Community Development Report
DOI: 10.21070/ijccd.v14i1.848

Public Perception of the Negative Impact of Covid-19 Vaccination in Sidoarjo


Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Negatif Vaksinasi Covid–19 di Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Perception Society Covid-19 Vaccination

Abstract

This research is based on the fact that many people do not believe and doubt the existence of vaccination for various reasons such as issues regarding health, vaccine development, the impact of vaccines and the effectiveness of vaccine types, causing different perceptions from each community. This study uses a qualitative research type with a descriptive approach. The technique of determining the informants in this study used a purposive sampling technique. The results of this study indicate that the perception of the Pucanganom community can be seen from three elements, namely the first Perception Perpetrator, from the results of this study it can be seen that most of the Pucanganom Village community accept the Covid-19 vaccination because vaccination is quite important in avoiding the Covid-19 virus and his party believes and enthusiasm with the Covid-19 vaccination. The second in terms of targets or objects, shows that they believe vaccination can prevent the transmission of the Covid-19 virus. Of the many types of vaccinations available, the people of Pucanganom Village believe that moderna vaccination is the best type of vaccination. The third, in terms of the situation, shows that the people of Pucanganom Village in carrying out vaccinations on their own consciousness, not through coercion. They realized the importance of vaccination from various socializations carried out by village officials. Information regarding vaccination in Pucanganom Village is clear, complete and adequate. In practice, these three elements show a good perception of the pucangnaom community regarding the Covid-19 vaccination.

Pendahuluan

Pandemi Virus Covid-19 telah melanda hampir semua negara, termasuk di Indonesia. Segala cara telah dilaksanakan pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 yaitu antara lain, Menerapkan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Jaga jarak, Lockdown, Memakai masker, Cuci tangan hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sampai empat level. Namun, Masih banyak masyarakat yang meremehkan virus covid dan tidak mentaati protokol kesehatan yang diatur oleh pemerintah. Untuk itu, tidak hanya dibutuhkan intervensi pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan, tetapi juga dibutuhkan gerakan intervensi lain yang ampuh dalam mencegah penyebaran virus yaitu dengan melakukan vaksinasi

Vaksinasi adalah cara pemerintah dalam menghadapi Covid-19. Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 serta meningkatkan kekebalan imunitas (Herd Immunity) pada masyarakat. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang menolak vaksinasi. Kelompok masyarakat yang menolak divaksinasi mempunyai berbagai macam alasan yaitu persoalan tentang kesehatan, pengembangan vaksin, dampak vaksin serta keefektivan jenis vaksin. Namun, Seiring berjalannya waktu masyarakat mulai menerima dengan adanya program vaksinasi karena ada beberapa faktor. Yakni, salah satunya adalah adanya aturan dari pemerintah yang mewajibkan untuk menunjukan sertifikat vaksin minimal dosis 1 ketika ingin berkunjung ke tempat yang ramai, memasuki Mall, berpergian jauh dan beberapa sekolah serta perguruan tinggi juga mewajibkan adanya vaksinasi. Sehingga dengan diwajibkan aturan itu, dapat meningkatkan masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Selain itu, kesadaran diri untuk terhindar dari covid -19 juga berpengaruh penting dalam meningkatnya masyarakat untuk vaksinasi.

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain, penelitian dari Zisi Lioni Argista yang berjudul “persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Sumatera Selatan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat yang mempunyai persepsi positif terhadap vaksin covid-19 sebanyak 63% dan masyarakat yang memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 sebanyak 37%. . Sedangkan penelitian dari Nabila Yolanda Putri yang berjudul “opini masyarakat Deli Serdang terhadap vaksinasi Covid-19 (Studi pada masyarakat Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 3 modus opini masyarakat dusun 16 desa Muliorejo kabupaten Deli Serdang terhadap vaksinasi Covid-19 yaitu keyakinan, pengetahuan dan sikap. Berdasarkan kepada keyakinan, masih banyak masyarakat yang kurang yakin bahwa vaksin dapat menghilangkan Covid-19, begitu juga dengan jenis vaksin khususnya vaksin sinovac, masyarakat kebanyakan ragu-ragu dengan khasiat vaksin sinovac. Berdasarkan pengetahuan, kebanyakan masyarakat mendapatkan informasi dari instagram dan facebook, walaupun banyak responden yang percaya bahwa covid itu ada tetapi mereka tidak yakin dengan adanya vaksin, hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh informasi dari media sosial yang beragam baik yang pro maupun kontra terhadap vaksin. Berdasarkan sikap, ada 50% dari jumlah responden yang tidak bersedia untuk melakukan vaksinasi .

Penelitian terdahulu digunakan sebagai refrensi peneliti untuk melakukan penelitian sehingga peneliti dapat mengetahui perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Keseluruhan penelitian yang sudah ada berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19, dengan adanya kesamaan tema mengungkapkan persepsi yang berbeda-beda dari tiap masyarakat mengenai vaksinasi Covid-19. Perbedaan pada subjek dan objek yang dilakukan dalam penelitian ini serta guna menjelaskan persepsi masyarakat kelurahan pucanganom terhadap vaksinasi Covid-19 menggunakan teori persepsi Robbins yang terdiri dari 3 unsur yaitu pelaku persepsi, sasaran atau objek dan situasi.

Menurut Robbins Persepsi adalah suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan atau objek pengamatan oleh individu. Meskipun individu memiliki pandangan pada suatu benda yang sama, namun persepsi yang timbul dapat berbeda-beda. Persepsi merupakan inti dari komunikasi, karena tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan efektif jika persepsinya tidak sesuai. Persepsilah yang akan menentukan untuk memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lainnya . Selain itu, persepsi yang terbentuk dalam pikiran individu akan memberikan pengaruh pada bagaimana individu tersebut akan melakukan tindakan. Hal ini dikarenakan persepsi yang muncul akan digunakan sebagai acuan dalam memprediksikan tingkah laku pihak lain atau lingkungan sekitar .

Kota Sidoarjo adalah salah satu kota dengan angka penyebaran virus corona yang cukup tinggi setelah kota Surabaya dengan angka terkonfirmasi positif covid berjumlah 25.230 orang . Penduduk kota Sidoarjo pada tahun 2021 tercatat berjumlah 2.055.688 jiwa. Dengan banyaknya jumlah penduduk tersebut menyebabkan semakin mudahnya penyebaran virus Covid-19 di Kota Sidoarjo. Komunikasi publik yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam menimalisir dampak penularan Covid-19 di Sidoarjo adalah informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang menimalisir dampak penularan Covid-19 dengan melalui media massa seperti website, unggahan foto di instagram, poster, banner, Koran dan melalui radio Suara Sidoarjo. Informasi di web tersebut memuat angka kejadian Covid-19 dan materi tentang edukasi mengenai pola hidup sehat dan perintah untuk memakai masker yang bertujuan agar menimalisir dampak penularan virus Covid-19. Maka dari itu, komunikasi sangat penting untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi diharapkan berfungsi sebagai sarana supaya masyarakat merespon perilaku yang dilakukan dalam menurunkan resiko penularan, komunikasi menjadi kunci sekaligus bagian dari solusi . Selain itu, upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Sidoarjo untuk mencegah meningkatnya angka positif Covid-19 adalah dengan melaksanakan program vaksinasi di berbagai Kelurahan dan Desa yang ada di Kota Sidoarjo salah satunya adalah Kelurahan Pucanganom.

Kelurahan Pucanganom adalah Kelurahan yang berada di Kecamatan Sidoarjo. Menurut dinas kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten Sidoarjo tahun 2021, jumlah penduduk Kelurahan Pucanganom tercatat sebanyak 6.318 jiwa dan Jumlah angka terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 106 orang . Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala desa Kelurahan Pucanganom bahwa terdapat 80% masyarakat yang sudah melaksanakan vaksinasi. Namun, masih ada beberapa masyarakat yang belum vaksinasi karena faktor usia dan memiliki riwayat penyakit khusus sehingga pemerintah Kelurahan Pucanganom melakukan door to door dengan mendatangi satu persatu warga yang kemungkinan belum melaksanakan vaksin karena faktor tersebut. Dalam pelaksanaanya pemerintah desa menanyakan penyebab dari warga yang tidak melakukan vaksinasi sekaligus memeriksa tensi darah untuk mengetahui bisa atau tidaknya untuk melaksanakan vaksinasi.

Masyarakat kelurahan Pucanganom sangat antusias untuk melakukan vaksinasi karena adanya kewajiban dari pekerjaaan, pendidikan, berpergian dan pemerintah dalam melakukan vaksinasi. Selain itu masyarakat juga memiliki kesadaran diri yang tinggi dalam menjaga kesehatan, masyarakat melakukan isolasi mandiri jika tubuhnya merasakan gejala-gejala covid-19 seperti demam, flu, batuk, sesak nafas dan yang lainnya, sehingga dengan begitu masyarakat yang terkonfirmasi positif covid-19 berjumlah sedikit. Terlihat pada tabel 1 yang menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Pucanganom sangat antusias dalam melakukan vaksinasi.

Vaksin Dosis 1 Vaksin Dosis 2 Vaksin Booster (Dosis 3)
Tanggal Jumlah Kuota Tanggal Jumlah Kuota Tanggal Jumlah Kuota
05/05/21 94 100 09/06/21 94 100 28/01/22 180 300
09/06/21 90 100 12/07/21 90 100 08/02/22 180 250
12/07/21 206 220 12/08/21 206 220 07/03/22 87 150
17/07/21 160 160 29/09/21 160 160 28/03/22 140 150
30/08/21 182 200 18/10/21 182 200 12/04/22 100 150
18/09/21 200 200 22/10/21 200 200 Jumlah 867
29/09/21 500 500 15/11/21 500 500
15/11/21 150 150 14/12/21 150 150
Jumlah 1.582 Jumlah 1582
Table 1.Data Vaksinasi Kelurahan PucanganomPihak yang menangani vaksin di Kelurahan Pucanganom

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kuota setiap vaksin sudah cukup terpenuhi, yang artinya masyarakat pada Kelurahan Pucanganom sangat antusias dalam melakukan vaksinasi. Jumlah masyarakat yang sudah melakukan vaksin dosis 1 dan 2 berjumlah 1.582 dan jumlah masyarakat yang sudah melaksanakan vaksin dosis 3 (booster) berjumlah 687. Untuk masyarakat lainya melakukan vaksinasi diluar kelurahan seperti di sekolah, puskesmas, perguruan tinggi, tempat pekerjaanya dan tempat umum lainnya. Selain itu pihak kelurahan juga melakukan sosialisasi dan door to door kepada masyarakat yang belum melakukan vaksinasi di setiap RW sehingga sebagian besar masyarakat di kelurahan pucanganom sudah melakukan vaksinasi kecuali masyarakat yang memiliki riwayat penyakit khusus dan tidak diperbolehkan untuk vaksinasi.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai vaksinasi Covid-19 dalam persepsi masyarakat. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom terhadap Vaksinasi Covid-19.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang membentuk gambaran tentang situasi atau kejadian sehingga penelitian ini berkehendak melaksanakan pengumpulan data dasar saja . Pendekatan deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran sebuah penelitian secara faktual, sistematis dan akurat sesuai dengan fakta-fakta dan fenomena yang diteliti. Penelitian ini bersifat deskriptif karena diharapkan dapat memberikan gambaran atau deskripsi mengenai persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom terhadap vaksinasi Covid-19.

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Pucanganom dan Objek dalam penelitian ini, berfokus pada Vaksinasi Covid-19. Penelitian ini berlokasi di kelurahan Pucanganom. Peneliti memilih lokasi ini karena berdasarkan observasi masyarakat di Kelurahan Pucanganom sangat antusias untuk melakukan vaksinasi dan jumlah angka terkonfirmasi positifnya juga sedikit.

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling, yang mana informan dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat desa dan masyarakat. Jumlah RW di Kelurahan tersebut ada 5, masing-masing RW akan diambil 1 orang sebagai perwakilan dan 4 perangkat desa sehingga ditentukan jumlah informannya ada 9 orang.

Jenis dan sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari lapangan atau yang menjadi tempat penelitian. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari observasi dan wawancara dengan masyarakat Kelurahan Pucanganom terhadap vaksinasi Covid-19 sedangkan data sekunder adalah data tambahan yang dugunakan peneliti. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa jurnal, buku, internet dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Persepsi. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yakni melalui observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data yang digunakan menggunakan model analisis Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan .

Hasil dan Pembahasan

Menurut Robbins, Ada 3 unsur yang dapat membentuk persepsi individu yaitu :

1. Pelaku Persepsi

Menunjukkan saat individu melihat suatu sasaran dan mencoba untuk menafsirkan apa yang dilihatnya. Penafsiran tersebut dipengaruhi oleh beberapa karakteristik pribadi dari perilaku persepsi individu tersebut yaitu sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan . Pelaku persepsi dalam penelitian ini adalah masyarakat kelurahan Pucanganom. Unsur pelaku ini digunakan untuk mengetahui pandangan masyarakat kelurahan Pucanganom terhadap vaksinasi Covid-19.

Pada persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom terkait dengan adanya vaksinasi Covid-19 menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom menerima adanya vaksinasi covid-19 karena vaksinasi cukup penting dalam menghindari virus Covid-19 dan pihaknya percaya serta antuasias dengan adanya vaksinasi Covid-19.

Ada beberapa hal yang mendasari masyarakat Kelurahan Pucanganom tertarik dan antusias dengan adanya vaksinasi Covid-19 yaitu karena diwajibkan dari pemerintah, pekerjaan, pendidikan, berpergian jauh dan kesadaran diri juga dalam menjaga kesehatan. Selain itu, untuk pembentukan antibodi agar terhindar dari virus Covid-19 serta namun ada juga karena ikut-ikutan tetangga.

Masyarakat Kelurahan Pucanganom sangat antusias untuk melakukan vaksinasi sehingga angka terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah sedikit, padahal banyak terjadi penolakan di daerah lain terkait dengan vaksinasi, tetapi hal ini berbeda dengan masyarakat yang tinggal di Kelurahan Pucanganom. Namun, ada beberapa informan yang tidak begitu antusias tetapi mereka mengikutinya dengan baik.

Yang melatarbelakangi masyarakat antusias untuk melakukan vaksinasi adalah karena adanya strategi khusus dari perangkat desa yaitu dengan mengarahkan seluruh perangkat, tokoh masyarakat dan lembaga organisasi untuk mengikuti vaksin. Selain itu dengan melakukan sosialisasi dan door to door bagi warga yang belum vaksin sehingga sebagian besar masyarakat sudah melakukan vaksinasi, kecuali yang memiliki riwayat penyakit khusus. Serta kesadaran masyarakat juga tinggi akan pentingnya menjaga kesehatan, masyarakat melakukan isolasi mandiri, jika tubuhnya merasakan gejala-gejala Covid-19 seperti demam, flu, batuk, sesak nafas dan yang lainnya dan Pendidikan masyarakat di kelurahan ini juga tinggi sehingga masyarakat lebih mudah percaya dengan adanya vaksinasi.

Pengharapan, bisa menyimpangkan persepsi orang lain dalam melihat apa yang diharapkan orang lain. Adapun harapan masyarakat Kelurahan Pucanganom pada vaksinasi Covid-19 yaitu Membentuk anti bodi pada tubuh sehingga masyarakat bisa terhindar dari virus Covid-19 dan berharap agar vaksinasi ini tidak cukup sampai di booster saja tetapi dibuka kembali mulai vaksin dosis 1 sampai 3 di berbagai puskesmas sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi.

2. Sasaran atau Objek

Menunjukkan tentang karakteristik dalam objek yang akan diamati dapat memberikan pengaruh pada apa yang dipersepsikan. Objek tidak dapat dipandang dalam keadaan terpencil, yang artinya hubungan suatu objek dengan latar belakang objek akan memberikan pengaruh pada persepsi. Sasaran dalam persepsi dapat berupa orang, benda atau peristiwa di mana dapat memberikan dampak pada persepsi orang yang melihat. Sasaran atau obyek dalam penelitian ini adalah berfokus pada vaksinasi Covid-19. Unsur dalam sasaran atau objek ini digunakan untuk mengetahui keefektifan vaksinasi dalam mencegah penularan virus Covid-19 dan juga jenis vaksinasi yang ada.

Pada persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom terkait dengan adanya vaksinasi Covid-19 menunjukkan bahwa masyarakat yakin vaksinasi dapat mencegah dan mengurangi penularan virus Covid-19. Terbukti saat ini angka terkonfirmasi positif sudah menurun banyak. Meskipun kita tetap harus menjaga protokol kesehatan. Tetapi setidaknya terdapat anti bodi dalam tubuh sehingga mengurangi rantai penularan.

