This study aims to find out the problems of using gadgets on interest in learning to read the Qur'an in elementary school age children in Gading Krembung Village, Sidoarjo. This research is a descriptive qualitative research. In this study, the informants were the head of Gading village, parents of elementary school age children, and Ustadz/ustadzah TPQ in Gading Krembung village, Sidoarjo. The location of this research is in Gading Krembung Village, Sidoarjo. Data collection techniques in the form of interviews, observation, documentation. Data analysis and interpretation techniques use the analytical model of Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that the intensity of the use of gadgets has an impact on the interest in learning to read the Qur'an in elementary school age children (SD). They often use their gadgets for a long time, which is more than 2 hours per day. The use of gadgets in children with a duration of more than 2 hours per day is often used only for playing games, youtube, tiktok, and learning media. When children operate gadgets for a long enough duration, it will also make children addicted to playing gadgets and experience a decrease in their interest in learning. Furthermore, the problems experienced by elementary school age children are the lack of supervision from parents in the use of gadgets, lack of knowledge about good use of gadgets for parents and children, self factors, peer factors, and environmental factors. So that the use of gadgets affects interest and enthusiasm in learning to read the Qur'an. Seeing this fact, the use of gadgets has an effect on interest and enthusiasm in learning to read the Qur'an.
Di kalangan masyarakat saat ini teknologi yang banyak digunakan adalah gadget. Penggunaan gadget sekarang sudah sangat digemari oleh semua kalangan mulai dari dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Gadget merupakan sebuah alat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Saat ini di dalam gadget banyak yang menyediakan aplikasi seperti facebook, WhatsApp, Youtube, Game online, dan lain-lain. Salah satu perbedaan gadget dengan alat elektronik lainnya yaitu terletak pada setiap kebaruannya, artinya gadget selalu ada pembaruan model variasi, merk gadget, dan fitur-fitur lainnya yang ada pada gadget. Gadget akan membawa dampak negatif pada anak tanpa adanya pengawasan orang tua atau orang dewasa akan cenderung menimbulkan beberapa dampak negatif. Penggunaan gadget memberikan dampak pada kesehatan fisik bahkan mental pada anak. Misalnya, dapat merusak penglihatan hingga anak mengalami gangguan kejiwaan yang parah. Jika anak tidak didampingi dengan maksimal, maka akan semakin menimbulkan dampak yang buruk pada keadaan fisik anak.[1] Penggunaan gadget berdampak merugikan pada anak yakni pada keterampilan interpersonal anak jika terlalu sering dalam mengoperasikan gadget. Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga akan membuat prestasi belajar anak menurun. Mereka akan lebih mengandalkan gadget daripada harus belajar.
Gadget merupakan alat elektronik yang digunakan sebagai media informasi, media belajar, dan sebagai media hiburan. Gadget juga memberikan manfaat yang lainnya, yaitu dapat tersambung dengan internet. Siswa usia Sekolah Dasar (SD) sudah banyak yang mengetahui fungsi internet. Sehingga banyak anak yang menyalahgunakan penggunaan gadget, sehingga berdampak negatif. Didalam gadget, pancaran cahaya yang ada memang tidak begitu terlihat dan efek yang timbul juga tidak bisa langsung diterima oleh pengguna gadget. Oleh karena itu, saat anak-anak sudah mulai senang dalam mengoperasikan gadget, disini orang tua harus lebih mengawasi anak-anak dalam bermain gadget dan membatasi waktu dalam penggunaan gadget.[2] Peran orang tua kepada anak harus selalu dilakukan dengan semaksimal mungkin. Jangan sampai orang tua hanya mengandalkan gadget untuk menemani kegiatan anak, dan orang tua membiarkan anak lebih mementingkan gadget.[3]Orang tua bisa memantau anak dalam penggunaan gadget dengan cara selalu mengontrol setiap konten yang ada di gadget anak-anaknya. Cara lainnya yaitu orang tua bisa mengajak anak diskusi dan tanya jawab tentang isi dari gadget yang sering dioperasikan tersebut. Disamping itu, orang tua juga bisa mengajak anak diskusi untuk menumbuhkan minat belajar, khususnya belajar membaca Al-Qur’an.Di zaman sekarang ini banyak anak yang kurang terbiasa dalam menanamkan minat membaca Al-Qur’an. Mereka lebih senang bermain, menonton TV, dan melakukan kreativitas lainnya dibandingkan untuk membaca Al-Qur’an. Dengan kurangnya minat belajar baca Al-Qur’an pada anak, maka akan timbul kurang kelancaran anak dalam membaca Al-Qur’annya. Sebagian besar mereka tidak fasih dalam pelafalannya, dan membacanya masih terbata-bata.
Minat belajar merupakan keseriusan anak dalam memfokuskan diri untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan minat, akan mengarahkan seseorang agar mendapatkan pengalaman belajar seperti magnet yang menarik siswa kepada pelajaran.[4] Minat anak dalam pembelajaran akan menjadi kekuatan demi mendorong anak untuk lebih giat belajar. Anak yang memiliki minat belajar akan memfokuskan perhatiannya dalam pembelajaran sehingga mampu berkonsentrasi dengan baik. Minat belajar yang dimiliki anak satu dengan yang lainnya memang berbeda. Minat membaca seorang peserta didik dalam membaca Al-Qur’an dapat dipengaruhi dari dua faktor, yaitu faktor yang timbul dari diri sendiri dan faktor yang timbul dari luar peserta didik contohnya faktor lingkungan, orang tua, masyarakat. Saat di rumah, peran orang tua sangatlah penting terhadap minat belajar peserta didik, khususnya minat belajar membaca Al-Qur’an.[5] Agar anak dapat memahami dan mempunyai minat belajar membaca Al-Qur’an, orang tua perlu memberi pemahaman kepada anak sehingga anak dapat terpenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan minat belajar membaca Al-Qur’an.[6]
Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang jenis datanya bersifat nonangka. Temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik ataupun hitungan lainnya, melainkan berupa kalimat, pernyataan, dokumen, atau data lainnya yang bersifat kualitatif.[7] Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan, mengungkapkan, dan menjelaskan peristiwa, sehingga data yang terkumpul berbentuk kata-kata ataupun gambar, dan tidak menekankan pada angka. Data yang terkumpul bisa melalui wawancara, foto, catatan lapangan, dokumen pribadi, atau dokumen yang lainnya.[8] Lokasi penelitian berada di Desa Gading Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Pertimbangan dalam memilih lokasi penelitian karena sebagian besar anak usia Sekolah Dasar di Desa ini senang dalam penggunaan gadget, sehingga menimbulkan minat dan semangat belajar khususnya belajar membaca Al-Qur’an semakin menurun. Serta terdapat permasalahan terkait penggunaan gadget pada anak usia Sekolah Dasar dengan jangka waktu yang lama, sehingga dapat menimbulkan kecanduan bermain gadget pada anak.. Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif ini berupa narasi yang membuahkan hasil sangat terperinci. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis dan interpretasi data menggunakan model analisis dari Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.[9]
A. Intensitas penggunaan gadget berdampak pada minat belajar membaca Al-Qur’an pada anak usia Sekolah Dasar di Desa Gading Kecamatan Krembung Sidoarjo
Dari data yang didapatkan dari hasil penelitian di lapangan, peneliti menemukan kesamaan antara teori dan praktik dalam intensitas penggunaan gadget pada minat belajar membaca Al-Qur’an, bahwasannya intensitas penggunaan gadget pada anak-anak memang melebihi dari batas waktu normal. Mereka sering mengoperasikan gadget dengan durasi yang lama hanya untuk bermain game, membuka video di youtube, tiktok, dan juga media pembelajaran. Dari seringnya penggunaan gadget yang berlebihan pada anak, dapat membuat minat dan semangat belajar khususnya belajar membaca Al-Qur’an menjadi menurun.
Teknologi gadget ini merupakan alat teknologi yang modern sehingga dapat memudahkan pengguna dalam berkomunikasi meskipun tidak dengan tatap muka. Gadget juga merupakan alat komunikasi yang paling disukai oleh kalangan orang dewasa bahkan anak-anak.
Penggunaan gadget pada anak-anak memerlukan pendampingan yang maksimal. Karena jika anak-anak sudah merasa asyik bermain game, mereka akan lupa dengan tugas-tugas dan kewajiban yang di sekolah dan mengaji. Sebagian orang tua beranggapan ini merupakan hal yang wajar bagi anak-anak, karena dunia anak-anak adalah dunia bermain. Tetapi berbeda lagi dengan pendapat dari beberapa orang tua lainnya, mereka beranggapan bahwa sejak kecil anak harus dibiasakan disiplin agar kelak terbiasa hidup disiplin dan menghargai waktu. Maka dari itu orang tua diharuskan untuk semaksimal mungkin dapat mendampingi anak dalam belajar membaca Al-Qur’an saat di rumah.
Supplementary Files
Gambar 1. Pendampingan belajar mengaji di rumah bersama orang tua di Desa Gading Krembung Sidoarjo
Penggunaan gadget dengan durasi yang lama juga akan menimbulkan beberapa dampak positif dan negatif bagi anak. Berikut dampak positif pengunaan gadget yaitu:[10]
Dari pemaparan dampak positif diatas, terdapat juga dampak negatif dari penggunaan gadget, diantaranya:[11]
B. Mengetahui problematika penggunaan gadget pada minat belajar membaca Al-Qur’an pada anak usia Sekolah Dasar di Desa Gading Kecamatan Krembung Sidoarjo
Dari hasil observasi di lapangan serta dari hasil wawancara dengan beberapa orang tua anak usia Sekolah Dasar di Desa Gading Kecamatan Krembung Sidoarjo, dapat diketahui bahwasannya semenjak maraknya penggunaan gadget pada anak, minat belajar dan semangat belajar dalam membaca Al-Qur’an cenderung mengalami penurunan.
Penurunan tersebut dapat dilihat dari seringnya anak dalam menggunakan gadget sehingga lupa waktu dan lalai dengan semua tugas dan kewajibannya. Terkadang anak juga menjadi pribadi yang lebih emosioanal. karena mereka merasa sudah nyaman saat sudah menggunakan gadget yang didalamnya terdapat berbagai aplikasi yang menarik perhatian bagi anak-anak.
Supplementary Files
Gambar 2. Anak Usia Sekolah Dasar bermain Gadget di Desa Gading Krembung Sidoarjo
Selain dari observasi dan wawancara, peneliti juga melihat dari buku prestasi harian anak saat di TPQ yang menunjukkan memang ada penurunan nilai semenjak minat dan semangat belajarnya mulai menurun. Peneliti juga mendapatkan beberapa keluhan dari beberapa orang tua bahwasannya memang semenjak anak senang menggunakan gadget, minat dan semangat dalam belajar mengaji dan sekolah menjadi menurun.
Supplementary Files
Gambar 3. Buku Prestasi Harian Mengaji di Desa Gading Krembung Sidoarjo
Berikut beberapa problematika dalam penggunaan gadget pada anak terhadap minat belajar :
1. Kurangnya pemahaman orang tua terhadap penggunaan gadget.
Di zaman sekarang ini, teknologi yang sangat marak yaitu gadget. Dengan adanya alat teknologi ini, seakan-akan memberikan tantangan yang harus dihadapi bagi semua orang tua. Dimana semua orang tua harus bisa mengawasi anaknya dalam penggunaan gadget, agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi anak.
Pada zaman sekarang ini, anak lebih mempunyai pengetahuan yang luas mengenai gadget. Bahkan anak-anak sudah mahir dalam mengoperasikan gadget daripada orang tuanya.
2. Kurangnya wawasan orang tua terhadap perkembangan teknologi (gadget)
Dari mahirnya anak kita dengan penggunaan gadget saat ini, sebagai orang tua hendaknya faham sedikit demi sedikit tentang pengoperasian gadget. Sehingga orang tua bisa bijak dalam menyikapi dan mengenalkan berbagai sarana teknologi kepada anak, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan karena perkembangan alat teknologi saat ini.
Tidak semua orang tua sangat faham tentang bagaimana pengoperasian gadget yang baik. Terlebih karena di zaman dahulu memang alat komunikasi hanya sekedar untuk mengirim pesan saja. Akan tetapi untuk saat ini kegunaan alat komunikasi gadget sangat beragam manfaatnya. Dan tidak heran juga banyak orang tua yang kesulitan dalam memantau apa saja yang biasanya dioperasikan anknya saat bermain gadget.
3. Kegiatan orang tua terlalu padat.
Setiap orang tua pasti mempunyai kesibukan tersendiri, baik di rumah maupun di tempat kerjanya. Dari kesibukan mereka tersebut, dapat menyebabkan mereka tidak mempunyai waktu dengan anak yang lebih. Sehingga anak-anak cenderung lebih senang menghabiskan waktunya dengan bermain gadget.
Dengan ini dapat dibuktikan bahwasannya penggunaan gadget pada anak usia Sekolah Dasar dapat menimbulkan dampak yang dapat mengganggu perkembangan anak dalam belajar membaca Al-Qur’an.
Problematika penggunaan gadget pada minat belajar membaca Al-Qur’an pada anak usia Sekolah Dasar di Desa Gading Krembung Sidoarjo, oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan gadget sangat berdampak pada minat belajar membaca Al-Qur’an pada anak usia Sekolah Dasar (SD). Mereka sering menggunakan gadgetnya dengan durasi waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 2 jam per hari. Penggunaan gadget pada anak dengan durasi lebih dari 2 jam per hari tadi, sering digunakan hanya untuk bermain game, youtube, tiktok, dan media pembelajaran. Saat anak menggunakan gadget dengan durasi yang cukup lama, juga akan membuat anak menjadi kecanduan dalam bermain gadget dan mengalami penurunan dalam minat belajarnya. Problematika yang dialami pada anak usia Sekolah Dasar yaitu kurangnya pengawasan dari orang tua dalam penggunaan gadget, kurangnya pengetahuan tentang penggunaan gadget yang baik untuk orang tua dan anak, faktor dari diri sendiri, faktor teman sebaya, dan faktor lingkungan. Sehingga penggunaan gadget berpengaruh terhadap minat dan semangat dalam belajar membaca Al-Qur’an.