Background: Effective communication is vital for group dynamics within communities, particularly in business networks. Specific Background: This study focuses on the communication practices of the Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) community. Knowledge Gap: While prior research exists, the dynamics of information sharing in such informal settings have not been thoroughly examined. Aims: The research aimed to analyze communication dynamics within an MSME community and identify factors affecting interaction. Results: Findings indicate that informal interactions strengthen relationships and enhance partnership potential, yet information sharing remains limited, with only a few members actively disseminating business-related news. Novelty: This study emphasizes the significance of informal communication in building relationships while highlighting the need for improved information dissemination. Implications: Recommendations include fostering a more flexible communication environment to enhance collaboration and information exchange within MSME communities.
Highlights :
Keywords: communication, MSMEs, information sharing, community dynamics, partnerships
Adanya kegiatan usaha di tengah masyarakat saat ini merupakan fenomena yang terbentuk dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan secara mandiri. Dalam memenuhi kebutuhan masyakarat, maka perlu adanya lapangan kerja yang dapat memanfaatkan potensi sumberdaya manusia secara optimal. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah satu dari banyaknya sektor usaha yang peranannya cukup besar dalam peningkatan ekonomi, baik dari kontribusi pada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) maupun penyerapan tenaga kerja . Adanya UMKM telah terbukti sebagai penyumbang lapangan kerja di Indonesia. Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia menyebutkan bahwa sektor UMKM memiliki kontribusi terhadap Produk Domestic Bruto (PDB) mencapai 61% dan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 97%. UMSIDA Preprints Server dikelola oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada dasarnya merupakan suatu kegiatan usaha yang dikelola oleh individu atau kelompok dalam skala kecil. Kebanyakan dari UMKM merupakan usaha yang berbentuk padat karya, sehingga dapat terjadi penyerapan tenaga kerja yang sangat besar. Melihat kontribusi UMKM pada perekonomian nasional, menunjukkan bahwa potensi yang dimiiliki UMKM perlu dikembangkan agar dapat berkontribusi lebih besar lagi untuk peningkatan perekonomian Negara Indonesia. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) termasuk dalam prioritas pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah, hal ini karena UMKM telah berkontribusi terhadap peningkatan perekonomianSalah satu upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sektor UMKM yaitu dengan mendorong adanya peningkatan kerjasama antara UMKM dengan pelaku usaha besar melalui skema Kemitraan.
Di era sekarang, komunitas UMKM berperan penting dalam pengembangan dan pemberdayaan para pelaku usaha. Kertajaya Hermawan (2008) pada menjelaskan bahwa komunitas merupakan sekumpulan orang yang berkelompok karena memiliki rasa saling peduli antara satu sama lain yang dimana terjadi relasi antar pribadi karena adanya kesamaan interest. Dalam menjalankan sebuah komunitas, terjadi proses komunikasi yang di dalam ilmu komunikasi disebut dengan Komunikasi Kelompok. Menurut Curtis & Floyd, dan Winsor dalam Komunikasi Kelompok adalah sesuatu yang terjadi karena tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya dibawah arahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan bersama. Pada dasarnya komunikasi merupakan kebutuhan dasar dari manusia yang dimana dalam memenuhi hajat hidupnya harus melakukan interaksi Bungin (2021:274) dalam menjelaskan adanya komunikasi dalam kelompok dicerminkan dari fungsi yang akan dilaksanakan. Fungsi - fungsi tersebut adalah
a. Fungsi Hubungan Sosial
Komunikasi Kelompok memiliki fungsi sebagai tempat untuk menjalin hubungan sosial. Fungsi ini menunjukkan tentang bagaimana sebuah kelompok merawat dan memantapkan hubungan sosial dan melakukan kegiatan yang bersifat informal untuk membangun solidaritas antar anggota.
