Indonesia adalah negara agraris sehingga sector pertanian memegang peranan utama dan sangat besar peranannya dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Agroindustri atau disebut sebagai industry pertanian menjadi salah satu penggerak perekonomian di Indonesia. Agroindustri merupakan pengolahan hasil pertanian sebagai sumber agribisnis. Ada enam subsistem dari agrobisnis yaitu penyediaan peralatan dan sarana produksi ,usaha tani,pengolahan hasil (agroindustry),pemasaran,sarana dan pembinaan (1).
Di Indonesia, singkong merupakan produksi hasil pertanian pangan ke tiga terbesar setelah padi dan jagung, sehingga singkong mempunyai potensi sebagai bahan baku yang penting bagi berbagai produk pangan dan industri. Sebagai makanan manusia, singkong mempunyai beberapa kekurangan diantaranya kadar protein dan vitamin yang rendah serta nilai gizi yang tidak seimbang. Disamping itu beberapa jenis singkong mengandung racun HCN yang terasa pahit. Dari dasar itulah secara lokal singkong dibagi menjadi singkong pahit dan singkong manis.Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat (sumber energi) (8)
Masalah utama singkong setelah dipanen adalah sifatnya yang sangat peka terhadap infestasi jamur dan mikroba lain, karena itu masa simpan dalam bentuk segar dan sangat pendek. Beberapa mikroba yang dapat menyerang singkong yaitu Rhizopus sp., Aspergillus sp., Mucor sp., Bacillus Polimexa juga ragi. Masuknya mikroba tersebutbiasanya melalui luka potong pada tangkai singkong. Terjadinya infeksi ini dapat dicegah dengan pengolesan batang potongan dengan beberapa asam organik (asam propionat, asam benzoat atau garam-garamnya) segera setelah dipanen, meskipun cara ini kedengarannya tidak praktis (7)
Penelitian penyimpanan yang dilakukan di Malaysia sama dengan yang pernah dilakukan di Amazon, yaitu dengan cara menyimpan singkong segar di dalam tanah
dengan dicampur jerami. Penyimpanan ini menyebabkan singkong tersebut tahan sampai beberapa minggu.
Harga jual singkong mentahan kepada tengkulak adalah Rp 1500/kg (2) dan ini tentunya tidak seimbang dibanding dengan perawatan yang sudah dilakukan oleh petani. Di desa Wonokerto ini karena banyaknya petani yang menanam singkong akhirnya hasil panen tersebut melimpah namun selama ini belum ada pemanfaatan yang maksimal dari tanaman singkong tersebut. Petani hanya menjual singkong mereka dalam bentuk gaplek atau bahkan singkong segar langsung dijual dengan harga yang sangat murah. Pengabdian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Muhammadiyah Malang ini akan difokuskan pada pelatihan pengolahan singkong dan pendampingan pemasaran khususnya dari sisi packaging dan merk sehingga nantinya bisa menjadi produk yang layak jual di pasaran.
Program pengabdian ini berjudul, “Pendampingan Pemasaran dan Pengolahan Singkong Sebagai Penguat Ekonomi Keluarga di Desa Wonokerto Trenggalek” dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Pada tahapan ini terdapat 6 tahapan pelatihan, yaitu :
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pengolahan singkong menjadi produk bernilai jual tinggi yaitu diolah menjadi kripik singkong atau krupuk singkong, pembuatan merk dan pembuatan kemasan yang bagus untuk hasil olahan singkong, kemudian pelatihan selanjutnya adalah membantu mitra untuk membuat produknya masuk ke marketplace yang ada saat ini seperti shopee dan bukalapak.(3) Lama pelatihan dilakukan selama 6 bulan dengan pemberian materi selama 5 kali pertemuan dan selanjutnya akan dipantau pendampingannya.
Program pengabdian ini diawali dengan kunjungan kepada mitra di desa Wonokerto Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek pada tanggal 06 Januari 2021 yang dilakukan masih dalam tahap sosialisasi dan menggali permasalahan yang ada di desa Wonokerto Kabupaten Trenggalek.. Kunjungan kedua dilakukan pada bulan Februari 2021 dengan menandatangani surat perjanjian mitra yang menyatakan bahwa mitra sepakat dengan tim dari Universitas Muhammadiyah Malang untuk melakukan Kerjasama dalam bentuk pengabdian masyarakat. Pihak mitra diwakili oleh Ibu Ana selaku ketua paguyuban yang ada di desa Wonokerto.Kunjungan ke 3 dilakukan dengan membelikan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan. Bantuan alat yang diberikan oleh tim adalah sealer,pisau iris singkong,plastic,stiker,bumbu serbuk,spinner yang diharapkan bisa bermanfaat untuk keberlanjutan pelatihan . Beberapa bantuan peralatan ditunjukkan pada gambar 5.1 berikut ini
Gambar 5.1 Penyerahan bantuan peralatan untuk mitra
Kunjungan ke 4 dilakukan tim Universitas Muhammadiyah Malang dan mahasiswa dengan melakukan pelatihan yang digelar selama 2 hari. Pelatihan yang pertama difokuskan pada pengolahan singkong menjadi produk yang layak jual dengan mendatangkan narasumber dari pengusaha UMKM sejenis sehingga bisa berbagi pengalaman dalam pembuatan produk yang berkualitas. Narasumber tersebut kebetulan adalah pengusaha shanghai lokal yang ada di Trenggalek yaitu Ibu Tatik.
