This study aims to determine the effect of entrepreneurial orientation, product innovation and competitive advantage both partially and simultaneously on the marketing performance of Hat SMEs in Punggul Village, Gedangan District, Sidoarjo Regency. This research method uses a quantitative approach. Data collection is done by using a questionnaire. The population in this study were all owners of Hat SMEs in Punggul Village, Gedangan District, Sidoarjo Regency with 85 people. The sample used is 85 respondents. The sampling technique used was saturated sampling technique and the analytical technique used by the researcher was multiple linear regression analysis using the SPSS version 24 program. The results showed that partially entrepreneurial orientation, product innovation and competitive advantage had an effect on marketing performance. Meanwhile, simultaneously entrepreneurial orientation, product innovation and competitive advantage affect marketing performance.
Pada usaha yg dijalankan pasti mempunyai tujuan buat terus maju serta berkembang dan keberlangsungan hayati di usaha tadi. Persaingan yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut para pelaku usaha buat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi adar tidak ketinggalan dengan yg lainnya. tak terkecuali, industri UKM yang semakin marak pada ketika ini sangat ketat persaingannya. Persaingan pada global industri mendorong perusahaan agar selalu mengatur strategi yg tepat buat memasarkan produk usahanya, tidak hanya perusahaan akbar saja namun di perjuangan kecil dan menengah wajib mengatur taktik pemasarannya supaya kinerja pemasaran baik dan menguntungkan perusahaan. Orientasi kewirausahaan adalah orientasi perusahaan yg mempunyai prinsip di upaya buat mengidentifikasi serta mengeksploitasi kesempatan [1]. Suatu industri menggunakan orientasi kewirausahaan yang kuat akan mempunyai kapabilitas yg lebih inovatif dibandingkan perusahaan lainnya, sebab sangat krusial bagi kelangsungan industri dalam hal inovasi produk. penemuan produk merupakan kegiatan menciptakan produk baru atau peningkatan mutu produk yang telah ada [2].
Keunggulan bersaing wajib dimiliki perusahaan buat menaikkan kinerja pemasaran yg bisa dilakukan dengan salah satu cara yaitu menginovasi produk, perusahaan yg memiliki keunggulan bersaing telah pasti memiliki produk berciri spesial dan tidak dimiliki oleh para pesaing. Semakin kuat keunggulan yg dimiliki akan semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan dan begitu pula kebalikannya. Kinerja perusahaan dapat dikatakan berhasil jika perusahaan bukan hanya mengenalkan produk, tetapi pula berfokus pada pelanggan yang mampu menarik pelanggan serta mengungguli pesaing dengan memenuhi serta memuaskan kebutuhan pelanggan secara baik, hal ini merupakan salah satu efektifitas pemasaran yg bertujuan mempertahankan pelanggan. Dalam beberapa waktu terjadi banyak penelitian-penelitian yg dilakukan oleh peneliti terdahulu terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja pemasaran namun hasil penelitian yang didapatkan mengambarkan hasil yg tidak sinkron dan tidak konsisten. Seperti tercantum dalam tabel 1 berikut :
Issue | Peneliti | Kesenjangan Hasil |
Ada perbedaan pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran | Wusko dan M. Nizar [3] | Orientasi kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran |
Kuswanti dan Prihandono [4] | Orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran | |
Ada perbedaan pengaruh inovasi produk terhadap kinerja pemasaran | Pattipeilohy [5] | Inovasi produk berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran |
Manahera, Moniharapon, Tawas [6] | Inovasi produk tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran | |
Ada perbedaan pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran | Djodjobo dan Tawas [7] | Keunggulan bersaing berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran |
Setyawati dan Abrilia [8] | Keunggulan bersaing tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran |
Berdasarkan tabel 1 Research Gap yang ada diatas menunjukkan hasil penelitian terdahulu yang berbeda mengenai berpengaruhnya hubungan antara orientasi kewirausahaan, inovasi produk serta keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran. Hasil yang didapat dari penelitian terdahulu oleh peneliti [3] menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pemasaran. Tetapi dalam hasil penelitian [4] menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran.
Kemudian untuk variabel inovasi produk menurut penelitan terdahulu hasil yang diperoleh dari peneliti [5] bahwa inovasi produk berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran, namun hasil penelitian yang diperoleh peneliti [6]menyatakan inovasi produk tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran.
