Cultural and Creative Industries
DOI: 10.21070/ijccd.v14i2.941

Enhancing Seaweed-Based Dodol Production in Coastal Communities: A Case Study of Gracillaria verrucosa in Wisata Bahari Tlocor, Indonesia


Meningkatkan Produksi Dodol Berbasis Rumput Laut di Masyarakat Pesisir: Studi Kasus Gracillaria verrucosa di Wisata Bahari Tlocor, Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Gracillaria Verrucosa Seaweed Processing Dodol Products Community Empowerment Sustainable Development

Abstract

This scientific article presents a case study on the development and implementation of a training program aimed at enhancing the production of seaweed-based dodol in Tlocor Kedungpandan Jabon Hamlet, Indonesia. Gracillaria verrucosa, an agar-producing red algae, holds promising potential for cultivation alongside shrimp and milkfish rearing. The study utilized a survey to assess the area's potential, engaged with local communities to identify challenges, and designed a training program accordingly. The training involved demonstrations and guidance on seaweed processing, handling, packaging, and marketing. The goal was to empower the community to produce high-quality seaweed dodol as a form of Small and Medium Enterprises (SMEs) and provide unique local products for Wisata Bahari Tlocor, the tourist destination. The results demonstrated that with proper training and support, the community could independently produce quality seaweed dodol, thereby increasing their socio-economic well-being. The findings suggest the need for continued support in product development, packaging, marketing, licensing, and capital investment to fully leverage the potential of seaweed-based products in the region. This study highlights the significance of community-based initiatives in promoting sustainable economic growth and preserving local culinary heritage through seaweed-based dodol production.

Highlight:

  • Potential of Gracillaria verrucosa: This study explores the untapped potential of Gracillaria verrucosa seaweed as a valuable resource in aquaculture and as a basis for high-value processed products.
  • Dodol Production and Economic Value: The research emphasizes the importance of developing seaweed processing techniques to create "dodol" products with enhanced economic value and nutritional benefits.
  • Community-Based Approach: The article highlights the significance of community involvement and empowerment in promoting sustainable development and improving local livelihoods through seaweed-based products.

Keyword: Gracillaria Verrucosa, Seaweed Processing, Dodol Products, Community Empowerment, Sustainable Development

Pendahuluan

a. Dodol Rumput Laut

Dodol adalah produk olahan hasil pertanian enis pangan semi basah yang terdiri atas campuran tepung, santan dan gula dikeringkan melalui proses pemasakan. Makanan ini basanya digunakan sebagai makanan ringan atau makanan selingan. Dodol rumput laut adalah salah satu bentuk diversifikasi produk hasil pengolahan rumput laut [1]. Rumput laut Gracilaria verrucosa banyak dibudidayakan oleh petani tambak di Kabupaten Sidoarjo khususnya di desa Tlocor. Keberadaannya yang melimpah berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk pangan olahan agar memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Rumput laut cocok dijadikan bahan pangan serta bermanfaat untuk kesehatan karena mengandung serat, asam-asam amino, lemak yang rendah, karbohidrat, mineral, dan vitamin [2]. Jenis rumpt laut yang dibudidayakan di desa ini jenis Gracilaria verrucose, jenis ini diketahui memiliki sifat aktivitas antioksidan, antibakteri serta senyawa alkoloid, flavonoid, tanin dan fenol. Senyawa -senyawa tersebutmemiliki fungsi sebagai antibakteri, antiinflamasi, antivirus serta antikanker [3]. Selain memiliki kandungan antioksidan, rumput laut Gracilariaverrucosajuga memiliki kandungan serat yang baik untuk kesehatan tubuh. Rumput laut merupakan sumber serat larut yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang hidup di darat, seperti kacang-kacangan, buah-buahan, dan serealia yang umumnya memiliki serat tidak larut. Rumput laut jenis Gracilaria sp. merupakan sumber makanan yang memiliki banyak serat alami, memiliki kandungan kalori yang rendah sehingga baik untuk diet [4]. Serat yang terdapat pada Gracilaria sp. mampu mencegah sembelit, obesitas, ambeien, dan kanker saluran pencernaan karena serat tersebut memiliki sifat memperlancar metabolisme tubuh, mengenyangkan,mengurangi lemak darah, serta menurunkan kadar gula. Selain digunakan pada bidang pangan, kandugan dalaktan dan selulosa dalam rumput laut Gracilaria sp. mampu menjadi alternatif bahan baku penghasil bioetanol [5].

b. Analisa situasi

Desa Kedungpandan adalahasalahsatu desa di antara 322 jumlah desa dan kelurahan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Letak Desa Kedungpandan berbatasan dengan beberapa desa meliputi sebelah utara Desa Tambak Kalisogo, sebelah selatan Desa Kedungboto Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan, sebelah Barat Desa Semambung Kecamatan Jabon. Gambar Peta Administrasi Desa Kedung pandan. Dapat dilihat pada Gambar 1.

Figure 1.Peta Adminstrasi Desa Kedungpandan

Desa Kedungpandan memilki Luas Wlayah 16.454.316 Ha, memiliki 3 Dusun yaitu Dusn Limbe, Kedunpandan dan Tlocor. Mempunyai 5 RW dan 16 RT dengan Jumlah Penduduk 4.894 Jiwa. Potensi desa yang dimiliki oleh desa Kedungpandan di antarnya Lahan pertanian tanaman pangan, peternakan dan perikanan. Lokasi desa Kedungpandan terutama dusun Tlocor merupakan area pesisir dan perairan merupakan sumber hasil perikan bandeng kepiting, udang dan rumput laut. Jenis rumput laut yang dihasikan adalah Gracilaria verrucose.

b. Potensi Mitra

Dusun Tlocor berpotensi penghasil rumput laut Gracilariaverrucosaang sangat besar. Ketersediannya msih untuk pabrik pengolahan untuk industri. Disi lain belum banyak penangannan dan pengolahan rumput laut selain untukpretreatmenpenyediaan pabrik. Sebagi upaya peningkatan nilai nilai tambah secara ekonomi maka perlu pengembangan diversifikasi produk rumput laut menjadikan produk Dodol rumput laut. Potensi lain, Dusun Tlocor juga sebagai Destinasi wisata baru, berpotensi sebagai pasar yang menjanjikan untuk produk tersebut.

Metode Pelakasanaan

Sebelum melakukan kegiatan Pelatihan pembuatan dodol rumput laut aneka rasa buah buahan “sirna demato” dusun Tlocor kedung pandan jabon sidoarjo melalui program kemitraan masyarakat institusi_Pngabdian Masyarakat Internal Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dilakukan beberapa tahapan yaitu: survey lokasi untuk menggali potensi, pendekatan mitra utnuk menggali permasalahan, dan perancangan kegiatan.

Tahapan berikutnya berupa realisasi kegiatan berupa demonstrasi peltihan dan pendampingan proses pembuatan dodol rumput laut Gracilaria verrucose dengan aneka rasa buah-buahan. Pelatihan dilakukan kepada kelompok masyarakat dusun Tlocor Desa Kedungpandan Kecamatan Jabon Kabupaten Sisoarjo. Pelatihan meiputi metode pembuatan dodol rumput laut, cara penanganan dan pengolahan rumput laut dan olahannya yang baik, pengemasan dan pemasaran produk. Kegiatan pelatihan dapat di lihat pada Gambar 2.

Figure 2.Kegiatan Pelatihan Pembuatan Dodol Rumput Laut

Hasil dari pelatihan ini diharapkan, masyarakat secara mandiri dapat memproduksi atau mengolah produk dodol rumput laut yang berkualitas dan dikembangkan sebagai bentuk Usaha Menengah dan Kecil Masyarakat (UMKM) dan menyediakan produk olahan khas masyatrakat destinasi Wisata Bahari Tlocor dusun Tlocor Desa Kedungpandan Jabon Sidoarjo Jawa Timur, untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Hasil dan Pembahasan

Pelatihan dikiuti kelompok masyarakat dusun Tlocor Desa Kedungpandan Jabon Sidoarjo, dilaksanakan pada hari Rabu 17 Mei 2023 di Balai dusun Tlocor. Kegiatan ini adalah pertama kali diadakan terkait dengan pelatihan pembuatan dodol.

Beberapa tahapan dalam proses pembuatan dodol rumput laut meliputi, pertamaproses pre-treatmen yaitu, rumput laut kering direndam dalam larutan kapur 10 % d/v selama 10-12 jam. Selanjutnya rumput laut dibersihkan dari kotoran yang menempel (pasir, kerang, dan zat pengotor lainnya), dibilas dan ditiriskan 1-2 jam. Selanjutnya dikeringkan didalam pengering oven/cabinet dryer suhu 50 oC selama 12 jam.Rumput laut kering bersih selanjutnya dipresto dalam rendaman air 2:1 rumput laut , selanjutnya dpanaskan melalui presto ± satu jam, dan diperoleh rumput laut lunak / bubur rumput laut. Selanjutnya, proses keduapenyiapan bahan tambahan lain, meliputipenyiapan tepung beras ketan kemasan 500 gr, Aneka perisa (essens) buah dengan aroma dan rasa, bahan lainnya berupa asam sitrat, CarboxymetylCellulosa (CMC), gula, air bahan, garam, dan essens vanilla dan santan “kara”. Tahapan ketiga adalahproses pembuatan dodol meliputi, mencampurkan bubur rumput laut 200 gr, tebung beras ketan 400 gr, gula 600 gr, CMC 30 gr, perisa sesuai selera 60 gr, vanilla 20 gr, asam sitrat 30 gr, dan garam 10 gr serta santan “ kara” 4 bungkus”. Campuran diblender (dihaluskan) dengan penambahan air hingga 1 liter.Adonan halus dipanaskan 100 oC selama ± 1-2 jam (hingga adonan dengan iskositas tinggi / kental pekat). Dituangkan dalam cetakan dan diinginkan., setelah dingi dilakukan pengemasan dan dihasilakan produk Dodol Rumput Laut.

Selama pelaksanaan kegiatan masyrakat sangat antusias mengikuti pelatihan dan ikut demonstrasi dalam pembuatan dodol. Ada bebrapa harapan yang dinginkan dari kelanjutan kegiatan ini yaitu: teknologi proses pengolahan dan penegemasan yang lebih berkualiatas. Pembinaan dalam pemasaran dan perijinan untuk usaha. Dari Ketua mitra bapak Ahmad Baidowi berharap kegiatan semacam ini agar terus diadakan oleh UMSIDa karena snagt bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat Dusun Tlocor.

Kesimpulan dan Saran

Pemanfaatan potensi unggulan desa berupa rumput laut belaum maksimal dilakuakan utnuk salh satu kegiatan pengembangan potensi tersebut melalui pelatihan pembuatan produk dodol. Produk ini dihrapkan menjadi jajanan khas lokal sebagai asset destinasi WBT dusun setempat sehingga dapat meningkatakan nilai tambah rumput laut dan kesejahteraan masyrakat sekitar.

Beberapa hal perlu dilakuak pembinaan selanjutnya berupa pembinaan pengolah produk yang lebih baik, pengemasan dan pemasran , perijinan produksi, dan pemodalan.

References

  1. D. Satuhu and Sunarmani, "Membuat Aneka Dodol Buah," Penebar Swadaya, Jakarta, 2004.
  2. L. Amaranggana and N. Wathoni, "Manfaat Alga Merah (Rhodophyta) Sebagai Sumber Obat Dari Bahan Alam," Majalah Farmasetika, vol. 2, no. 1, 2017.
  3. I. Widowati et al., "Uji aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Bakteri Pembusuk Ikan segar (Pseudomonas aeruginosa)," Jurnal: Universitas Negeri Yogyakarta. PELITA, vol. IX, no. 1, April 2014.
  4. Dwiyitno, "Rumput Laut Sebagai Sumber Pangan Potensial," J. Squalen, vol. 6, no. 1, pp. 9-, 2011.
  5. S. Adini, K. Endang, and B. Anto, "Produksi Bioetanol dari Rumput Laut dan Limbah Agar Gracilaria sp. dengan Metode Sakarifikasi yang Berbeda," BIOMA, vol. 16, no. 2, pp. 65-75, 2015.
  6. Haryadi, "Teknologi Pengolahan Beras," Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2006.