Village Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v14i3.904

Enhancing Character Formation and Islamic Knowledge through Recitation Teaching at TPA Darussalam Negeri Ureng, Maluku Tengah, Indonesia


Meningkatkan Pembentukan Karakter dan Pengetahuan Islam melalui Pengajian di TPA Darussalam Negeri Ureng, Maluku Tengah, Indonesia

Universitas Pattimura
Indonesia
Universitas Pattimura
Indonesia
Universitas Pattimura
Indonesia
Universitas Pattimura
Indonesia
Universitas Pattimura
Indonesia

(*) Corresponding Author

KKN Implementation Darussalam Negeri Ureng Al-Qur'an Study Place (TPA) Religious Education Community Engagement Character Formation

Abstract

This research article explores the implementation of a recitation teaching movement at TPA Darussalam Negeri Ureng in the Leihitu sub-district of Central Maluku, Indonesia. The study aims to foster empathy and concern for community issues while providing additional religious education to children in the region. The teaching methodology employed includes memorization techniques, focusing on Juz Amma and the Quran as well as understanding Quranic verses and stories. KKN students serve as assistant instructors, supporting the ustadzah in teaching recitation activities. The recitation classes take place daily from 14:00 to 16:00 WIT. The article outlines the steps involved in the implementation process, including the methods, techniques, and materials used. The results indicate that this initiative has positively influenced various aspects of the children's lives, such as increased Quranic reading and practice, improved public speaking skills during religious events, and enhanced discipline and respectful behavior in worship and social interactions. The findings suggest that recitation teaching at TPA Darussalam Negeri Ureng contributes to character formation and Islamic knowledge among the youth in the community. The implications of this research highlight the importance of incorporating such initiatives into educational programs to further promote moral values, Islamic teachings, and community engagement among young individuals.

Highlight:

  • Unique approach: The implementation of KKN at Darussalam Negeri Ureng TPA offers a distinctive approach to community development, focusing on religious education and character formation beyond formal schooling.
  • Method and technique: The teaching methodology at TPA includes memorization and understanding of Quranic verses, fostering a deeper understanding of Islamic knowledge among children.
  • Community involvement: The active participation of Ureng State KKN students in teaching recitation activities at TPA fosters community engagement and socialization opportunities for the children, creating a supportive learning environment.

Keyword:

KKN Implementation, Darussalam Negeri Ureng Al-Qur'an Study Place (TPA), Religious Education, Community Engagement, Character Formation

Pendahuluan

Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu proses pembelajaran perkuliahan di tingkat pendidikan S1 Universitas Pattimura Ambon yang dimana kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan KKN ditujukan untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Dalam mewujudkan tujuan KKN tersebut, ada beberapa program yang direncanakan salah satunya yaitu Gerakan Mengajar di Tempat Pengajian Al-Qur’an (TPA) Darussalam Negeri Ureng. Generasi muda atau remaja merupakan generaasi penerus yang akan melamjutkan perjuangan bangsa. Oleh karena itu, masa depan suatu bangsa berada di tangan generasi muda. Dengan kata lain, apabila generasi mudanya baik, maka suatu Negara akan maju dan berkembang dan sebaliknya jika generasi mudanya buruk, maka negarapun akan mundur dan hancur. Generasi muda adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, dimana dalam dunia mereka sedang dirundung oleh rasa ego yang sangat tinggi yang sangat membutuhkan arahan dan bimbingan. Generasi muda atau remaja yang memiliki rasa ingin tahu tidak cukup hanya diberikan siraman rohani yang isinya sejumlah doktrin agama yang harus ditelan mentah-mentah melainkan doktrin agama ini harus ditelaah lebih dalam sehingga generasi muda benar-benar telah mengetahui mengapa mereka harus memilih islam sebagai pedoman hidupnya [1].

Dakwah bukan hanya kewenangan ulama atau tokoh agama, setiap muslim bisa melakukan dakwah, karena dakwah tidak hanya dalam bentuk ceramah agama tetapi mencakup seluruh aktivitas yang di dalamnya terdapat unsur ajakan kepada kebaikan baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan atau keteladanan. Dakwah Islam meliputi wilayah yang luas dalam semua aspek kehidupan. Ia memiliki ragam bentuk, metode, media, pesan, pelaku, dan mitra dakwah. Apa pun yang berkaitan dengan Islam, dipastikan ada unsur dakwahnya. Dengan kata lain bisa kita simpulkan bahwa dakwah menepati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam baik itu dari segi akhlak maupun dari segi hal apapun. Karena itu al-Qur‟an dalam menyebut kegiatan dakwah dengan Ahsanu qaulan (yang lebih baik perkataannya) [2].

Persoalan akhlak atau moral senantiasa mewarnai kehidupan manusia dari masa ke masa. Seiring dengan gelombang kehidupan ini, dalam setiap kurun waktu dan tempat tertentu muncul tokoh yang memperjuangkan tegaknya nilai-nilai moral. Termasuk di dalamnya keberadaan para Rasul sebagai utusan Tuhan, khususnya. Muhammad SAW, yang memiliki tugas dan misi utama untuk menegakkan nilai-nilai moral. Upaya penegakan moral menjadi sangat penting dalam rangka mencapai keharmonisan hidup. Akhlak mempunyai peran yang sangat penting dalam Islam, bahkan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kepentingan akhlak ini tidak dapat dirasakan oleh manusia itu sendiri dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat bahkan dalam kehidupan bernegara. Akhlak merupakan fondasi utama dalam pembentukan pribadi manusia seutuhnya. Pendidikan yang mengarah pada terbentuknya pribadi berakhlak merupakan hal pertama yang harus dilakukan, sebab akan melandasi kestabilan kepribadian manusia secara keseluruhan. Akhlak juga merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dengan kumpulan hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam kehidupannya [3].

Karakter dapat didefinisikan sebagai panduan dari segala tabi’at manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi tanda khusus untuk membedakanorang yang satu dengan yang lain. Melihat dari pengertian karakter di atas, maka masyarakat terutama para pemuda memang sangat perlu mengembangkan pendidikan karakter terutama karakter Islami. Seperti diadakannya pengajian pemuda yang digunakan sebagai pengembangan program pembentukan karakter Islami bagi generasi muda [4]. Tujuan dari pengajian untuk meningkatkan ketenangan jiwa dengan tausiyah hingga arahan arahan yang berpedoman pada al-quran dan kitab-kitab oleh ustadz maupun ustadza [5]. Untuk membentuk karakter remaja yang beradab, maka pengajian sebagai sarana dalam membentuk karakter islami untuk para remaja dalam memahami kedudukannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, Utamanya bagi generasi bangsa, dalam hal ini adalah anak remaja. Usia remaja anak-anak banyak mengalami perubahan jasmaniah dan rohaniah. Sebelum masa remaja mereka taat kepada orang tua, setelah memasuki remaja mereka mulai berani membantah. Usia anak-anak biasanya rajin untuk pergi ke TPA atau TPQ untuk menuntut ilmu agama, menginjak masa remaja mulai malas untuk memperdalam ilmu agama Islam dan lebih senang untuk bermain dengan teman sebaya. Kecenderungan untuk bermain sampai lupa waktu, maka masa-masa tersebut sulit untuk bisa menemukan karakternya dengan baik dan pendidikan formalnya juga unggul. Salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di atas, maka perlu adanya bimbingan keagamaan dalam bentuk kajian keislaman, guna untuk meningkatkan pengetahuan agama islam.

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak-anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab [6]. Namun jika ditelah kembali bahwasanya pendidikan formal tidak cukup untuk menjadikan anak-anak penerus bangsa menjadi seperti yang dikatan tujuan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan nonformal salah satunya pengajian. Didalam pengajian (TPQ) tidak hanya diajarkan membaca Qur’an tetapi juga diajarkan tentang bagaiman seorang manusia memiliki akhlak yang baik dalam kehidupannya.

Islam merupakan agama dakwah. Dakwah merupakan wujud penyampaian pesan dari kitab suci Al-Qur’an yang menjadi penjaga, penerang, dan pijakan dalam kehidupan. Pengajian Tapis Kencana menjadi salah satu cara dalam berdakwah yang kegiatannya sangat dekat dengan masyarakat [7]. Sejalan dengan perkembangan masyarakat ada berbagai macam tantangan yang harus dihadapi dalam menjalani kehidupan ini, kultur, meningkatnya sikap yang lebih mengakui kebebasan bertindak manusia, berkembangnya paham rasionalisme, materialsime, urbanisme. Terlebih jika masyarakat hidup dalam sebuah Negara yang mayoritas beragama Islam, seperti Negara Indonesia Sebagai bangsa yang religius, Indonesia menempatkan agama sebagai landasan moral, spiritual dan etika dalam pembangunan. Tantangan akan terus bertambah jika dilihat dari masyarakat Indonesia yang multicultural yang terbagi dalam sebuah kelompok masyarakat desa dan kota. Masalah yang banyak terjadi adalah tentang kehidupan keagamaan atau pengamalan keagamaan masyarakat yang jika dilihat dari masyarakat kota sudah banyak terpengaruh dengan kecanggihan teknologi yang membuat semuanya menjadi lebih mudah dan instan, sehingga berpengaruh pada keagamaan, moral, serta sosial masyarakat mereka. Kemudian masyarakat desa yang masih minim dengan pendidikan tinggi serta budaya yang masih tradisional membuat masyarakat tidak sepenuhnya mengerti ajaran agama yang sebenarnya dan terpengaruh dengan adat istiadat nenek moyang zaman dahulu. Jika dilihat dari sudut pandang problematika masyarakat saat ini sangat dibutuhkannya sebuah wadah bagi masyarakat sebagai tempat pembelajaran non formal yang dapat memberikan sebuah motivasi, pemahaman, serta dapat mengubah masyarakat agar lebih baik yang tentunya [8].

TPQ Darussalam merupakan forum pengajian keagamaan yang diselenggarakan oleh salah satu Ustadza negeri ureng. TPQ Darussalam di tengah-tengah masyarakat bertujuan untuk menambah ilmu dan keyakinan agama serta pengalaman ajaran agama dan sebagai ajang silaturahmi anggota masyarakat, meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan di lingkungan jamaahnya. Masih dalam konteks yang sama, TPQ Darussalam juga berguna untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama dalam rangka membentuk masyarakat terutama anak-anak yang bertakwa kepada Allah SWT, menjadi taman rohani, ajang silaturrahim antara sesama muslim, dan menyampaikan gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa.

Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan mengajar pengajian tersebut diantaranya adalah metode hafalan, Juz amma, dan Al-Qur’an besar. Mahasiswa KKN menjadi tenaga pengajar pembantu untuk membantu ibu ustadzah dalam mengajar pengajian. Pengajian tersebut adalah pengajian rutin setiap hari yang dilaksanakan pukul 14.00 WIT – 16.00 WIT. Di dalam TPA anak-anak diajarkan tentang ilmu agama seperti mengaji, doa sehari-hari dan surat-surat pendek.

Hasil dan Pembahasan

Pembinaan keagamaan melalui kegiatan pengajian remaja bertujuan untuk tekanan aspek spiritual dan pasangan asli, dalam membentuk karakter islami bagi generasi bangsa karena diera digital sayangnya para remaja yang banyak kehilangan moral, ahlak dan budi pekerti dalam menjalani kehidupan sehariannya. Melalui pengajian remaja ini diharapkan para remaja dapat merubah perilaku dalam kesehariannya sesuai dengan ajaran islam berdasarkan Al Qur’an dan sunnah. Kegiatan pengajian remaja yang dilakanakan setiap hari. Kegiatan dimulai dengan sebuah pendekatan rohani, Pendekatan rasional yaitu mengaji, memahami dan menghafal ayat-ayat Al Qur’an. dengan adanya pelaksanaan pengajian pembinaan karakter islami melalui kegiatan pengajian dalam setiap kegiatan peringatan hari besar islam .

Selain mendalam Al Qur’an melalui kegiatan pengajian dibimbing untuk melatih keberanian dalam hal berdakwah sebagai generai islami harus tanpa henti mengorbankan semangat dakwah agar terciptanya Negara yang baik dan mendapat ampunan dari. allah SWT, sehingga tercipta masyarakat yang selalu beriman dan bertaqwa kepada allah selamat di dunia dan di akhirat usaha untuk memantapkan pembentukan karakter islami remaja. Pengajian menjadi wadah atau media untuk mengingatkan kita dan anak-anak kepada firman-firman allah yang kemungkinan tidak diketahui. Disamping itu, pengajian bisa menjadi jalan penghubung atau untuk mempererat silaturahmi. Oleh karena itu, pengajian dapat digunakan sebagai sarana untuk membangun solidaritas sosial. Pengajian tidak semata-mata berhubungan dengan aspek religiu saja, tetapi terkait pula dengan aspek sosial, pendidikan dan politik.

pengajian merupakan pendidikan non resmi yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di negeri ureng kecamatan leihitu kabupaten Maluku tengah sebagai bentuk perkumpulan majelis dan silaturahmi antar warga masyarakat. Pengajian juga diartikan sebagai proses latihan keagamaan untuk mempelajari dn mendalami ilmu agama. Akhlak dan moral yang baik remaja adalah cerminan dari karakter islami. Setiap keluarga pasti angat menginginkan anaknya memiliki karakter sifat yang baik. Setiap masyarakat bahkan Negara sekalipun mengharapkan warga masyarakatnya memiliki akhlak yang mulia. Mengingat akan pentingnya perilaku akhlak yang mulia dari para warganya, maka pendidikan akhlak menjadi seuatu yang penting bagin remaja milenial.

