Communication Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v12i0.792

Analysis of Adolescent Self-Concept Development in Sidoarjo Regency Through Social Media Instagram


Analisis Pengembangan Konsep Diri Remaja di Kabupaten Sidoarjo Melalui Media Sosial Instagram

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Analysis Self-concept Youth Social Media

Abstract

In this modern era, the role of social media is very influential, because social media is a medium that helps someone to interact with other people over long distances. And one of the most popular social media is Instagram. Instagram prioritizes the image feature as a display that is favored by many people, ranging from small children, teenagers and even parents. Based on these advantages, researchers want to investigate more about the role of Instagram to find out and describe the form of self-concept of adolescents in Sugihwaras Village, Candi Sidoarjo through Instagram social media. The method used in this study is a descriptive method with a qualitative approach. Data collection techniques carried out by researchers in the form of interview techniques (interviews) as the validity of the data. Sources of data used in this study are primary data and secondary data. Primary data obtained by researchers through interviews, observations, and documentation to informants, namely teenagers from Sugihwaras Village, Candi Sidoarjo. Secondary data obtained by researchers through evidence in the form of notes and reports. The subjects used in this study are profiles of teenagers listed on Instagram, images / photos that are often uploaded, search menu. While the object of this research is the self-concept that exists in adolescents who will be studied in Sugihwaras Village with certain criteria, namely adolescents aged 13-21 years. 

Pendahuluan

Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara orang perorangan. Perlunya komunikasi dengan tujuan untuk bertukar informasi, berinteraksi antara komunikator dengan komunikan, bertambah wawasan pengetahuan yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Tanpa ada komunikasi, manusia tidak akan tahu informasi apa saja yang akan diperoleh dari lingkungan sekitar maupun dari media. Media sosial sendiri adalah sarana media komunikasi berbasis online untuk dapat berinteraksi dengan orang lain yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Fungsi media sosial yaitu mendapatkan suatu informasi dengan mudah dan cepat. Hal ini mempengaruhi pengguna media sosial sebagai wadah eksistensi diri. Dimana eksistensi diri bermula pada perkembangan zaman yang terus menerus sebagai trend kehidupan .

Di era perkembangan teknologi semakin pesat, para pengguna teknologi berlomba – lomba mendapatkan maupun mengakses informasi sebagai kebutuhannya. Dalam suatu tahapan perkembangan ini harus dijalankan oleh setiap orang disebut dengan pembentukan dan pengembangan konsep diri. Menurut Chorodow[1] Bayi yang baru dilahirkan tidak memiliki batasan ego (ego boundaries) yang artinya adalah kemampuan manusia untuk mengidentifikasi batas ego (kepribadian) mengenai siapa dirinya dan siapa bukan dirinya (Chorodow dan Wood, 1989). Maka dari itu konsep diri merupakan salah satu faktor penting yang membentuk perilaku seorang individu. Dimana perilaku tersebut yang ditampilkan dari hasil respon dan pandangan orang lain terhadap individu itu. Sehingga pembentukan serta pengembangan konsep diri menjadi penyebab adanya jati diri pada seorang individu.

Kajian Pustaka

A. Konsep Diri

Pada dasarnya, konsep diri menurut Wood [2], seorang memiliki karakter dalam pencarian jati dirinya yang berbeda – beda sehingga dapat menciptakan dirinya lebih tertarik atau unik dan berbeda dari lainnya. Maka dari itu, harus diperhatikan mengenai konsep diri yang cukup rumit. Berikut ini faktor – faktor konsep diri yang muncul dalam proses komunikasi.

a. Proses Komunikasi dengan Orang Lain

Sejak dalam kandungan hingga bayi yang sudah lahir di dunia memiliki konsep diri yang sudah terbentuk mengenai siapa diri mereka. Dalam proses ini terjadi dalam pemahaman diri merupakan bagian proses komunikasi dengan orang lain.

