This study aims to determine the effect of Accounting Understanding, Education Level, and Quality of Village Apparatus Training on Understanding Village Financial Reports. This research method uses quantitative. The sampling technique used purposive sampling as many as 60 village officials by distributing questionnaires to 20 villages in Prambon sub-district. The data analysis technique used is validity and reliability test and multiple linear regression analysis. T test (partial test) and multiple determination coefficient test (R²) to test the hypothesis with SPSS version 26 program. The results of this study indicate that (1) understanding of accounting affects understanding of village financial statements, (2) level of education affects understanding of financial statements village, and (3) the quality of village apparatus job training affects the understanding of village financial reports.
Dalam Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 mengenai Desa dijelaskan bahwasanya “desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”[1]. Pengelolaan keuangan desa terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan serta pertanggungjawaban. Dalam siklus keuangan desa yang telah diuraikan di atas, peranan dari bendahara desa sangat penting terkhusus pada tahap pengelolaan, pelaporan, serta pertanggungjawaban. Dalam mengelola keuangan desa, bendahara desa harus memiliki beberapa pembukuan. Dalam mengelola pendapatan serta pengeluaran desa, bendahara desa harus memiliki buku kas umum dan beberapa buku pembantu lainnya[2].
Penentuan penyelenggaraan pemerintahan desa bisa dinyatakan berhasil atau gagal sangat ditentukan oleh kepala desa dalam pemahaman laporan keuangan. Laporan bidang pengelolaan keuangan ialah bentuk tanggungjawab pengelola desa [3]. Keuangan desa yang dikelola oleh aparatur desa yaitu perencanaan keuangan, pelaksanaannya, penata usahaan keuangan, pelaporan keuangan, dan pertanggungjawaban atas dana desa yang diterima dengan dasar asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin.
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja dari suatu entitas untuk pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan[4]. Pengungkapan pelaporan keuangan merupakan prosedur yang paling efektif dan efisien guna mendorong dan memotivasi pimpinan dalam hal pengelolaan organisasi dengan baik apabila didukung dengan penyajian informasi di dalam laporan keuangan yang berkualitas [5].
Aparatur desa yang tidak memiliki pengetahuan dalam hal pemahaman laporan keuangan yang benar sehingga bisa berakibat terjadi kesalahan saat penyajian laporan keuangan yang disampaikan dalam hal pengimputan atau penulisan data yang tidak sesuai serta tidak tepat waktu dalam penyampaian maka berdampak buruk bagi pengguna laporan keuangan [6].
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan, faktor yang pertama adalah pemahaman akuntansi yang dimiliki aparatur desa. Yuliani (2010) menjabarkan bahwasanya kualitas laporan keuangan yang rendah akibat lemahnya peran internal audit, belum diterapkannya secara optimal sistem informasi akuntansi keuangan daerah atau pemahaman akuntansi dari penyusun laporan keuangan itu sendiri. Harapannya didalam penyusunan laporan keuangan berpedoman pada standar yang sudah ditetapkan. Hal tersebut juga termasuk faktor yang bisa berpengaruh di kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yakni Standar akuntansi pemerintahan.
Faktor kedua yakni tingkat pendidikan mempengaruhi pemahaman laporan keuangan desa. Aparatur desa dengan pendidikan yang memadai, di bidang akuntansi akan memudahkan saat mengerjakan tugas yang diberikan. Individu akan terpengaruhi dengan tingkat pendidikan dalam pemilihan informasi saat mempergunakan laporan keuangan, hal tersebut karena informasi yang andal serta relevan sering dipakai saat mengambil keputusan pada saat planning, management serta control [7]. Tingkat suatu pendidikan yang makin tinggi, maka intelektualitas serta pengetahuan individu akan tinggi pula. Sehingga tugas akan individu jalankan dengan mudah dengan tingkat pendidikan yang memadai.
Faktor yang terakhir adalah kualitas pelatihan kerja merupakan orientasi saat ini yang dapat membantu karyawan dalam memperoleh keahlian dan kemampuan untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaannya [8]. Pelatihan merupakan hal penting yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan penggunanya sehingga tercapainya tujuan organisasi. Dalam hal ini pelatihan merupakan hal penting yang dapat memberikan kemampuan tambahan untuk menghadapi perubahan dan penyesuaian sistem kerja dimasa yang akan datang.
