Community Education Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v11i0.811

The Role of Parents in Educating Adolescents in Sidoarjo Regency


Peran Orang tua dalam Mendidik Anak Remaja di Kabupaten Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Role Parent

Abstract

This research was carried out in Dukuhsari Village, Jabon District, Sidoarj Regency. In recent times juvenile delinquency has increasingly shown a very worrying behavior which is caused because parents are busy working so that parents pay less attention to their children. The problem being researched is what is the role of parents in educating teenagers in Dukuhsari Village? And is there a decrease in the role of parents in educating teenagers in Dukuhsari Village?. This research is a qualitative research with the type of field research. Data collection techniques in this study use techniques such as observation, interviews and documentation. From the results of this study, the types of juvenile delinquency in Dukuhsari were stealing, drug use of methamphetamine, and liquor. Juvenile delinquency occurs due to lack of parental supervision and minimal inculcation of religious values ​​so that they are affected by the surrounding environment.

Pendahuluan

Usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik dibagian rohani atau bagian jasmani merupakan pendidikan. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubaan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekolompok orang dalam mendewasakan malalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya.[1]

Pendidikan Agama adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam Al-qur’an dan Sunnah. Pendidikan Agama adalah suatu proses pengembangan potensi manusia menuju terbentuknya manusia sejati yang berkepribadian yang berkepribadian Islam (kepribadian yang sesuai dengan nilainilai Islam).[2]

Dengan kata lain, Pendidikan Agama ditinjau dari pendidikan Agama Islam di harapkan mampu mampu menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti yang luas, yaitu ukhuwah fi al-ubudiyah, ukhuwah fi alinsaniyah, ukhuwa fi alwathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din al-islamiyah.

Pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima didikan, orang tua memberikan didikan di keluarga dan guru di sekolah serta bersosial.[3]Zaman berjalan semakin cepat di barengi meningkatnya teknologi yang memberikan kemudahan untuk mencari segala informasi, berdampak pada kehidupan masyarakat. Usia remaja adalah masa peralihan dari anak remaja menjadi kedewasaan. Dimana masa remaja ini harus belajar mempunyai tanggung jawab sebagai remaja yang berfikir dan melakukan dengan aturan yang ada di masyarakat. Remaja juga ingin menunjukan bahwa dirinya sudah dewasa dengan melepaskan diri dari otoritas orangtuanya dan membentuk identitas diri. Kondisi ini memberikan dorongan kuat pada pihak-pihak yang bertanggung jawab mengenai masalah ini, seperti kelompok edukatif di lingkungan sekolah, kelompok hakim atau jaksa di bidang pennyeluhan dan penegakan kehidupan kelompok[4]

Banyak faktor yang menjadikan kenakalan remaja bisa membuat mereka mempunyai moral dan pendidikan yang salah di lingkungan sekitar, dan realita kehidupan yang buruk, perbuatan itu dijadikan remaja sebagai titik bernaung. Tanggung jawab dan amanah orangtua tidak bisa menanggung yang mereka berikan, apabila orang tua tidak bisa menanganinya dengan mengetahui faktor tersebut maka para remaja akan terjerurumus pada lubang yang salah. Melakukan pembinaan akhlak remaja sangat di butuhkan, perlu di ingat secara psikis remaja ialah usia yang mudah tergoncang dan menjadi sebab dari kondisi pribadinya yang belum mempunyai bekal ilmu, mental, dan yang cukup akan pengalaman. Dari situasi ini, mereka gampang masuk ke dalam perilaku merusak dirinya sendiri. Pemegang kendali keluarga adalah orangtua, pemegang kunci dalam pembentukan karakter anak-anaknya. Rasa kasih sayang yang tulus antara orangtua dengan anak di dalam keluarga atas hubungan alamiah. Sumber kekuatan untuk selalu memberikan bimbingan dan pertolongan kebutuhan seorang anak adalah dengan rasa kasih sayang.[5]

Maka dari itu orang tua serta keluarga berperan sangat penting dalam mendidik anak remaja karena baik buruknya akhlak anaknya di tangan orang tuanya. Pembinaan akhlak hal yang sangat penting dan sangat berpengaruh harus dilakukan untuk membiasakan berakhlakul karimah. Bersumber ajaran agama islam peran orangtua sebagai pendidik pertama dalam mengajarkan hal hal akhlak karimah terhadap para remaja yang sangat bagus dilaksanakan supaya para remaja bisa mewarnai hidupnya dengan akhlak yang bagus. Masa tersulit dan menyenangkan adalah masa remaja di dalam hidup. Banyak mimpi, berangan-angan, bercita-cita, berambisi, dan acuh tak acuh.[6] Banyak di antara mereka memilih jalan yang keliru meskipun dibesarkan dalam rumah tangga yang solid, baik, mengasihi, dan mendidik.[7]

Dalam memanjakan seorang terkadang menjadikan sebuah keharusan bagi orangtua karena rasa kasih sayangnya kepada anak, Tetapi terkadang di karenakan terlalu banyak kasih sayang yang diberikan mulai dari kecil sampainya remaja, rasa canggung bila berhadapan dengan orang lain, ragu-ragu dalam bertindak, membawa kepada sikap menggantungkan diri kepada orang lain dan sikap negatif lainnya disebabkan karena orang tua memberikan perlakuan yang berlebih sehingga mengkhawatirkan pertumbuhan anak. Kedua orangtua ini seharusnya mempunyai tingkat kedewasaan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan anak-anaknya.[8]

Karena dalam perkembangan dunia pendidikan yang sangat mempengaruhi adalah lingkungan keluarga. Sebab awal kejadian hubungan antara anak dan orang tua adalah keluarga, sehingga di lingkungan keluarga melakukan pendidikan yang utama.[9] Dalam hal ini faktor keluarga sangatlah penting di karenakan proses interaksi anak dalam kehidupan sehari-hari adalah keluarga, sebab orang tua harus memberikan arahan dan bimbingan, sehingga perkembangan anaknya bisa terpengaruh, dengan memberikan ruang kebebasan kepada anak untuk berkembang sesuai dengan tahap yang dijalaninya, maka kebutuhan dan karakter anaknya harus dimengerti dan difahami oleh orang tua.

Sebab seorang anak harus dibimbing dan diarahkan oleh orang tua supaya menjadi anak yang bertanggungjawab, disiplin, berperilaku sesuai aturan dan keyakinan dalam keluarganya serta memperhatikan pendidikan akhlak mulia bagi anak ketika usia dini.[10]

Dalam mendidik akhlak yang baik, tak terlepas untuk berpedoman kepada al qur’an dan as sunnah. Dengan mencontoh sifat keteladanan yang telah diajarkan oleh rasulullah saw. Sesuai dengan firman allah swt di dalam al qur’an :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا

surah ke 33 ayat 21 yang artinya sungguh sudah ada teladan yang mulia di rasulullah bagi orang yang berharap rahmat dari allah.[11]

Diperlukan cara yang tepat untuk mengasuh anak sehingga terbentuklah suatu kepribadian anak yang diharapkan oleh orang tua sebagai harapan masa depan. Pola asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak adalah pola asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tetap dengan pengawasan dan pengendalian orang tua. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Lukman (31) ayat : 17).[12]

Peralihan anak menuju masa dewasa merupakan masa pubertas. Terjadi karena pada masa remaja sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak. Membutuhkan pengawasan orang tua agar perkembangan pubertas anak dapat berkembang dengan baik.[13] Dengan diperhatikan, memberikan nasihat ,serta bekal dari semua kalangan umumnya dan khususnya keluarga yaitu orang tua agar mereka tidak terjerumus kejalan yang menyimpang dari norma negara maupun norma agama, sehingga benar-benar menjadi manusia yang bertanggung jawab serta mampu memikul beban sebagai generasi penerus perjuangan bangsa. Maka dapat disimpulkan orang tua mempunyai peran yang sangat penting mendididk anak usia remaja. Betapa pentingnya peran orangtua sebagai peletak dasar untuk mendidik anak usia remaja. Dengan melihat masalah diatas penulis tertarik untuk membangun wawasan orang tua dalam membantu anak remajanya menghadapi krisis masa remaja dengan sikap positif dan didukung dengan sikap rohani.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan sebenarnya.[14] Penelitian deskriptif kualitatif ini merupakan penelitian yang menggunakan pemerikasaan dan pengukuran pada gejala tertentu.[15]Adapun tempatnya di Desa Dukuhsari. Dilakukan dengan mengangkat data-data yang ada di lapangan berkaitan dengan perilaku remaja. Pada penelitian kualitatif, sumber informasi disebut informan, yakni seseorang yang memberikan informasi tentang masalah penelitian yang ada di lokasi.

Subyek penelitian yang ada di Desa Dukuhsari yaitu orangtua, tokoh masyarakat dan remaja di Desa Dukuhsari. Penggalian data sekunder di sini dilakukan dengan cara mencari data-data tertulis atau bukti nyata yang berkaitan dengan peran orang tua dalam mendidik anak remaja di Desa Dukuhsari. Beberapa teknik yang di gunakan penulis seperti, metode observasi, wawancara, dan Dokumentasi.

Hasil dan Pembahasan

A. Bagaimana peran orangtua dalam mendidik anak remaja di Desa Dukuhsari

Peranan asal dari kata dasar “Peran” mendapat tambahan “an” yang berarti : Tindakan yang dilakukan oleh seorang dalam suatu peristiwa. Peranan merupakan bagian dari tugas pertama yang wajib dilakukakan.[16] Dalam KBBI orang tua mempunyai makna: Ayah Ibu kandung, Orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dsb), orang-orang yang dihormati dan disegani dikampung.[17] Di dalam keluarga orang tua mempunyai peran dan tanggung jawab yang penting untuk anak yang bertujuan agar sang anak berkembang sesuai umurnya, dapat berinteraksi, dan anak berakhlak baik.

Thamrin Nasution menjelaskan tanggung jawab orang tua kepada anaknya yaitu: Dalam urusan berumah tangga, setiap anaknya perlu dibimbing oleh orangtua, terhadap masa depan anaknya orangtua sudah menjadi kewajiban dan tugas utamanya.[18]

Mendidik adalah kegiatan seseorang yang membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada mendidik anak usia dini dengan jalur yang formal yang dasar dan menengah.[19]

Dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting di karenakan tanggung jawab orang tua untuk memberikan bimbingan dan pegarahan moral dan pendidikan agama kepada anak-anaknya untuk menghadapi masa perubahan yang terjadi pada anaknya. Dan pendidikan islam merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah. Hasil proses pendidikan islam adalah yang mampu mengemban amanah sebagai pemimpin di bumi yang dapat memelihara dan memanfaatkan alam untuk kemaslakhatan bagi seluruh makhluk hidup.[20]

Penerus keluarga yang bisa dijadikan penopang pada saat orang tuanya sudah tidak bisa lagi untuk bekerja yaiu anak. Apabila anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari agama, akan berakibat keselarasan dalam keluarga. Tentunya hal ini tidak baik karena bisa berakibat remaja sering keluar rumah dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama temannya untuk berfoya-foya.

Banyak faktor yang menyebabkan remaja saat ini terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat mempengaruhi arah yang negatif. Perubahan sosial sangat mempengaruhi prilaku dalam bermasyarakat. Sangat penting peran dan tanggung jawab orang tua kepada anak diberikan bimbingan, arahan dan pendidikan agama dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi di lingkungan bermasyarakat.

Adapun penulis melakukan wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat Desa Dukuhsari terkait peran orangtua dalam mendidik anak remaja sebut saja bapak berinisial “Sm” sebagai berikut :

“Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia pendidikan. Karena keluarga merupakan awal terjadinya interaksi antara orang tua dan anak, sehingga pendidikan yang pertama dilakukan adalah di lingkungan keluarga p eran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan zaman yang semakin hari semakin modern dan fasilitas - fasilitas yang dapat menenggelamkan anak remaja ke dalam kenakalan remaja”.

Supplementary Files

Gambar 1. Wawancara dengan orangtua

Dalam membentuk pribadi yang baik untuk remaja peran yang sangat penting yaitu keluarga. Jadi mulailah perubahan dari diri sendiri dan keluarga.

B. Adakah penurunan peran orangtua dalam mendidik anak remaja di Desa Dukuhsari

Perhatian orang tua yang kurang, minimnya penanaman nilai-nilai agama mengakibatkan pada pergaulan bebas dan berdamak remaja dengan mudah melakukan perbuatan keji. Remaja Desa Dukuhsari sudah biasa merokok dan minum minuman yang memabukkan.

Sebagaimana yang di jelaskan dengan nama samaran AR sebagai berikut:

“Saya setiap hari di pos ronda dengan teman teman merokok bersama dan meminum minuman keras. Ketika itu pacar saya mengecewakan hati saya dan saya menghadapi masalah yang ad di dalam keluarga, dengan tidak sabar saya melampiaskan dengan meminum minuman yang beralkohol dengan teman teman saya, sebenarnya saya sudah mencoba menolak dengan ajakan teman saya, akan tetapi hati dan fikiran saya sudah merasa terbebani dengan semua masalah yang ada, saya meminum minuman itu dan berusaha lebih tenang dengan menghadapi masalah, dan akhirnya saya ketagihan meminum itu dan sampai sekarang saya melakukan itu setiap malam minggu dengan teman teman saya, banyak teman teman yang awalnya tidak akrab sekarang menjadi sangat akrab”. “Beliau orang tua saya dengan diam pada saat mendengarkan keluhan dari saya, beliau mengingatkan hanya sekali saja pada saat libur bekerja. Orangtua saya sibuk dengan pekerjaannya dan anaknya tidak terurus, buka bukaan saja saya jadi bingung soalnya tidak memperhatikan anaknya, akibatnya orang tua saya berpisah dan ibu saya memilih menikah lagi dan ayah saya menjadi acuh tak acuh. Mengonsumsi obat dengan di campur dengan minuman yang beralkohol bisa menjadi saya tenang dan apabila saya tidak meminum kepala saya malah jadi pusing, ini saya sudah kecanduan dengan hal hal yang itu”.

Supplmentary Files

Gambar 2. Wawancara narasumber remaja Desa Dukuhsari

Adapun hasil wawancara kepada narasumber orangtua yang berinisial TR sebagai berikut :

“Dengan mendisiplinkan waktu buat sang anak mengawasi agar tidak mudah berpengaruh apa yang ada di lingkungan , karena semua anak bertumbuh karena faktor lingkungan nya kalau lingkungan di sekitar baik , maka anak akan tumbuh baik, begitupun sebaliknya”.

Dengan demikian orangtua harus membekali anaknya sejak dini dengan landasan agama yang kuat sehinga anak dari kecil sudah terbiasa menerapkan sikap dan sifat yang tidak menyimpang dari aturan masyarakat maupun agama, apabila anak tidak dibekali landasan agama yang kuat sejak kecil, anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dimana para orangtua sibuk dengan pekerjaannya mencari uang dan tidak mengetahui perkembangan anaknya yang sudah terpengaruhi oleh lingkungan yang tidak baik.

Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penting peran dan tanggung jawab orang tua begitu penting dalam perkembangan anak khususnya anak remaja dalam mengatasi perubahan sosial di lingkungan masyarakat. Dengan demikian orangtua harus membekali anaknya sejak dini dengan landasan agama yang kuat sehinga anak dari kecil sudah terbiasa menerapkan sikap dan sifat yang tidak menyimpang dari aturan masyarakat maupun agama.

References

  1. hariyanto, “pengertian pendidikan,” 2012.
  2. heri gunawam, “kurikulum dan pembelajaran pendidikan agama islam,” p. 202, 2013.
  3. Zakiah Darajat, dkk, “Ilmu Pendidikan islam,” jakarta: PT Bumi Aksara, 2014, p. 35.
  4. Sudarsono, “Kenakalan Remaja,” jakarta: Reneka Cipta, 1991, p. 2.
  5. Abdullah ibnu sa’ad Al-fatih, “langkah praktis mendidik anak sesuai tahapan usia,” Bandung: irsyad baitus salam, 2007, p. 100.
  6. winkel w.s, “psikologi pengajaran,” p. 1, 1996.
  7. Ramot Peter, “Peran Orang Tua Dalam Krisis Remaja,” 2015, pp. 453–460.
  8. Ngalim Purwanto, “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,” Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, p. 49.
  9. hasbullah, “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,” jakarta: rajawali pers, 2012, p. 38.
  10. Muhammad Utsman Najati, “Psikologi Nabi,” Bandung: Pustaka Hidayah, 2006, p. 312.
  11. “al-quran.” https://www.merdeka.com/quran/al-ahzab/ayat-21.
  12. Departemen Agama, “Alquran dan Terjemahan,” jakarta: CV Darus Sunnah, p. 413.
  13. I. N. Noviasari, E., Saputri, K. N., Masrurroh, “Mata Pelajaran Pendidikan Reproduksi Remaja dalam Kurikulum SMP untuk Menghindarkan Remaja dari Tindak Aborsi Akibat Free Seks,” 2010.
  14. musfiqon, “panduan lengkap metodologi penelitian pendidikian,” p. 70, 2012.
  15. Abdurhmat, “Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data,” jakarta: Rineka Cipta, 2006, p. 97.
  16. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” jakarta: Balai Pustaka, 2002, p. 667.
  17. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” jakarta: Balai Pustaka, 2002, p. 629.
  18. Thamrin Nasution, “Pendidikan Remaja Dalam Keluarga,” jakarta: Maju Medan, 2004, p. 7.
  19. “UU no.14 tentang mendidik,” 2005.
  20. “perbandingan pendidikan islam di indonesia dan malaysia.”