Terdapat variabel keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran, dimana penelitian terdahulu yang diteliti oleh [7] mendapatkan hasil bahwa keunggulan bersaing berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran tapi menurut peneliti [8] menyatakan bahwa variabel keunggulan bersaing tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil objek yang ada di Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo yakni UKM Topi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Topi Punggul. Dimana terdapat beberapa industri kecil yang berkembang sangat pesat salah satunya yakni industri pembuatan topi. Desa punggul terkenal menjadi perajin topi dari tahun 1970 an yang berawal dari Alm. H. Thoha. Warga Desa Punggul banyak yang termotivasi untuk mengikuti jejak Alm. H. Thoha sebagai perajin topi, maka sebagian besar warga Desa Punggul menjadi perajin topi. Pada tahun 80an mulai ramai pesanan topi sekolah, warga yang ikut kerja sama dengan beliau cukup lumayan banyak, tetapi pekerjanya juga banyak yang keluar masuk sehingga bisa dikatakan perputaran karyawan yang tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut rata-rata pengusaha topi yang menjadi pesaing dari usaha Alm. H. Thoha adalah orang yang dulunya pernah bekerja di usaha topi milik H. Thoha. Desa Punggul merupakan salah satu sentra industri kecil dan menengah di Kabupaten Sidoarjo, dimana terdapat kurang lebih 85 unit usaha yang memproduksi topi. Adapun data mengenai perkembangan UKM Topi yang berada di Desa Punggul sebagai berikut:
No | Tahun | Jumlah UKM Topi |
1 | 2016 | 50 |
2 | 2017 | 70 |
3 | 2018 | 100 |
4 | 2019 | 90 |
5 | 2020 | 85 |
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah UKM Topi di Desa Punggul mengalami fluktuasi dari tahun 2016 sampai dengan 2020, dimana pada tahun 2018 merupakan angka tertinggi jumlah UKM Topi yang berjumlah 100 pengusaha, namun ditahun 2019 hingga 2020 mengalami penurunan dan hanya menyisakan 85 pengusaha UKM Topi. Dalam hal ini para UKM Topi di Desa Punggul harus menjaga kelangsungan penjualan produknya yang terletak pada kemampuan berpikir yang inovatif dengan melihat orientasi kewirausahaan serta pangsa pasar. Pemilik usaha harus mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan daya jual agar mampu bertahan serta berinovasi untuk menciptakan keunggulan bersaing dan meningkatkan kinerja pemasaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh orientasi kewirausahaan, inovasi produk dan keunggulan bersaing secara parsial terhadap kinerja pemasaran usaha topi dan mengetahui pengaruh orientasi kewirausahaan, inovasi produk dan keunggulan bersaing secara simultan terhadap kinerja pemasaran usaha topi.
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif ialah sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Pengambilan sampel umumnya dilakukan secara random dan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Pada analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan [9]
B. Lokasi Penelitian
Lokasi yang diambil dari penelitian ini berada di Kampung Topi Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah lingkungan obyek atau subjek yang memilik kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya [9]. Populasi penelitian ini yaitu Pemilik UKM Topi di Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo sebanyak 85 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut [9]. Sampel yang digunakan 85 pengusaha topi di Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh, karena populasi yang ada di UKM Topi Desa Punggul sebanyak 85 orang maka populasi tersebut digunakan sepenuhnya sebagai sampel.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer, data tersebut di peroleh secara langsung dari para UKM topi di Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Orientasi kewirausahaan, inovasi produk dan keunggulan bersaing berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja pemasaran UKM topi.
H2 : Orientasi kewirausahaan, inovasi produk dan keunggulan bersaing berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pemasaran UKM topi.
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dicantumkan pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dan usia
Jenis Kelamin | |||||
Frequency | Percent | Valid Percent | Cumulative Percent | ||
Valid | Laki-laki | 67 | 78,8 | 78,8 | 78,8 |
Perempuan | 18 | 21,2 | 21,2 | 100,0 | |
Total | 85 | 100,0 | 100,0 |
Tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini yang rata-rata berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 67 responden dengan prosentase 78,8% dan sedangkan sisanya 18 responden berjenis kelamin perempuan dengan prosentase 21,2%
Usia | |||||
Frequency | Percent | Valid Percent | Cumulative Percent | ||
Valid | 20-30 Tahun | 28 | 32,9 | 32,9 | 32,9 |
31-40 Tahun | 28 | 32,9 | 32,9 | 65,9 | |
> 41 Tahun | 29 | 34,1 | 34,1 | 100,0 | |
Total | 85 | 100,0 | 100,0 |
Dari tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini yang paling banyak berusia 41 tahun keatas (>41 Tahun) sebanyak 29 orang dengan prosentase 34,1%, sedangkan responden berusia 31-40 tahun sebanyak 28 orang dengan prosentase 32,9% dan responden berusia 20-30 tahun juga ada 28 orang dengan prosentase 32,9%.
