Communication Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v14i1.846

Public Perception About Vaccination Service Information Through Instagram Account


Persepsi Masyarakat Tentang Informasi Layanan Vaksinasi Melalui Akun Instagram

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Perception Instagram Vaccination Service

Abstract

This study aims to determine and describe the public perceptionof followers of the Instagram account @upt_puskesmas_sukodono about vaccination services at the Sukodono Public Health Center. The study uses a qualitative method with a descriptive approach. Data collection was carried out through in-depth interview, observation and documentation using informant determination technique by purposive sampling. The data analysis technique used is descriptive with the source of data coming from interview with the stages of data collection, reduction, data assessment and drawing conclusions. The results of this study indicate that the informants feel that the uploads on the @upt_puskesmas_sukodono account are informative. Therefore, these perception indicators are very important in influencing the informants, so that the informants can give their perception of vaccination service information through the @upt_puskesmas_sukodono Instagram account. In addition, the informants chose the @upt_puskesmas_sukodono account as their account in seeking information about vaccination services because this account always provides accurate and reliable information. It indirectly changes people’s mindset about their need to get the information they need quickly and practically.

Public Perception of Vaccination Service Information Through the Instagram Account @upt_puskesmas_sukodono

[Persepsi Masyarakat Tentang Informasi Layanan Vaksinasi Melalui Akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono]

Ayu Diah Oktaviana 1) , Kukuh Sinduwiatmo *,2)

1)Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

2) Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

*Email: 12) kukuhsindu@yahoo.com

Abstract. This study aims to determine and describe the public perceptionof followers of the Instagram account @upt_puskesmas_sukodono about vaccination services at the Sukodono Public Health Center. The study uses a qualitative method with a descriptive approach. Data collection was carried out through in-depth interview, observation and documentation using informant determination technique by purposive sampling. The data analysis technique used is descriptive with the source of data coming from interview with the stages of data collection, reduction, data assessment and drawing conclusions. The results of this study indicate that the informants feel that the uploads on the @upt_puskesmas_sukodono account are informative. Therefore, these perception indicators are very important in influencing the informants, so that the informants can give their perception of vaccination service information through the @upt_puskesmas_sukodono Instagram account. In addition, the informants chose the @upt_puskesmas_sukodono account as their account in seeking information about vaccination services because this account always provides accurate and reliable information. It indirectly changes people’s mindset about their need to get the information they need quickly and practically.

Keywords :Perception, Instagram, Vaccination Service

Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai persepsi masyarakat dari followers akun instagram @upt_puskesmas_sukodono tentang informasi layanan vaksinasi di puskesmas sukodono. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam, observasi dan dokumentasi dengan teknik penentuan informan secara purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yang digunakan yaitu secara deskriptif sengan sumber dari data yang berasal dari wawancara dengan tahapan pengumpulan data, reduksi, pengkajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa informan merasa unggahan yang ada pada akun @upt_puskesmas_sukodono tersebut informatif. Oleh karena itu, indikator-indikator persepsi ini sangat penting dalam mempengaruhi para informan, sehingga para informan dapat memberikan bagaimana persepsi mereka terhadap informasi layanan vaksinasi melalui akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono. Selain itu, informan memilih akun @upt_puskesmas_sukodono sebagai akun mereka dalam mencari informasi tentang layanan vaksinasi karena akun tersebut selalu memberikan informasi yang akurat dan terpercaya. Hal tersebut secara tidak langsung mengubah pola pikir masyarakat mengenai kebutuhan mereka dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan secara cepat dan praktis.

Kata Kunci: Persepi, Instagram, Layanan Vaksinasi

Pendahuluan

Corona Virus Diseas atau yang sering kita sebut dengan Covid-19 yang mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020 hingga saat ini banyak membawa pengaruh di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Covid-19 sendiri yaitu penyakit jenis baru yang belum pernah ada di Indonesia sebelumnya, namun sejak awal tahun 2020 virus ini mulai masuk ke Indonesia dan melumpuhkan perekonomian masyarakat hampir di semua kalangan. Pandemi Covid-19 secara langsung mengakibatkan banyak perubahan di seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia, aktivitas masyarakat di luar rumah di jaga dengan ketat dengan selalu menerapakan protokol kesehatan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah, karena seperti yang sudah kita ketahui dampak dari pandemi covid-19 ini sangat berbahaya bagi manusia salah satunya yaitu banyak menyebabkan kematian. Oleh karena itu, dengan dampak yang di timbulkan dari pandemi Covid-19 tersebut pemerintah mewajibkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk membatasi kegiatan di luar rumah guna memutus tali rantai penyebaran Covid-19.[1]

Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi dengan angka terpapar virus corona paling banyak dibandingkan dengan provinsi lainnya yaitu 398.418 terkonfirmasi positif covid-19.[2] Kota Sidoarjo adalah salah satu kota dengan angka penyebaran covid-19 yang cukup tinggi setelah kota Surabaya. Karena Sidoarjo sendiri terdiri dari 18 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2021 penduduk kabupaten Sidoarjo tercatat berjumlah 201.120 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk sebesar 3.215 jiwa/km2.[3] Dengan banyaknya jumlah penduduk tersebut menyebabkan semakin mudahnya penyebaran virus corona di Kabupaten Sidoarjo. Apalagi masyarakat Sidoarjo masih banyak yang meremehkan virus corona dengan tidak menaati protokol kesehatan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah. Pada masa pandemi saat ini kesehatan masyarakat juga harus tetap di jaga agar tidak menyebabkan bertambahnya angka terkonfirmasi Covid-19.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk menekan angka kematian di Kabupaten Sidoarjo akibat pandemi Covid-19 adalah mengadakan kegiatan vaksinasi yang dilakukan di setiap kecamatan yang ada di Sidoarjo. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, dan untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh virus corona. Dalam memberikan informasi mengenai vaksinasi ini pemerintah sudah bisa dengan mudah menginformasikan kepada masyarakat melalui media sosial yang ada. Apalagi saat ini perkembangan teknologi sudah semakin berkembang dengan cepat informasi apapun yang kita butuhkan terutama mengenai informasi layanan vaksinasi bisa dengan mudah kita dapatkan melalui media sosial yang ada mulai dari Instagram, Twitter, Facebook, dan masih banyak lagi. Dengan adanya informasi layanan vaksinasi di berbagai media sosial terutama di media sosial Instagram memicum timbulnya berbagai macam persepsi masyarakat akan layanan vaksinasi.[4]

Slameto mengatakan bahwa Persepsi yakni proses yang berkaitan dengan masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi manusia akan terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Persepsi seseorang tidak akan timbul dengan mudah, melainkan disebabkan karena adanya petunjuk dari wajah seseorang tingkah laku, ataupun pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Selain itu, Persepsi juga tidak akan bergantung pada suatu rangsangan dalam bentuk fisik, melainkan juga bergantung pada suatu rangsangan yang ada di sekitarnya dan kondisi dari seseorang tersebut. Jadi, Persepsi yakni kesan yang didapat manusia melalui pancainderanya dimana kesan tersebut selanjutnya mengalami pengolahan, penginterpretasian dan pengevaluasian sehingga manusia mendapatkan makna tentang kesan tersebut.[5]

Media sosial Instagram adalah salah satu media sosial yang saat ini paling banyak digunakan oleh masyarakat dibandingkan dengan media-media sosial lainnya. Dengan adanya media sosial Instagram yang pada awalnya masyarakat hanya mendapatkan informasi melalui media cetak ataupun media online seperti TV dan Radio, namun dengan hadirnya Instagram semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Instagram sendiri selain digunakan untuk memposting kegiatan sehari-hari baik dalam bentuk gambar ataupun video, saat ini Instagram juga menjadi media yang digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi. Saat ini berita apapun dengan mudah bisa masyarakat dapatkan melalui Instagram, karena Instagram sendiri sudah menjadi media yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat setiap harinya. Namun, dibalik semakin berkembangnya media yang ada saat ini tentu memiliki dampak positif dan juga negatif. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang cerdas harus bisa membedakan mana berita yang benar dan mana berita Hoax.

Apalagi disaat seperti ini masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang Layanan Vaksinasi melalui akun-akun resmi Rumah Sakit. Seperti pada akun resmi Instagram @upt_puskesmas_sukodono, akun resmi ini telah diikuti sebanyak 5 Ribu pengguna Instagram, dan pada akun tersebut sering memberikan informasi tentang Layanan Vaksinasi yang diadakan oleh Puskesmas Sukodono. Hal tersebut menjadikan akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono menjadi akun pilihan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang Layanan Vaksinasi. @upt_puskesmas_sukodono selalu mengupdate berita terkini tentang Layanan Vaksinasi setiap harinya. Selain itu, di dalam akun @upt_puskesmas_sukodono juga sering mensosialisasikan tentang pentingnya melakukan Vaksinasi. Oleh karena itu, akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono menjadi banyak diikuti dan dinikmati oleh banyak pengguna Instagram.