b. Fungsi Pendidikan
Komunikasi Kelompok memiliki fungsi pendidikan yang dimana dalam kelompok setiap anggota melakukan pertukaran informasi secara formal maupun informal. Kegiatan seperti itu dalam kelompok tentu menambah pengetahuan antar sesama anggota
c. Fungsi Persuasi
Komunikasi Kelompok memilik fungsi persuasi dimana setiap anggota dalam kelompok berupaya untuk mempengaruhi anggota lainnya agar terlibat dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh sebuah kelompok.
d. Fungsi Problem Solving
Komunikasi Kelompok memiliki fungsi dalam upaya penyelesaian masalah. Kegiatan yang terjadi dalam kelompok mencerminkan cara untuk memecahkan persoalan dan menciptakan suatu keputusan. Banyak ditemukan bahwa seseorang tidak mampu melakukan penyelesaian masalah yang dimiliki secara mandiri, karena itu ia menggunakan kelompok sebagai sarana memecahkan masalahnya. Kondisi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi kelompok berfungsi sebagai upaya penyelesaian masalah.
Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo merupakan salah satu komunitas yang yang terbentuk karena adanya kesamaan interest dibidang usaha baik dalam skala mikro, kecil atau menengah. Sebelum adanya komunitas ini, para pelaku UMKM di kecamatan Sidoarjo mengalami beberapa hambatan dalam pengembangan usaha mereka, seperti kurangnya pelatihan kewirausahaan, sulitnya akses permodalan, kurangnya bimbingan dalam menjalankan usaha, dan dan sulitnya memperluas akses pasar. Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo menjadi solusi bagi para pelaku UMKM di Kecamatan Sidoarjo untuk mengembangkan potensi usaha mereka. Hadirnya sebuah komunitas UMKM juga menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk melakukan kemitraan usaha dengan sesama anggota kelompok. Konsep kemitraan usaha merupakan bentuk kerjasama dan kolaborasi usaha yang bertujuan untuk saling mendapat keuntungan diantara keduanya atau lebih.
Penelitian menyatakan bahwa komunikasi kelompok dapat berjalan optimal jika rutin melakukan kegiatan dalam upaya meningkatkan interaksi antar anggota. Penelitian menyatakan bahwa agenda pertemuan antar anggota kelompok menjadi penting dalam proses komunikasi kelompok. Penelitian menjelaskan bahwa komunikasi kelompok dapat meningkatkan kerjasama tim jika ada kesamaan visi antar anggota dan komunikasi yang terjadi bersifat membangun. seHal ini sejalan dengan pendapat Soekanto bahwa interaksi sosial dalam kelompok bersifat asosiatif dimana terjadi kerjasama sebagai bentuk dari proses interaksi sosial.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teori Pertukaran Sosial ( Social Exchange Theory ) yang dimana berfokus pada keterikatan hubungan yang terjalin dan berlangsung hingga sebuah hubungan itu berakhir dengan sendiri. Teori ini dikemukakan oleh George C. Homans pada tahun 1961. Homans menjelaskan bahwa pertukaran sosial tidak hanya dalam bentuk materi, melainkan juga melibatkan pertukaran berbentuk non materi yang lazimnya terjadi dalam sebuah proses hubungan sosial . Teori pertukaran sosial menjelaskan bagaimana hubungan manusia terjadi dengan melihat banyaknya variasi keuntungan yang ada untuk mempertahankan stabilitas dalam menjalin sebuah hubungan . Johnson (1999) mengoperasionalkan teori pertukaran sosial ke dalam konsep strategi kemitraan yaitu ketergantungan (dependency), fleksibilitas (flexibility), kualitas hubungan (relation quality) dan penyebaran informasi (information sharing) . Kemitraan sendiri merupakan strategi bisnis dalam bentuk hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih yang bertujuan untuk mencari keuntungan diantara semua pihak . Kemitraan usaha sendiri dirancang sebagai upaya untuk pemberdayaan dan pengembangan umkm