Berikut jawaban responden terhadap butiran pernyataan-pernyataan kuesioner:
Frekuensi | |||||||
Variabel | Pernyataan | STS (1) | TS (2) | N (3) | S (4) | SS (5) | Total |
Orientasi Kewirausahaan | X1.1 | 0 | 0 | 18 | 20 | 47 | 85 |
X1.2 | 0 | 1 | 17 | 24 | 43 | 85 | |
X1.3 | 0 | 1 | 8 | 30 | 46 | 85 | |
X1.4 | 0 | 1 | 3 | 40 | 41 | 85 | |
X1.5 | 0 | 0 | 16 | 34 | 35 | 85 | |
Inovasi Produk | X2.1 | 0 | 1 | 9 | 31 | 44 | 85 |
X2.2 | 0 | 1 | 10 | 34 | 40 | 85 | |
X2.3 | 0 | 1 | 13 | 36 | 36 | 85 | |
Keunggulan Bersaing | X3.1 | 1 | 0 | 18 | 29 | 37 | 85 |
X3.2 | 0 | 1 | 6 | 31 | 47 | 85 | |
X3.3 | 0 | 2 | 10 | 36 | 37 | 85 | |
Kinerja Pemasaran | Y1.1 | 0 | 2 | 6 | 32 | 45 | 85 |
Y1.2 | 0 | 1 | 7 | 30 | 39 | 85 | |
Y1.3 | 1 | 0 | 17 | 39 | 28 | 85 |
b. Uji Kualitas Data
Pengukuran uji validitas digunakan untuk mengukur item pertanyaan sesuai persyaratan. Jika dikatakan valid maka r hitunglebih besar dari 0,3 dan jika dikatakan tidak valid maka nilai r hitunglebih kecil dari 0,3. Hasil uji validitas dari variabel orientasi kewirausahaan (X1) memiliki nilai rhitung > 0,3 yaitu kisaran nilai antara 0,570 sampai 0,654 sehingga item pernyataan ini valid, variabel inovasi produk (X2) memiliki nilai rhitung > 0,3 yaitu nilai 0,737 hingga 0,856, maka item pernyataan ini valid, variabel keunggulan bersaing (X3) memiliki nilai rhitung lebih besar dari 0,3. yakni kisaran nilai antara 0,775 – 0,840, maka dinyatakan valid dan variabel kinerja pemasaran (Y) memiliki nilai rhitung > 0.3, yaitu kisaran nilai antara 0,619 hingga 0,809. Hasil uji validitas dari semua variabel dinyatakan valid semua serta dapat digunakan untuk penelitian.
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan melihat nilai dari Cronbach’s Alpha. Jika nilai Alpha Cronbach > 0,6 maka seluruh item pernyataan kuisioner dikatakan mempunyai reliabilitas. Dari hasil pengujian reliabilitas dijelaskan bahwa variabel penelitian orientasi kewirausahaan(X1), inovasi produk(X2), keunggulan bersaing (X3) dan kinerja pemasaran (Y) masing-masing dinyatakan reliabel, karena dari Cronbach’s Alpha yang dimiliki variabel tersebut lebih besar dari 0,6 sehingga variabel ini dapat digunakan untuk melanjutkan penelitian.
