Community Education Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v14i2.933

Overcoming Barriers in Improving Literacy and Numeracy at Bulusari 1 State Elementary School, Pasuruan Regency.


Mengatasi Hambatan dalam Peningkatan Literasi dan Numerasi di SD Negeri Bulusari 1 Kab. Pasuruan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Community service Literacy and numeracy Material socialization Educators Students

Abstract

This scientific article presents a community service activity aimed at addressing barriers to improving students' literacy and numeracy at SD Negeri Bulusari 1 Kec. Gempol, Kab. Pasuruan. The primary challenge faced by teachers was their limited knowledge in literacy and numeracy. To tackle this issue, a solution was implemented through literacy and numeracy material socialization. The study reveals that this socialization initiative significantly enhanced teachers' understanding of literacy and numeracy concepts and their ability to design engaging literacy and numeracy activities. The results highlight the potential of material socialization as a practical and effective strategy to empower educators and positively impact students' learning outcomes.

Highlights:

  • The study focuses on a community service activity that addresses the challenges of enhancing literacy and numeracy among students, particularly at SD Negeri Bulusari 1 Kec. Gempol, Kab. Pasuruan.
  • A key aspect of the solution is the implementation of literacy and numeracy material socialization, which significantly improves educators' understanding of these subjects and their ability to design effective activities.
  • The research highlights the potential impact of material socialization as a practical strategy to empower educators and positively influence students' learning outcomes.

Keywords: Community service, Literacy and numeracy, Material socialization, Educators, Students

PENDAHULUAN

Literasi dan numerasi adalah keterampilan penting yang harus diperoleh peserta didik sejak usia dini. Literasi merupakan suatu kemampuan untuk mengakses informasi melalui kegiatan membaca, menulis, mengobservasi, menganalisis, dan memaknai suatu informasi secara kritis, kreatif, dan reflektif [1]. Literasi digunakan sebagai dasar pembelajaran yang efektif sehingga memungkinkan peserta didik untuk terampil mencari dan mengolah informasi yang dibutuhkan dalam kehidupan berbasis ilmu pengetahuan abad 21 [2]. Kegiatan literasi yang saat ini dilaksanakan bertujuan untuk membentuk individu yang literat yaitu individu yang memahami dan mampu mengaplikasikan makna suatu teks dalam kehidupan bermasyarakat dan tercermin dalam sikap dan perilakunya. Menurut PISA (Programme for International Student Assessment) numerasi merupakan suatu kemampuan untuk menganalisa, menginterpretasi, merumuskan, memecahkan, memberikan alasan, dan menyampaikan ide-ide kreatif dalam permasalahan matematika dengan beragam bentuk dan situasi [3]. Definisi ini senada dengan pendapat [4] bahwa numerasi adalah kemampuan dalam menggunakan angka dan simbol matematika dalam menemukan solusi pemecahan masalah sehari-hari dan menelaah informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Besarnya manfaat yang diperoleh mendorong pemerintah untuk meluncurkan program Gerakan Literasi Nasional. Gerakan Literasi Nasional bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang memadai, sehingga dapat berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Pada kenyataannya, kemampuan literasi membaca, sains, dan matematika peserta didik di sekolah dasar masih tergolong rendah [1]. Membaca dan menulis belum menjadi suatu kebutuhan [5]. Rendahnya kemampuan literasi dapat menyebabkan individu tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

SDN Bulusari 1 merupakan sekolah yang telah menerapkan Gerakan Literasi Sekolah. Dalam pelaksanaannya, sekolah banyak menghadapi tantangan yang menghambat upaya mereka untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain: 1) kurangnya sumber daya. Sekolah seringkali kekurangan sumber daya yang diperlukan untuk menyediakan pendidikan berkualitas seperti buku bacaan fiksi dan nonfiksi; 2) kurangnya keterlibatan orang tua yang dapat menghambat kemajuan peserta didik di sekolah; 3) kualitas pendampingan dari guru pengampu di sekolah. Guru harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang makna literasi dan numerasi sehingga dapat mengajarkan literasi dan numerasi pada peserta didik dengan tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam implementasi literasi dan numerasi di sekolah dasar.

Copyright © Author. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply with these terms.

METODE

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan menggunakan dua metode yaitu sosialisasi dan pendampingan. Tahapan kegiatan meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan berupa observasi pembelajaran di kelas dan wawancara dengan guru. Hasil yang diperoleh dari tahap persiapan digunakan sebagai dasar tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan terdiri dari sosialisasi dan pendampingan. Sosialisasi berupa penyampaian informasi tentang literasi dan numerasi kepada guru. Setelah melakukan sosialisasi, tim pengabdian masyarakat melakukan pendampingan kepada guru praktek baik literasi dan numerasi di kelas. Tahap selanjutnya adalah evaluasi yaitu mengetahui tingkat pemahaman guru tentang literasi dan numerasi. Pada artikel ini, tahap pelaksanaan hanya sampai sosialisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SDN Bulusari 1 telah menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) selama lebih dari 1 tahun. Kegiatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan GLS antara lain: membaca, menulis, menyimak, bercerita, berdiskusi, menggambar, dan bernyanyi. Kegiatan yang dilakukan berada pada tahap pengembangan yaitu peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dalam proses membaca. Misalnya: peserta didik membuat ringkasan dari buku yang telah selesai dibaca. Kegiatan ini dilakukan hampir setiap hari dan diawal pembelajaran. Guru memahami bahwa peserta didik perlu menguasai literasi dan numerasi karena berperan penting dalam kehidupan abad 21. Pemahaman ini berbanding terbalik dengan penguasaan konsep tentang literasi dan numerasi yang dimiliki guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, mayoritas jawaban yang diberikan belum menjabarkan tentang arti sesungguhnya dari literasi dan numerasi. Guru memberikan jawaban bahwa literasi adalah kemampuan membaca dan menulis sedangkan numerasi adalah kemampuan yang berkaitan erat dengan numerik (bilangan). Jawaban yang diberikan guru belum menunjukkan arti sesungguhnya dari literasi dan numerasi. Pemahaman guru perlu diperbaiki agar dapat mengimplementasikan literasi dan numerasi yang benar di kelas.

Tahap berikutnya yang dilakukan adalah pelaksanaan. Tim pengabdian pada masyarakat menyusun materi literasi dan numerasi yang akan disampaikan kepada para guru. Materi terdiri dari 3 bagian yaitu literasi, numerasi, dan implementasi di kelas. Narasumber menyampaikan materi dan disertai dengan contoh-contoh kegiatan literasi dan numerasi. Setelah menyampaikan materi, narasumber menunjukkan beberapa implementasi literasi dan numerasi di kelas. Contoh-contoh yang diberikan dapat digunakan sebagai referensi guru untuk memperkaya pembelajaran. Disela-sela penyampaian materi, narasumber membuka sesi tanya jawab dan berdiskusi dengan para guru.

Figure 1.Narasumber menyampaikan materi

Diakhir penyampaian materi, narasumber meminta kepada guru untuk menuliskan bentuk-bentuk kegiatan literasi dan numerasi yang akan diterapkan di kelas masing-masing dan teknis pelaksanaannya. Pada tahap evaluasi, guru diberikan angket pemahaman literasi dan numerasi. Hasil analisis menunjukkan guru telah memahami konsep literasi dan numerasi dengan baik serta mampu mendesain kegiatan literasi dan numerasi. Hasil dari kegiatan sosialisasi akan dilanjutkan pada kegiatan pendampingan yaitu implementasi kegiatan literasi dan numerasi di kelas, membuat pojok baca, dan optimalisasi kegiatan ekstrakurikuler.

Copyright © Author. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply with these terms.

SIMPULAN

Literasi dan numerasi menjadi hal penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam implementasi literasi dan numerasi adalah kualitas pendampingan dari guru pengampu di sekolah. Solusi yang diberikan adalah memberikan sosialisasi materi literasi dan numerasi serta praktek baik. Sosialisasi yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman guru tentang literasi dan numerasi serta mampu mendesain kegiatan literasi dan numerasi.

References

  1. D. G. S. Harahap, F. Nasution, E. S. Nst, and S. A. Sormin, "Analisis Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar," J. Basicedu, vol. 6, no. 2, pp. 2089–2098, 2022, doi: 10.31004/basicedu.v6i2.2400.
  2. Suyono, H. Titik, and I. S. Wulandari, "Implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar," Sekol. Dasar Kaji. Teor. dan Prakt. Pendidik., vol. 26, no. 2, pp. 116–123, 2017. [Online]. Available: http://journal2.um.ac.id/index.php/sd/article/view/3050
  3. L. M. Shabrina, "Kegiatan Kampus Mengajar dalam Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Numerasi Siswa Sekolah Dasar," J. Basicedu, vol. 6, no. 1, pp. 916–924, 2022, doi: 10.31004/basicedu.v6i1.2041.
  4. Kemendikbud, "Materi Pendukung Literasi Numerasi," Kementrian Pendidik. dan Kebud., vol. 8, no. 9, pp. 1–58, 2017.
  5. D. Pujiati, M. A. K. Basyar, and A. Wijayanti, "Analisis Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar," Pedagog. J. Islam. Elem. Sch., vol. 5, no. 1, pp. 57–68, 2022, doi: 10.24256/pijies.v5i1.2615.