Village Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v9i0.746

Family Support in The Implementation of the Visit of Toddlers


Dukungan Keluarga Dalam Pelaksanaan Kunjungan Balita

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Dukungan Keluarga Kunjungan Balita Ke Posyandu

Abstract

Toddler visits to posyandu are toddlers who come to posyandu to get health services such as weighing, immunization and others. Based on a preliminary survey of toddler visits at Posyandu IV, Magersari Village, it was found that 62.5% (5 out of 8) did not regularly go to the posyandu. The research design used descriptive method. The population is all respondents who have toddlers aged 12-60 months in Posyandu II, Modong Village, Tulangan Sidoarjo District as many as 15 mothers of toddlers and all of them are used as research subjects. The data are presented in the form of frequency tables, cross tabulations and analyzed descriptively without statistical tests. The results showed that most (60%) family support did not fully support and showed that most (53.3%) visits to the Posyandu were non-routine. full (11.1%). The conclusion of the study is that the visits of children under five to the posyandu that are routinely fully supported are not fully supported.

Pendahuluan

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah suatu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk memberikan kemudahan dan memberdayakan kepada masyarakat guna untuk memperoleh suatu pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, maupun balita [1]. Salah satu kegiatan di posyandu adalah melakukan penimbangan pada balita. Penimbangan merupakan langkah awal dalam kegiatan utama program perbaikan gizi balita. Hal ini sebagai bentuk upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan balita dengan penimbangan berat badan secara rutin di posyandu [2]. Dalam hal kegiatan penimbangan pada balita, peran ibu sangatlah penting untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu [3]. Tidak hanya dari faktor ibu balita saja, namun ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi untuk melakukan kunjungan ke posyandu yaitu : faktor predisposisi yang terdiri dari pengetahuan, sikap, pendidikan. Faktor pendukung terdiri dari sosial budaya, fasilitas kesehatan dan faktor pendorong yaitu peran tokoh masyarakat [4]. Adapun faktor predisposi yang mempengaruhi untuk melakukan kunjungan balita adalah usia, pekerjaan dan pada bagian faktor pendorongnya yaitu dukungan keluarga [5]. Pada faktor predisposisi paritas juga mempengaruhi kunjungan balita [6]. Sedangkan pada faktor pendukung yaitu jarak tempuh [6]. Dan faktor pendorong adalah Peran Kader[1]. Dampak yang terjadi bila ibu tidak menimbangkan balita ke posyandu yaitu tidak terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan balitanya berisiko keadaan gizinya memburuk sehingga mengalami gangguan pertumbuhan, pemberian imunisasi tidak sesuai jadwal, status gizi balita tidak dapat terdeteksi secara dini, dan tidak mengetahui apakah balita sehat atau tidak [8].

Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Timur tahun 2017, cakupan balita ke posyandu sebesar 85,8%. Sementara cakupan kunjungan balita ke posyandu di Kabupaten Sidoarjo tahun 2018 adalah 67,5%. Berdasarkan survei pendahuluan di Posyandu IV Desa Magersari Sidoarjo pada tanggal 26 November 2019 di dapatkan 8 balita yang berkunjung ke posyandu terdapat 5(62,5%) yang tidak rutin datang ke posyandu. Hal ini menunjukkan masih rendahnya cakupan kunjungan balita ke posyandu bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 87%. Beberapa faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan balita ke posyandu adalah dukungan keluarga.

Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif, menggunakan data primer dari lembar kuesioner yang diisi oleh responden dan data sekunder yang didapatkan dari KMS atau kohort. Populasinya adalah seluruh responden yang memiliki balita usia 12-60 bulan di Posyandu II Desa Modong Kecamatan Tulangan Sidoarjo dan seluruh responden dijadikan subyek penelitian sebanyak 15 ibu balita pada tanggal 11 Maret 2020. Data yang sudah diperoleh dimasukkan ke dalam rekapitulasi data, disajikan dalam bentuk table frekuensi dan tabulasi silang kemudian dianalisis secara deskriptif tanpa dilakukan uji statistik.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian di Posyandu II Desa Modong Kecamatan Tulangan Sidoarjo menunjukkan bahwa Tabel 1 menunjukkan hampir seluruhnya (86,7%) usia ibu balita di Posyandu II Desa Modong Tulangan adalah usia 20 - 35 tahun. Tabel 2 menunjukkan sebagian besar (60%) usia balita di Posyandu II Desa Modong Tulsangan adalah usia 12-36 bulan. Tabel 3 menunjukkan sebagian besar (53,3%) pekerjaan ibu di Posyandu II Desa Modong Tulangan adalah IRT. Tabel 4 menunjukkan sebagian besar (66,7%) pekerjaan suami di Posyandu II Desa Modong Tulangan adalah swasta. Tabel 5 menunjukkan sebagian besar (73,3%) ibu balita di Posyandu II Desa Modong Tulangan berpendidikan SMA. Tabel 6 menunjukkan sebagian besar (66,7%) ibu balita di Posyandu II Desa Modong tulangan adalah memiliki anak lebih dari satu.

Tabel 7 menunjukkan sebagian besar (60%) dukungan keluarga ibu balita di Posyandu II Desa Modong Tulangan adalah mendukung tidak penuh. Tabel 8 menunjukkan sebagian besar (53,3%) kunjungan balita di Posyandu II Desa Modong Tulangan adalah tidak rutin.

Tabel 9 menunjukkan kunjungan balita di Posyandu yang rutin seluruhnya (100%) dukungan keluarga adalah mendukung penuh, sedangkan yang tidak rutin lebih banyak (88,9%) mendukung tidak penuh. Hal tersebut menunjukkan kunjungan balita yang rutin adalah mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dari pada dukungan tidak penuh.

Usia Ibu Frekuensi Persentase (%)
< 20 tahun20-35 tahun 013 086,7
>35 tahun 2 13,3
Total 15 100
Table 1.Distribusi Frekuensi Usia Ibu Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

Usia Balita Frekuensi Persentase (%)
12-36 bulan 9 60
>36 bulan 6 40
Total 15 100
Table 2.Distribusi Frekuensi Usia Balita Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase (%)
IRT 7 53,3
Karyawan pabrikGuru 62 4013,3
Total 15 100
Table 3.Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

Pekerjaan Suami Frekuensi Persentase (%)
Guru 1 6,7
SwastaPetaniSopir 10 2 2 66,713,313,3
Total 15 100
Table 4.Distribusi Frekuensi Pekerjaan Suami Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase (%)
SD 0 0
SMPSMAPerguruan tinggi 310 2 2066,713,3
Total 15 100
Table 5.Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%)
1 5 33,3
>1 10 66,7
Total 15 100%
Table 6. Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)
Mendukung penuh 6 40
Mendukung tidak penuhTidak mendukung 9 0 60 0
Total 15 100
Table 7.Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

Kunjungan Balita Frekuensi Persentase (%)
Rutin 7 46,7
Tidak rutin 8 53,3
Total 15 100
Table 8.Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

Dukungan Keluarga Kunjungan Balita Total
Rutin Tidak Rutin
Mendukung penuh 6 (100%) 0(0%) 6 (100%)
Mendukung tidak penuhTidak mendukung 1 (11,1%) 0 (0%) 8 (88,9%)0(0%) 9 (100%) 0 (0%)
Total 7 8 15
Table 9.Tabulasi Silang Dukungan Keluarga Dalam Pelaksanaan Kunjungan Balita Di Posyandu II Desa Modong Tulangan

3.1 Gambaran Dukungan Keluarga

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan sebagian besar (60%) dukungan keluarga adalah mendukung tidak penuh. Hal ini dikarenakan hampir seluruh suami ibu yang berada di Desa Modong Tulangan Sidoarjo adalah pekerja sehingga kepedulian antara keluarga satu dengan yang lainnya kurang, terlebih mengenai dukungan keluarga terhadap ibu untuk berkunjung ke posyandu. Hal ini sesuai pada kutipan [9] mengenai pekerjaan suami dapat mempengaruhi dalam memberikan informasi tentang posyandu, dikarenakan kesibukan suami yang bekerja akan semakin sedikit pengetahuan yang didapatkan dan jarang bisa mengantarkan ibu ke posyandu. Hasil penelitian didukung oleh [10] tentang faktor dukungan keluarga bahwa responden yang mendapat dukungan penuh adalah dari suami yang tidak bekerja (70,2%) dibandingkan dengan suami yang bekerja (19,1%). Seperti yang tertera pada tabel 4.7 bahwa keluarga tidak memberikan buku bacaan atau informasi dari internet mengenai balita atau memotivasi ibu untuk pergi ke bidan agar mendapat informasi tentang balita. Namun, hampir setengahnya (40%) keluarga mendukung penuh untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu. Hal ini ditunjukkan pada tabel 7 bahwa sebagian besar (60%) keluarga tidak mendukung penuh untuk berkunjung ke posyandu.

3.2 Gambaran Kunjungan Balita Ke Posyandu

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan sebagian besar (53,3%) kunjungan balita di Posyandu II Desa Modong Tulangan adalah tidak rutin. Hal ini disebabkan karena usia balita di Desa Modong Tulangan sebagian besar (60%) adalah 12-36 bulan. Dimana pada usia tersebut anak sudah mendapat imunisasai lengkap sehingga ibu tidak mengantarkan anak balita ke posyandu [11]. Kunjungan balita tidak rutin apabila balita usia 12-60 bulan tidak melakukan kunjungan ke posyandu < 8 kali pertahun. Hampir setengahnya (46,7%) kunjungan balita adalah rutin. Hal ini dikarenakan rutin melakukan kunjungan balita ke posyandu > 8 kali pertahun [3]. Hasil ini didukung oleh penelitian [12] tentang kunjungan posyandu balita berdasarkan status pekerjaan ibu dengan hasil ibu yang bekerja lebih besar persentasenya pada kunjungan balita tidak rutin (65%) dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja dengan persentase (55%). Sehingga ibu yang bekerja memiliki waktu yang kurang dalam mengasuh anaknya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu luang lebih besar untuk anaknya dan rutin membawa anaknya ke posyandu.

3.3 Dukungan Keluarga Dalam Pelaksanaan Kunjungan Balita Ke Posyandu

Tabel 9 menunjukkan kunjungan balita di Posyandu yang rutin seluruhnya (100%) dukungan keluarga adalah mendukung penuh, sedangkan yang tidak rutin lebih banyak (88,9%) mendukung tidak penuh. Hal tersebut menunjukkan kunjungan balita yang rutin adalah mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dari pada dukungan tidak penuh. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori bahwa ibu yang mendapatkan dukungan dari orang terdekat akan lebih termotivasi dan mendorong ibu untuk aktif hadir dalam kegiatan posyandu [13].

Penyebab keluarga mendukung tidak penuh terhadap ibu untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu disebabkan adanya faktor suami atau keluarga ibu yang berada di Desa ModongTulangan adalah pekerja sehingga kepedulian antara anggota keluarga satu dengan yang lainnya kurang, terlebih mengenai dukungan keluarga terhadap ibu untuk berkunjung ke posyandu [9]. Hal tersebut tentunya menyebabkan tidak rutinnya untuk melakukan kunjungan balita ke posyandu. Selain itu, terdapat beberapa anak balita yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap sehingga ibu merasa bahwa tidak perlu membawa anak balitanya berkunjung k eposyandu. Hal ini juga menjadi salah satu faktor membuat kunjungan di Posyandu II Desa Modong Tulangan adalah tidak rutin. Hasil penelitian di Posyandu II Desa Modong Tulangan dari 15 responden seluruhnya ibu rutin melakukan kunjungan ke posyandu dan mendapat dukungan penuh dari keluarga. Dan ibu yang tidak rutin berkunjung ke posyandu hampir seluruhnya tidak mendapat dukungan penuh dari keluarga. Adanya ikatan batin antara ibu dan anggota keluarga menumbuhkan rasa sayang, yang artinya anggota keluarga ingin kesehatan balita dapat diketahui apabila rutin mengikuti kegiatan posyandu. Kenyamanan dan ketentraman yang ditimbulkan dari dukunga nemosional akan membantu individu untuk mengatasi berbagai reaksi emosional. Dukungan yang diperoleh dari suami, saudara kandung atau keluarga merupakan dukungan sosial internal keluaga [14].

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dapat disimpulkan : sebagian besar dukungan keluarga di Posyandu II Desa Modong Kecamatan Tulangan Sidoarjo adalah tidak mendukung penuh. Sebagian besar kunjungan balita di Posyandu II Desa Modong Kecamatan Tulangan Sidoarjo adalah tidak rutin. Kunjungan balita ke posyandu yang rutin lebih banyak ibu yang mendapat dukungan penuh dari keluarga dibanding dengan ibu yang tidak mendapat dukungan penuh dari keluarga.

References

  1. Kementrian Kesehatan RI. 2012. Buku Saku Posyandu. Jakarta
  2. Jomima, Syafrifudin, dan Theresia. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
  3. Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
  4. Notatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
  5. Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
  6. Raharjo, B. 2010. Pentingnya Posyandu Untuk Balita. Jakarta : Sinar Eka
  7. Purba, G. 2012. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan. Bandung : Jaya Baru
  8. Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta
  9. Azwar, S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  10. Syarifah, dkk. 2017. Hubungan Dukungan Sosial Suami Dengan Keaktifan Ibu Membawa Balita Ke Posyandu Dahlia II Di Di Dusun Pulo Lapangan Desa Pulo Lor Kabupaten Jombang. Dikutip dari : http://download.garuda.ristedikti.go.id.pdf pada tanggal 9 September 20220
  11. Gavi, 2015. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kerja
  12. Mariyatul, 2017. Gambaran Faktor Status Pekerjaan Pendidikan Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Posyandu Balita Usia 0-5 Tahun Desa Tegalrejo Tuban. Dikutip dari : https://www.researchgate.net/publication/326063719.pdf pada tanggal 9 September 2020
  13. Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset Teori Dan Praktik. EGC : Jakarta
  14. Christine, A. 2010. Komponen Dukungan Keluarga. Bandung : Mentari Medika.