This scientific article explores the creation of Breadcrust Bomb Merapi, a culinary art inspired by the geological features of Mount Merapi in Yogyakarta, Indonesia. The study aims to promote socio-cultural empowerment and geology education while supporting local communities surrounding Mount Merapi. The research methodology involved direct interviews with residents of the South Slope of Mount Merapi to identify the most popular products among tourists and the feasibility of their development. The selection process led to the production of Breadcrust Bomb Merapi, a cake resembling the explosive eruptions of Merapi, featuring a crust-like texture with a soft interior filled with melted cheese, symbolizing hot lava. The legal aspects of the creation were ensured through copyright registration. The results demonstrate the successful integration of geological inspiration into culinary art, providing a unique Merapi culinary experience for visitors and offering socio-cultural and economic opportunities for the local community. The implication of this study lies in its contribution to geotourism, ecotourism, and the preservation of local cultural heritage while fostering socio-economic development in the Merapi region.
Highlight:
Keyword:
Mount Merapi, Breadcrust Bomb Merapi, Geology-Inspired Culinary Art, Socio-Cultural Empowerment, Tourism
Merapi sejak lama menjadi tujuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara, baik dengan sekedar mengamati pemandangan alam, menikmati berbagai petualangan alam maupun untuk tujuan penelitian khususnya evolusi perubahan remaja hingga dewasa nya sebuah gununapi hingga sarana edukasi bagi wisatawan yang berkunjung.
Euforia geowisata riaknya kian riuh tatkala ditetapkannya Komplek Batuan Merapi menjadi Warisan Geologi (Geoheritage) melalui Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No: 13.K/HK.01/MEM.G/2021. Beberapa desa di sekitar Merapi mulai berbenah untuk menggali potensi desa masing-masing untuk diangkat menjadi jati diri desa baik dari segi geowisata, ekowisata maupun agrowisata dengan harapan kelak akan menjadi desa wisata. Penulis melakukan penelitian batuan vulkanik di Lereng Selatan Gunung Merapi, kemudian menjumpai batuan gunungapi (piroklastik) yang berstruktur bombdan blockyang merupakan jejak erupsi tipe ekplosif dari Gunung Merapi di masa lalu. BreadcrustBombMerapi merupakan batuan vulkanik dengan struktur kerak roti dengan jenis litologi (batuan) merupakan batuan andesit yang berwarna abu-abu gelap.
Ide Breadcrust Bomb Merapi dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menuangkan inspirasi dari batuan di alam ke dalam seni kreasi masakan, dalam hal ini seni kreasi kuliner berupa roti. Selain itu, sebagai wujud pembelajaran geologi (batuan) kepada masyarakat luas dalam konsep geowisata yang dipadukan dengan ekowisata dengan harapan dapat mendukung aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal khususnya bagi kelima desa wisata di sekitar Merapi yakni Desa Wisata Pentingsari, Pulesari, dan Grobogan Trumpon yang berbasis pemandangan alam, wisata petualangan dan edukasi, kecuali dua Desa Wisata Trumpon dan Gabugan yang khas dengan agrowisata salak
Metode pengabdian kepada masyarakat dengan tema BreadcrustBombMerapi mengedapankan hasil penelitian di Lereng Selatan Gunung Merapi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Merapi. Metode yang dilakukan melalui dalam beberapa tahapan meliputi:
Tahapan diawali dengan jalinan komunikasi langsung antara Penulis dengan warga masyarakat di Lereng Selatan Gunung Merapi untuk menggali informasi lebih dalam mengenai jenis produk yang paling diminati oleh wisatawan yang berkunjung dan produk paling mudah dikembangkan serta dipasarkan oleh masyarakat.
Tahapan berikutnya melakukan seleksi dari berbagai produk yang ditawarkan oleh masyarakat yang tentunya mampu mewakili jati diri Merapi. Awalnya Penulis memilih produk tas dari bahan baku pepohonan di sekitar Merapi, namun dikarenakan masyarakat Merapi menilai makanan dengan pertimbangan bahan baku yang mudah didapat, lebih mudah untuk diproduksi dan cenderung lebih mudah untuk dipasarkan, maka Penulis dan masyarakat sepakat akan memproduksi makanan guna mendukung ekowisata Merapi.
Tahapan ketiga dilakukan pendaftaran Hak Cipta untuk Breadcrust Bomb Merapi ke DJKI (Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual) yang berada di bawah Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia sebagai bentuk legalitas. Sertifikat BreadcrustBombMerapi diterbitkan oleh DJKI tertanggal 25 April 2022 yang berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak diterbitkan.
Tahapan akhir dari kegiatan dilakukan penyerahan produk kepada Perangkat Desa dan masyarakat dengan harapan ide dan produk yang diciptakan oleh Penulis dapat menjadi karya yang dapat dikembangkan oleh masyarakat guna pengembangan aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal melalu ekowisata Merapi ke depan nya, selain juga menjadi sarana edukasi geologi bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Gunung Merapi.
Ketika Penulis melakukan penelitian di Lereng Selatan Gunungapi Merapi, Kelurahan Kepuh Harjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menjumpai singkapan batuan gunungapi (piroklastik) yang berstruktur bomb merupakan jejak erupsi ekplosif (ledakan) dari Gunung Merapi di masa lalu mulai berumur Holocenehingga Recent dengan struktur breadcrust bomb.
BreadcrustBombatau lebih dikenal Bom Kerak Roti merupakan bom vulkanik dengan permukaan yang retak dan kotak-kotak, serta memiliki kenampakan menyerupai permukaan sepotong roti. Retakan berkembang ketika permukaan luar dari fragmen lava yang sebagian cair mendingin untuk membentuk permukaan yang rapuh dan kemudian retak saat bagian dalam yang panas mengembang karena pertumbuhan gelembung gas yang terus berlanjut. Breadcrust bomb Merapai secara petrologi termasuk batuan andesit berwarna abu-abu gelap dengan petrografis tersusun dari othopiroksen, klinopiroksen, oksida besi dan plagioklas yang ditemukan di 4 (empat) lokasi di lereng selatan Gunung Merapi.
BreadcrustBombMerapi tercetus sejak dijumpainya singkapan batuan andesit dengan struktur breadcrust (kerak roti) berwana abu-abu gelap yang merupakan hasil lontaran dari erupsi eksplosif Gunung Merapi dengan diameter beragam berkisar antara 10 meter hingga 50 meter yang terendapkan bersamaan dengan material vulkanik lainnya dari Gunung Merapi.
Keinginan untuk membuat kreasi makanan yang terinspirasi oleh sebongkah batu awalnya dilanda kesulitan dikarenakan tekstur luar dari roti yang pecah-pecah namun di bagian dalamnya masih menyisakan lava pijar dalam keadaan panas. Sehingga dikreasikan sebuah roti yang berkerak di bagian luar dengan keju cair yang mewakili lava di bagaian dalamnya. air yang mewakili lava di bagaian dalamnya.
Guna meningkatkan cita rasa dari kreasi makanan, dijalinlah sebuah filosofi bagi Breadcrust Bomb Merapi dari bombyang jatuh ketika erupsi eksplosif (tipe ledakan) dari gunungapi Merapi kala itu diibaratkan bagai permasalahan dalam hidup hidup seseorang terkadang datang secara tiba-tiba dan silih berganti bahkan bertubi-tubi. Meski permasalahan itu telah usai, namun bekas nya tetap terekam dalam diri kita baik dalam bentuk kematangan emosi maupun ketangguhan diri yang menunjukkan gambar bomb menghujam bumi seperti bola panas yang jatuh ke permukaan dan meski telah mendingin namun jejak nya seiring berjalannya waktu tetap tertimbun dan membentuk roman muka bumi yang khas yang tersusun oleh batuan yang rekah (crack) bagai emosi yang menjadi rapuh ketika ditimpa permasalahan sehingga bagaimana kita sebagai manusia tercermin dari cara kita menyelesaikan permasalahan tersebut dan kita hendaknya siap setiap waktu.
Breadcrust Bomb Merapi berawal dari ditemukannya singkapan batuan di sekitar Lereng Selatan Gunung Merapi tepatnya di Kelurahan Kepuh Harjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan jejak erupsi eksplosif dari Gunung Merapi di masa lampau berkisar antara Holosen hingga Resen. Jejak ini ditemukan sebanyak empat titik dengan batuan mirip kerak roti berwarna abu-abu gelap yang bagian luarnya retak dan bagian dalamnya masif.
Breadcrust Bomb Merapi dikemas semirip mungkin dengan bomb dari Gunung Merapi dengan warna abu-abu, bagian luar yang retak dan bagian dalam diisi keju cair sehingga ada sensasi manis dan gurih dalam setiap gigitan. Untuk menambah cita rasa ketika menikmati hidangan, dibuatlah filosofi untuk Breadcrust Bomb Merapi yang dianalogikan dalam wujud kehidupan manusia sehari-hari.
Keinginan untuk membuat kreasi makanan yang berlatar belakang alam terwujud dalam bentuk BreadcrustBombMerapi dengan harapan mampu mendukung aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal selain sebagai wujud edukasi geologi kepada masyarakat.