Village Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v9i0.701

Management Training for Village Owned Enterprises in dealing with Covid-19 Impact: A Story from Candi District in Sidoarjo, Indonesia


Pelatihan Manajemen Badan Usaha Milik Desa dalam Menghadapi Dampak Covid-19: Sebuah Cerita dari Kecamatan Candi di Sidoarjo, Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Management Financial Statements Covid-19 village owned enterprise

Abstract

The village-owned enterprises (BUMDesa) in Sidoarjo namely Sukses Bersama. Currently in the process of improving financial management. Where these partners have an obstacle, namely the problem of unorganized financial management. With the change of management, as well as the presence of Covid-19, which makes financial management less organized in BUMDesa Sukses Bersama. This then makes the proposer choose a partner, and tries to help the problems faced by the partner. Therefore, to improve financial management in BUMDesa Sukses Bersama, BUMDesa administrators and managers need to carry out financial record training. In carrying out these activities, it is necessary to follow several stages, namely the needs analysis stage, the training design stage, the implementation stage, the results testing stage, the assistance and maintenance stage. In this activity more than 50% of BUMDesa's financial management insights have understood the training activities provided. This shows that there has been a significant increase in the ability of BUMDesa administrators in managing finances in their institutions after participating in and implementing training materials.

Pendahuluan

Laporan keuangan sangat penting bagi suatau perusahaan, karena memberikan informasi yang jelas tentang kondisi keuangan perusahaan, untuk para calon investor yang hendak melakukan investasi ke perusahaan tersebut, pentingnya informasi yang ditampung dalam laporan keuangan ialah kemudahannya untuk segera dapat dipahami bagi para pemakai (1). Laporan keuangan menjadi evaluasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan, laporan keuangan tidak hanya sebagai sarana evaluasi saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan (2). Laporan keuangan juga sebuah proses akutansi yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan angka keuangan atau data serta aktivitas sebuah perusahaan kepada pihak yang bersangkutan di dalam pengambilan keputusan ekonomi (3). Laporan keuangan yang di dapat dari proses akutansi yaitu menyajikan sebuah informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dari berbagai pihak (4). Managemen dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pengungkapan sebuah informasi tambahan dalam sebuah laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri merupakan sebuah sarana penggkominikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi (5). Bagi banker, kreditor, pemilik dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam menganalisis serta menginterprestasikan kinerja keuangan dan kodisi sebuah perusahaan juga sangat membutuhkan sebuah laporan keuangan (6).

Dari laporan keuangan , perusahaan bisa mengetahui mana asset yang berharga, mana produk yang paling tinggi terjual hingga yang kurang disukai oleh pasar. Dengan data tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah di periode selanjutnya. Laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela (7). Pengungkapan wajib yaitu pengungkapan informasi yang wajib di perlihatkan sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh badan otoriter. Sedangkan pengungkapan sukarela yaitu pengungkapan yang disajikan diluar item-item yang wajib diungkapkan sebagai tambahan informasi bagi pengguna laporan keuangan. Adapun tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan suatu informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pencatatan keuangan biasanya hanya mencakup penerimaan uang kas dan pengeluaran uang kas saja tanpa memperlihatkan jumlah asset yang dimiliki dan berapa nilainya (8).

Tujuan umum di dalam laporan keuangan yaitu untuk menyajikan sebuah informasi tentang posisi keuangan, arus kas dan realisasi anggaran (9). Dalam laporan keuangan ada 3 bagian yang pertama yaitu neraca (statement financial position), kedua laporan laba rugi (statement of comprehensive income), ketiga laporan arus kas. Di dalam akutansi keuangan, Neraca adalah bagian laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada sebuah periode akutansi yang menunjukkan posisi keuangan dari suatu entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca merupakan suatu posisi arus keuangan yang menggambarkan suatu kondisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu. Dan biasanya harta (aktiva) di tunjukkan sebelah sisi kiri, semesntara darimana asset (pasiva) berasal bisa dilihat dari sisi kananya, keduanya harus balance.

Tidak seperti neraca, Laporan laba rugi telah disusun dengan metode multiple step, jadi laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha sebuah lembaga. Dan laba rugi sendiri yaitu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akutansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba bersih. Dalam hal investor saham sangat berkepentingan dengan bottomline, yaitu earning per share (ESP). ketika laba bersih per saham telah meningkat menandakan bahwa itu merupakan sinyal positif mengenai secara fundamental suatu lembaga atau perusahaan tersebut.