Berikut adalah gambar kegiatan pelatihan yang diisi oleh Narasumber.
Gambar 5.2 Pelatihan pembuatan kripik singkong oleh Ibu Tatik
Gambar 5.3 Penggunaan alat bantuan untuk memaksimalkan pembuatan produk
Gambar 5.4 Pengecekan suhu tubuh dan pengunaan hand sanitizer sebelum melakukan kegiatan
Gambar 5.5 Pelatihan pembuatan kripik singkong masih berlanjut di hari pertama
Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan hari kedua yang difokuskan pada pengemasan yang baik dan focus pada pembuatan merk. Pelatihan hari kedua diisi oleh tim dosen yaitu Novi Puji Lestari.,SE.,M.M dan Widhiyo Sudiyono.,ST.,M.BA. yang focus pembahasan pada kemasan dan merk. Merk merupakan hal mendasar dan yang paling utama dalam sebuah produk ,karena tanpa merk produk akan sulit dikenal oleh konsumen. Selain merk packaging atau kemasan juga sangat penting karena konsumen membeli produk mereka mempertimbangkan kemasan yang bagus dan rapi. Berikut adalah kegiatan di hari ke dua yaitu kunjungan ke 5 di tempat mitra.
Gambar 5.6 Pemateri (dosen ) sedang menyampaikan materi tentang packaging
Gambar 5.7 Pemateri (dosen 2) sedang memberikan materi terkait branding (merek)
Kegiatan berlanjut dengan focus pada pemberian merk dan pengemasan yang baik dan melibatkan seluruh anggota tim dan warga sekitar sehingga mereka mendapatkan pengetahuan Ketika suatu saat mereka akan melakukan bisnis yang serupa dalam pengolahan singkong atau pengolahan hasil panen yang lain. Berikut adalah kegiatan pengemasan yang dilakukan bersama warga
Gambar 5.8 Kemasan yang sudah mulai ditempel stiker
Gambar 5.9 Merk yang diplih dan disepakati adalah SI KRIS yang artinya SI Krispy
Luaran dari kegiatan ini adalah diharapkan produk SI KRIS ini bisa masuk ke pasar online atau marketplace yang ada. Di kunjungan terakhir yaitu kunjungan ke 7 ada pelatihan terkait pembuatan akun di dalam marketplace “ Shopee” dengan nama akun “SI KRIS “. Pendampingan dilakukan oleh tim mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan ini. Berikut adalah foto kegiatan pendampingan pembuatan akun shopee
Gambar 5.10 .Pendampingan Pembuatan Akun Shopee
Rangkaian kegiatan untuk sementara waktu sudah selesai sampai pada pembuatan akun marketplace,namun pendampingan masih dilakukan dengan membantu memasarkan produk tersebut melalui warung-warung yang ada di sekitaran Trenggalek dan kami masing-masing tim juga membantu menjualkan ke Malang sebagai oleh-oleh. Kegiatan ditutup oleh tim secara resmi pada pertemuan ke 10 .Berikut dokumentasi penutupan bersama mitra
Gambar 5.11. Penutupan kegiatan pengabdian Bersama mitra dan tim
Berikut adalah link publikasi dari seluruh kegiatan yang sudah dilakukan oleh Tim dari Universitas Muhammadiyah Malang.
Pengabdian ini pada akhirnya setelah melewati semua rangkaian dapat dikatakan memenuhi target,yaitu dengan melihat indicator harga dari singkong mentah dan setelah diolah. Pada awalnya harga singkong mentah per 1 kg dengan harga Rp.1500,- dan dari 1 kg singkong tersebut bisa menghasilkan kripik singkong sebanyak 750 gr yang dijual dengan harga per 150 gr adalah Rp.7000 maka 1 kg singkong mentah setara dengan Rp.35.000 kripik singkong siap makan. Dari penghitungan tersebut bisa menambah pendapatan mitra karena tidak hanya singkong yang bisa diolah melainkan pisang,talas yang juga melimpah di daerah mitra bisa dilakukan inovasi sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi yang bisa menjadi penguat ekonomi keluarga dan ketahanan pangan keluarga.