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian oleh Zisi Lioni Argista yang berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatra Selatan”. Dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa kebanyakan masyarakat masih mempunyai pengetahuan yang tidak baik mengenai vaksin covid-19, hampir semua masyarakat tidak mempunyai riwayat penyakit tidak menular, tidak memiliki tradisi khusus dalam menerima vaksin covid-19, tidak pernah terinfeksi covid-19, mayoritas masyarakat mungkin akan mengikuti vaksinasi covid-19 yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat mempunyai persepsi yang positif terhadap vaksin covid-19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di sumatera Selatan menunjukkan bahwa masyarakat kebanyakan belum memliki pengetahuan yang baik tentang vaksin Covid-19. Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang vaksin Covid-19, kesediaan divaksin, status pendidikan dan status pernikahan terhadap persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19 di sumatera selatan.[6]

Sedangkan penelitian Prama Yuda Marpaung tentang “Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Pasien Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan”. Dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa prosedur pelayanan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan sudah cukuip memuaskan, sarana dan prasarana sudah cukup baik akan tetapi fasilitas yang ada kurang di optimalkan, dalam proses pendaftaran masih ditemukannya hambatan dalam proses pendaftarannya masih cukup lama membuat proses pendaftaran pasien BPJS menjadi terhambat, serta keramahan dan keahlian perawat dan dokter sudah cukup baik sehingga pasien sudah merasa nyaman dalam proses pengobatan sedangkan kedisiplinan dokter masih ditemukannya masalah seperti keterlambatan dokter dalam memberikan pengobatan terhadap pasien pengguna BPJS sehingga pasien menunggu terlalu lama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tentang pelayanan pasien BPJS Kesehatan cenderung terkategori positif.[7]

Keseluruhan penelitian yang ada sudah ada berkaitan dengan persepsi masyarakat dengan adanya kesamaan tema untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap informasi yang mereka dapatkan. Perbedaan subjek dan objek, dalam hal ini, objek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono dalam memberikan informasi tentang layanan vaksinasi dengan menggunakan Teori Persepsi S-O-R. Tujuan yang diharapakan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Persepsi Masyarakat Tentang Informasi Layanan Vaksinasi Melalui Akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono.

Di masa pandemi seperti ini masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang Layanan Vaksinasi melalui akun-akun resmi Rumah Sakit. Seperti pada akun resmi Instagram @upt_puskesmas_sukodono, akun resmi ini telah diikuti sebanyak 5 Ribu pengguna Instagram, dan pada akun tersebut sering memberikan informasi tentang Layanan Vaksinasi yang diadakan oleh Puskesmas Sukodono. Hal tersebut menjadikan akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono menjadi akun pilihan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang Layanan Vaksinasi. @upt_puskesmas_sukodono selalu mengupdate berita terkini tentang Layanan Vaksinasi setiap harinya. Selain itu, di dalam akun @upt_puskesmas_sukodono juga sering mensosialisasikan tentang pentingnya melakukan Vaksinasi. Oleh karena itu, akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono menjadi banyak diikuti dan dinikmati oleh banyak pengguna Instagram.

Dengan demikian untuk memahami realitas yang disajikan dalam media sosial Instagram, manusia membutuhkan persepsi. Karena dengan adanya persepsi masyarakat akan lebih mudah menanggapi sesuatu yang mereka lihat atau yang mereka dengar. Selain itu, persepsi yang ditimbulkan oleh setiap masing-masing individu pasti berbeda-beda. Persepsi masyarakat tentang layanan vaksinasi dapat ditemukan di berbagai wilayah, salah satunya di Desa Sukodono Kecamatan Sukodono terdapat angka terkonfirmasi positif covid-19 sebanyak 312 orang.[8] Dengan banyaknya angka terkonfirmasi tersebut upaya yang dilakukan untuk mencegah semakin banyaknya angka terkonfirmasi positif Covid-19, pemerintah Kecamatan Sukodono mengadakan kegiatan vaksinasi yang dilakukan di setiap balai desa dan juga Kecamatan Sukodono. Puskesmas Sukodono dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan layanan vaksinasi mereka selalu menginformasikan melalui media sosial Instagram yang mereka miliki.

Namun, dengan banyaknya angka terkonfirmasi positif covid-19 tersebut, masih banyak masyarakat yang lalai akan protokol kesehatan dan tidak percaya akan adanya vaksin. Terdapat enam masyarakat yang masih belum percaya akan kadungan yang ada di dalam vaksin. Keenam orang tersebut selalu bertanya kepada masyarakat lainnya yang sudah melakukan vaksinasi apa saja dampak yang di timbulkan setelah vaksin. Sehubungan dengan hal tersebut, enam masyarakat tersebut mengungkapkan persepsinya terkait dengan layanan vaksinasi yang diadakan oleh Puskesmas Sukodono dan membandingkannya dengan pelayanan serupa sebelum mereka melakukan vaksinasi.

Dengan tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Masyarakat pada Followers akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono Tentang Informasi Layanan Vaksinasi di Puskesmas Sukodono. Peneliti juga berharap melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan sebagai bahan kajian khususnya secara teoritis terkait dengan penelitian dalam hal ini tentang Persepsi Masyarakat Tentang Informasi Layanan Vaksinasi. Kajian ini diharapakan membawa manfaat dalam memberikan kontribusi bagi kalangan akademisi maupun masyarakat luas, tentang terkait baik dari segi keilmuan maupun fenomena yang nantinya dapat menjadi rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kualitatif deskriptif. Dengan metode kualitatif yakni penelitian ini berfokus pada penggunaan data yang akan diuraikan berupa kata-kata secara tertulis maupun secara lisan dari informan yang diamati.[9] Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi aktual secara rinci dengan mengungkapkan kondisi yang ada. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dapat memperoleh informasi secara langsung dengan pihak terkait untuk mengetahui persespi masyarakat tentang informasi layanan vaksinasi pada akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono.

Subjek dalam penelitian ini yakni masyarakat khususnya followers (pengikut) akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono yang tinggal di Desa Sukodono dan dianggap mengetahui informasi layanan vaksinasi yang mereka dapatkan setelah melihat unggahan yang ada pada feed akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono. Lokasi tersebut mendukung peneliti dalam melakukan penelitian karena data dan informan yang peneliti pilih merupakan masyarakat di Desa Sukodono Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo.[10]

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, dimana penentuan sampel dilakukan pada tujuan serta alasan-alasan tertentu yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penentuan infroman pertama-tama dipilih satu atau dua orang, apabila data yang diberikan belum lengkap, maka peneiliti akan mencari informan lain yang di pandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh informan sebelumnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak hingga informasi yang didapatkan sudah lengkap.[11] Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, dimana semua informan tersebut adalah pengguna aktif Media Sosial Instagram disini adalah followers akun @upt_puskesmas_sukodono yang minimal 2-3 kali dalam seminggu mengunjungi atau membuka akun @upt_puskesmas_sukodono, pernah melakukan interaksi dengan akun @upt_puskesmas_sukodono, dalam bentuk komentar, like, atau repost dan Followers (pengikut) akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono dari usia 20 sampai 40 tahun.

Jenis dan sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari catatan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Followers (pengikut) akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono dan unggahan feed dari akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono. Sumber data sekunder juga dilakukan sebagai sumber data pelengkap dan sebagai pendukung dalam menggali informasi selanjutnya, sumber tersebut berupa data profil puskesmas sukodono, profil akun instagram @upt_puskesmas_sukodono, buku, jurnal, artikel ilmiah, media massa da sejenisnya yang berhubungan dengan topik penelitiaan.[12]

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari berbagai sumber serta melaksanakan strategi sampling kualitatif yang tepat. Baik menggunakan cara untuk merekam informasi baik secara digital maupun kertas, menyimpan data, serta mengantisipasi persoalan etika yang memungkinkan muncul.[8] Analisis data yang digunakan menggunakan model analisis oleh Miles and Huberman meliputi reduksi data, display data dan kemudian ditarik dalam bentuk kesimpulan. Teknik analisis data digunakan untuk mengolah informasi yang telah dihimpun melalui proses pengumpulan data yang mana informasi belum menjadi informasi yang valid. Sehingga melalui teknik analisis data, informasi yang masih mentah kemudian akan diproses menjadi informasi yang dapat ditarik kesimpulan.[13]

Hasil dan Pembahasan

Slameto mengatakan bahwa Persepsi yakni proses yang berkaitan dengan masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi manusia akan terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Persepsi seseorang tidak akan timbul dengan mudah, melainkan disebabkan karena adanya petunjuk dari wajah seseorang, tingkah laku, ataupun pengetahuan. Persepsi juga tidak akan bergantung pada suatu rangsangan dalam bentuk fisik, namun juga bergantung pada suatu rangsangan yang ada di sekitarnya dan kondisi yang ada pada seseorang individu tersebut.[5] Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai persespi masyarakat tentang informasi layanan vaksinasi melalui akun instagram @upt_puskesmas_sukodono, dapat diketahui bahwa persepsi yang muncul akan membuat masyarakat mempunyai kesan khusus yang nantinya membuat masyarakat memiliki cara pandang yang berbeda-beda.

Beberapa hasil analisa yang diperoleh diantaranya sebagai berikut:

Stimulus (Pesan) yang disampaikan akun instagram @upt_puskesmas_sukodono

Stimulus yaitu pesan yang di berikan kepada organisme atau seorang komunikan, pesan tersebut dapat diterima maupun ditolak. Dalam psikologi, stimulus merupakan bagian dari respon stimuli yang berkaitan dengan kelakuan. Ketika stimulus tersebut tidak dapat diterima atau ditolak berarti stimulus yang diberikan tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu. Tetapi ketika stimulus tersebut diterima oleh organisme maka akan terjadi perhatian dari individu tersebut dan stimulus yang sudah diberikan dapat di katakan efektif.[14]

Untuk melihat stimulus pada informan, peneliti memberikan pertanyaan mengenai akun instagram @upt_puskesmas_sukodono dalam memberikan informasi tentang layanan vaksinasi. Pada saat pertama kali informan melihat unggahan pada feed akun @upt_puskesmas_sukodono panca indra yang bekerja pertama yaitu mata. Peneliti menyimpulkan bahwa semua informan menunjukkan respon yang baik dan menjadi terbantu dengan adanya informasi tentang layanan vaksinasi yang ada pada akun tersebut. Informan dapat melihat dan menilai isi dari dalam akun instagram tersebut, selain itu informan juga dapat menilai melalui tampilan dari akun @upt_puskesmas_sukodono.

Akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono memberikan informasi yang detail, jelas dan tidak bertele-tele sehingga memudahkan masyarakat untuk memahami informasi dengan mudah terutama mengenai layanan vaksinasi. Selain itu, akun ini juga cepat dalam memberikan informasi terbaru tentang layanan vaksinasi. Hal tersebut yang membuat para pembaca semakin yakin bahwa akun @upt_puskesmas_sukodono adalah akun yang terpercaya. Selain itu, akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono juga dilengkap dengan fitur-fitur yang menarik untuk menarik para pembaca. Fitur-fitur yang digunakan akun ini antara lain: followers, upload (mengunggah), caption, hastag, like, coment, instastory, reels dan highlight.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, maka peneliti memberikan kesimpulan bahwa pesan yang di sampaikan akun @upt_puskesmas_sukodono tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Karena stimulus seseorang dapat menyentuh alat indera seseorang sehingga dapat membentuk suatu persepsi.

Organism (Komunikan)

Organism yaitu orang yang menerima pesan atau receiver. Dalam hal ini organism yang peneliti maksudkan yaitu masyarakat yang dapat memicu timbulnya perhatian, pengertian dan penerimaan. Organism dalam hal ini sangat mempengaruhi respon yang dihasilkan terhadap stimulus yang lebih spesifik. Selain itu, setiap organism dapat memberikan perhatian yang berbeda-beda terhadap stimulus yang sama, hal itu di karenakan pada masing-masing organism memiliki perbedaan dalam mempersepsikan stimulus yang mereka peroleh.[14] Pada penelitian ini reaksi yang dihasilkan oleh informan mempengaruhi respon mereka dalam mengakses akun @upt_puskesmas_sukodono.

Pada indikator organism ini peneliti fokus pada alasan informan lebih memilih, mencari dan membaca informasi yang ada pada akun instagram @upt_puskesmas_sukodono. Semua informan mengaku bahwa mereka lebih memilih akun @upt_puskesmas_sukodono karena tampilan feed dari akun tersebut menarik perhatian pembaca yang dilengkapi dengan fitur-fitur instagram yang digunakan. Banyak stigma positif daan negatif yang bermunculan tentang vaksinasi. Kemunculan stigma tersebut berasal dari banyaknya informasi yang tersebar di berbagai media sosial yang ada saat ini. Informasi yang tidak benar mengenai vaksinasi akan menimbulkan berbagai pemahaman yang berbeda tentang vaksinasi dan membuat masyarakat menjadi ragu untuk melakukan vaksinasi.

Dengan adanya informasi yang disajikan dalam akun instagram @upt_puskesmas_sukodono membuat masyarakat yang awalnya ragu untuk melakukan vaksinasi menjadi tidak ragu lagi untuk melakukan vaksinasi. Karena infromasi yang disajikan dalam akun tersebut merupakan informasi yang akurat dan dapat di percaya. Selain untuk menjawab keraguan dan membuat masyarakat sadar akan kesehatan mereka dengan melakukan vaksinasi untuk mencegah mereka agar tidak terpapar covid-19, akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono juga menjadi tolak ukur apakah masyarakat saat ini abai, slow respon atau fast respon dengan adanya informasi yang ada saat ini.

Dalam hasil wawancara dengan beberapa informan menunjukkan bahwa terdapat 3 informan yang fast respon dan 3 informan lagi yang slow respon dengan adanya informasi yang ada di sekitar mereka. Bagi informan yang fast respon dengan informasi yang ada di sekitar mereka menunjukkan bahwa mereka sering menggunakan media sosial sebagai sumber informasi yang mereka butuhkan. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono dalam memberikan informasi itu selalu up to date. Sedangkan untuk informan yang slow respon menunjukkan bahwa mereka kurang sadar akan pentingnya informasi yang ada saat ini, padahal informasi tersebut sebenarnya sangat di butuhkan oleh mereka. Namun terdapat juga masyarakat yang slow respon dan bahkan abai dengan adanya informasi yang ada di sekitar mereka. Apalagi di masa pandemi saat ini masyarakat harus tetap waspada dan tepat menjaga protokol kesehatan yang ada, dan menyaring informasi yang masyarakat dapatkan melalu media sosial terutama media sosial Instagram.

Respon (Efek)

Respon yakni efek yang di timbulkan dari adanya stimulus yang terjadi kepada orang penerima stimulus tersebut di dalam respon inilah terdapat persepsi, persepsi yakni pengamatan terhadap obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dari menyimpulkan informasi serta menafsirkan pesan. Persepsi yang di hasilkan dari masing-masing individu pasti berbeda meskipun obyek yang diamati sama. Respon atau perubahan sikap tergantung bagaimana proses terhadap individu. Tingkah laku yang muncul sangat bergantung pada faktor personal setiap individu. Dalam hal ini faktor personal yang mempengaruhi penilaian seseorang yaitu pengalaman terdahulu, pengetahuan yang dimiliki seseorang, perasaan orang tersebut (mood), asumsi perilaku dan ekspetasi.[14]

Bentuk tingkah laku atau respon yang ditunjukkan dengan ketertarikan informan terhadap informasi mengenai layanan vaksinasi yang ada pada akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono, setelah memfollow dan melihat informasi yang ada pada akun tersebut semua informan menunjukkan bahwa merasa tertarik terhadap informasi tentang layanan vaksinasi pada akun @upt_puskesmas_sukodono dan menjadikan akun tersebut sebagai sumber informasi utama untuk mendapatkan informasi tentang layanan vaksinasi. Karena menurut masyarakat akun tersebut memberikan informasi yang akurat dan terpercaya.

Dalam melihat unggahan pada feed dari akun @upt_puskesmas_sukodono, akun tersebut mampu mengedukasi masyarakat yang mengkonsumsi informasi tersebut. Ketertarikan ini juga di karenakan informasi yang ada merupakan informasi yang terpercaya serta menyertakan penjelasan-penjelasan yang mudah untuk di pahami oleh masyarakat. Karena sebelumnya masih banyak masyarakat yang belum paham tentang manfaat dari vaksinasi, namun setelah melihat informasi terkait tentang layanan vaksinasi pada akun @upt_puskesmas_sukodono masyarakat menjadi banyak mendapatkan penjelasan lebih detail tentang vaksinasi.

Persepsi yang muncul bisa positif atau negatif tergantung bagaimana orang menafsirkan informasi yang mereka dapatkan. Selain itu, Instagram juga memberikan banyak informasi dan pengetahuan baru, apa yang sebelumnya tidak diketahui oleh masyarakat menjadi pengetahuan baru setelah melihat postingan yang ada di Instagram. Setelah mendapatkan informasi kemudian masyarakat mulai menentukan sikap menerima atau menolak informasi yang ada di akun Instagram tersebut, sikap tersebut bisa bersifat positif dan negatif tergantung pada emosi yang diperoleh oleh pengguna. Efek positif yang diterima oleh masyarakat seperti rasa tertarik setelah melihat unggahan yang ada pada akun @upt_puskesmas_sukodono, sedangkan efek negatif yang diterima oleh masyarakat seperti tidak mempengaruhi perilaku masyarakat untuk mengikuti apa yang dijelaskan dalam unggahan yang ada pada akun Instagram tersebut.

Dalam hal ini sering atau tidaknya masyarakat menggunakan Instagram pasti akan tetap membawah pengaruh pada pola pikir, hal itu disebabkan karena kita akan mencari tau informasi yang tidak kita ketahui, setelah mendapatkan informasi tersebut akhirnya membuat kita tau. Dari apa yang sudah kita ketahui tersebut akan merubah pola pikir kita dan mempengaruhi diri kita untuk melakukan perubahan dengan mengikuti atau melakukan sesuai dengan informasi yang sudah di dapatkan. Dalam hal ini berarti Instagram memiliki peran penting dalam merubah sikap dan pola pikir yang pada akhirnya memberikan pengaruh positif maupun negatif.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian informasi diatas maka peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa persepsi masyarakat tentang informasi layanan vaksinasi melalui akun Instagram @upt_puskesmas_sukodono, masyarakat merasa unggahan yang ada pada akun tersebut informatif. Setiap masing-masing individu pasti mempunyai pandangan yang berbeda terkait dengan informasi layanan vaksinasi pada akun @upt_puskesmas_sukodono. Hal tersebut terbukti dengan adanya informan yang fast respon dan slow respon dengan informasi yang ada di sekitar mereka. Bagi informan yang fast respon mereka akan cepat menerima dan mengubah pola pikir mereka untuk melakukan sesuai dengan informasi yang mereka dapatkan. Sedangkan bagi informan yang slow respon mereka akan kurang memperhatikan dan lambat dalam mengambil keputusan setelah mendapatkan informasi pada akun @upt_puskesmas_sukodono. Selain itu, menurut para informan akun @upt_puskesmas_sukodono selalu memberikan informasi update, detail, tidak bertele-tele dan menggunakan bahasa yang umum dan ringan sehingga masyarakat bisa dengan mudah menerima informasi yang disampaikan oleh akun tersebut. Serta akun tersebut juga di lengkapi dengan fitur-fitur Instagram yang dapat menarik perhatian para pembaca.

References

  1. Risnawati. Implikatur pada wacana vaksinasi covid-19 di akun instgaram @kemenkes_ri (The implicatures of the covid-19 vaccination discourse on the instagram account @kemenkes_ri). Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastr, dan Pengajarannya, vol. VII(2), pp. 529-547, 2010.
  2. Jatim Tanggap Covid-19. (2021, November). [Online]. https://infocovid19.jatimprov.go.id/
  3. Kec.sdakota. (2021, November). [Online]. https://id.wikipedia.org/wiki/Sidoarjo,_Sidoarjo
  4. Rista Dwi Lestari, D. S. (2021). Persepsi Mahasiswa Surabaya Terhadap Pemberitaan Vaksinasi. JIKE: Jurnal Ilmu Komunikasi Efek, vol. 5(1), pp. 1-12, 2021.
  5. Rakhmat Jalaluddin. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya., 2018.
  6. Argista, Zisi Lioni. Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera Selatan. Skripsi. Sumatera Selatan: Universitas Sriwijaya., 2021
  7. Marpaung, Prama Yuda. Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan. Skripsi. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara., 2019.
  8. Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sidoarjo. (2021, November). [Online]. https://covid19.sidoarjokab.go.id/
  9. Moleong, L. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya, 1990.
  10. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
  11. J. W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset, 3rd ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2019.
  12. Sugiyono. Medote Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2018.
  13. Miles & Huberman. Qualitative Data Analysis. Second Edition. California : Sage Publications.
  14. Walgito Bimo. Pengantar Umum Psikologi, Yogyakarta: Andi Offest, 2010.