Di dalam managemen laporan keuangan juga ada laporan arus kas yang merupakan pelaporan secara sistematis dalam transaksi-transaksi yang ada di akun kas dalam buku besar sebuah perusahaan. Dan laporan arus kas sendiri yaitu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akutansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang perusahaan. Dalam laporan arus kas ini di bagi menjadi 3 aktivitas, yaitu kas dari ekgiatan operasi, dari kegiatan investasi dan juga pendanaan yang kemudian total dalam arus kas ketiga kegiatan tersebut harus sama dengan perubahan ssaldo kas di neraca.

Laporan keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan memenuhi kualitas reliability. Reliability merupakan probabilitas suatu peralatan untuk tetap mampu berfungsi sesuai yang diinginkan, kondisi maupun waktu tertentu tanpa mengalami kegagalan (10). Di masa yang akan datang teknologi akan semakin canggih, proses tata keuangan sudah mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu dan kemajuan sistem keuangan yang modern. Selain kinerja sumber daya manusia nya, kinerja dalam pengelolaan keuangan harus di tingkatkan (11).

Dalam menjalankan sebuah lembaga pasti menemukan suatu masalah yang ada di dalamnya, salah satu permasalahan yang sering di jumpai yaitu pengelolaan keuangan. Seperti yang di alami di BUMDES Sukses Bersama di Candi. Permasalahan yang dihadapi mitra ini yaitu kurangnya pemahaman pengelola dalam pencatatan transaksi keuangan yang baik, tersusun dan terstruktur. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka solusi yang akan di berikan adalah memberikan pelatihan terkait managemen pengelolaan keuangan. Dalam mencapai sasaran solusi, maka metode yang digunakan yaitu memberikan pelatihan managemen pengelolaan keuangan dan pendampingan kepada masyarakat.

BUMDesa sangat membantu penggerak perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat desa. Badan usaha milik desa ini bergerak dibidang sosial sosial dan ekonomi dan sebagai penyedia layanan terhadap masyarakat desa yang paling utama dibidang usaha (12). BUMDesa sendiri yaitu lembaga perekonomian desa yang berbadan hukum dibentuk dan dimiliki oleh Pemerintah Desa, dikelola secara mandiri dengan dana modal seluruhnya atau sebagian besar merupakan kekayaan desa yang dipisahkan (13). Cara kerja BUMDesa yaitu dengan jalan menampung kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk badan usaha yang di kelola secara professional, pengelolaan BUMDesa sendiri dilaksanakan dari desa, oleh desa, dan untuk desa dalam memakmurkan masyarakat desa (14). Adanya pengelolaan BUMDesa dapat bertujuan untuk lebih memperkuat perekonomian yang ada didesa dan meningkatkan pendapatan desa agar desa tersebut lebih makmur dan sejahtera (15).

Mitra yaitu badan usaha milik desa yang berdiri pada tanggal 15 Maret 2019, berdasarkan Peraturan Desa Nomor; 07 tahun 2019 tentang pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Sukses Bersama. Pemilik BUMDesa Sukses Bersama ialah masyarakat Desa Sugihwaras. BUMDesa Sukses Bersama bertempat di wilayah Rt.11 Rw.03 Desa Sugihwaras Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Di dalam BUMDesa Sukses Bersama sejak tahun 2019 sampai tahun 2020 menunjukkan sebuah perkembangan dan adanya peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari segi jumlah laba yang diterima maupun total asset yang dimilikinya.

Terkait pertumbuhan laba BUMDesa pada tahun 2020, yang ditunjukkan oleh BUMDesa Sukse Bersama dapat dilihat bahwa pernah terjadinya kerugian pada bulan Januari sebesar Rp. 703.500, di bulan April sebesar Rp.598.854, Juni sebesar Rp.924.738, dan di bulan Juli sebesar Rp. 1.010.414. Dari keterangan tersebut diketahui sering terjadinya kerugian yang menyebabkan penurunan atas usahanya.

Selain terjadinya kerugian juga mengalami peningkatan-peningkatan atas terciptanya produk baru dari BUMDesa Sukses Bersama. Peningkatan lainnya yang ditunjukkan dengan terciptanya aplikasi e-bess yang berfungsi sebagai mempermudah pembayaran, pembelian dan transaksi lainnya. Sejak tahun 2020 telah terjadi kerugian yang cukup signifikan atau mengalami kerugian yang cukup besar dari bulan ke bulan. Di dalam pengelolaan BUMDesa Sukses Bersama ini telah berjalan cukup baik, akan tetapi seiring berjalannya waktu adanya pergantian susunan kepengurusan, maka diperlukan penyesuaian terhadap seluruh kegiatan operasional yang dilakukan oleh BUMDesa sehingga mengalami peningkatan yang cukup besar. Seperti berkembangnya berbagai bidang usaha yang sekarang dimiliki oleh BUMDesa Sukses Bersana. Demikian juga dengan adanya pandemic Covid-19 yang saat ini terjadi. Hal ini membuat aktivitas pencatatan keuangan harus berjalan dengan baik, sehingga bagi BUMDesa Sukses Bersama untuk lebih mengembangkan proses managemen pengelolaan keuangan agar tertata rapi, dan proses pencatatan keuangan berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi di dalam mitra BUMDesa Sukses Bersama, yaitu sebagai berikut :Di dalam BUMDesa Sukses Bersama managemen pengelolaan keuangan sangat minim atau kurang memahami secara maksimal, sehingga sangat berpengaruh pada sisi keorganisasiannya, administrasi dan di dalam managemennya. Dengan berkembangnya produk yang ada di BUMDesa Sukses Bersama, pengelola mulai memikirkan cara untuk lebih memperkuat managemen, mekanisme kerja sesuai aturan yang berlaku.

Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pelatihan dan pendampingan kepada BUMDes Sukses Bersama dalam kegiatan Pengabdian kepada masyarakat. Berikut dibawah ini langkah-langkah sebagai berikut :

Figure 1.Langkah-Langkah dalam metode

Hasil dan Pembahasan

Hasil yang didapatkan dalam pendampingan mitra terhadap BUMDesa Sukses Bersama Kecamatan Candi yaitu, meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola laporan keuangan pada ruang lingkup lembaga ataupun organisasi yang berada dibawahnya. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pencatatan laporan keuangan pada BUMDesa Sukses Bersama.

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dalam pencatatan laporan keuangan di BUMDesa Sukses Bersama Kecamatan Candi, Sidoarjo. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari 2021. Acara ini terfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan pencatatan terhadap laporan keuangan. Tempat/Lokasi pengabdian kepada masyarakat berada di Desa Sugihwaras, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa timur.

Mitra merupakan sebuah Badan Usaha milik Desa “BUMDesa” Sukses Bersama di Candi, Sidoarjo. BUMDesa sukses bersama termasuk golongan perusahaan dagang yang mempunyai sistem jual beli atau distributor, sebagai upaya untuk memenuhi permintaan masyarakat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa serta meningkatkan usaha dalam pengelolaan potensi ekonomi desa.

BUMDesa Sukses Bersama dalam meningkatkan kemampuan pengelolaan laporan keuangan dan sistem pencatatan laporan keuangan, maka perlu memberikan pelatihan dalam mengelola laporan keuangan, sehingga hal ini dapat memperbaiki serta dapat memahami seluruh pencatatan laporan keuangan. Maka, target solusi pada pelatihan ini adalah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sebesar 50% dan meningkatkan kemampuan dalam pencatatan laporan keuangan sebesar 50% yang dapat mendukung kegiatan operasional mitra.

Pelatihan terhadap mitra telah diatur dengan semestinya. Prosedur dalam pelaksanaan pelatihan ini terjadi dalam 2 fase, fase pertama yaitu pelatihan yang fokus terhadap peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Fase kedua yaitu pelatihan yang fokus terhadap peningkatan pencatatan laporan keuangan.Gambar dibawah ini terdapat kegiatan BUMDesa Sukses Bersama dalam sehari-hari dan saat pelatihan.

Figure 2.Kegiatan pengadaan barang dan pelatihan laporan keuangan di BUMDesa Sukses Bersama

Beberapa materi yang diberikan pada saat pelatihan laporan keuangan, sebagai berikut :

  1. Materi tentang laporan perusahaan dagang , yang meliputi : Laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan neraca, laporan arus kas.
  2. Materi tentang perusahaan manufaktur, yang meliputi : Pengertian, contoh.
  3. Materi tentang perusahaan jasa, yang meliputi : Pengertian, contoh

Selama pelatihan berlangsung, kegiatan ini juga memberikan ruang terbuka untuk diskusi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pengalaman selama pelatihan dan untuk mengetahui perbandingan kesesuaian materi yang telah diberikan pada saat pelatihan. Hal yang penting pada pelatihan ini adalah pengurus dan pengelola harus dapat menerapkan pencatatan dan pengelolaan dalam laporan keuangan BUMDesa Sukses Bersama dengan baik dan benar ketika terjadinya kegiatan operasional.

Pelatihan ini dihadiri oleh 10 orang peserta yang terdiri dari pengurus dan pengelola BUMDesa Sukses Bersama. Berikut dibawah ini daftar hadir peserta pada saat pelatihan :

Figure 3.Absensi peserta pelatihan laporan keuangan

Kegiatan pelatihan ini melakukan pendampingan melalui pretest dan posttest. Dalam melakukan pretest dan posttest ini terdapat beberapa tiga komponen yang menjadi penilaian, sebagai berikut:

  1. Sejauh mana materi yang dijelaskan dapat menambah wawasan.
  2. Sejauh mana kegiatan pelatihan dapat meningkatkan pemahaman dalam menerapkan pencatatan laporan keuangan di Mitra.
  3. Sejauh mana kegiatan pelatihan dapat mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola keuangan di Mitra.

Komponen penilaian ini menjadi tolak ukur untuk mengetahui pemahaman pengurus dan pengelola terkait materi pelatihan yang telah diberikan atau dijelaskan serta mengukur sejauh mana menerapkan materi-materi pelatihan yang diterima. Komponen-komponen diatas diuraikan lebih detail dan terperinci melalui tabel dibawah ini :

No Pertanyaan Jawaban
1 Uang adalah? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 40% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 80%
2 Pemahaman tentang transaksi? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 30% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 80%
3 Pemahaman tentang harta lancar? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 30 % Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 80%
4 Pemahaman tentang persamaan akutansi? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 20 % Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 80%
5 Persamaan akutansi transaksi yang sesuai? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 40% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 80%
6 Unsur-unsur menyusun neraca? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 30% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 70%
7 Perhitungan laba rugi bersumber dari? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 40% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 80%
8 Pengaruhnya modal? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 40% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 80%
9 Perusahaan mengalami rugi jika? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 50% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 90%
10 Besarnya hutang? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 50% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 90%
11 Apa maksud laporan keuangan? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 40% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 90%
12 Tujuan pembuatan laporan? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 50% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 90%
13 Apa saja komponen laporan keuangan? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 30% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 70%
14 Komponen dari neraca, laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 30% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 70%
15 Pihak internal , eksternal dalam pembuatan laporan keuangan? Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini sebelum adanya pelatihan memiliki tingkat 40% Pemahaman peserta terkait pertanyaan ini setelah adanya pelatihan memiliki tingkat 100%
Table 1.Komponen penilaian pretest dan posttest

Diskusi

Berdasarkan dari hasil tabel pretest dan posttest diatas, terdapat 10 peserta pretest dan 10 peserta posttest dalam pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa pretest dan posttest telah dilakukan 100% terhadap peserta pelatihan. Penilaian pada masing-masing point dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 40% dan posttest memiliki tingkat 80% telah memahami sumber pokok dalam kehidupan sehari-hari yaitu uang.
  2. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 30% dan posttest memiliki tingkat 80% telah memahami tentang bertransaksi.
  3. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 30% dan posttest memiliki tingkat 80% telah memahami tentang harta lancar.
  4. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 20% dan posttest memiliki tingkat 80% telah memahami tentang persamaan akuntansi.
  5. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 40% dan posttest memiliki tingkat 80% telah memahami tentang persamaan akuntansi yang sesuai.
  6. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 30% dan posttest memiliki tingkat 70% telah memahami tentang unsur-unsur menyusun neraca.
  7. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 40% dan posttest memiliki tingkat 80% telah memahami tentang perhitungan laba rugi.
  8. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 40% dan posttest memiliki tingkat 80% telah memahami tentang pengaruh modal.
  9. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 50% dan posttest memiliki tingkat 90% telah memahami tentang penyebab perusahaan mengalami kerugian.
  10. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 50% dan posttest memiliki tingkat 90% telah memahami tentang besarnya hutang.
  11. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 40% dan posttest memiliki tingkat 90% telah memahami tentang laporan keuangan.
  12. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 40% dan posttest memiliki tingkat 90% telah memahami tentang tujuan laporan keuangan.
  13. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 30% dan posttest memiliki tingkat 70% telah memahami tentang komponen laporan keuangan.
  14. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 30% dan posttest memiliki tingkat 70% telah memahami tentang Komponen dari neraca, laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas.
  15. Menurut 10 peserta yang telah dilakukan pretest memiliki tingkat 40% dan posttest memiliki tingkat 100% telah memahami tentang pihak internal, eksternal dalam pembuatan laporan keuangan.

Kesimpulan

Pengelolaan keuangan di dalam sebuah lembaga sangat di perlukan dan sangat penting, karena dapat memberikan sebuah informasi yang jelas tentang kondisi keuangan di dalam lembaga tersebut dan mendapatkan keberlangsungan pengelolaan keuangan jangka panjang. Dari laporan keuangan , perusahaan bisa mengetahui mana asset yang berharga, mana produk yang paling tinggi terjual hingga yang kurang disukai oleh pasar. Dalam laporan keuangan ada 3 bagian yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas.

Pelatihan yang dilakukan dalam BUMDesa Sukses Bersama ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan laporan keuangan dan sistem pencatatan laporan keuangan. Pengurus dan pengelola BUMDesa Sukses Bersama harus menerapkan pengetahuan yang telah dipahami sehingga permasalahan dalam pencatatan laporan keuangan yang kurang tertata dapat diatasi dan diperbaiki. Hal ini merupakan sebuah wawasan atau pengetahuan yang dapat merubah kondisi BUMDesa Sukses Bersama di masa depan.

Pelatihan ini memilik umpan balik yang positif serta respon yang baik. Peserta dapat menerima materi dengan jelas yang terbukti hasil pernyataan pretest dan posttest dengan jawaban rata-rata yang sudah memahami materi yang telah disampaikan. Peserta juga menunjukkan keaktifan dan semangat saat mengikuti pelatihan mulai awal acara sampai akhir acara. Pelatihan ini sangat bermanfaat dan peserta berharap agar pelatihan ini dapat terlaksana kembali.

Pengakuan/Acknowledgements

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, dapat terselenggara karenabantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu disampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

  1. Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
  2. Ketua BUMDesa Sukses Bersama Candi, Kabupaten Sidoarjo.
  3. Para rekan dosen yang terlibat dalam tim Pengabdian Kepada Masyarakat ini.

References

  1. Lilis Setyowati, Wikan Isthika Rdp. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Semarang. 2016;20:179–91.
  2. Pongoh M. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pt. Bumi Resources Tbk. J Ris Ekon Manajemen, Bisnis Dan Akunt. 2013;1(3):669–79.
  3. Hendy Widiastoeti Caes. Penerapan Laporan Keuangan Berbasis Sak- Emkm Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Umkm Kampung Kue Di Rungkut Surabaya. J Anal. 2020;21(1).
  4. Tanor Mo, Sabijono H, Walandouw Sk. Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada. J Ekon Dan Bisnis. 2015;3(3):639–49.
  5. Halim J, Meiden C, Tobing Rl. Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Termasuk Dalam Indeks Lq-45. 2005;(September):15–6.
  6. Ningtiyas Jda. Penyusunan Laporan Keuangan Umkm Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (Sak-Emkm) (Study Kasus Di Umkm Bintang Malam Pekalongan). Ris J Akunt. 2017;2(1):11–7.
  7. Setyaningrum D, Syafitri F. Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan (Analysis Of Effect Of Characteristics Of Government Regional Against Level Disclosure Reports Financial). J Akunt Dan Keuang Indones. 2012;9(2):154–70.
  8. Andarsari Pr. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Lembaga Masjid). Ekonika J Ekon Univ Kadiri. 2017;1(2):143–52.
  9. Daniel Kartika Adhi Dan Yohanes Suhardjo. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Tual). J Chem Inf Model. 2013;53(9):1689–99.
  10. Priharta A. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jabe (Journal Appl Bus Econ. 2017;3(4):234.
  11. I Putu Upabayu Rama Mahaputra Iwp. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. J Akunt Univ Udayana. 2014;
  12. Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto S. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa. J Adm Publik Mhs Univ Brawijaya. 2013;1(6):1068–76.
  13. Dewi Ask. Sebagai Upaya Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADES) Serta Menumbuhkan Perekonomian Desa. 2014;V(1):1–14.
  14. Kirowati D, Setia Ld. Pengembangan Desa Mandiri Melalui Bumdes Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa ( Studi Kasus :Desa Temboro Kecamatan Karas Kabupaten Magetan). J Aksi (Akuntansi Dan Sist Informasi). 2018;2(1):15–24.
  15. Ihsan An. Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes ) Gerbang Lentera Sebagai Penggerak Desa Wisata Lerep. J Polit Gov Stud. 2018;7(4):11.