Selanjutnya pada analisis regresi maka terhadap data dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji linearitas, normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji linearitas penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan variabel bebas dengan variabel terikat selurunya bersifat linear, karena Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear yang signifikansi (linearity) kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh nilai signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,166 atau > 0,05. Artinya model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas atau data terdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji nultikolinieritas dapat diketahui bahwa nilai VIF semua variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 sedangkan nilai toleransi semua variabel bebas lebih dari 10% atau 0,1 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel bebas dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. Berdasarkan hasil uji autokorelasi dapat diketahui bahwa diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 2,058 dengan du < d < 4 – du atau 1,566< 2,058 < 2,433 yang artinya, regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dapat diketahui bahwa scatter plot terlihat titik-titik secara acak dan tidak ada kecenderungan untuk membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
C. Analisis Regresi Linier Berganda
Pada analisis regresi linier berganda dalam rangka menguji pengaruh orientasi kewirausahaan, inovasi produk dan keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran UKM Topi, maka perhitungan dilaksanakan dengan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 0, 914 + 0, 182 X1 + 0, 295 X2 + 0, 332 X3
Nilai konstanta adalah 0,914 Hal ini berarti bahwa tanpa adanya pengaruh variabel bebas yaitu Orientasi Kewirausahaan (X1), Inovasi Produk (X2) dan Keunggulan Bersaing (X3), maka nilai variable terikat yaitu Kinerja Pemasaran (Y) tetap konstan sebesar 0,914. Nilai koefisien regresi dari Orientasi Kewirausahaan (X1) sebesar 0,182 Artinya bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Orientasi Kewirausahaan (X1), akan mengakibatkan kenaikan variabel Kinerja Pemasaran (Y) sebesar 0,182 atau 18,2 %. Nilai koefisien regresi dari Inovasi Produk (X2) sebesar 0,295 Artinya bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Inovasi Produk (X2), akan mengakibatkan kenaikan variabel Kinerja Pemasaran (Y) sebesar 0,295 atau 29,5%. Nilai koefisien regresi dari Keunggulan Bersaing (X3) sebesar 0,332 Artinya bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel Keunggulan Bersaing (X3), akan mengakibatkan kenaikan variabel Kinerja Pemasaran (Y) sebesar 0,332 satuan atau 33,2 %.
D. Uji t (Parsial)
Hasil perhitungn uji t yang dilakukan dengan bantuan program SPSS dan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5% dan df = n-k-1 = 85 - 3 - 1 = 81 sehingga diperoleh t tabel sebesar 1,663. variabel orientasi kewirausahaan (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,743, Nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 1,663. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,007. Jadi, nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai yaitu 0,05. Karena (t hitung > t tabel = 2,743 >1,663) dan (sig < α = 0,007< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel Orientasi Kewirausahaan (X1) secara parsial berpengaruh terhadap variabel Kinerja Pemasaran (Y). Pada variabel inovasi produk (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 3,055, maka nilai t hitung ini lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 1,663. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,003. Jadi, nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai yaitu 0,05. Karena (t hitung > t tabel = 3,055 >1,663) dan (sig < = 0,003 < 0,05) maka Ho ditolak dan H2 diterima, artinya variabel inovasi produk (X2) secara parsial berpengaruh terhadap variabel kinerja pemasaran (Y). Pada variabel keunggulan bersaing (X3) diperoleh nilai t hitung sebesar 3,413. Sehingga nilai t hitung lebih besar daripada nilai t table yaitu 1,663. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,07. Jadi, nilai signifikansi ini lebih kecil daripada nilai yaitu 0,05. Karena (t hitung > t tabel = 3,413 >1,663) dan (sig < α = 0,001 < 0,05) maka Ho ditolak dan H3 diterima, artinya variabel Keunggulan Bersaing (X3) secara parsial berpengaruh terhadap variabel Kinerja Pemasaran (Y).
E. Uji f (Simultan)
Hasil dari pengujian secara simultan pada penelitian ini bahwa Fhitung sebesar 24,509, sedangkan hasil Ftabel distribusi dengan tingkat signifikan 5% (0,05) adalah sebesar 2,72. Hal ini berarti Fhitung >Ftabel (41,692 > 2,72), maka ada alasan yang kuat bahwa pada H1 ditolak dan H0 diterima. Diperkuat dengan nilai signifikan (0,00 < 0.05), maka ada alasan untuk H1 diterima dan H0 ditolak Sehingga perhitungan tersebut menyimpulkan bahwa variabel Orientasi Kewirausahaan (X1), Inovasi Produk (X2), Keunggulan Bersaing (X3) secara simultan bepengaruh terhadap variabel terikat yakni Kinerja Pemasaran (Y).
F. Pembahasan
Hasil dari penelitian diatas dapat diketahui seberapa besar pengaruh orientasi kewirausahaan, inovasi produk, keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran dengan menggunakan aplikasi pengelola data data SPSS Statistic 24.0
Hipotesis Pertama: ada pengaruh Orientasi kewirausahaan, inovasi produk dan keunggulan bersaing secara parsial terhadap kinerja pemasaran ukm topi.