Berdasarkan dari pemaparan diatas, Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana peran Komunikasi Kelompok Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo sebagai upaya meningkatkan kemitraan usaha”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk komunikasi kelompok Komunitas UMKM Sidoarjo dalam upaya meningkatkan kemitraan usaha.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai yang dimana penelitian ini melihat hubungan antar variabel pada objek yang diteliti bersifat saling mempengaruhi. Bogdan dan Taylor dalam [4] menyebut bahwa penelitian kualitatif merupakan penenelitian yang menghasilkan data secara deskriptif berupa tulisan yang berasal dari lisan atau orang yang menjadi objek penelitian. Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Sidoarjo pada Januari 2024. Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah anggota komunitas UMKM kecamatan Sidoarjo. Objek pada penelitian ini adalah komunikasi kelompok yang terjadi didalam komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo. Teknik pengumpulan data data diperoleh dengan cara melakukan wawancara pada tiga orang informan yang memiliki kompetensi untuk memenuhi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Informan yang dipilih merupakan ketua Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, Sekeretaris dan satu anggota sebagai berikut:
Penulis penanggung jawab atau penulis korespondensi atau corresponding author harus ditandai dengan tanda asterisk diikuti tanda koma “*)”. Di bagian kiri bawah halaman pertama harus dituliskan tanda Penulis Korespondensi atau Corresponding Author dan dituliskan pula alamat emailnya (lihat contoh). Komunikasi tentang revisi artikel dan keputusan akhir hanya akan disampaikan melalui email penulis korespondensi.
No | Nama | Usia | Jabatan |
1 | IY | 42 Tahun | Ketua Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo |
2 | SM | 35 Tahun | Sekretaris |
3 | RN | 40 Tahu | Anggota |
Data yang terkumpul dari hasil wawancara kemudian dianalisis dengan melalui tiga tahapan, yaitu pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahapan ini disebut dengan istilah interactive model yang didalamnya terjadi reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan atau verifikasi.
Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang pengembangan dan pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Komunitas ini terletak di wilayah Kecamatan Sidoarjo. Hadirnya komunitas ini telah memberikan angin segar pada para pelaku umkm khususnya di wilayah Kecamatan Sidoarjo untuk mengembangkan usaha yang dijalani. Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam dan observasi terhadap 3 orang informan. 1 orang sebagai inisiator komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, 2 diantaranya adalah anggota Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo. Key informan pada penelitian ini adalah IY, selaku ketua komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo.
1. Motivasi Bergabung dengan Komunitas Motivasi merupakan dorongan dari internal atau eksternal dari seseorang yang ditunjukkan dengan adanya minat, dorongan untuk memenuhi kebutuhan, dan keinginan untuk menggapai cita-cita. Factor internal yang memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu adalah motif untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat primer demi keberlangsungan hidupnya. Dalam konteks komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, motivasi anggota untuk bergabung adalah untuk menggapai cita-cita yaitu usaha yang mereka jalani dapat berkembang lebih pesat sehingga dapat memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini didukung dengan pernyataan informan IY terkait motivasi bergabung dengan Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo. IY menjelaskan bahwa alasan dia bergabung dengan komunitas ini adalah untuk mengembangkan usaha ia miliki, selain itu dia ingin menambah relasi bisnis agar dapat melakukan kemitraan.
” Karena saya ingin mengembangkan usaha yang saya jalankan, selain itu saya juga ingin menambah relasi bisnis baru agar bisa saya ajak kerjasama.”
Informan SM selaku sekretaris Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo juga menjelaskan alasannya bergabung dengan Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo karena pada awal melakukan usaha, ia kesulitan dalam mengembangkan usahanya, sehingga ia memutuskan untuk bergabung dengan komunitas ini agar mendapatkan pengetahuan tentang pengembangan usaha.
“ Karena memang dari awal saya kebingungan dalam mengembangkan usaha saya, jadi saya memilih untuk bergabung dengan komunitas ini.”
Informan RN selaku anggota Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo menekankan motivasi ia bergabung dengan Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo antara lain untuk menambah wawasan tentang dunia usaha dan ingin menambah mitra usaha baru.
“ Saya ingin menambah wawasan bisnis saya mas, selain itu saya juga itu saya juga pingin nambah mitra usaha mas. “
Pendapat yang dikemukakan oleh ketiga informan menjelaskan bahwa motivasi para informan bergabung dengan Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo adalah keinginan untuk mengembangkan usaha serta untuk mendapat mitra bisnis baru. Hal ini menunjukkan bahwa adanya proses interaksi dalam komunikasi kelompok memotivasi seseorang bergabung dengan sebuah komunitas. Interaksi yang terjadi didalam kelompok berperan dalam peningkatan kerjasama yang terjadi antar anggota. Dari perspektif teori pertukaran sosial, motivasi anggota komunitas dari bergabung dengan adalah untuk mendapat keuntungan dari sebuah interaksi berupa usaha yang dijalani berkembang dan mendapat mitra baru dalam berbisnis.
2. Keuntungan Bergabung dengan Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo
Keuntungan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang ketika melakukan komunikasi didalam kelompok. Di mata masyarakat, suatu keuntungan dapat dilihat dari meningkatnya kesejahteraan seseorang. Dalam konteks Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, keuntungan dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan anggota dalam menjalankan suatu usaha. Terkait dengan keuntungan yang telah didapatkan setelah bergabung dengan Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, informan IY mengatakan bahwa keuntungan yang didapat cukup bervariasi, seperti pendampingan usaha, pelatihan, dan banyak kerjasama dengan sesama anggota.
“ Manfaat yang saya dapat sejak bergabung di komunitas ini cukup banyak mas, seperti fasilitas pelatihan, pendampingan usaha, banyak kerjasama dengan sesama anggota.”
Informan SM selaku sekretaris Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo juga mengatakan keuntungan yang didapat setelah bergabung adalah peningkatan pengetahuan manajemen usaha, dan juga dapat teman sharing baru mengenai dunia usaha.
“ Tentunya ada mas, karena di komunitas umkm kecamatan sidoarjo ini saya banyak mendapat ilmu baru mengenai manajemen usaha. Saya juga senang mas karena bisa sharing dengan anggota lain tentang hal-hal yang baru di dunia usaha.”
Informan RN selaku anggota Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo juga menungkapakan keuntungan yang didapat setelah bergabung adalah peningkatan kemampuan dalam menjalankan usaha lebih baik lagi dan dapat berbagi informasi dengan anggota lain.
“ Kalau saya mas merasa lebih bisa menjalankan usaha saya lebih baik lagi dan juga saya bisa berbagi informasi tentang dunia usaha ke orang lain.”
Penuturan ketiga informan menjelaskan bahwa keuntungan yang didapat setelah bergabung dengan Komuniitas UMKM Kecamatan Sidoarjo adalah adanya peningkatan pengetahuan usaha. Selain itu kemampuan dalam menjalankan usaha juga meningkat setelah menjadi anggota Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo. Dari perpekstif teori pertukaran sosial, keuntungan didapatkan setelah adanya pengorbanan dari individu untuk terlibat dalam kelompok.
3. Komitmen dalam Komunitas
Komitmen anggota merupakan faktor penting bagi keberlangsungan sebuah kelompok. Hal tersebut akan membuat anggota memiliki rasa tanggung jawab untuk berkontribusi pada tujuan suatu kelompok. Luthans dalam mendefinisikan komitmen sebagai keinginan individu untuk tetap menjadi anggota sebuah kelompok atau organisasi dengan keyakinan bahwa dia akan mendapat nilai lebih dari komitmen tersebut. Bentuk-bentuk komitmen antara lain adalah komitmen aktif, komitmen kelanjutan, dan komitmen normatif, komitmen berkesinambungan, komitmen terpadu, dan komitmen terpadu. Komitmen dalam kelompok dapat tercapai jika ada kepuasan anggota yang diperoleh dari proses interaksi yang dijalani. Komitmen dapat muncul karena adanya rasa senang dan nyaman yang timbul akibat dari kerjasama yang baik didalam kelompok. Terkait dengan komitmen anggota Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, informan IY menuturkan bahwa ia siap berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya yang dilakukan Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo selagi itu juga bermanfaat untuk pribadi.
“ Komitmen saya tetap mbak, saya mendukung apapun yang dilakukan oleh Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo selagi itu bermanfaat untuk usaha yang saya jalankan.”
Informan SM juga menuturkan bahwa ia siap untuk berkomitmen pada Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo selagi hal yang dilakukan itu bermanfaat bagi usaha yang ia jalani.
“ Saya berkomitmen untuk mendukung upaya dari komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo selagi bisa bermanfaat bagi usaha saya mas.”
Informan RN juga menyakan bahwa dia berkomitmen untuk tetap Bersama dengan Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo karena manfaat yang ia terima sudah banyak setelah bergabung dengan komunitas ini.
“ Selama ini Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo banyak membantu saya dalam mengembangkan bisnis, jadi saya harus berkomitmen untuk terus bersama dengan komunitas ini.”
Penuturan ketiga informan diatas menunjukkan bahwa komitmen anggota terhadap kelompok muncul akibat dari adanya keuntungan dari proses komunikasi dalam kelompok. Keuntungan tersebut memicu anggota Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo untuk berkomitmen lebih dalam memberi kontribusi baik dari segi tenaga, pikiran, dan biaya.
4. Komunikasi Kelompok Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo Sebagai Upaya Peningkatan Kemitraan Usaha
Kemitraan Usaha merupakan salah satu upaya seorang pelaku usaha untuk mengembangkan usaha yang dijalankan. Konsep kemitraan usaha merupakan bentuk kerjasama dan kolaborasi usaha yang bertujuan untuk saling mendapat keuntungan diantara keduanya atau lebih. keinginan untuk mengembangkan usaha yang dijalani melalui kemitraan usaha. Dari hasil penelitian diatas, tujuan Bersama yang terdapat pada kelompok adalah meningkatnya kemitraan usaha antar anggota komunitas. Johnson (1999) mengoperasionalkan teori pertukaran sosial ke dalam konsep strategi kemitraan yaitu ketergantungan (dependency), fleksibilitas (flexibility), kualitas hubungan (relation quality) dan penyebaran informasi (information sharing)
5. Aspek Ketergantungan
Ketergantungan dalam teori pertukaran sosial merujuk pada bagaimana seseorang bergantung pada individu lain dalam upaya untuk mendapatkan sumber daya dibutuhkan Dalam konteks komunikasi kelompok Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, ketergantungan yang terjadi dapat dilihat dari banyaknya kemitraan usaha yang dilakukan antar anggota. Hal ini selaras dengan informan IY yang mengungkapkan :
“ Untuk saat ini , anggota komunitas kami banyak yang melakukan kemitraan mas. Motivasinya tentu untuk mengembangkan usaha mereka masing-masing .”
Informan IY juga menambahkan perihal anggota komunitas yang saling ketergantungan dalam menjalankan usaha :
“ kami juga sadar mas, tujuan dari bergabung dengan komunitas ini untuk memenuhi sumberdaya yang tidak bisa kami penuhi sendiri .”
Dari pemaparan Informan IY, memperlihatkan bahwa terjadi ketergantungan antar individu dalam Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo. Para anggota sadar bahwa dalam mengembangkan usaha, perlu adanya kerjasama dalam bentuk kemitraan usaha untuk memenuhi sumberdaya yang tidak bisa dipenuhi secara pribadi. Ketergantungan disini terbentuk karena keinginan anggota untuk memenuhi sumberdaya yang dibutuhkan. Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo berupaya untuk menciptakan iklim ketergantungan antar anggota.
6. Aspek Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan setiap individu dalam kelompok beradaptasi dengan adanya perubahan yang terjadi pada suatu hubungan . Fleksibilitas yang terjadi dalam sebuah kelompok mempengaruhi kualitas kerjasama yang terjadi antar individu dalam kelompok. Pada konteks Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, fleksibilitas antar anggota sudah dilakukan meskipun dengan adanya fleksibilitas tersebut, komunikasi yang terjadi belum maksimal,. Hal ini dibuktikan dengan pemilihan media dalam yang dipilih sebagai sarana interaksi antar anggota. Selaras dengan informan SM yang mengungkapkan :
“ Kami menggunakan WA Grup mas untuk komunikasi , kami juga sering ada event yang non formal, seperti ngopi , liburan bareng . Meskipun acara-acara seperti itu juga nggak banyak yang hadir mas, mungkin hanya 20% dari jumlah anggota keseluruhan .”
Dari penuturan informan SM, menunjukkan aspek fleksibilitas berjalan pada Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, hal ini ditunjukkan media untuk interaksi yang bersifat informal. Hambatan yang terjadi karena tidak semua anggota memiliki waktu yang sama, setiap anggota memiliki jadwal yang berbeda dalam menjalankan kegiatan. Hal itu menyebabkan dengan adanya acara tersebut tidak mengakibatkan anggota komunitas berpartisipasi secara maksimal.
7. Aspek Kualitas Hubungan
Kualitas hubungan mengacu pada pandangan setiap individu dalam memaknai sebuah hubungan dari rasa puas dan manfaat yang diterima . Dalam konteks komunikasi kelompok Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, kualitas hubungan yang terjalin antar anggota berlangsung dengan baik dengan adanya anggota yang saling bermitra. Peran komunitas sebagai wadah anggota untuk berinteraksi sangat penting dimana itu dapat meningkatkan kemitraan usaha. Hal ini didukung dengan penuturan Informan RN :
“ Kami sering berkolaborasi seperti membuat acara bazaar, pelatihan . Itu bermanfaat sekali untuk pengembangan usaha kami mas. “
Dari penuturan Informan RN, menunjukkan kualitas hubungan antar anggota Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo dibentuk dengan adanya interaksi. Interaksi yang dilakukan anggota kelompok komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo bersifat informal, sehingga tidak ada rasa canggung antar anggota. Dengan adanya interaksi hubungan antar anggota semakin erat, dan dapat meningkatkan peluang untuk melakukan kemitraan usaha.
8. Aspek Penyebaran Informasi
Penyebaran informasi merupakan proses dimana individu didalam kelompok saling berbagi informasi guna untuk menjalankan hubungan sosial. Dalam konteks komunikasi kelompok Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo, penyebaran informasi yang dilakukan telah dilakukan meskipun belum maksimal. Hal ini didukung dengan penuturan informan SM yang mengungkapkan :
“ Saat ini , antar anggota belum melakukan penyebaran informasi secara maksimal , hanya beberapa saja yang sering share berita-berita tentang umkm di group. “
Dari pemaparan diatas, memperlihatkan bahwa anggota Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo belum maksimal dalam menjalankan penyebaran informasi. Masih banyak anggota yang kurang aktif dalam menyebar informasi tentang dunia usaha. Ketidakaktifan anggota tersebut diakibatkan dari adanya perbedaan kegiatan sehari-hari yang menjadikan para anggota tidak semua aktif untuk berbagi informasi mengenai usaha. Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo sudah berupaya untuk menciptakan iklim fleksibilitas agar antar anggota saing menyebarkan informasi tentang dunia usaha.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi kelompok yang dilakukan oleh Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo mampu meningkatkan kemitraaan usaha. Adanya motivasi anggota yang bergabung dengan komunitas untuk mengembangkan usaha yang dimiliki melalui kemitraan usaha menjadi bukti bahwa komunikasi kelompok berdampak pada keinginan untuk melakukan kemitraan. Komunikasi kelompok yang dilakukan di Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo juga membentuk komitmen anggota untuk mendukung segala upaya komunitas untuk mengembangkan usaha anggota. Adanya ketergantungan, fleksibilitas, kualitas hubungan, dan penyebaran informasi dalam kelompok juga memotivasi anggota untuk melakukan kemitraan usaha dengan sesama anggota, namun implementasi yang kurang maskimal dari aspek fleksibilitas dan penyebaran informasi akibat dari kurang aktifnya anggota dalam media komunikasi yang dimiliki Komunitas UMKM Kecamatan Sidoarjo.