Community Education Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v13i0.838

Interpersonal Communication Between Volunteers and Street Children in the Community Save Sidoarjo Street Children


Komunikasi Antarpribadi Antara Relawan dan Anak Jalanan di Komunitas Selamatkan Anak Jalanan Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Interpersonal Communication Community Street Children

Abstract

Communities in Indonesia are created from various kinds according to the benefits and objectives of the community, one of which is a social community, for example, is assistance given to people who are less fortunate and in need of assistance. it can be interpreted that the quality of communication is integrated with the quality of the community. This study aims to determine the interpersonal communication between volunteers and street children in the Save Street Child community in Sidoarjo. The results of this study show that interpersonal communication between volunteers and street children is very effective with openness, empathy, support, a sense of positivity, and equality.

Pendahuluan

Komunitas merupakan suatu kelompok sosial dari berbagai invidu yang berkumpul untuk menyatukan diri mereka, dan mempunyai kesamaan dalam hal bakat, kepercayaan, kebutuhan, hobi maupun minat sehingga menciptakan rasa nyaman dari setiap anggota komunitas tersebut, komunitas pun terbangun karena adanya ikatan-ikatan yang secara seknifikan saling terkait melalui komunikasi dan dapat diartikan bahwa kualitas komunikasi menyatu dengan kualitas komunitas tersebut. Dalam Hermawan (2008) menyatakan bahwa Komunitas merupakan sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang sewajarnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi sebuah relasi pribadi yang begitu erat satu sama lain di anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest dan values[1].

Keikut sertaan masyarakat dalam membentuk komunitas gerakan sosial pun sudah mulai bermunculan salah satu nya yaitu dibentuk nya komunitas Save Street Child . Save Street Child sendiri merupakan sebuahkomunitas maupun gerakan yang peduli kepada anak jalanan yang pertama kali dibentuk di sebuah akun sosial media, yaitu pada akun Twitter tanggal 23 Mei 2011 yang awalnya dibentuk di Ibu Kota Jakarta lalu menyusul kota-kota lainya nya pun ikut serta membentuk komunitas tersebut seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta, Makasar, Depok, Padang, Manado, Semarang , Bandung dan Sidoarjo[2]. Kegitan-kegiatan ini merupakan suatu bentuk kegiatan sosial yang sudah di lakukan untuk adik-adik yang kehidupannya tidak mampu maupun kurang beruntung[3].

Dalam menciptakan komunitas Save Sreet Child Sidoarjo memerlukan pendekatan khusus, khususnya dalam menagajak para anak jalanan untuk bergabung dalam mengikuti program kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di komunitas Save Street Chil Sidoarjo, sehingga para relawan memerlukan pendekatan khususnya dalam hal komunikasi antar pribadi secara internal agar para anak jalanan merasa nyaman berada di dalam ruang lingkup komunitas tersebut karna pada komunitas untuk mencapai tujuan yang berhasil para anggota yang berada di dalamnya harus mempunyai komunikasi yang baik yang mencakup berbagai aspek yaitu, keterbukaan, empati, dukungan, rasa positive, dan kesetaraan[4] . Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komunikasi antar pribadi yang terjalin antara relawan dengan anak jalanan di komunitas Save Street Child Sidoarjo.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif dengan metode deskriptif yaitu dengan memfokuskan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan dari sebuah perkataan melalui sebuah bentuk pengamatan dan wawancara[5]. Pada penelitian ini digambarkan sebuah fenomena lapangan melalui pengamatan secara langsung dengan mendatangi lokasi pelaksanaan kegitan-kegiatan yang dilakukan di komunitas Save Strret Child Sidoarjo , kemudian melakukan wawancara secara langsung kepada para relawan dan anak jalanan yang bergabung di komunitas . Kemudian hasil tersebut dapat dianalisis untuk memperoleh hasil dari tujuan penelitian[6].

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunkan metode data berbentuk observasi, wawancara dan dokumentasi[7] , penelitian ini dalam pentuan informan menggunakan sample purposive samplingyaitu dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan [8]yaitu kepada beberapa relawan yang berjumlah 3 orang yang berperan penting pada komunitas , dan juga kepada para anak jalanan berjumlah 3 orang yang aktif mengikuti kegiatan belajar di komunitas Save Street Chil Sidoarjo[9].

Hasil dan Pembahasan

Keterbukaan (Oppenes) , di dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil wawancara ke 3 relawan menyampaikan keluh kesah ataupun kendala yang dihadapi oleh para anak jalanan selalu di ungkapkan kepada para relawan-relawan di komunitas Save Street Child Sidoarjo, terlihat dari cara mereka ketika mempunyai masalah di sekolah dengan teman-temanya maupun masalah internal di keluarga, dan juga ketika mengalami kesulitan dalam pelajaran kebanyakan anak-anak jalanan selalu menceritakan kepada para relawan, begitupun sebalik nya jika para anak jalanan melakakukan kesalahan, para relawan akan menasehati mereka secara langsung. Dengan adanya keterbukaan ini lah yang dapat membuat komunikasi antar pribadi berjalan dengan lancar[10].

Empati (Emphaty), dari hasil wawancara kepada 3 relawan rasa empati mereka dapat di tunjukan ketika para relawan mendedikasikan tenaga, waktu dan ilmu mereka untuk memberikan pendidikan non formal sebagai sukarelawan tanpa mengharapkan upah di Komunitas Save Street Child Sidoarjo. Hal ini terjadi agar komunikasi antar pribadi berjalan dengan baik. Dengan adanya rasa empati, hal tersebut dapat menciptakan komunikasi yang baik antara relawan dengan anak jalanan.

Dukungan (supportivitas), sikap mendukung ini juga di tunjukkan dari hasil wawancara para relawan di dalam penelitian ini , yang menyebutkan jika para anak jalanan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas yang mereka dapatkan dari sekolah para relawan akan membantu dan mendukung untuk menjelaskan tugas tersebut lalu mengarahkan para anak-anak untuk mengerjakannya , sikap dukungan lain nya juga diberikan relawan kepada para anak jalanan yang mengalami kesulitan untuk membaca para relawan akan membimbing para anak tersebut hingga mereka bisa membaca dengan lancar begitu pun dengan dukungan pendidikan formal apabila ada anak jalanan yang belom bersekolah para relawan di komunitas Save Street Child Sidoarjo juga mengadakan program beasiswa sekolah ini merupakan suatu bentuk dukungan agar para anak jalanan bisa mengenyam pendidikan pada umum nya tidak hanya non formal[11].

Sikap Positif (positiveness), sikap positif di dalam penelitian ini juga ditunjukan oleh relawan (komunikator) kepada anak jalanan (komunikan) ketika menghadapi masalah apabila anak jalanan tersebut tidak taat kepada peraturan yang ada dan melakukan penolakan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar karna mereka menganggap pelajaran yang diberikan cukup berat dan susah dimengerti sehingga mereka tidak mau di bimbing , namun relawan yang sudah memahamin karakter kepribadian anak tersebut berusaha tidak memaksa mereka secara langsung para relawan memberikan waktu mereka sejenak dengan bermain berusaha memahamin mereka yang mungkin kelelahan dalam kegiatan keseharian mereka untuk membantu orang tua, kemudian dengan secara bertahap relawana berusaha membujuk mereka dengan mengikuti kemauan nya.

Kesetaraan (equality) , dari hasil wawancara kepada 3 relawan penelitian ini, kesetaraan dapat ditunjukan dengan cara relawan memperlakukan para anak jalanan satu dengan yang lainya tidak membeda-mbedakan, hanya saja cara penangannya yang dibedakan karna tiap anak mempunyai karakter, pengetahuan dan komunikasi yang berbeda . para relawan juga berusaha memposisikan dirinya sama dengan para anak jalanan sebagai teman agar disaat kegiatan belajar mengajar berlangsung anak jalanan merasakan kenyamanan

Simpulan

Berdasarkan dari hasil pemaparan penelitian yang dijelaskan, Komunikasi antar pribadi antara relawan dengan anak jalanan berlangsug sangat baik dan efektif. Dari hal tersebut anak jalanan mengalami proggres ke arah yang lebih baik khususnya dalam hal pendidikan. Komunikasi antar pribadi antara relawan dengan anak jalanan yang cukup baik ini telah mendorong minat belajar anak jalanan untuk belajar di komunitas Save Strret Child Sidoarjo, terlihat dari antusias mereka dalam mengikuti proses belajar dan hasil yang diperoleh tidak sedikit dari mereka mendapat peringkat disekolahnya karna bergabung di komunitas, kualitas cara komunikasi mereka juga mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan dengan adanya empat kualitas umum didalam komunikasi antar pribadi yaitu sikap keterbukaan (oppenes) , empati (emphaty) , sikap mendukung (suppotiveness) , sikap positif (positiveness) dan kesetaraan (equality) di antara relawan dengan anak jalanan yang membuat anak jalanan antusias dan merasa senang mengikuti kegiatan-kegiatan yang di jalankan seperti kegiatan belajar mengajar, sehingga para anak jalanan mudah memahami bimbingan yang diberikan dari relawan kepada mereka maka komunikasi antar pribadi relawan dengan anak jalanan dinyatakan berhasil.

References

  1. Adevy Vanie . 2019. Komunikasi Antar Pribadi Dalam Kelompok Komunitas Indonesia Jumping Stils Untu Meningkatkan Kepercayaan Diri. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 1. No 1. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Indonesia.
  2. Delina Gultom, Oksiana Atiningsih . 2019 . Strategi Komunitas Save Street Child Sidoarjo Dalam Pendidikan Anak Jalanan . ejournal unesa Vol.07 No 1. Universitas Negri Surabaya.
  3. Laksamana Adiputra. 2019 . Praktik Sosial Anak Jalanan Bergabung Di Komunitas Save Street Child Sidoarjo . Universitas Airlangga , Surabaya.
  4. Suryadinata, Elvany. 2017. Proses Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Tunggal (Ibu) Dengan Anak Dalam Mempertahankan Intimacy. Jurnal e-Komunikasi, Volume 4. Universitas Kristen Petra Surabaya.
  5. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian kualitatif dan R&D , Bandung : Alfabet.
  6. Felisitas Aurelia, Roswita Oktaviani. 2021. Komunkasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Skripsi dalam Membangun Motivasi melalui Media Pesan Instan. Jurnal adm, Vol. 6 No I , Maret 2022 . Universitas Tarumanegara , Jakarta.
  7. Suzy Azeherie, Nurul Khotimah. 2017. The Patterns of Internpersonal Communication Between Teachers an Students in Children Daycare Melati in Bengkulu. Jurnal Pekommmas, Vol 18 , No.3. Universitas Negri Bengkulu.
  8. Afrizal, 2019. Peranan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Hubugan Masyarakat Kecamatan Tamalate Kelurahan Mangasa Kota Makasar. Jurnal Ilmiah Pranata Edu. Vol. 1, No.1 . Universitas Indonesia Timur.
  9. Meni Handayani, 2017. Peran Komunikasi Antarpribadi Dalam Keluarga Untuk Menumbuhkan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Vol. 11. No 1 . Universita Negri Jember.
  10. Rubyanata , Wulan Tri , Dadi Ahmadi , 2018. Komunikasi Antar Pribadi Antara Reseller Dengan Produsen Cantiqa Kemiri. Jurnal Komunikasi. Vol. 3 , No. 2 . Universitas Islam Bandung
  11. Suryadinata, Elvany. 2017. Proses Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Tunggal (Ibu) Dengan Anak Dalam Mempertahankan Intimacy. Jurnal e-Komunikasi, Volume 4. Universitas Kristen Petra Surabaya.