakan bahan kemasan yang ramah lingkungan dan tahan lama. Para peserta juga dibekali informasi terkait standar keamanan pangan dan sertifikasi produk, yang sangat penting jika ingin menembus pasar yang lebih luas, termasuk peluang ekspor. Setelah mendengarkan penjelasan para pemateri , para peserta senang karena mereka belajar banyak hal baru dari diskusi. Setelah diskusi berakhir, topik berikutnya adalah pengolahan kelor untuk menjadi bahan pangan inventif. Dengan hasil ini, masyarakat tidak hanya mampu mengonsumsi produk teh daun kelor sendiri, tetapi juga berpeluang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian lokal[15].

Figure 2.

Kesimpulan

Pembuatan teh dari daun kelor yang kaya akan khasiat sebagai sumber daya alam di Desa Ketimang, Wonoayu, Sidoarjo, merupakan terobosan yang menguntungkan dari segi kesehatan dan ekonomi. Ada banyak nutrisi hebat di daun kelor, termasuk antioksidan, vitamin, mineral, dan asam amino esensial yang baik untuk kesehatan tubuh. Proses membuat teh dari daun kelor memaksimalkan potensi lokal dan memberikan produk bernilai tambah untuk desa. Selain itu, penggunaan daun kelor sebagai teh herbal mendukung tren konsumsi produk alami di kalangan masyarakat modern yang peduli akan kesehatan.

Ucapan Terima Kasih

Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Sidoarjo karena telah mendukung kegiatan pengabdian masyarakat ini , serta kepada dosen pembimbingan lapangan ibu Herlinda Maya Kumala Sari yang telah membimbing dan mensuport dalam kegiatan dan penyusunan jurnal ilmiah . Saya juga berterima kasih kepada Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah karena telah membantu menjalankan kegiatan ini dengan baik.

References

  1. S. Mahripa and A. Dewi, “Inovasi Tanaman Kelor Menjadi Teh Celup Sebagai Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Lokal Desa Sukaharja,” ALMUJTAMAE: Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 3, no. 1, pp. 26–33, Apr. 2023, doi: 10.30997/almujtamae.v3i1.7113.
  2. ; Jurnal Wahyu Aris Setyawan, S. Studi, and D. Ekonomi, “IMPLEMENTASI INOVASI BARU,” 2021.
  3. I. Alawiah, D. Rochdiani, and D. Lukman Hakim, “RENTABILITAS DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA AGROINDUSTRI TEH CELUP DAUN KELOR (Studi Kasus di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya).”
  4. Y. K. Sari et al., “Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Alternatif Pembuatan Teh,” Jurnal Masyarakat Madani Indonesia, vol. 3, no. 3, Jul. 2024, doi: 10.59025/nct6cf19.
  5. S. Kabupaten et al., “Seandanan: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Pemanfaatan Daun Kelor bagi Pencegahan Stunting di Desa History Artikel,” vol. 3, 2023, [Online]. Available: http://seandanan.fisip.unila.ac.id/index.php/seandanan/
  6. “216-Article Text-516-2-10-20200128”.
  7. L. Diana, S. Nor, A. Kumaeroh, I. Syalima, and U. Tidar, “ABDIPRAJA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) History Artikel,” vol. 1, no. 1, 2020.
  8. S. Kabupaten et al., “Seandanan: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Pemanfaatan Daun Kelor bagi Pencegahan Stunting di Desa History Artikel,” vol. 3, 2023, [Online]. Available: http://seandanan.fisip.unila.ac.id/index.php/seandanan/
  9. “827-Article Text-5040-1-10-20230310”.
  10. S. Mahripa and A. Dewi, "Inovasi tanaman kelor menjadi teh celup sebagai optimalisasi pemanfaatan potensi lokal Desa Sukaharja," ALMUJTAMAE: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2023.
  11. A. Sanggrangbano, "Kajian implementasi otonomi khusus di Provinsi Papua dalam perspektif ekonomi kelembagaan baru (New Institutional Economics)," Jurnal Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan, 2022.
  12. I. Alawiah, D. Rochdiani, and D. L. Hakim, "Rentabilitas dan penyerapan tenaga kerja agroindustri teh celup daun kelor: Studi kasus di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya," Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 2019.
  13. Y. Kurnia Sari et al., "Pemanfaatan daun kelor (Moringa oleifera) sebagai alternatif pembuatan teh," Jurnal Masyarakat Madani Indonesia, 2024.
  14. T. Moedjiherwati, M. Octavianti, A. Handriati, and B. Handayani, "Pemanfaatan daun kelor bagi pencegahan stunting di Desa Surianeun Kabupaten Pandeglang," Seandanan: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 2023.
  15. "Pemanfaatan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dalam meningkatkan berat badan balita," Jurnal Kesehatan Madani Medika, 2020.