b. Proses Komunikasi dengan Orang Terdekat

Wood menyatakan bahwa orang terdekat adalah orang – orang yang memberikan makna tersendiri dan punya arti khusus dalam kehidupan kita. Orang-orang terdekat yang dimaksud oleh Wood adalah mulai dari bayii dann anak-anakk mencakuppanggotaa keluargaadannpengasuhh anak.1Sedangkan dalamm tahap fasee perkembangan kehidupann terdapat oorang-orangg terdekatt mencakupp teman sebaya,1 guru,2 rekan kerja, sahabat,1 dan1 orangg lainnyaa yangg mempunyai peran pentingg dalammhidupnya. Orang terdekat mempunyai keterkaitan dalam ikatan batin dalam kehidupan sehari-hari yaitu anggota keluarga. Anggotaa keluargaa adalahh orangg pertamaa yangg memberikann pengaruhh terhadapp caraa kitaa memandanggdirii sendiri.u

c. Proses Komunikasi dengan Masyarakat Umum

Sorrentino, dkk [3] menyatakan bahwa masyarakatt umumm(generalized others)1 adalahh refleksii darii pandangannorangg lainn secaraa umumm dalamm kelompokk sosial.2Setiappkelompokksosiall memilikii pandangannnyyanggmerefleksikann terhadap nnilai, keyakinan,1 pengalamann dann pemahamann dalamm kelompokk tersebut.

B. Remaja

Menurut WHO (World Health Organization) [4] mengemukakan bahwa remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksualitas sampai saat ini mencapai kematangan seksualitasnya, individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial yang penuh, kepada keadaan yang relatife lebih mandiri. Yang artinya, dalam tahapan usia remaja merupakan 1masa – masa1 yangg rentann terhadap proses eksistensi diri dalam mencapai keberhasilan fase hidup di masa yang akan datang. Jackson A [5] berpendapat bahwa remaja sebagai mayoritas pengguna aktif instagram, yaitu dengan 59% pengguna online usia 18 – 29 tahun menggunakan instagram memiliki berbagai pengalaman dalam memanfaatkan media sosial instagram Salah satunya menggunakan berbagai fitur yang ada pada media sosial instagram sebagai sarana mencari jati diri dalam dunia media.

C. Media Sosial

Media sosial merupakan suatu sarana informasi yang digunakan dan dilihat oleh publik atau khalayak. Pengguna media social dapat digunakan untuk menambah wawasan ilmu dan teman, berbagi foto dan video, berbagi ide kreatif dalam hobi, bertukar informasi, berinteraksi satu sama lain, berbagi mengirim pesan terhadap pengguna lain. Andreas dan Haenlein [6] menyatakan bahwa media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.” Sedangkan menurut Hendri, Muhammad Yusup dan Yuliana Isma Graha [7], social media adalah situs jejaring sosial seperti layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk membangun profil publik atau semi publik dalam sistem terbatasi,dengan daftar pengguna lain dengan siapa mereka berkomunikasi. Sedangkan menurut Nasrullah [8] media sosial adalah medium dii internet yang memungkinkan penggunanya mempresentasikan diri maupun berinteraksi serta bekerja sama,berbagi, dan berkomunikasi dengan pengguna lain yang membentuk ikan sosial secara virtual.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono [9] mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Teknik pengumpulan data dilakukan triangulasi atau gabungan serta analisis data dalam kualitatif bersifat induktif. Dengan demikian hasil penelitian kualitatif berfokus pada menekankan makna. penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah ( natural setting ). Objek yang akan dilakukan oleh peneliti secara nyata dan data yang dihasilkan merupakan nilai opsi dibalik data yang jelas. Dalam penelitian kualitatif ini lebih menekankan makna daripada generalisasi (umum).

Sugiyono [10] menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif disebut dengan metode penelitian naturalistik dan metode etnographi. Peneliti akan melakukan penelitian ini pada kondisi yang alamiah (natural setting) dan metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya menghasilkan data yang terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif.

Hasil dan Pembahasan

Saat melakukan proses penelitian, diperoleh data dari beberapa informan yang berasal dari kalangan dan usia yang berbeda. Penentuan informan didasarkan pada pembahasan sebelumnya yang dimana informan berusia 13 – 21 tahun dan bertempat tinggal dalam satu kelurahan yang sama namun di RT (Rukun Tetangga) yang berbeda. Adapun data dari para informan yang terdiri dari beberapa pertanyaan adalah sebagai berikut:

1. Seberapa sering anda mengunggah foto pribadi di media sosial instagram? Dan kira-kira berapakali dalam sehari untuk mengunggah foto atau video keseharian?

No Nama Informan Hasil Penelitian
1 Karina Devi (13) Sehari 2 - 3 kali upload, terkadang saya taruh fotonya di bagian story saya jadi bukan di feed saya.
2 Heni Purwanti. (20) Tidak selalu setiap hari, jadi kalau saya ingin upload saja, terkadang ada hari dimana saya bisa upload sampai 5 foto dan 1 video aktivitas saya.
3 Moch. Yogi saputra (21) Tidak setiap hari, ada hari-hari tertentu seperti hari libur yang saya gunakan untuk upload foto dan mengunggah video aktivitas saya pada hari tersebut.
4 Mashlihah (18) Tidak setiap hari juga, tapi terkadang 2 hari sekali atau 3 hari sekali tergantung mood . Buka instagram pun hanya untuk cari berita terbaru yang sedang viral/terkenal.
5 Dinda Aini A. (17) Iya setiap hari tapi saya letakkan di highlight story saya bukan di menu feed yang berisi kumpulan foto – foto.
6 Tazky (17) Tidak setiap hari upload foto, dalam seminggu pun biasanya hanya video. tapi ketika awal-awal mempunyai instagram ini saya upload 1 foto setiap hari .
Table 1.Jawaban Informan Desa Sugihwaras

Tidak semua informan menggunakan instagram untuk sekedar upload foto dalam rentan waktu setiap hari karena ada juga yang menggunakan instagram untuk mencari suatu informasi yang terbaru karena tahu bahwa instagram ini adalah media sosial yang terbaru. Bahkan ada informan yang mengunggah foto atau video keseharian atau apapun dalam waktu seminggu satu kali dan ada pula yang hanya tergantung keinginan atau mood mereka saja untuk upload foto.

Berdasarkan data tabel diatas dapat saya simpulkan bahwa ada 2 orang remaja sekolah yang terlihat selalu update tentang kehidupan atau aktivitas mereka. Hal ini dikarenakan usia remaja 17-21 tahun cenderung ingin mengaktualisasikan diri mereka pada publik karena ingin menunjukan bagaimana diri mereka.

2. Apakah di dalam instagram ada pengetahuan yang sesuai dengan keinginan anda?

No Nama Informan Hasil Penelitian
1 Karina Devi (13) Iya ada, saya suka dengan fashion jadi saya cari dimenu pencarian tentang fashion.
2 Heni Purwanti. (20) Ada, tentang otomotif banyak akun yang disuguhkan dalam instagram sehingga refrensi saya tentang otomotif jadi bertambah.
3 Moch. Yogi Saputra (21) Iya jelas ada, yaitu tentang penjelajahan alam. Saya suka eksplore di berbagai tempat yang pemandangan alamnya bagus jadi saya cari akun tentang eksplore alam supaya tahu daerah mana yang belum saya kunjungi.
4 Mashlihah (18) Ada dong, ya itu hobi saya memasak jadi saya mencari akun tentang memasak, barangkali ada tips memasak yang baik atau tips lain yang berhubungan dengan memasak.
5 Dinda Aini A. (17) Iya ada lah, kan saya suka masak. jadi saya cari akun tentang masak-memasak ala koki terkenal. Kali saja saya bisa jadi koki terkenal juga, kan belajar tentang teknik memasaknya juga
6 Tazky (17) Iya ada, saya suka dunia pendidikan dan fashion karena saya suka belajar jadi saya ikuti akun-akun seperti itu dan saya juga suka menggambar desain jadi buat belajaran saja teknik gambar yang baik seperti apa.
Table 2.Jawaban Informan Desa Sugihwaras

Banyak pengetahuan yang didapatkan oleh para informan yaitu pengetahuan seputarpendidikan,otomotif, fashion, desain, serta tips memasak. Para informan merasa terbantu dengan adanya media social terutama media social instagram. Penulis menarik kesimpulan bahwa informan menggunakan media social bukan hanya untuk mengaktualisasikan konsep dirinya tapi juga untuk memperoleh banyak pengetahuan.

3. Apakah ada akun yang sesuai dengan minat anda? lalu apakah akun tersebut di follow apa tidak?

No Nama Informan Hasil Penelitian
1 Karina Devi (13) Ada, iya saya follow karena bila sewaktu waktu akun tersebut upload sesuatu saya kan jadi tahu informasi seperti itu.
2 Heni Purwanti. (20) Ada, saya kan suka otomottif, tapi tidak saya follow karena akun otomotif banyk jadi saya bingung pilih yg mana karena semua pada upload foto terbaru mereka.
3 Moch. Yogi Saputra (21) Ada, iya difollow saja karena bila sewaktu waktu akun tersebut upload sesuatu kan saya bisa namah ilmu pengtetahuan saya.
4 Mashlihah (18) Jelas ada, kan instagram besar jadi saya bisa nambah ilmu lebih untuk hobi memasak saya ini.
5 Dinda Aini A. (17) Jelas ada lah, saya suka lihat-lihat resep masakjan baik dalam bentuk foto atau video dengan orang dalam konten tersebut yang menjadi kokinya
6 Tazky (17) Iya ada, iya saya follow supaya mendapatkan ilmu pengetahuan baru berupa informasi-informasi pendidikan dan fashion
Table 3.Jawaban Informan Desa Sugihwaras

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa para informan ada yang memfollow akun instagram yang sesuai minatnya dan ada juga yang tidak di follow. Setidaknya ada 3 (tiga) informan yang memfolow akun yang sesuai dengan hobi serta minat dari partisipan alasannya supaya mereka bisa dengan leluasa melihat informasi atau pengetahuan terbaru yang bisa digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan mereka dan mungkin bisa diaplikasikan dalam kehidupan mereka. Sedangkan 3 (tiga) lainnya memilih tidak mengikuti atau memfollow akun yang diminati alsannya karena terlalu banyak akun yang serupa dimana akun tersebut berisi informasi yang sama seputar hobi atau minat dari informan.

Dan isi dari akun tersebut sama dengan akun lainnya. Ada lagi yang tidak memfollow akun minat dengan alasan pasti akan muncul dimenu explore, dimana menu explore adalah menu pencarian. Jadi apabila ada teman instagram yang sedang mencari suatu akun atau pengetahuan tertentu yang sama dengan informan otomatis pasti akan muncul di menu explore.

4. Menurut Pendapat anda, apakah instagram ini bermanfaat?

No Nama Informan Hasil Penelitian
1 Karina Devi (13) Iya bermanfaat
2 Heni Purwanti. (20) Iya bermanfaat bila digunakan dengan bijak
3 Moch. Yogi Saputra (21) Bermanfaat bila digunakan untuk hal-hal yang positif. Misalnya dalam mengunggah foto sebaiknya foto yang bernilai positif
4 Mashlihah (18) Iya bermanfaat bila digunakan untuk hal-hal yang baik
5 Dinda Aini A. (17) Sangat bermanfaat untuk siswa remaja yang selalu masih ingin mencari hal-hal baru
6 Tazky (17) Iya menurutku bermanfaat unutk orang yang ingin mengembangkan hobi atau minat kesukaan pada hal tertentu.
Table 4.Jawaban Informan Desa Sugihwaras

Menurut pendapat para informan semua jawabannya sama yaitu bermanfaat.untuk diri mereka sendiri bila digunakan dengan bijak. Dengan bijak maksudnya adalah mereka tahu bawa dunia maya adalah dunia yagn luas banyak orang yang menggunakannya dan dari segala penjuru dunia yang otomatis banyak sekali postsingan-postingan yang baik maupun yang buruk. Bagi mereka yang mengerti pasti akan menggunakan instagram dengan memisahkan hal yang baik dengan yang buruk itu. Hal yang buruk pun tidak pernah sampai mereka tiru atau gunakan dalam keseharian mereka.

References

  1. Wood, Julia. T. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika.
  2. Wood, Julia. T. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika
  3. Wood, Julia. T. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika.
  4. Sarwono Sarlito W. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.9
  5. Sakti, B.C., & Yulianto, M. (2018). Penggunaan Media Sosial Instagram Dalam Pembentukan Identitas Diri Remaja. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/download/21950/201 . Diakses pada tanggal 14 Maret 2022
  6. Kaplan, A dan Haenlein, M. 2010. Users of the World, unite! The Challenges and Opportunities of Social Media" Business Horizons 53. Hlm: 59-68
  7. Henderi, Muhammad Yusup, Yuliana Isma Graha. 2007. Pengertian Media Sosial, (Online), http://wlipurn.blogspot.co.id/2017/04/wlipurn.html diakses pada 30 Maret 2022
  8. Nasrullah, Rulli. 2017. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Edisi ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  9. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
  10. Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.