Ada 5 jenis vaksinasi yang dipakai di Indonesia yaitu Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer. Dari banyaknya jenis vaksinasi itu, masyarakat Kelurahan Pucanganom percaya bahwa vaksinasi moderna adalah jenis vaksinasi yang paling bagus, karena kandungan efek ke tubuhnya lebih tinggidan efek yang ditimbulkan bereaksi lebih keras, hal itu menandakan bahwa vaksin moderna bekerja baik di dalam tubuh. Selain itu, untuk vaksin ke 3 jenis moderna bisa dipakai vaksin dosis ke 2 jenis apa aja. Berbeda dengan jenis vaksin lainnya yang harus menyamakan jenis vaksin sebelumnya.

Manfaat dari vaksinasi adalah memudahkan ketika beraktifitas diluar rumah karena vaksinasi menjadi persyaratan wajib saat berpergian dan berkunjung ke tempat yang ramai seperti mall, bank, sekolah, kampus, kantor dan yang lainnya. Sedangkan untuk dampak positifnya adalah meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari virus Covid-19 dan untuk dampak negatifnya adalah tidak ada, Namun ada beberapa informan yang mengatakan bahwa dampak negatifnya yaitu efek dari vaksinasi itu sendiri seperti demam, pusing dan yang lainnya. Tidak ada kendala dalam pelaksanaan vaksinasi semua berjalan dengan lancar dan aman. Hanya saja terdapat kendala ketika awal-awal pelaksanaan vaksinasi, karena banyak yang takut pada efeknya. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai menerima dan melakukan vaksinasi dengan baik karena sudah menjadi kebutuhan setiap individu .

3. Situasi

Suasana di mana sebuah objek atau peristiwa itu berlangsung. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar akan mempengaruhi persepsi seperti teman, keluarga, perangkat desa dan yang lainnya. Situasi dianggap sebagai hal yang turut memiliki peran dalam proses pembentukan persepsi. Unsur situasi ini digunakan untuk mengetahui apakah masyarakat kelurahan Pucanganom dalam melakukan vaksinasi terdapat dorongan dari luar seperti teman, keluarga, perangkat desa dan yang lainnya.

Pada persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom terkait dengan adanya vaksinasi Covid-19 menunjukkan bahwa beberapa informan mengaku adanya dorongan dari luar ketika melakukan vaksinasi yakni dari pemerintahan yang mewajibkan seluruh masyarakatnya untuk melakukan vaksinasi. selain itu juga kelurahan, tetangga, teman dan keluarga yang terus menerus mengajak untuk vaksinasi demi kesehatan bersama. Tetapi, kebanyakan informan mengatakan tidak ada dorongan dari luar, karena mereka menyadari pentingnya vaksinasi dari berbagai sosialisasi yang dilakukan dari perangkat desa.

Informasi mengenai vaksinasi di Kelurahan Pucanganom sudah cukup jelas, lengkap dan memadai. Yang biasanya diinfokan melalui grup whatsapp RT/RW dan melalui surat dari kelurahan ke RT/RW sehingga nanti RT/RW nya menginformasikan ke masyarakatnya langsung. Pihak yang bertanggungjawab terkait dengan vaksinasi adalah Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat dilihat dari tiga unsur yaitu pelaku persepsi, sasaran atau objek serta situasi. Dapat ditarik garis besar bahwa persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom terkait dengan adanya vaksinasi Covid-19 menunjukkan respon yang baik dari masyarakat Kelurahan Pucanganom terkait dengan vaksinasi Covid-19.