Berdsarkan uraian diatas beberapa penelitian terdahulu yang memiliki hasil yang tidak konsisten dari penelitian satu dengan penelitian lainnya sehingga saya ingin meneliti tentang “Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Tingkat Pendidikan, dan Kualitas Pelatihan Kerja Aparatur Desa terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa”.
Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian saat ini dilakukan di pemerintahan desa yang ada di Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh objek penelitian atau wilayah generalisasi yang terdiri dari objek ataupun subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu sesuai yang ditetapkan oleh peneliti [9]. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur desa yang bekerja pada 20 Kantor Pemerintahan Desa yang berkedudukan di wilayah Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dengan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 responden terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Bendahara Desa.
Jenis Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumbernya [10]. Data primer penelitian ini, diperoleh dengan survey kepada responden melalui penyebaran kuesioner kepada aparatur desa di kecamatan Prambon.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan pemberian pertanyaan dan memerlukan jawaban yang harus diisi oleh responden. Jawaban atas kuesioner ini ditentukan mempergunakan skala likert. Skala likert ialah skala yang digunakan pada penelitian kuantitatif guna pengukuran persepsi serta sikap individu tentang dirinya atau kelompoknya terhadap hal yang diteliti [10].
Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Hipotesis
H1 : Pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan desa
H2 : Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan desa
H3 : Kualitas pelatihan kerja berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan desa
A. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yaitu berupa kuesioner sebanyak 60 kuesioner. Jumlah kuesioner yang berhasil kembali dan dapat diolah adalah sebanyak 60 kuesioner (100%) dengan gambaran yang diperoleh mengenai karakter responden sebagai berikut :
a. Presentase Responden Jenis Kelamin
No. | Jenis Kelamin | Jumlah | Persentase |
Laki – laki | 38 | 63% | |
Perempuan | 22 | 37% | |
Jumlah | 60 | 100% |
Dari data pada tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah 60 responden sebagian besar berjenis kelamin laki – laki, yaitu 38 responden atau sebesar 63% dan sisanya berjenis kelamin perempuan yaitu 22 responden atau sebesar 37%.
b. Presentase Responden Usia
No. | Usia | Jumlah | Persentase |
< 25 tahun | 1 | 2% | |
25 – 35 tahun | 14 | 23% | |
36 – 50 tahun | 31 | 52% | |
>50 tahun | 14 | 23% | |
Jumlah | 60 | 100% |
Pada tabel 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa usia rata – rata responden yaitu antara 36 - 50 tahun sebanyak 31 responden atau sebesar 52% dari 60 responden, sisanya responden yang berusia <25 tahun sebanyak 1 responden atau sebesar 2%, responden berusia 25 – 35 tahun sebanyak 14 responden atau sebesar 23%, responden berusia >50 tahun sebanyak 14 responden atau sebesar 23%.
c. Presentase Responden Pendidikan Terakhir
No. | Tingkat Pendidikan | Jumlah | Persentase |
SMA | 23 | 38% | |
S1 | 36 | 60% | |
S2 | 1 | 2% | |
S3 | 0 | 0% | |
Jumlah | 60 | 100% |
Pada tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan S1 yaitu sebanyak 36 responden atau sebesar 60% dari 60 responden, untuk tingkat pendidikan SMA sebanyak 23 responden atau sebesar 38% , tingkat pendidikan S2 sebanyak 1 orang atau sebesar 2% dan tingkat pendidikan S3 sebanyak 0 atau 0%.
d. Presentase Masa Kerja
No. | Masa Kerja | Jumlah | Persentase |
< 1 tahun | 3 | 5% | |
1 – 5 tahun | 21 | 35% | |
6 – 10 tahun | 20 | 33% | |
>10 tahun | 16 | 27% | |
Jumlah | 60 | 100% |
Masa kerja yang dimiliki oleh responden pada tabel 4.4 tersebut mayoritas pada tingkat masa kerja 1 – 5 tahun sebanyak 21 responden atau sebesar 35%, kemudian responden dengan masa kerja <1 tahun sebanyak 1 responden atau sebesar 5%, responden dengan masa kerja 6 – 10 tahun sebanyak 20 responden atau sebesar 33%, dan responden dengan masa kerja > 10 tahun sebanyak 16 responden atau sebesar 27%.
1. Uji Kualitas Data
Variabel | Item | r hitung | r tabel | Keterangan |
Pemahaman Akuntansi | X1_1 | 0,824 | 0,254 | Valid |
X1_2 | 0,840 | 0,254 | Valid | |
X1_3 | 0,811 | 0,254 | Valid | |
X1_4 | 0,717 | 0,254 | Valid | |
X1_5 | 0,744 | 0,254 | Valid | |
X1_6 | 0,733 | 0,254 | Valid | |
X1_7 | 0,818 | 0,254 | Valid | |
Tingkat Pendidikan | X2_1 | 0,669 | 0,254 | Valid |
X2_2 | 0,710 | 0,254 | Valid | |
X2_3 | 0,637 | 0,254 | Valid | |
X2_4 | 0,773 | 0,254 | Valid | |
X2_5 | 0,681 | 0,254 | Valid | |
X2_6 | 0,831 | 0,254 | Valid | |
Kualitas Pelatihan | X3_1 | 0,746 | 0,254 | Valid |
X3_2 | 0,761 | 0,254 | Valid | |
X3_3 | 0,798 | 0,254 | Valid | |
X3_4 | 0,801 | 0,254 | Valid | |
X3_5 | 0,835 | 0,254 | Valid | |
X3_6 | 0,868 | 0,254 | Valid | |
X3_7 | 0,758 | 0,254 | Valid | |
Pemahaman Laporan Keuangan Desa | Y1_1 | 0,804 | 0,254 | Valid |
Y1_2 | 0,856 | 0,254 | Valid | |
Y1_3 | 0,823 | 0,254 | Valid | |
Y1_4 | 0,713 | 0,254 | Valid | |
Y1_5 | 0,864 | 0,254 | Valid | |
Y1_6 | 0,822 | 0,254 | Valid | |
Y1_7 | 0,890 | 0,254 | Valid |
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa masing-masing butir kuesioner memiliki nilai r hitung > r tabel. Sehingga dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner semuanya dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
No. | Item | Crocbach’s Alpha | Keterangan | |
1. | Pemahaman Akuntansi (X1) | 0,895 | Reliabel | |
2. | Tingkat Pendidikan (X2) | 0,804 | Reliabel | |
3. | Kualitas Pelatihan (X3) | 0,902 | Reliabel | |
4. | Pemahaman Laporan Keuangan Desa (Y) | 0,907 | Reliabel |
Dapat diketahui bahwa pada tabel 4.6 nilai Cronbach’s Alpha pada masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah > 0,6. Uji reliabilitas penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian dapat dikatakan reliabel atau handal.
2. Analisis Data
a. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa | ||||||||||
Model | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | ||||||
Beta | Tolerance | VIF | ||||||||
1 | (Constant) | 4,668 | 2,774 | 1,683 | 0,098 | |||||
(X1) Pemahaman Akuntansi | 0,289 | 0,106 | 0,292 | 2,729 | 0,008 | 0,572 | 1,747 | |||
(X2) Tingkat Pendidikan | 0,217 | 0,098 | 0,236 | 2,225 | 0,03 | 0,58 | 1,724 | |||
(X3) Kualitas Pelatihan | 0,413 | 0,097 | 0,423 | 4,276 | 0 | 0,67 | 1,493 | |||
a. Dependent Variable: (Y) Pemahaman Laporan Keuangan Desa |
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 4,668 + 0,289 X1 + 0,217 X2 + 0,413 X3
3. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji t
Coefficientsa | |||||||||
Model | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||||
Beta | Tolerance | VIF | |||||||
1 | (Constant) | 4,668 | 2,774 | 1,683 | 0,098 | ||||
(X1) Pemahaman Akuntansi | 0,289 | 0,106 | 0,292 | 2,729 | 0,008 | 0,572 | 1,747 | ||
(X2) Tingkat Pendidikan | 0,217 | 0,098 | 0,236 | 2,225 | 0,03 | 0,58 | 1,724 | ||
(X3) Kualitas Pelatihan | 0,413 | 0,097 | 0,423 | 4,276 | 0 | 0,67 | 1,493 | ||
a. Dependent Variable: (Y) Pemahaman Laporan Keuangan Desa |
1. Variabel Pemahaman Akuntansi (X1)
Berdasarkan tabel 4.8 sesuai dengan hasil perhitungan Uji t yang dilakukan dengan bantuan program SPSS di atas, variabel Pemahaman Akuntansi (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,729. Sehingga Nilai t hitung ini lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 2,003. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,008. Jadi, nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai α yaitu 0,05. Karena (t hitung > t tabel = 2,729 > 2,003) dan (sig < α = 0,008 < 0,05 ) maka Ho ditolak dan H₁ diterima, artinya variabel independen yaitu Pemahaman Akuntansi (X1) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Pemahaman laporan keuangan desa (Y).
2. Variabel Tingkat Pendidikan (X2)
Berdasarkan tabel 4.8 sesuai dengan hasil perhitungan Uji t yang dilakukan dengan bantuan program SPSS di atas, variabel Tingkat Pendidikan (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,225. Sehingga Nilai t hitung ini lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 2,003. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,030. Jadi, nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai α yaitu 0,05. Karena (t hitung > t tabel = 2,225 > 2,003) dan (sig < α = 0,030 < 0,05 ) maka Ho ditolak dan H₂ diterima, artinya variabel independen yaitu Tingkat Pendidikan (X2) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Pemahaman laporan keuangan desa (Y).
3. Variabel Kualitas Pelatihan (X3)
Berdasarkan tabel 4.8 Sesuai dengan hasil perhitungan Uji t yang dilakukan dengan bantuan program SPSS di atas, variabel Kualitas Pelatihan (X3) diperoleh nilai t hitung sebesar 4,276. Sehingga Nilai t hitung ini lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 2,003. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0,030. Jadi, nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai α yaitu 0,05. Karena (t hitung > t tabel = 4,276 > 2,003) dan (sig < α = 0,000 < 0,05 ) maka Ho ditolak dan H₃ diterima, artinya variabel independen yaitu Kualitas Pelatihan (X3) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Pemahaman laporan keuangan desa (Y).
b. Hasil Analisis Determinasi Berganda(R²)
Model Summaryb | ||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,796a | 0,633 | 0,614 | 1,814 |
a. Predictors : ( Constant ), (X3) Kualitas Pelatihan, (X2) Tingkat Pendidikan, (X1) Pemahaman Akuntansi | ||||
b. Dependent Variable : (Y1) Pemahaman Laporan Keuangan Desa |
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,614 artinya bahwa 61,4% variansi Pemahaman laporan keuangan Desa (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu Pemahaman Akuntansi, Tingkat Pendidikan dan Kualitas Pelatihan Kerja Aparatur Desa, sisanya sebesar 38,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
B. Pembahasan
1. Hipotesis Pertama : Pemahaman Akuntansi Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemahaman Akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,729 > t tabel 2,003 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama diterima, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin baik sebuah Pemahaman Akuntansi maka dapat mempengaruhi Pemahaman Laporan Keuangan Desa. Aparatur Desa yang memiliki kualitas Pemahaman Akuntansi yang tinggi akan dapat menyelesaikan dan menyusun laporan keuangan dengan akurat, terperinci dan selesai dengan tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi yang baik, akan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan[11].
2. Hipotesis Kedua : Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman laporan keuangan desa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,030 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,225 > t tabel 2,003 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis kedua diterima, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin baik pula pemahaman laporan keuangan desa pada aparatur desa. Penelitian ini membuktikan bahwa aparatur desa yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan dalam mengolah laporan keuangan. Hal ini dikarenakan perangkat desa yang memiliki tingkat pendidikan tinggi mengetahui akan pentingnya pemahaman laporan keuangan bagi aparatur desa[6].
3. Hipotesis Ketiga : Pengaruh Kualitas Pelatihan Kerja Apratarur Desa Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Desa
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kualitas pelatihan aparatur desa berpengaruh positif secara signifikan terhadap pemahaman laporan keuangan desa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 4,276 > t tabel yakni 2,003 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis ini diterima dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin banyak pelatihan yang diikuti aparatur desa sesuai dengan bidang pekerjaannya maka akan semakin terampil dan berkualitas aparatur desa dalam memahami laporan keuangan desa. Kualitas pelatihan berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan desa di kecamatan Prambon karena pelatihan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan aparat desa dalam membuat laporan keuangan yang bermutu. Sehingga pelaporan keuangan dapat diterima dengan baik sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko kesalahan pelaporan[2].
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :