Community Education Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v14i2.980

Policymaker Influence on SMKN Kudu Library Development


Pengaruh Pembuat Kebijakan terhadap Pengembangan Perpustakaan SMKN Kudu

Sekolah Tinggi Ekonomi Pgri Dewantara Jombang
Indonesia
Sekolah Tinggi Ekonomi Pgri Dewantara Jombang
Indonesia

(*) Corresponding Author

Policymakers Vocational High School Library Performance Qualitative Study Educational Institutions

Abstract

This qualitative study examines the impact of policymakers on the enhancement of the Kudu State Vocational High School library's performance. Primary data was gathered through in-depth interviews with key informants including the Principal, Head of Library, and Vice Principals I, II, and III, while secondary data included information and visuals of the library. The findings reveal that policymakers play a crucial role in creating a conducive physical and non-physical environment for the library. The physical infrastructure and technological resources are found to be satisfactory, while non-physical aspects prioritize staff responsibilities. A systematic monitoring system, including performance appraisals by the school principal, is in place, alongside appropriate rewards. Overall, there exists a culture of fairness, safety, and harmonious relationships between library staff, teachers, and leadership. This study highlights the instrumental role of policymakers in optimizing library facilities and management, with potential implications for educational institutions worldwide.

Highlight:

  • Policymaker Influence: This study underscores the significant impact of policymakers in shaping the performance and environment of a vocational high school library, emphasizing their crucial role in educational infrastructure development.

  • Balanced Approach: The findings reveal a balanced focus on both physical and non-physical elements, ensuring satisfactory infrastructure and technological resources alongside prioritized staff responsibilities, reflecting a comprehensive approach to library enhancement.

  • Systematic Monitoring and Rewards: The presence of a structured monitoring system, including performance evaluations by the school principal, and appropriate rewards, contributes to a culture of fairness, safety, and positive relationships among library staff, teachers, and leadership, fostering a conducive educational environment.

Keyword: Policymakers, Vocational High School, Library Performance, Qualitative Study, Educational Institutions

Pendahuluanx

Perpustakaan terkadang disebut sebagai “jantung pendidikan” karena memainkan peran penting dalam meningkatkan pengetahuan dan informasi siswa di sekolah [1]. Perpustakaan merupakan aspek integral dari proses pendidikan di lingkungan sekolah. Baik siswa maupun instruktur dapat memanfaatkan perpustakaan untuk membantu proses belajar mengajar di kelas. Salah satu departemen yang bekerja pada sekolah utama adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang kadang disebut sebagai jantungnya sekolah, belum banyak diterima oleh siswa karena masih dipandang sebagai tempat peminjaman buku dan terkesan membosankan. Perpustakaan sekolah memiliki buku-buku yang menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga disebut sebagai “jantung sekolah” [2].

Fungsi perpustakaan sekolah dikutip dari pedoman penyelenggaran perpustakaan sekolah [3] adalah: 1) perpustakaan sebagai tempat belajar mengajar, yang mempunyai koleksi bahan-bahan untuk membantu proses belajar mengajar; 2) Perpustakaan sebagai sarana penelitian langsung yang menampung koleksi bahan pustaka yang dapat digunakan mahasiswa untuk penelitian langsung; 3) Perpustakaan berfungsi sebagai tempat siswa dan guru membaca untuk bersenang-senang dan mempelajari hal-hal baru. Ini memiliki buku-buku dan materi lain yang dapat membantu siswa belajar lebih banyak, memahami lebih banyak, dan berpikir kreatif. Penataan buku di rak dan tata cara peminjaman dan pengembalian buku hanyalah dua aspek pengelolaan perpustakaan. [3]. Namun, ini juga sangat berkelanjutan dan berkelanjutan. Proses manajemen mencakup pertimbangan operasi sehari-hari, teknik pemecahan masalah, dan tujuan pendidikan.

Darmono menegaskan, perpustakaan sekolah merupakan komponen penting lembaga dan berfungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan untuk membantu tercapainya maksud dan tujuan pendidikan lembaga [4]. Hal ini menunjukkan peran penting perpustakaan dalam membantu mencapai tujuan sekolah dengan sukses. Oleh karena itu, pengelolaan perpustakaan sekolah memerlukan upaya yang besar, pegawai yang berpengalaman, serta fasilitas dan peralatan yang sesuai. [5] [6].

Tenaga yang kompeten adalah salah satu unsur penting dalam organisasi. Hal ini lazim dikenal dengan istilah modal manusia / human capital. menurut [7] Menyebutkan bahwa human capital adalah aspek kualitatif dari sumber daya manusia, termasuk pengetahuan dan bakat yang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk berproduksi dalam aspek kualitatif ini. Menurut Brinker (2002), modal manusia merupakan salah satu faktor penentu produktivitas. Hal tersebut merupakan cerminan kemampuan kolektif perusahaan dalam menghasilkan yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki karyawannya. Dengan kata lain, sumber daya manusia akan meningkat jika perusahaan mampu memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki karyawannya. [8].

Dari sudut pandang di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia, khususnya perpustakaan sekolah, sangat penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Temuan penelitian terdahulu Rieka Hidayah yang bertajuk Kebijakan Pengembangan Perpustakaan yang menunjukkan bahwa fungsi manajemen perpustakaan dan sumber daya manusia berkontribusi terhadap keberhasilan kinerja perpustakaan, mendukung pandangan tersebut. Modal sosial merupakan faktor lain yang mempengaruhi efektivitas peningkatan kinerja perpustakaan.

Menurut Prusak (2010), modal sosial merupakan suatu koneksi yang terjalin dan diikat oleh kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual Understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk menciptakan potensi tindakan terkoordinasi dengan sukses [9]. James Coleman (2018) menegaskan bahwa modal sosial merupakan sumber daya dengan ikatan timbal balik yang kuat, jaringan sosial yang saling menguntungkan, dan kepercayaan yang terlembaga (trust). [10]. modal sosial yang mempunyai tujuan. Ini adalah kumpulan beberapa hal yang memiliki ciri-ciri menjadi bagian dari suatu struktur sosial dan memfasilitasi perilaku tertentu orang-orang dalam struktur tersebut daripada menjadi satu kesatuan. Entitas tersebut terdiri dari komitmen, antisipasi, keyakinan, dan arus informasi. Karena modal sosial tertanam dalam struktur interaksi para aktor, hal ini memungkinkan para aktor individu bekerja untuk membangun fondasi modal sosial. Menurut Coleman, modal sosial dapat mengambil tiga bentuk berbeda: timbal balik (yang mencakup kepercayaan), saluran dan arus informasi, dan aturan yang ditegakkan melalui sanksi. [10]. Hasbullah (2006) meyatakan inti telah modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Unsur-unsur modal sosial dapat di bagi menjadi sebagai berik.ut yaitu : Partisipasi dalam Suatu Jaringan, Resiprocity,Trust, Norma Sosial, Nilai-Nilai, dan Tindakan yang Proaktif [11].

Keinginan kuat anggota kelompok untuk secara aktif mencari peluang partisipasinya dalam kegiatan masyarakat merupakan komponen kunci modal sosial. Penggunaan teknologi merupakan salah satu faktor keberhasilan. Modal sosial meningkatkan kinerja perpustakaan. Salah satu komponen produksi yang dimanfaatkan untuk menyelesaikan proses manufaktur adalah teknologi. Peningkatan produksi dapat dicapai dengan mengerahkan modal yang memadai dan efektif. Teknologi adalah jenis prosedur yang menambah nilai, klaim Miarso (2004). Barang tertentu, yang tidak berbeda dengan produk lain yang ada saat ini, dapat digunakan atau diproduksi melalui proses saat barang tersebut beroperasi. [12]. “Hal itu juga menyatakan bahwa teknologi merupakan bagian integral dari yang terkandung dalam sistem tertentu.”

Salah satu penemuan yang memberikan dampak terbesar bagi kehidupan manusia adalah modal teknologi, yang menggabungkan teknologi komputer dan telekomunikasi. Cara baru dalam melakukan sesuatu sehari-hari telah muncul sebagai akibat dari pertumbuhan teknologi informasi. Manusia kini mempunyai akses terhadap sarana komunikasi baru berkat teknologi, sehingga memungkinkan mereka bersaing secara tatap muka meski di dua lokasi berbeda. Teknik, teknologi, dan pengetahuan manajemen informasi terdiri dari teknologi informasi. Melalui penciptaan intervensi yang efisien, modal teknologi di bidang ini berkontribusi pada peningkatan kualitas organisasi dan sumber daya manusia.

Program bimbingan pengguna merupakan salah satu hal pertama yang dilakukan perpustakaan SMK Kudu. Namun panduan pengguna hanya diberikan kepada siswa ketika mereka berada di perpustakaan, sehingga tidak ada interaksi terjadwal dengan siswa tentang keadaan perpustakaan atau cara baru untuk memberikan layanan perpustakaan kepada siswa. Terbukti banyak mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan terus menanyakan bagaimana cara memanfaatkan setiap layanan perpustakaan dari pustakawan. Kondisi ini perlu ditangani oleh pemangku kebijakan tertinggi di sekolah agar kondisi perpustakaan kudu tidak semakin terpuruk. berangkat dari fenomena tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul “Peran Pemangku Kebijakan Terhadap Peningkatan Performa Perpustakaan SMK Negeri Kudu”

Metode

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggunakan data, baik dari kejadian alam maupun rekayasa manusia, untuk mencoba mencari solusi dari suatu masalah yang ada saat ini. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan permasalahan yang perlu diteliti tetap redup, kalau tidak kompleks, gelap, dan dinamis (masalah dapat berubah setelah peneliti memasuki lapangan dan memahami permasalahan yang sebenarnya) [13].

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dengan 5 (lima) orang informan yang berperan terhadap perkembangan perpustakaan sekolah, yaitu: Kepala sekolah, Kepala Perpustakaan Serta Wakil kepala sekolah I, II dan III. Data sekunder diperolah dari informasi dan gambar seputar perpustakaan SMK Negri Kudu.” Teknik analisis data menggunakan model interaktif dengan skema sebagai berikut: [14]

Figure 1.Skema teknik analisis data

Hasil dan Pembahasan

Pengelolaan Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang

Dalam rangka meningkatkan taraf pendidikan yang diselenggarakan sekolah, perpustakaan di SMK Negeri Kudu Jombang hendaknya menjalankan fungsinya dengan prima sebagai sarana membantu kegiatan belajar mengajar. Setiap sekolah memerlukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian keilmuan khususnya di bidang perpustakaan, agar perpustakaan manusia dapat lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Hal ini ditambah dengan sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan kualitas perpustakaan agar dapat beroperasi sesuai standar yang ada, setiap sekolah perlu memiliki sumber daya manusia. Perpustakaan sekolah memang diperlukan, namun juga diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar siswa merasa nyaman ketika mengunjunginya, dan perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan secara efektif untuk kegiatan belajar mengajar baik oleh siswa maupun guru. Karena kenyamanan yang membuat siswa tertarik pada perpustakaan, maka perpustakaan juga harus memiliki gedung sendiri, cukup luas untuk menampung siswa selama berada di sana, dan memiliki fasilitas seperti AC, Wi-Fi, serta tata ruang yang rapi dan nyaman.

Kendala dalam pengelolaan perpustakaan smk negeri kudu jombang

Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang sering kali mengalami kendala dalam penyiapan koleksi dan penempatan koleksi tersebut, keduanya masih belum tertata dengan baik karena kurangnya fasilitas perpustakaan. Oleh karena tantangan tersebut, maka ruang perpustakaan perlu mempunyai ruangan yang cukup agar siswa dapat kesana dengan nyaman. Banyak siswa yang berminat untuk mendaftar menjadi siswa di SMK Negeri Kudu Jombang yang berstatus negeri dan memiliki perpustakaan. Peran kepala sekolah dan wakil kepala bidang prasarana perpustakaan di SMK Negeri Kudu Jombang sangat penting karena jumlah siswanya semakin meningkat setiap tahunnya. Jika perpustakaan tidak memiliki koleksi bacaan, maka sangat disayangkan bagi siswa yang baru mendaftar di sekolah tersebut.

Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang berupaya mengatasi tantangan pengelolaan perpustakaan dengan cara menambah tenaga yang berkompeten di bidang perpustakaan sehingga dapat beradaptasi dengan standar yang berlaku pada perpustakaan. Selain bertugas mengelola Sumber Daya Manusia perpustakaan, petugas perpustakaan juga dapat membantu mahasiswa yang kesulitan mencari informasi dan mencari koleksi sesuai kebutuhan dan keinginannya. Upaya tersebut antara lain dengan menambah koleksi yang dibutuhkan siswa sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah dan koleksi modern dengan eksemplar yang banyak sehingga siswa tidak perlu repot.

Peran kepala sekolah terhadap perpustakaan smk negeri kudu jombang

Peran kepala sekolah dalam pengelolaan perpustakaan sangat penting karena kemajuan perpustakaan dapat diamati dari posisinya. Karena segala sesuatu yang diperlukan bagi perpustakaan diatur dan dikelola oleh Kepala Sekolah, yang kemudian memberikan izin kepada kepala perpustakaan, maka kepala sekolah di perpustakaan sekolah mempunyai izin untuk mensukseskan perpustakaan tersebut. Selain itu, perpustakaan memerlukan dana dari dana atasan, BPOPP, dan tanggung jawab kepala sekolah melalui wakil kepala bidang prasarana dan sarana untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Karena kepala sekolah membawahi Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang maka peranannya sangat penting disana karena kepala sekolah harus merencanakan kembali bagaimana caranya agar Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang memadai agar dapat berfungsi dengan baik. Karena koleksi baru Departemen Pendidikan Nasional tidak dapat ditampung di ruang perpustakaan kita yang terbatas, maka diperlukan ruangan yang lebih besar karena banyak koleksi yang belum tertata.

Di bidang kepegawaian, kepala sekolah harus menyadari kualifikasi staf yang akan menjadi administrator, pembohong, dan pekerja personalia yang memiliki kemampuan berorganisasi. Para staf juga harus mampu berpikir strategis tentang cara mengelola perpustakaan dan aturan-aturan dalam pengelolaannya. Permasalahan pemanfaatan (pemanfaatan) perpustakaan sekolah yang khusus ditujukan kepada pemustaka memerlukan petunjuk penggunaan buku katalog, referensi penggunaan buku, serta penulisan biografi dan penyisipan catatan. Pihak sekolah perlu memperhatikan masalah ini dalam bidang pemanfaatan dan pengguna. mengakses perpustakaan sekolah seharusnya demikian.”

  1. Kepala sekolah menghabiskan waktu di perpustakaan untuk menilai keterampilan siswa dan sejauh mana mereka memanfaatkan sumber daya.
  2. Kepala sekolah mengantisipasi bahwa setiap anggota staf sekolah akan mengenal perpustakaan dan bagaimana menggunakan sumber dayanya untuk pengajaran.
  3. Kepala sekolah sering berkonsultasi dengan pimpinan perpustakaan dan memberikan nasihat membaca kepada siswa ketika menugaskan membaca.

Berdasarkan temuan analisis, siswa SMK Negeri Kudu di Jombang memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk mengunjungi perpustakaan. Namun, ada pula di antara mereka yang rajin mengunjungi perpustakaan meski waktu yang dimiliki sangat sedikit. walaupun sedikit, dan akibatnya, kecil kemungkinan siswa untuk mengunjungi perpustakaan. Oleh karena itu, kepala sekolah dan petugas perpustakaan harus berkolaborasi untuk memastikan siswa lebih sering mengunjungi perpustakaan SMK Negeri Kudu, tidak terburu-buru, dan tenang dalam mencari informasi.

Secara kelembagaan Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang dikelola oleh tenaga perpustakaan dan pegawai karena pegawai perpustakaan selalu mengelola perpustakaan baik dari segi koleksi, ruangan, dan lain sebagainya. Karena koleksinya perlu diperbaiki setiap hari, maka pegawai perpustakaan selalu mengawasi semua hal tersebut. Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang. Pegawai Perpustakaan SMK Negeri Jombang Kudu belum memahami tanggung jawab peraturan terhadap koleksi. Karena koleksi sangat dicari oleh pemustaka yang dilayaninya, maka sebaiknya pustakawan membuat peraturan tertulis bagi koleksi tersebut, baik berupa peraturan maupun petunjuk khusus koleksi. Selain itu, koleksi harus tertata dengan baik karena akan mudah bagi pengguna untuk menemukan koleksi yang diinginkan jika tidak tertata dengan baik.

Perpustakaan adalah suatu kesatuan badan atau organisasi tertentu yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan bahan baik buku maupun non buku yang disusun secara metodis sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan sehingga setiap pemustaka dapat menggunakannya sebagai sumber informasi. informasi. Kumpulan buku-buku yang tersedia dan dimaksudkan untuk dibaca, perpustakaan adalah tempat di mana dapat mempelajari hal-hal baru, mendapatkan informasi, atau bersenang-senang.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang melayani para sisiwa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah tertentu, perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan.

Simpulan

Menurut kajian Human Capital, modal intelektual Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang tampaknya dapat beradaptasi; saat ini belum ada peraturan yang berlaku. Karena pegawai di Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang ramah, lingkungan kerja pun menyenangkan dan nyaman. Pekerjaan tidak terlalu dibatasi, namun harus diselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Kebutuhan fasilitas terkait pekerjaan seperti internet, perlengkapan kantor, dan peralatan telah terpenuhi. Di Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang, pemberian penghargaan yang pantas dan sesuai dengan pekerjaan masing-masing pegawai. pembayaran sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Untuk pekerja lapangan, sistem penggajian diproses secara mingguan, dan untuk pekerja kantoran diproses secara bulanan. Sesuai dengan job disk masing-masing pegawai, Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang memperlakukan pegawai secara adil. Karyawan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya, namun mereka tidak boleh terlalu dibatasi. Misalkan ada pekerjaan, maka harusnya selesai. Berdasarkan hasil penelitian, pegawai di Perpustakaan SMK Negeri Kudu Jombang nampaknya merasa aman bekerja di sana karena adanya keamanan perpustakaan. Mereka tidak yakin ada pihak yang menyebabkan masalah atau gangguan. Karena sekolah tidak pernah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya, tidak ada sanksi atau denda yang dikenakan. Karena sekolah juga mempercayakan karyawannya, tidak ada alasan untuk curiga. Pegawai SMK Negeri Kudu Jombang mempunyai hubungan yang baik dan harmonis satu sama lain. Ketika karyawan menemui kesulitan dalam bekerja, pimpinan menawarkan solusi. Karyawan, guru, dan pemimpin sama-sama mendapat manfaat satu sama lain. Sekolah juga menjunjung tinggi rasa memiliki terhadap guru dan staf.

References

  1. A. Akbar, T. Usmar, and Nasrullah. Agusalim, Ali, A. M. "Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa Di Sekolah Dasar," vol. 5, no. 4, pp. 1725-1734, 2021. [Online]. Available: https://jbasic.org/index.php/basicedu.
  2. Rahmah Fithriani. "Perpustakaan Sebagai Jantung Universitas New Mexico," Jurnal Iqra’, vol. 9, no. 1, 2015.
  3. Hartono. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Ar-Ruzz Media, 2020.
  4. Darmono. Perpustakaan Sekolah Dalam Aspek Manajemen Dan Tata Kerja. Jakarta: PT Grasindo, 2007.
  5. B. Mustafa. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 2015.
  6. T. Wiranti. "Analisis Minat Menjadi Pustakawan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Angkatan 2014-2016 Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang," jurnal visi pustaka, 2021.
  7. Erlinda Puspita Sari and Alfa Farah. "Modal Manusia Dan Produktivitas," Journal of Economics and Policy, vol. 7, no. 1, 2022.
  8. I. L. Kusuma. "Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Informasi Intellectual Capital Dan Implikasinya Terhadap Reaksi Investor Di Indonesia," Jurnal Infestasi, Universitas Trunojoyo, 2010.
  9. L. Prusak and D. Cohen. "How to Invest in Social Capital," [Online]. Available: http://fds.oup.com/www.oup.com/pdf/13/9780195165128_chapter1.pdf, 2001.
  10. J. Coleman. Dasar-Dasar Teori Sosial (Foundation Of Sosial Theory). Bandung: Penerbit Nusa Media, 2018.
  11. J. Hasbullah. Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia). Jakarta: MR United Press, 2006.
  12. Y. Miarso. Menyemai Benih Teknologi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004.
  13. Sugiyono. Quantitative Research Methods, Qualitative, and R&D. Bandung: Alphabet, 2019.
  14. M. A. Huberman and M. B. Matthew. Analisis Data Kualitatif (Terjemahan). Jakarta: Tjejep Rohidi, 2007.