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa, Persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom terhadap vaksinasi Covid-19 dapat dilihat dari tiga unsur yaitu pertama pelaku persepsi , dari hasil penelitian ini dapat diketahui sebagian besar persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom menerima adanya vaksinasi covid-19 karena vaksinasi cukup penting dalam menghindari virus Covid-19 dan pihaknya percaya serta antuasias dengan adanya vaksinasi Covid-19. Ada beberapa hal yang mendasari masyarakat tertarik dan antusias untuk melakukan vaksinasi yaitu karena diwajibkan dari pemerintah, pekerjaan, pendidikan, berpergian dan kesadaran diri juga dalam menjaga kesehatan. Selain itu, untuk pembentukan antibodi agar terhindar dari virus Covid-19 serta namun ada juga karena ikut-ikutan tetangga. Selain itu, adanya strategi khusus dari perangkat desa yaitu dengan mengarahkan seluruh perangkat, tokoh masyarakat dan lembaga organisasi untuk mengikuti vaksin. Serta dengan melakukan sosialisasi dan door to door bagi warga yang belum vaksin sehingga sebagian besar masyarakat sudah melakukan vaksinasi, kecuali yang memiliki riwayat penyakit khusus dan kesadaran masyarakat juga tinggi akan pentingnya menjaga kesehatan, masyarakat melakukan isolasi mandiri, jika tubuhnya merasakan gejala-gejala Covid-19 seperti demam, flu, batuk, sesak nafas dan yang lainnya. Selain itu, pendidikan masyarakat di kelurahan ini juga tinggi sehingga masyarakat lebih mudah percaya dengan adanya vaksinasi.

Yang kedua dari segi sasaran atau objek, Persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom terhadap vaksinasi Covid-19 menunjukkan bahwa mereka percaya vaksinasi itu dapat mencegah penularan virus Covid-19. Dari banyaknya jenis vaksinasi yang ada, masyarakat Kelurahan Pucanganom percaya bahwa vaksinasi moderna adalah jenis vaksinasi yang paling bagus, karena kandungan efek ke tubuhnya lebih tinggidan efek yang ditimbulkan bereaksi lebih keras, hal itu menandakan bahwa vaksin moderna bekerja baik di dalam tubuh.

Yang ketiga dari segi situasi, persepsi masyarakat Kelurahan Pucanganom dalam melakukan vaksinasi atas kesadaran sendiri, tidak melalui paksaan. Mereka menyadari pentingnya vaksinasi dari berbagai sosialisasi yang dilakukan oleh perangkat desa. Informasi mengenai vaksinasi di Kelurahan Pucanganom sudah cukup jelas, lengkap dan memadai. Yang biasanya diinfokan melalui grup Whatsapp RT/RW dan melalui surat dari kelurahan ke RT/RW sehingga nanti RT/RW nya menginformasikan ke masyarakatnya langsung. Pihak yang bertanggungjawab terkait dengan vaksinasi adalah dinas kesehatan dan puskesmas. Pada praktiknya, ketiga unsur tersebut menunjukkan persepsi yang baik dari masyarakat kelurahan pucangnaom terkait dengan adanya vaksinasi Covid-19.

References

  1. Kemenkes, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)., 2021.
  2. Zisi L Argista, Presepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera Selatan. Sumatera Selatan : FKM Universitas Sriwijaya, 2021.
  3. Nbaila Y Putri, Opini Masyarakat Deli Serdang erhadapa Vaksinasi Covid-19 (Sudi Pada Masyarakat Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Dli Serdang). Medan : FISIP UM Sumatera Utara, 2021.
  4. Timothy A Judge Stephen P Robbins, Perilaku Organisasi Edisi Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat, 2008.
  5. Didik Hariyanto, "Presepsi Penonton Televisi Terhadap Tayangan Reka Ulang Peristiwa Kriminal," Kalamasi, pp. 1-14, 2009.
  6. Mulawarna & Eni Rindi Antika, Mind Skills : Konsep Dan Aplikasinya Dalam Praktik Konseling. Jakarta: Penanda Media, 2020.
  7. Pemerintah Provinsi Jawa timur. (2021, November) [Online]. https://infocovid19.jatimprov.go.id/.
  8. Dwi Andrean Prasetya Didik Hariyanto, "Srategi Komunikasi Publik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam Meminimalisir Dampak dari Penularan Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo," Environmental Policy , pp. 1-8.
  9. Mohammad Naziir, Metode Penelitian , Cetakan Kesebelas ed. Bogor: Ghalia Indonesia, 2017.
  10. Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lembaga Kajian dan Sosial (LKIS), 2007.
  11. Muhammad Yasir Yusuf, Islamic Corporate Social Responbility (I-CSR). Jakarta : Kencana, 2017.