Arts and Heritage Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v13i0.825

The Phenomenon of Murals and Graffiti as Media for Social Criticism in the Perspective of Social Interaction Alfred Schutz


Fenomena Mural dan Graffiti Sebagai Media Kritik Sosial dalam Perspektif Interaksi Sosial Alfred Schutz

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Visual Communication Social Criticism Phenomonology

Abstract

The phenomenon of murals and graffiti has existed since time immemorial, the development is very massive in several cities in Indonesia, including the city in Sidoarjo, in Sidoarjo itself there are several points that are being targeted by artists as a form of social criticism media that occurs in the city of Sidoarjo, then from that to find out what motives behind them in drawing about social criticism in the city of Sidoarjo in carrying out social criticism. Sidoarjo. This study uses qualitative research with phenomenological methods, the theory used is Alfred Schutz. This data collection technique uses participant observation, in-depth interviews. and documentation. The results of this study indicate that the motives of these artists depart from their anxiety that they experience in their daily lives. So it's not surprising that they drew on social criticism in Sidoarjo. This also shows that these artists have limitations in the medium of expression in their work in the Public Space Room in Sidoarjo.

Pendahuluan

Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten penyangah di Jawa Timur. Sebagai salah satu kota penyahgah di Jawa Timur, kota Sidoarjo berupaya menciptakan lingkungan yang, nyaman dan aman bagi warganya. Situasi ini berkaitan dengan kemampuan kota untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi. Kemampuan tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan sarana dan prasarana, serta ketersediaan lapangan kerja. Ketidakmampuan ini menyebabkan kota menjadi padat, kumuh dan tingkat kriminalitas meningkat. Di tengah-tengah usaha untuk memperoleh piala adipura, pada kenyataannya kondisi lingkungan tidak selalu bersih. Saat ini sering kita jumpai goresan cat dengan warna yang beraneka ragam pada tembok, jembatan layang, rolling door, pada tembok bangunan kosong maupun tembok bangunan yang berpenghuni di seluruh penjuru kota. Pada umumnya tembok yang kita jumpai berwarna polos, hanya terdiri dari satu warna, yang umumnya berwarna putih, abu-abu, atau coklat muda. Diantara coretan dan gambar itu terdapat simbolsimbol yang dapat langsung diartikan maknanya, namun tidak sedikit pula yang sulit untuk diartikan oleh masyarakat yang telah melihatnya. Karya-karya ini disebut seni visual jalanan (street art), yaitu seni dua dimensi yang dibuat dan ditampilkan pada ruang publik kota. Akibatnya, banyak space (ruang) baik disudut maupun pusat kota penuh dengan coretan-coretan berupa tulisan maupun gambar yang bermotif tak beraturan memnuhi tembok-tembok dan beberapa pintu gedung yang tak terpakai. Hal itu oleh sebagian orang dimaknai sebagai wujud seni atau ekspresi kebebasan anak muda. Anak muda dengan kultur yang cenderung memberontak menumpahkan ekspresinya melalui aktifitas tersebut. Unsur-unsur yang menjadi perhatian adalah bagaimana sebenarnya motif dari kegiatan tersebut terlepas dari unsur ekspresinya.

Supplementary Files

Gambar 1. Data Penelitian

Sumber: gambaran mural Raharjoyo

Graffiti dan mural juga sebagai suatu alat pergerakan suatu perlawanan atau juga sebagai alat yang menghubungkan pada masyarakat umum mengenai media dan pesan pesan yang disiarkan pada kelompok kelompok tertentu. Dalam perkembangannya seni mural dan grafiti merupakan bagian dari seni rupa kemudian mengalir ke Street Art (Seni Jalanan) yang sering kita lihat di tembok-tembok, pertokoan rolling door atau di bawah fly-over di ruang public seni ini terkesan menghiasi kota-kota di Indonesia termasuk Sidoarjo. Graffiti dan mural di Sidoarjo mulai berkembang pada tahun 2012. Perkembangan ini dimulai pada Graffiti terlebih dahulu yang berawal dari hobi anak muda mengenai menggambar, kemudian mereka turun kejalan untuk mem-visualisasikan gambaran mereka. Tak terlepas dari hobi mereka juga menggambar mengenai kritik sosial yang ada di Sidoarjo dengan grafiti. Lalu kemudian perkembangan ini juga menyemangat kananak-anak muda lainya mengenai mural dan Street-art, lainya perkembangan ini serta-mertakegelisahananak-anakmuda terhadap pemerintah serta kebijakan-kebijakan yang diambil birokrat kepala negara maupun daerah. anak-anakmudainimemangmemilikicarasendiriselainberdemonstrasi di jalan dan menuntut hak-haknya di depankantor DPR ataupun di depan kantor kepala Daerah lainya. Maka dari itu media visualisasigrafiti mural sangat cocok terhadap pengungkapan ekspresi simbol perlawanan dan aspirasi di jalan walaupun dianggap vandalisme.

Maka fenomena mural yang ada di Sidoarjo sebagai media kritik sosial dengan pendekatan fenomenologi yang menggunakan teori dari Alfred Schutz.seperti yang dikemukkan oleh Peter L. Berger yang menyatakan, Dalam hal ini Berger juga terpengaruh oleh fenomenakapitalisme global. Berger setuju den-gan pendapat Karl Marx yang menghubungkan suatu ekonomi kapitalis dengan tipe stratifikasi tertentu yang telah ditunjukkan dengan kategorisasi “kelas”. Berger sangat setuju dengan pan-dangan Marx yang menyebutkan bahwa kapitalisme memang telah menghapuskan tipe-tipe stratifikasi lain (misalnyafeodalisme) bagi keuntungan suatu sitem kelas yang lain, meskipun banyak juga karakteris asikhusus Marx dalam system tersebut yang tidak disetujui oleh Berger. Denganini Berger membuka ruang bagi penelitian tentang hubungan antara kapitalisme dan demokrasi dan, lebih jauh lagi hubungan antara kapitalisme dan gabungan nilai yang biasadise-but sebagai “individuaisme”. Pada penelitian ini Alfred Schutz juga melihat dan mendalami seluruh stock of knowledge (stok pengetahuan) yang berperan bagi para seorang seniman mural dan graffiti utuk meng interpresentasikan segala sesuatu bentuk karya gambar mereka dalam diunia seni.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi karena mereka mendukung fakta-fakta: penelitian ini mengungkap pengalaman seniman mural dan graffiti Sidoarjo. Maka dalam hal ini teori yang di gunakan ialah teori Alfred Schutz yang dimaksudkan untuk menginterpretasikan dan menjelaskan tindakan dan pemikiran manusia melalui dekripsi terhadap struktur dasar realitas yang tampak menjadi bukti diri seorang dalam sikap yang alami. Subjek dari penelitian ini merupakan pelaku seniman mural dan grafiti yang terlibat langsung dalam proses menggambar mural dan graffiti serta pelaku seniman yang ber domisili kota Sidoarjo. Terdapat objek penelitian maka dalam objek penelitian ini peneliti mengambil beberapa gambar yang merepresentasikan mural dan graffiti sebagai kritiksosial yang digambar oleh para seniman tentu yang terdapat di beberapadinding di kotaSidoarjo. Lokasi penelitian ini dilakukan oleh penelitiadalah di kotaSidoarjo. Yang terdapatbeberapatitiktembok mural dan graffiti di sidoarjoyaitu di Bawah Fly over Tenggulunan, Fly over Buduran, dan juga FlyoverLipo mall dikarenakan Sidoarjo sendiri merupakandaerah urban yang sosial culture sangat tinggi, pasti ada mempunyai keresahan-keresahan sosial yang dialami oleh masyrakat nya secara tidak langsung. Dalam penentuan informan peneltian ini menggunakan metode snowball sampling selain itu ada pula informan riset yang terpilih yaitu orang-orang yang pakar di bidangnya. Peneliti memilih (5) seniman yang terlibat langsung dalam proses pembuatan mural maupun grafiti di Sidoarjo sebagai bagian kegiatan penelitian ini. Lima orang ini (2) seniman Grafiti yang memiliki makna kritik sosial dan juga. (3) orang seniman Mural yang akan dijadikan informan dalam kegiatan penelitian ini.Sumber datadalam penelitian ini menggunakan data primer dan Sekunder. Dalam data primer ini memperoleh hasil observasi serta wawancara terbuka kepada para seniman grafitidan mural mengenai fenomonologi kritik sosial yang ada di Sidoarjo.Serta dalam data sekunder sekunder tersebut yang diperoleh dari berbagai referensi serta informasi di skripsi,jurnal maupun E-Book. Selain itu juga peneilitian ini juga data sekunder bisa kita dapatkan dari hastag pada instragran para seniman mural dan grafiti di Sidoarjo.

Pengumpulan data penelitian ini mengunakan observasi partisipan,ini di peroleh dari rekan rekan para seniman karena mereka lebih tau dan lebih tanjam untuk memperoleh sebuh data penelitian, ada pula penelitian ini menggunakan wawancara mendalam untuk digunakan mengungkap pengalama para seniman dalam kehidupan sehari hari mereka dalam mengambar mengenai kritik sosial yang terjadi di Sidoarjo

Hasil dan Pembahasan

a. Motive

Fenomena fenomena seni mural dan graffii ini pastinya memiliki motive dalam berorientasi masalah lalu para seniman maka tak heran Because of motive yang berkaitan dengan alasan seseorang melakukan sesuatu tindakan sebagai usahanya menciptakan situasi dan kondisi yang diharapkan di masa datang. Dengan kata lain because of motive adalah yang melatarbelakangi seseorang melakukan tindakan tertentu.

Fenomena-fenomena kelompok-kelompok di ruang publik (public-space). ruang publik merupakan ajang konstelasi ide-ide untuk saling bertemu merebutkan wacana hegemonistic. maka dalam hal ini sejalan dengan fenomena para seniman mural dan graffiti yang ada di Sidoarjo ini berawal dari mereka dalam membangun relasi terhadap sesama anggota maupun pendahulu-pendahulu mereka. Hal ini dinyatakan dengan salah satu wawancara peneliti dengan informan yang menyatakan, awal mulanya berawal dari referensi teman-teman serta senior-senior yang udah cukup lama terjun di dunia seni jalanan ini kemudian mereka tergerak untuk mengambar mengenai kritik sosial yang ada di kota Sidoarjo mereka melihat dinamika-dinamika yang terjadi di kota Sidoarjo.

Dalam kritik sosial perlu ada-nya komunikasi hasil pemikiran baru di samping memperhitungkan gagasan lama buat sesuatu pergantian sosial. Kritik sosial bagaikan wujud komunikasi di dalam warga bertujuan dan berperan bagaikan kontrol di jalannya suatu sistem sosial serta proses bermasyarakat.

berangkat dari latar belakang seniman mural dan graffiti di Sidoarjo, mereka memiliki keresahan tersendiri dalam berkarya seni mural dan graffiti di Sidoarjo dari situlah mereka berprotes dalam bentuk karya seni mereka.

Dalam proses motive penelitian ini menemukan bahwa para seniman mural dan graffiti untuk tergerak ke jalan ialah salah satu seniman menjelaskan bahwa ia ingin melupakan isu-isu yang dialami oleh masyarakat pada saat ini yang sangat related dengan keadan sosial yang ada di daerah nya terutama di kota Sidoarjo pada Omnibuslaw. Dari keresahan sosial yang bergejolak di sekitar akhirnya mereka ingin mengeluapkan ekpresi mereka dalam bentuk karya seni mural dan graffiti di Sidoarjo.

Memahami segala sesuatu tindakan manusia, berbagai tingkah laku, dan pemikiran yang tidak nyata, menggamati suatu bentuk kontruksi ilmiah maka tindakan individu dalam bersosial. Konstruksi sosial juga sejalan dengan konstruksi yang ada dalam realitas sosial. segala bentuk Tindakan mereka dalam berkarya di ruang public maka tak heran para pemuda ini terinspirasi ingin menjadi seorang seniman. Maka factor pendorong mereka ialah dari kemauan dirinya sendiri berikut juga meliputi lingkungan mereka yang mereka rasakan dan alami diruang public. Dari situlah mereka tergerak untuk menjadi seniman walaupun mereka awalnya pun melihat-lihat terlebih dahulu di jalan serta kondisi yang mereka alami di wilayah mereka disuatu sisi mereka juga mendpatkan benefit terciptanya relasi yang ada di jalan. Kabs mengatakan bahwa dari kemauan diri sendiri lah itu tercipta dan saya bebas dalam menyampaikan sesuatu dan bebas dalam menyuarakan apapun itu entah itu kritik sosial ataupun kegelisahan saya sendiri di masyarakat maupun pada pemerintah.

Pengalaman belajar yang diperolehnya di masa lampau sangat berbeda jauh dengan pelajaran yang diterima anaknya di masa sekarang. Menurut Schutz, pernyataan pernyataan motif ‘karena’ mengacu langsung. Pada hal ini berorientasi pada motive pengalaman para seniman dalam berkarya di kota Sidoarjo. Ialah pengalaman mereka dalam menggambar ini masyarakat sebenarnya fine-fine saja yang terpeting bertangung jawab. Dari penutran seniman yogie bahwa masyarakat itu nggak sepenuhnya menolak bahkan masyarakat itu sebenarnya fine-fine aja kalau ada mural yang penting bertanggung jawab atas karya nya dalam mengenai kritik sosial. Selain itu mungkin juga bagaimana saya mengatur strategi bagaimana caranya kita tahu celah-celah nya serta bisa di pertanggung jawabkan atau tidak.

b. In Order to motive

Tindakan menurut Schutz harus dilihat secara historis berdasarkan pada motive-motive yang ada dalam persoalan ini. Dengan demikian merujuk berdasarkan motive-motive yang ada seperti because of motive atau motif yang berorientasi masa lalu, motive tindakan para seniman dan in order to motive yang berorientasi kemasa depan maka dapat dilihat secara kompleks tindakan-tindakan atau perilaku yang diarahan untuk mewujudkan tercapapinya suatu tujuan.

Dalam hal ini Tindakan in order to motive juga mendalami pengalaman tindakan para seniman dalam berkarya salah satunya tindkan apparat dalam proses mengambar mengenai kritik sosial yang ada di Sidoarjo. Bahwa para seniman ini pernah di datangi apparat kemananan yang kebetulan sedang berpatroli di sekitar wilayah tersebut, para seniman ini di intrograsi mengenai kebedaran mereka perihal akses izin dalam tata ruang public yang di nilai vandalisme.

Dalam in order to motive mengenai stigma negative yang di hadapi para seniman dalam kehidupan sehari sebagai masyarakat kota Sidoarjo, para seniman ini lebih memilih sikap acuh terhadap stigma negative yang berkembang mengenai streotip mural dan graffiti sebagai sampah visual kota atau vandalisme. Semakin mereka mempedulikan hal tersebut otomatis mereka tidak akan berkembang dalam berkarya seni mural yang ada di kota Sidoarjo.

Dilihat dari in order to motive di ketahui bahwa para seniman ini dalam menyikapi setigma positif di tengah asumsi masyarakat di kota Sidoarjo. Bahwa para seniman ini tahu betul serta sadar atas segala resiko yang mereka hadapi ke depan di dalam dunia seni mural dan graffiti tersebut, namun hal nya kembali lagi atas niatan para seniman tersebut bukan untuk merusak fasilitas umum atau tata ruang public. Hanya saja mereka ingin berkarya seni untuk di dengar atas kritik serta keresahan yang mereka alami di daerah kota Sidoarjo. Penuturan tersebut sama halnya dengan penelitian terdahulu mengenai vandalisme pada penghacuran atau kerusakan pada segala bentuk propeti.

C. Makna

Dalam dunia seni mural dan graffiti gambaran para seniman ini pastinya syarat akan makna dalam menggambar. Hasil karya gambaran para seniman ini juga mempunyai makna dan pesan yang mereka ingin sampaikan oleh khalayak masyarakat umum maupun mengkritik’i kondisi yang related terjadi di tengah gejolak masyarakat, seperti yang tertuang oleh penelitian terdahulu bahwa. Grafiti tidak hanya berdiri sendiri tanpa kehadiran ribuan makna.bagi pembuatnya, ada pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui seni grafis. Ada pesan dengan memanfaatkan kehadiran mural dengan menciptakan kondisi sekelilingnya, diantaranya mural hanya untuk kepentingan estetik, untuk menyatakan kondisi sosial budaya, ekonomi dan juga politik.

Supplementary Files

Gambar 2. Data Penelitian Seniman Mural

Sumber : Gambaran Mural dan Graffiti Kabs

Supplementary Files

Gambar 3. Data Penelitian Seniman Mural

Sumber : Gambaran Mural Dan Grffiti Roy

Makna dalam hal ini gambaran para seniman mural dan graffiti sangat merepesentasikan suatu kondisi saat ini mengenai kritik sosial yang ada serta makna yang ingin disampaikan oleh para seniman ini sangatlah related dalam kehidupan sehari-hari. Makna gambaran para seniman mural dan graffiti di kota Sidoarjo ialah

Kebanyakan mengenai keresahan-nya terhadap sebuah kondisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertolak belakang kepada masyarakat kecil disamping itu juga kebijakan pemerintah malah mempersulit suatu keadan kepada rakyatnya seperti halnya pada kebijakan Omnibuslaw yang mempersulit para perkerja buruh industri, sistem demokrasi carut marut, jaminan keshatan pada karywan outsorching dll. Tatkala para seniman ini mempunyai suatu tujuan tersendiri dalam menggambar mengenai kritik sosial di kota Sidoarjo yaitu ingin menyikapi rasa kesedihan mereka terhadap pemerintah yang sewena-wena dalam mengkaji kebijakan tersebut serta sebagai bentuk perlawanan para seniman kepada pemerintah yang tak kunjung di dengar oleh demontrasi yang terlah ada di masyarakat dan mahasiswa, bagi para seniman gambaran mereka suatu bentuk aware dan menujukan bahwa kondisi saat ini yang carut marut oleh pemerintah. Maka adanya mural dan graffiti di kota tersebut merepresantikan bahwa kota tersebut sedang tidak baik baik saja pada kondisi saat ini.

Supplementary Files

Gambar 4. Data Penelitian Graffiti

Sumber : Gambaran Mural dan Graffiti Lutfi

Supplementary Files

Gambar 5. Data Penelitian Graffiti

Sumber : Gambaran Mural Dan Grffiti R-han

Dalam makna gambaran para seniman tersebut mempunyai makna tersirat dalam penyampaian komunikasi visual mereka berdasarkan para seniman secara garis besar bahwa para seniman mural dan graffiti tersebut mengkitisi sebuah kebijakan pemerintah yang tidak menjalankan tugasnya secara maksimal serta mereka memanfaatkan kewenangan posisi mereka untuk menguntungkan dirinya. Sebagai contohnya korupsi yang tak kunjuk di berantas di Indonesia. Kebijakan kebijakan mereka lah yang lebih menguntukan untuk orang-orang elit-elit di negeri ini dari situlah makna tersirat dalam gambaran para seniman mural dan graffiti. Maka hal ini di tunjang oleh teori krtik sosial yang ada bahwa oleh sebab itu, kritik sosial dalam perihal ini berperan wadah buat konservasi serta reproduksi suatu sistem social.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian ini dapat di simpulkan bahwa:

  1. Yang melatarbelakangi para seniman mural dan grafiti di Sidoarjo dalam melakukan kritik sosial ialah di pengaruhi oleh para relasi teman-teman mereka dan pendahulu pendahulu mereka yang sangat aware terhadap mereka. maka dari situ lah mereka terpengaruh oleh para relasi yang dibangun pada pendahulu mereka untuk tergerak ikut serta dalam melakukan menggamabar krtik sosial.
  2. Mereka juga memiliki keresahan tersendiri yang mereka alami pada kehidupan dalam berkeluarga ataupun sistem sosial bermasyarakat dan juga yang terdapak dalam skenario-skenario pemerintah yang gagal.
  3. Para seniman memiliki keterbatasan media dan ekspresi mereka dalam berkarya serta ada juga untuk meluapkan keresahan-keresahan mereka, dari keterbatasan media berkesenian dalam mengekspresikan hasil karya menjadi salah satu motif dominan karena produktivitas seniman tidak memiliki wadah sehingga mereka memutuskan melukis di jalanan.
  4. Gambaran para seniman mural dan graffiti ini mempunyai maksud tersendiri mengenai kritik sosial yan ada di Sidoarjo yaitu untuk bersosialisasi kepada masyarakat mengenai keadaan negara kita atau pemda daerah sekitar, serta di seni jalan ini mampu memberikan kesan tersendiri oleh para seniman entah itu kepuasan dalam aspirasinya atau pengalaman dibubarkan oleh aparat keamanan pemda maupun setempat.
  5. Dalam seni dunia jalan mural dan grafiti mempunyai Makna tersendiri oleh para seniman, dari hasil karya gambaran para seniman ini juga mempunyai makna dan pesan yang mereka ingin sampaikan oleh khalayak masyarakat umum maupun mengkritik’i kondisi yang related terjadi di tengah gejolak masyarakat, seperti yang tertuang oleh penelitian terdahulu bahwa. Grafiti tidak hanya berdiri sendiri tanpa kehadiran ribuan makna.bagi pembuatnya, ada pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui seni grafis. Ada pesan dengan memanfaatkan kehadiran mural dengan menciptakan kondisi sekelilingnya, diantaranya mural hanya untuk kepentingan estetik, untuk menyatakan kondisi sosial budaya, ekonomi dan juga politik.
  6. Tidak luput juga makna gambaran kritik sosial yang di gambar oleh para seniman berfokus pada kondisi saat ini dan maka dari situlah mereka geram karena berdemontrasi dan menyampaikan pendapat saja tidak cukup di terima oleh para pejabat mari disitulah para seniman mulai melakukan aksinya dalam menggambar mengenai kritik sosial.

References

  1. M. Z. Arifin, "ANALISIS FENOMENOLOGI TENTANG MOTIF-MOTIF SOSIAL PENGGIAT SENI," Paradigma. Volume 05 Nomer 01 Tahun 2017 , p. 4, 2017.
  2. f. a. dharma, "Konstruksi Realitas Sosial:PemikiranPeter L. Berger Tentang KenyataanSosial," Kanal Umsida, vol. 07, no. 01, p. 03, 2018.
  3. V. Oktaviani, "ENOMENA GAME MOBILE LEGENDSDI KALANGAN MAHASISWA BANDUNG (Studi Deskriptif Kualintatif padakalangan mahasiswa Bandung mengenai penggunaan Game Mobile Legends," repisitory unpas, BANDUNG, 2018.
  4. d. lincoln, handbook of Qualitive Reseasch, yogyakarta: pustakapelajar, 2009.
  5. sugiyono, metode peneltian kualitatif dan R&D, bandung : alfabeta , 2016.
  6. D. Iskandar, "STUDI FENOMENOLOGI MOTIF ANGGOTA SATUAN RESIMEN MAHASISWA 804," fenomonologi komunikasi, p. 04, 2017.
  7. H. Oksinata, "Kritik sosial dalam kumpulan puisi aku ingin jadi peluru karya wiji thukul (kajian resepsi sastra)," in Kritik sosial dalam kumpulan puisi aku ingin jadi peluru karya wiji thukul (kajian resepsi sastra), Surakarta, Universitas Surakarta, 2010, p. 33.
  8. A. &. M. S. Campbell, "Sex differences in aggression: Social representation and social roles," British Journal of Social Psychology, p. 33, 1994.
  9. P. SUROSO, "Ketoprak Dor di kampung jadel studi tentang makna subjektif kesenian ketoprak dor pada kelompok masyrakat jawa deli di sumatra utara dalam prespektif fenomonologi," in Ketoprak Dor di kampung jadel studi tentang makna subjektif kesenian ketoprak dor pada kelompok masyrakat jawa deli di sumatra utara dalam prespektif fenomonologi, MEDAN, UNAIR, 2018, p. 59.
  10. M. Williams, "Brooklyn Law Review," Framing Art Vandalism: A Proposal to Address, pp. 10-12, 2008.
  11. A. Segtiono, "MAKNA KRITIK SOSIAL PADA MURAL SAVE," eprints.umm.ac.id, MALANG, 2020.