Kegiatan pengajian keagamaan negeri ureng dilakukan dengan tujuan untuk mencegah remaja agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas. Remaja dibina dan dibiasakan untuk memiliki aqidah yang kuat, ibadah sesuai dengan syariat, memahami agama islam yang baik, berilmu, berketerampilan baik, aktif dalam memakmurkan masjid dan selalu mengucapkan selamat hari besar islam. Tidak hanya berkarakter islami melalui kegiatan pengajian, banyak karakter lain yang muncul yaitu diiplin dalam mengikuti kegiatan, rajin beribadah, sopan santun terhadap semua orang, dan patuh kepada ustadz Dan tua dan lain sebagaianya dalam hal bertingkah laku ,berakhlak dan berpakain terlihat remaja putri sudah mulai mengenakan busana yang syar’i .sehingga dapat menyelesaikan kegiatan sehingga dapat penyelesaian kegiatan pengajian remaja ini dapat membentuk karakter islami bagi generasi muda yang sesuai dengan ketentuan agama islam.

Figure 1.Gambar 1 (Kiri atas). Audiensi dengan pemilik TPA Darussalam, Gambar 2 (Kanan atas). Proses Mengajar, Gambar 3 (Bawah). Foto Bersama Pengelola TPQ Dan Murid-Murid TPQ Darussalam Negeri Ureng

Kesimpulan

Pelaksanaan pengajian di Desa Ureng, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, memiliki perencanaan yang berbeda dengan sekolah formal pada umumnya. Proses pelaksanaan pengajian di desa ini melibatkan beberapa langkah utama. Pengajian remaja di Desa Ureng memiliki peran penting dalam kehidupan remaja di masyarakat, dengan tujuan meningkatkan beberapa aspek kehidupan mereka. Pengajian ini berfungsi sebagai wadah silaturahmi dan media untuk mengembangkan gagasan-gagasan yang bermanfaat dalam membangun karakter islami. Hasil dari pembentukan karakter islami melalui pengajian di Desa Ureng adalah pertama, meningkatnya kegiatan membaca Al-Qur'an, sehingga anak-anak menjadi lebih rajin dalam membaca dan mengamalkannya. Kedua, remaja menjadi lebih siap dalam berdakwah dan tampil di tempat umum seperti memberikan khutbah Jumat, pidato dalam acara peringatan hari besar Islam, dan kegiatan lain di lingkungan sekitar. Ketiga, pengaruh pengajian juga terlihat dalam kegiatan ibadah dan perilaku sehari-hari, dimana remaja secara tidak langsung menjadi lebih disiplin dan rajin melaksanakan sholat, memperlihatkan sopan santun, berakhlak mulia, serta menghormati orang tua dan masyarakat sekitar. Implikasi dari hal ini adalah perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi dampak pengajian remaja terhadap pembentukan karakter islami, serta untuk menganalisis efektivitas pengajian sebagai sarana pengembangan remaja yang lebih baik. Dalam kesimpulannya, pengajian di Desa Ureng memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter dan pengembangan remaja dengan nilai-nilai islami yang kuat, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi positif dalam masyarakat.

References

  1. Suprapti, S., Iman, N., & Ariyanto, A. (2019). Pengajian Sebagai Pembentuk Karakter Islami bagi Generasi Bangsa di Desa Ngreco Kecamatan Tegalombo Pacitan. TARBAWI: Journal on Islamic Education, 3(2), 83-92.
  2. Wildayati, N. (2019). Efektivitas Metode Dakwah Al-Mauizah Al-Hasanah dalam Pembinaan Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah Wathaniyah Belopa. (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo).
  3. Firdaus, F. (2017). Membentuk Pribadi Berakhlakul Karimah secara Psikologis. Al Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur'an dan al-Hadits, 11(1).
  4. Ali, A. H. (2022). Peran Pengajian Pemuda Al-Istiqomah Terhadap Pembentukan Karakter Islami. TAZKIYAH, 4(2), 23-30.
  5. Surya, A. N. (2022). Pengajian Jum'at dalam Meningkatkan Ketenangan Jiwa Lansia Majlis Taklim Sabilunazah di Desa Bumi Ayu Kecamatan Sukadana Lampung. (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).
  6. Himawan, R., & Yani, M. T. (2014). Upaya Sekolah Dalam Mewujudkan Budaya Religius Sebagai Upaya Peningkatan Kepatuhan Siswa Terhadap Tata Tertib di SMAN 1 Nglames. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 3(2), 1095-1110.
  7. Andre, A. (2023). Fungsi Manajemen dalam Pengajian Tapis Kencana Masjid Jami' al-Mutaqqin Pekon Purwodadi Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).
  8. Cahyani, F. P. (2019). Peranan Majelis Taklim Al-Mustaqim Dalam Perubahan Sosial Keagamaan Di Desa Tirta Makmur Kec. Tulang Bawang Tengah Kab. Tulang Bawang Barat. Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.