This study assesses the implementation of a community-led tourism exploration and beach cleaning initiative in Negeri Ureng, Central Maluku, particularly in Island 3 Nusa Ela. Our goal was twofold: firstly, to explore and identify new tourism sites and, secondly, to foster a greater understanding and action towards coastal waste management. The adopted method incorporated community engagement, direct observation, and active participation in waste cleanup activities. Findings highlighted picturesque sites around Island 3 Nusa Ela, such as the vicinity near the villa at the island's end, and a unique fresh water source in a large cave. However, the cleanup activities revealed a significant amount of poorly managed waste, predominantly plastic, along the coastline, thus necessitating immediate waste management strategies. As a result, signage was installed to educate both locals and visitors about the adverse impacts of improper waste disposal on the ecosystem and coastal aesthetics. The study underscores the vital role of community involvement in preserving and enhancing coastal areas while showcasing its potential for sustainable tourism. This initiative bears significant implications for other coastal communities worldwide striving to strike a balance between tourism development and environmental conservation.
Highlights:
Keywords: Coastal Tourism, Waste Management, Negeri Ureng, Community Initiative, Environmental Preservation.
Pengabdian masayrakat (abdimas) ini merupakan salah satu proses pembelajaran perkuliahan di tingkat pendidikan S1 Universitas Pattimura Ambon yang dimana kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan abdimas ditujukan untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Dalam mewujudkan tujuan abdimas tersebut, ada beberapa program yang direncanakan salah satunya yaitu Eksplorasi Wisata Dan Gerak Bersih Pantai Di Negeri Ureng, Kabupaten Maluku Tengah untuk membantu masyarakat dalam menjaga kelestarian alamnya, serta membantu mempromosikan wisata alam yang ada di Negeri Ureng.
Eksplorasi wisata dan gerak bersih pantai merupakan salah satu kegiatan sosial yang sudah tidak asing lagi dalam lingkup masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian dan cinta terhadap lingkungan sekitar. Kegiatanwisata adalah konsep menggabungkan kebutuhan industry kepariwisataan dengan pelestarian alam dan lingkungan serta budaya masyarakat. Ini mencakup kegiatan yang menawarkan wisatawan untuk mendapatkan pengalaman tentang alam dan budaya untuk belajar dan memahami betapa pentingnya konservasi keanekaragaman hayati dan budaya lokal [1].
Banyaknya kegiatan yang dapat dilakukan pada saat wisata pantai menjadikan pesisir pantai menjadi pilihan yang paling diminati untuk liburan atau sekedar piknik pada waktu senggang yang secara langsung dapat menguntungkan masyarakat sekitar dalam menaikan perekonomian daerah sekitar. Salah satu tempat wisata yang mempunyai potensi ekonomi tinggi di Negeri Ureng Kecamatan Leihitu yaitu, Pulau 3 Nusa Ela. Pulau 3 terletak di bagian barat utara Pulau Ambon dan masuk wilayah Desa Ureng, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku tengah. Dibutuhkan sekitar 10 hingga 20 menit dengan perahu dari desa Ureng. Dinamakan Pulau 3 karena ketiga pulau tersebut berada dalam satu baris, sehingga diberi nama Pulau 1, Pulau 2 dan Pulau 3. Pulau 2 tidak berpenghuni, sedangkan pulau 1 dan 3 tidak berpenghuni. Pulau 3 memiliki pantai berpasir putih yang luas, sedangkan pulau lainnya memiliki pantai berbatu. Pulau 1 dan 2 termasuk wilayah desa Asilulu. Pulau 3 Nusa Ela adalah desa Desa Ureng.
Berasal dari bahasa Ureng, Nusa berarti Pulau dan Ela = Besar, jadi kata Nusa Ela berarti Pulau Besar. Sumber daya berupa ekosistem pesisir dan laut di Indonesia merupakan potensi yang besar untuk tujuan wisata, termasuk wisata pesisir. Jenis kegiatan ini merupakan salah satu jenis pangsa pasar terbesar dalam industri pariwisata Indonesia [2], [3]. Pulau 3 bukan hanya keindahan bawah lautnya tetapi juga keindahan alam daratannya yang membuat kita takjub. Ada bebatuan dan pepohonan besar yang sudah lama membuat kita betah dan pesona alamnya masih serba alami. Dengan keindahan pulau yang berpotensi besar dalam menarik para wisatawan maka dari itu kelestarian dari Pulau 3 harus selalu dijaga, salah atunya dengan selalu menjaga kebersihan pesisir pantai. Tidak dipungkiri, banyaknya para pengunjung dan kehidupan masyarakat disekitar pesisir pantai memiliki dampak pada pesisir pantai itu sendiri, dampak yang dapat terlihat langsung yaitu banyaknya sampah sisa kegiatan dan aktifitas oleh para masyarakat dan pengunjung yang dapat mencemari lingkungan pantai dan pesisir. Pesisir merupakan suatu ekosistem yang rawan akan berbagai permasalahan seperti lingkungan dan sosial[4].
Kondisi pesisir pantai sangat rentan dengan masalah pencemaran limbah [5]. Pencemaran ini berupa fisik, kimia dan biologi sehingga dapat mengganggu kehidupan biota disekitarnya, yang akhirnya menimbulkan kerugian dan gangguan kesehatan [6]. Puing-puing yang dibuang ke laut dapat secara langsung atau tidak langsung membunuh biota laut. Plastik yang masuk ke laut bisa diperlakukan seperti makanan dan mengancam kehidupan laut. Kehidupan laut seperti ikan dan burung laut dapat menelan puing-puing dan menderita keracunan dan kematian. Sampah juga dapat membunuh kehidupan laut melalui mati lemas dan cedera. Pembusukan sampah tidak hanya berdampak langsung, tetapi juga dapat menghasilkan bahan kimia berbahaya dan mengubah ekosistem laut.
Limbah industri seperti merkuri dan air raksa dapat mencemari laut dan menjadi racun bagi kehidupan laut. Dampak ini dapat menyebabkan kematian, penurunan populasi, dan gangguan pada keseimbangan ekosistem laut. Kehadiran sampah juga mempengaruhi sumber daya yang tersedia bagi biota laut. Sampah dapat mengganggu pola migrasi dan pergerakan biota laut, mengurangi sumber makanan yang tersedia, dan menghancurkan habitat mereka. Dampak ini dapat menyebabkan penurunan populasi dan keberlangsungan hidup yang buruk bagi biota laut. Oleh karena itu, kegiatan pelestarian pesisir pantai perlu dilakukan, mahasiswa abdimas Negeri Ureng gelombang XLIX tertarik untuk melakukan aksi pembersihan pesisir pantai dan pemasangan papan himbauan yang bertujuan untuk menjaga dan melestarikan Pulau 3 Nusa Ela juga meningkatkan keadaran masyarakat sekitar untuk selalu menjaga kebersihan pada daerah pesisir pantai.
Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan observasi, serta partisipasi dari seluruh anggota atau mahasiswa/I abdimas Negeri Ureng terkait dengan Eksplorasi dan Pelestarian Wisata Dengan Gerak Bersih pantai di pesisir pulau 3 Nusa Ela Negeri Ureng kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 06 juni 2023.
Salah satu program kerja abdimas kami yaitu Eksplorasi Wisata Dan Gerak Bersih Pantai Di Negeri Ureng Kabupaten Maluku Tengah, umtukmelestarikan keindahan wisata Pantai di Negeri Ureng tepatnya Pulau 3 Nusa Ela dan melakukan pemasangan papan himbauan. Pada Program kerja abdimas tersebut kami membuat artikel yang berjudul “Eksplorasi Wisata Dan Gerak Bersih Pantai Di Negeri Ureng Kabupaten Maluku Tengah”.
Pada kegiatan eksplorasi wisata terdapat salah satu pantai yang umumnya telah diketahui yaitu pantai dekat resort tempat kita berlabuh, setelah berlabuh di pulau 3 Nusa Ela kami melakukan eksplorasi pada pulau tersebut dan pada kegiatan eksplorasi yang kami lakukan, kami menemukan beberapa tempat indah yang dapat dijadikan sebagai lokasi untuk berswafoto bersama keluarga dan orang terkasih, tempat-tempat yang di maksud adalah kawasan dekat Villa yang ada pada ujung pulau 3 Nusa Ela, dimana untuk menuju lokasi tersebut pengunjung harus berjalan kaki selama 10-15 menit dengan medan yang menanjak dan jalan yang berbatu serta di penuhi dengan tumbuhan-tumbuhan.
Sesampainya disana kita disuguhkan dengan pemandangan yang indah dari laut lepas yang biru (fig.1) nan hijau, selain itu terdapat goa yang besar nan tinggi yang dimana terdapat air tawar yang mengalir dari bebatuan goa tersebut dan air tersebut menjadi sumber air tawar satu-satunya di pulau tersebut. Dimana air tawar tersebut di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat yang tinggal dekat dengan daerah villa atau goa tersebut, pada daerah depan goa tersebut kita disambut oleh pemandangan laut lepas yang di penuhi batu karang yang besar nan indah.
Setelah kami melakukan eksplorasi pada Pulau 3 Nusa Ela, kami mendapati informasi terkait sumber air minum yang ada pada pulau 3 Nusa Ela ini, dimana selain air tawar yang di tampung pada bak penampung (fig.2) yang terdapat pada mulut goa (fig.3) ternyata sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat didapatkan dari air hujan dan mengambil air dari Negeri Ureng tepatnya di mata air Waipeka.
Kegiatan berikutnya adalah gerak bersih pantai (fig.4), dengan mengumpulkan sampah yang ada di pesisir pantai, dimana dilakukan sepanjang garis pantai. Salah satu cara guna mencegah terjadinya pencemaran disekitar pantai yaitu dengan melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya limbah [7]. Pada daerah resort kami mendapati sampah dibuang pada samping resort dan tidak dikelola dengan baik. Sampah yang dikumpulkan didominasi oleh sampah plastik yang bersumber dari kegiatan masyarakat sekitar dan para pengunjung. Pada kegiatan ini kami menemukan sampah yang paling dominan ditemukan di pesisir adalah botol bekas air mineral dan plastik bekas makanan ringan, Steroform serta popok bayi. Hal ini juga pernah diungkapkan oleh beberapa ahli dalam artikel mereka, dimana mereka menyatakan bahwa sampah yang umumnya ditemukan dipesisir pantai yaitu botol plastik, pembungkus makanan dan steroform [8]. Sampah yang telah dikumpulkan kemudian dibakar, hal ini dilakukan karena tidak terdapat TPS dan TPA pada Pulau 3 Nusa Ela.
Kegiatan gerak bersih pantai merupakan salah satu bentuk dalam melestarikan ekosistem laut serta menjaga keindahan alamnya dari wisata pantai tersebut. Dalam pelestarian wisata pantai atau pelestarian ekosistem pantai memiliki poin-poin yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
Maka dari itu dilakukan pemasangan papan himbauan (fig.5). Pemasangan dilakukan pada jalan masuk menuju Desa Nusa Ela. Papan himbauan ini dipasang untuk menghimbau masyarakat maupun para pengunjung untuk tidak membuang sampah pada daerah pesisir pantai, agar tidak merusak lokasi tersebut.
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa lokasi wisata di pulau 3 Nusa Ela yang memliki tingkat daya tarik wisatawan yang cukup tinggi dengan panorama alamnya, serta antusiasme masyarakat Pulau 3 Nusa Ela yang sangat baik dalam rangka menjaga dan merawat lingkungan sekitar. Dengan adanya kegiatan Eksplorasi Wisata Dan Gerak Bersih Pantai ini diharapkan nantinya akan berdampak besar bagi lingkungan sekitar.
Terima kasih disampaikan kepada Universitas Pattimura serta Perangkat Desa/Negeri Ureng dalam pelaksanaan pengadian masyarakat ini.