a. Variabel orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran
Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa orientasi kewirausahaan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. Artinya semakin tinggi orientasi kewirausahaan, semakin tinggi pula kinerja pemasaran usaha topi. Hasil penelitian varibel orientasi kewirausahaan (X1) memiliki nilai t hitung sebesar 2,743>1,663 t tabel dengan nilai signifikansi 0,007<0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan (X1) terkait dengan pernyataan indikator pertama yaitu keinovatifan, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 55% yang menyatakan sangat setuju. Pernyataan indikator kedua pengambilan risiko, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 51% yang menyatakan sangat setuju. Pernyataan indikator ketiga keaktifan, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 54% yang menyatakan sangat setuju. Pernyataan indikator ke empat keagresifan bersaing, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 48% yang menyatakan sangat setuju dan pernyataan indikator ke lima otonomi, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 41% yang menyatkan sangat setuju. Hal ini dapat dikatakan bahwa responden berpresepsi baik terhadap variabel orientasi kewirausahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yakni orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran [10].
b. Inovasi produk terhadap kinerja pemasaran
Berdasarkan analisis membuktikan bahwa inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. Inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja pemasaran karena inovasi akan mampu mendorong pasar dan meningkatkan kinerja pemasaran. Hasil penelitian varibel inovasi produk (X2) memiliki nilai t hitung sebesar 3,055>1,663 t tabel dengan nilai signifikansi 0,003<0,05 maka H0 ditolak dan H2 diterima.
Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa variabel inovasi produk (X2) terkait dengan pernyataan indikator pertama yaitu kualitas produk, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 52% yang menyatakan sangat setuju. Pernyataan indikator kedua varian produk, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 47% yang menyatakan sangat setuju. Pernyataan indikator ketiga gaya dan desain produk, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 42% yang menyatakan sangat setuju. Dari ketiga indikator tersebut dapat dikatakan bahwa responden berpresepsi baik terhadap variabel inovasi produk. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang memperoleh hasil secara langsung inovasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran [5].
c. Keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran
Berdasarkan analisis membuktikan bahwa keunggulan bersaing secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. Semakin kuat keunggulan yang dimiliki akan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan dan begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian variabel keunggulan bersaing (X3) memiliki nilai t hitung sebesar 3,413>1,663 t tabel dengan nilai signifikansi 0,001<0,05 maka H0 ditolak dan H3 diterima.
Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa variabel keunggulan bersaing (X3) terkait dengan pernyataan indikator pertama yaitu keunikan produk, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 44% yang menyatakan sangat setuju. Pernyataan indikator kedua kualitas produk, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 55% yang menyatakan sangat setuju. Pernyataan indikator ketiga harga bersaing, nilai terbesar dari jawaban responden sebanyak 44% yang menyatakansangat setuju. Hal ini dapat dikatakan bahwa responden berpresepsi baik terhadap variabel keunggulan bersaing. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran [7].
Hipotesis Kedua: ada pengaruh orientasi kewirausahaan, inovasi produk dan keunggulan bersaing secara simultan terhadap kinerja pemasaran. orientasi kewirausahaan, inovasi produk dan keunggulan bersaing secara simultan mempengaruhi kinerja Pemasaran karena ke tiga variabel ini berkaitan
Berdasarkan analisis data membuktikan bahwa menyimpulkan bahwa variabel Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing secara simultan bepengaruh terhadap variabel terikat yakni Kinerja Pemasaran. Orientasi kewirausahaan adalah perilaku wirausahaan dalam mengelola usahanya, artinya kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk baru akan mempermudah perusahaan tersebut saat adaptasi dengan perubahan lingkungan, seperti menyesuaikan dengan perubahan standar produk yang ditetapkan pelanggan [11]. Inovasi produk merupakan hasil dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang sudah ada maupun belum. Dari produk lama yang telah mencapai titik jenuh dipasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut [2].
Hasil penelitian ini memperoleh hasil penelitian yakni orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran [10]. Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan memperoleh hasil secara langsung inovasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran [5]. Selain itu penelitian selanjutnya menyatakan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran [7].
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Inovasi Produk, dan Keunggulan Bersaingterhadap Kinerja Pemasaran pada Usaha Topi Di Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, maka kesimpulan akan diuraikan sebagai berikut:
Hal ini di dukung oleh penelitian Mega Usvita (2013) yang memperoleh hasil penelitian yakni orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran. Dan penelitian Pattipeilohy (2018) yang memperoleh hasil secara langsung inovasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Dan Cynthia dkk (2014) yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran.
Hal ini di dukung oleh penelitian Mega Usvita (2013) yang memperoleh hasil penelitian yakni orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran. Dan penelitian Pattipeilohy (2018) yang memperoleh hasil secara langsung inovasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Dan Cynthia dkk (2014) yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran.