Community Education Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v14i2.952

Enhancing Teacher Professionalism Through Action Research Support: Strategies and Empowerment


Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui Dukungan Penelitian Tindakan: Strategi dan Pemberdayaan

Universitas Negeri Jakarta
Indonesia
Universitas Negeri Jakarta
Indonesia

(*) Corresponding Author

PAI Teachers Action Research Teacher Professionalism Mentoring Educational Improvement

Abstract

This study addresses challenges faced by PAI (Islamic Education) teachers in conducting and reporting action research, a vital aspect of teacher professionalism. Employing a qualitative descriptive approach, the research outlines effective strategies for enhancing teacher professionalism by offering assistance in action research preparation. Strengthening literacy, commitment, and self-awareness through mentoring and training motivates PAI teachers to enhance their competence, particularly in conducting classroom action research and composing research reports. Additionally, the study employs psychological and physiological approaches in mentoring, empowering PAI teachers to optimize their schedules for conducting action research and writing articles in line with physical constraints and teaching responsibilities. These findings offer insights into elevating teacher professionalism and action research competence, serving as guidance for educational improvement initiatives.

Highlight:

  • Challenges in PAI Teacher Action Research: This study addresses the difficulties faced by PAI (Islamic Education) teachers in conducting and reporting action research, a crucial aspect of their professionalism.

  • Effective Strategies for Enhancement: Employing a qualitative descriptive approach, the research presents strategies aimed at strengthening teacher professionalism through mentoring and training, focusing on literacy, commitment, and self-awareness.

  • Empowerment and Optimization: The study explores the use of psychological and physiological approaches in mentoring PAI teachers, enabling them to optimize their schedules for action research and writing articles while managing teaching demands.

Keyword: PAI Teachers, Action Research, Teacher Professionalism, Mentoring, Educational Improvement

Pendahuluan

Kompetensi guru adalah bagian dari kinerja yang harus diimplementasikan secara tepat dan sesuai dengan karakteristik pada tiap-tiap kompetensi guru. Kemamapuan meneliti dan melaporkan hasil penelitian tindakan kelas adalah bagian dari profesionalisme guru. Kebijakan memperoleh pengakuan kenaikan jabatan fungsional dan sertifikasi guru salah satu syaratnya adalah melakukan penelitian tindakan kelas dan melaporkan hasil tindakan. Penyusunan proposal dan pelaporan hasil penelitian tindakan kelas menjadi salah satu kendala bagi sebagian guru PAI, hal ini disebabakan hasil laporan penelitian cenderung ditolak oleh tim penilai. Penolakan hasil laporan cenderung menurunkan motivasi sebagian guru PAI untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Dampak penurunan motivasi terhadap kegiatan penelitian tindakan kelas antara lain adalah malas untuk melakukan penelitian, dan malas melakukan perbaikan hasil penelitian. Faktor-faktor untuk meningkatkan motivasi guru antara lain, memperoleh imbalan yang layak, kesempatan untuk mengembangkan diri, memperoleh pengakuan terhadap apa yang sudah dilakukan, dan lingkungan yang aman dan dukungan adari berbagai pihak. Frederich Herzberg menyatakan pada manusia berlaku faktor motivasi dan faktor pemeliharaan dilingkungan pekerjaannya, menyimpulkan dari hasilpenelitiannya ada lima faktor motivasi yaitu 1) pencapaian prestasi, 2) pengakuan, 3 )tanggung jawab, 4) kemajuan pegawai itu sendiri, 5) kemungkinan berkembang.Sedangkan untuk pemeliharaan terdapat tujuh faktor yang perlu diperhatikan yaitu 1) upah, 2) keamanan kerja, 3) kondisi kerja, 4) status, 5) prosedur, 6) mutu penyeliaan, dan 7) mutu hubungan personal [1]. Berdasar teori di atas maka untuk memberdayakan kembali kinerja dan kometensi guru ada bidang penelitian dan penulisan artikel maka upaya yang harus dilakukan adalah memperbaiki kondisi guru dan prosedur yang dilkukan oleh guru dalam penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu pendampingan penulisan artikel menjadi salah satu alternatif dalam meningktkan kemamapuan guru khususnya pada aspek penelitian tindakan kelas dan penulisan artikel dari hasil penelitian tindakan kelas. Pendampingan yang dilakukan harus memeperhatikan karakteristik tujuan, faktor kegagagalan dan harapan yang diingankan oleh guru dari setiap penelitian kelas yang akan dilakukan atau yang telah melakukan tapi mengalami kegagalan karena mendapat penolakan dari Tim Penilai PTK. Tujuan penelitian mendeskripsikan dan menemukan strategi memberdayakan kompetensi profesioanal guru PAI tingkat SMA di Jakarta Timur dalam bidang penelitian tindakan kelas. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya: pertama penelitian yang dilakukan oleh Imade Tegeh, hasil penelitian lebih mengarahkan pada penelitian pengembangan dan penekanan pendampingan dengan pendekatan kognitif yang lebih utama tidak ada unsur penguatan psikologis dan fisiologis.[2]. Penelitian terdahulu berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh imam Gunawan, hasil penelitian mendeskripsikan strategi memberdayakan kemamapuan menulis artikel ilmiah dengan pendekatan klasikal dan individual [3].

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan data time series. Subyek penelitian adalah anagota MGMP PAI tingkat SMA di Jakarta Timur. Obyek penelitian memberdayakan kompetensi profesional guru PAI melalui pendampingan penelitian tindakan kelas dan penu;isan artikel hasil penelitian tindakan kelas. Data time series digunakan untuk mengukur keberhasilan guru dan kendala yang dihadapi selama proses pendampingan penelitian tindakan kelas dan penulisan laporan hasil penelitian tindakan kelas serta sampai menjadi sebuah artikel ilmiah. Teknik pengambilan sampling menggunakan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi terhadap kemampuan guru dalam melakasanakan penelitian tindakan kelas, wawancara untuk mengumpulkan data tentang penyebab kegagalan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, dan juga menggunakan studi dokumentasi terhadap proposal penelitian yang telah dibuat oleh guru-guru PAI. Teknik pengambilan sampling menggunakan purposif sampling dengan kriteria sampling adalh guru PAI yang sedang melaksanakan penelitian tindakan kelas dan guru PAI yang akan melakukan penelitian tindakan kelas.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menjelaskan tentang strategi pengembangan profesionalisme guru dan aspek dari profesionalisme adalah bagian dari kompetensi profesionalisme, berikut adalah komponen pada kompetensi profesionalisme menurut Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Salah satu aspek ko petensi profesionalisme guru adalah mamapu mengembangkan komponen pembelajaran sehingga prose dan hasil pembelajaran sesuai standar yang diharapkan. Pengembangan komponen pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian tindakan kelas. Hasil pendampingan menunjukan motivasi guru PAI meningkat dan ditandai dengan keaktifan dan ketekunan mereka selama mengikuti pendampingan dan menghasilkan proposal, laporan serta artikel dari penelitian tindakan kelas.

Tahap Pelaksanaan dan Pendampingan

Penelitian tindakan kelas menjadi sebuah upaya meningkatkan kinerja, kesejahteraan guru serta kualitas pembelajaran, akan tetapi proses dan hasil peneltian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru PAI sering mengalami kegagalan dalam artian mengalami penolakan karena belum memenuhi standar penilaian TIM penilai. Hal ini menjadi sebuah momok yang menakutkan sehingga dampaknya adalah mals melakukan penelitian tindakan kelas. Faktor lain yang membuat guru malas melakukan penelitian tindakan kelas adalah guru kurang memahai prosedur penelitian tindakan kelas dan tidak memperhatikan standar penelitian tindakan kelas yang telah dibuat oleh Kemendikbud terdapat pada buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Kerpofesian Berkelanjutan.

Tahap pelaksanaan pendampingan diawali dengan need asesment yakni menganalisis kebutuhan guru terhadap penelitian tindakan kelas, motivasi guru serta kendala yang dihadapi. Pelaksanaan pendampingan dilakukan dengan memeberikan pendampingan kepada guru PAI, diawali dengan pemaparan konsep dan proses penelitian tindakan kelas sesuai standar Kemendikbud, memaparkan penyebab kegagalan atau penolakan hasil penelitian tindakan kelas oleh Tim Penilai Kemendikbud, memberikan motivasi untuk memperbaiki kegagalan menuju keberhasilan. Berikut tahapan secara singkat pendampingan penelitian tindakan kelas bagi gurun PAI Tingkat SMA Jakarta Timur:

Figure 1.Tahapan Pelaksanaan dan Pendampingan

Penguatan Kompetensi Psikologis (internal diri) Pada Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis, meliputi (1) kompetensi kognitif (kecakapan ranahcipta), (2) kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa), dan (3) kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa). [4] Penguatan kompetensi psikologis pada guru ddalam melakukan penelitianapat dilakukan pada beberapa aspek yakni penguatan pengetahuan tentang proses penelitian tindakan kelas sesuai standar Kemendikbud. (1) Penguatan pada ranah kognitif dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan terkait konsep, teknik dan standar penelitian tindakan kelas. Penguatan ranah cipta yakni memberdayakan dan membiasakan guru PAI melakukan penelitian tindakan kelas. Teori behaviorisme Skiner menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menghasilkan sebuah kebiasaan, dan harus diberikan stimulus dan penguatan sehingga respon bersifat positif, selain itu teori yang dikemukan “Pavlov mengatakan stimulus yang diberikan secara terus-menerus memiliki sifat penguatan yang tidak mengendur, namun menurut Skinner respon yang dihasilkan oleh stimulus harus dibarengi dengan penguatan atau reinforcement”. [5]. Reinforcement atau penguatan bentuknya ada dua yakni reinforcement positif dan negatif.

Penguatan positif akan berdampak pada peningkatan respon karena stimulus yang sering diberikan. (2) Penguatan afektif (ranah rasa) yakni penguatan keyakinan guru PAI terhadap potensi yang dimiliki melalui pemberian reward atau kata-kata penyemangat dan pujian bahwa kemampuan yang dimiliki oleh setiap guru PAI dapat mengatasi kegagalan dalam penelitian tindakan kelas. Proses pendampingan dengan ranah karsa yakni memahami karakteristik guru dan kebutuhan yang akan diinginkan dari kegiatan penelitian tersebut, serta memotivasi dan meyakinkan bahwa dirinya mampu untuk melakukan dan mendapat hasil terbaik dengan komitmen dan kesungguhan untuk memperoleh hasil terbaik sesuai standar penelitian tindakan kelas yang sudah ditetapkan oleh Kemendikbud.

Penguatan kemandirian dan komitmen taerhadap tugas dalam bekerja menjadi bagian aspek psikologis. Kemandirian dan komitmen harus diperkuat dengan pemenuhan keinginan dan harapan.

Kemandirian dan komitmen sebagai seorang guru PAI menjadi aspek yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan profesionalime guru PAI melalui pendampingan dalam penelitian tindakan. Indikator kemandirian dan komitmen adalah berusaha sungguh untuk melakukan penelitian dan meliterasi diri yakni menambah wawasan serta pengetahuan dengan mempetimbangkan standar yang sudah ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas. Penguatan rasa dapat mempertimbangkan juga kondisi fisik dan phisikis guru, sehingga mereka merasa nyaman dengan pendampingan yang dilakukan. (3) Penguatan psikomotorik (ranah karsa) adalah pendampingan dengan memberikan stimulus yang positif seperti mendeskripsikan penyebab kegagalan dalam penelitian tindakan kelas dan solusinya, intinya para guru diberdayakan untuk memgobservasi dan mereflesikan tindakan yang harus dilakukan supaya hasilnya optimal.

Penguatan psikologis adalah pendorong semangat kerja bagi guru. Secara ringkas proses pendampingan pelatihan penelitian tindakan kelas dengan penguatan psilogis adalah sebagai berikut:

Figure 2.proses penguatan pendekatan kompetensi psikologis

Penguatan Aspek Fisiologis

Penguatan motivasi internal dan eksternal sangat penting dilakukan karena semakin tinggi motivasi semakin bagus kinerja guru, oleh sebab itu motivasi menjadi poin yang penting mengingat tanggung jawab guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. [6]. Adapun proses pendampingan dengan penguatan motivasi eksternal dapat dilakukan dengan cara menguatkan aspek fisiologis, menurut Abraham Maslow pemenuhan aspek fisiologis sangat kita perlukan dalam kegiatan pembelajan karena dapat meningkatkan, berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran dan kinerja lainya yang melekat pada guru. Teori Motivasi Abraham Maslow yang pertama, yaitu: Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan Fisiologis adalah kebutuhan akan fisik atau fisiologis. [7]. Pada kegiatan pendampingan penelitian tindakan kelas pemenuhan aspek fiologis dapat memberdayakan manajemen waktu dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan karakteristik usia guru yang kita berikan pendampingan. Berikut ini gambaran singkat proses pendampingan penelitian tindakan kelas dengan memberikan penguatan aspek fisiologis kepada guru:

Figure 3.proses penguatan pendekatan Fisiologis

Simpulan

Penguatan dan pengembangan profesionalisme guru PAI pada khususnya pada kompetensi profesionalisme dapat diberdayakan dengan beberapa strategi yakni penguatan stimulus yakni menguatkan pengetahun tentang penelitian dan problematika pendidikan serta solusinya. Strategi respon yakni menguatkan komimen dan kepercayaan diri dengan reward dan pemenuhan kebutuhan guru terkait kenaikan pangkat dan tuntutan kebutuhan lainnya terkait kinerja yang harus dihasilkan oleh guru secara optimal pada penelitian tindakan kelas. Strategi peduli pada kondisi fisik guru sehungga dengan mempertimbangkan aspek fisik pendampingan berjalan secara aman dan nyaman dengan berpedoman pada manajemen waktu dengan pertimbangan kondisi fisik guru.

References

  1. Abdurrahim, "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA GURU IPS DI SMP," Pandawa: Jurnal Pendidikan dan Dakwah, pp. 12-13, 2021.
  2. I. M. Tegeh, "PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN," Jurnal Undikhsa, vol. 1, 2013.
  3. I. Gunawan, "PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI PARA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA," Abdimas Pedagogi, vol. 1, 2018.
  4. H. Bunyamin, "PENGARUH MOTIVASI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS DI SDN RAJAGALUH KIDUL KEC. RAJAGALUH KAB. MAJALENGKA," Al Ibtida, vol. 111, 2014.
  5. S. Afriana, "ANALISIS TEORI OPERANT CONDITIONING B.F SKINNER TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK SELAMA MASA PANDEMI COVID-19," MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, vol. 9, pp. 645-659, 2022.
  6. D. Ambarita, "Motivasi Internal, Motivasi Eksternal dan Kompensasi Terhadap Semangat Kerja Guru di SMA Free Methodist Medan," Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora, vol. 5, pp. 142-146, 2021.
  7. T. G. Zebua, "TEORI MOTIVASI ABRAHAM H. MASLOW DAN IMPLIKASINYA DALAM KEGIATAN BELAJAR MATEMATIKA," Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 3, pp. 71, 2021.