Health problems for pregnant women, both physically and psychologically, have an impact on the quality of life of the mother and the baby she is carrying. Women with high-risk pregnancies need to prepare themselves with more attention to their health conditions in facing pregnancy. Several factors that influence the independence of pregnant women in early detection of high risk pregnancies include age, developmental conditions, health conditions, cultural orientation, health care systems, family system factors or family support, lifestyle, environmental factors and available resources. The output target to be achieved in the implementation of this community service activity is to increase the understanding and skills of pregnant women about high-risk pregnancies and to be published in national journals. Efforts to increase the independence of pregnant women in detecting high risks and complications of pregnancy through the use of the health of both mother and childbook, Skor Pudji Rochyati and birth planning and complication prevention program stickers are a form of self-awareness for pregnant women and supported by social support by their families, it is hoped that pregnant women will be fully aware of the signs and dangers that occur. on himself and checked himself into a health facility and wanted to be referred to a higher level of service precisely and quickly.
Masalah kesehatan pada ibu hamil baik secara fisik maupun psikis, memiliki dampak terhadap kualitas hidup ibu dan bayi yang dikandungnya.Wanita memiliki suatu keadaan yang dapat meningkatkan risiko selama kehamilan, sekitar 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan risiko tinggi. Wanita dengan kehamilan risiko tinggi perlu menyiapkan diri dengan lebih memperhatikan kondisi kesehatannya dalam menghadapi kehamilan [1]. Melalui peningkatan kondisi kesehatan yang berdampak secara langsung terhadap peningkatan kualitas hidup, 90-95% ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan risiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik jika gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya [2].
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2014 sebesar 80,02/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 72,1/100.000 kelahiran hidup. Hasil audit maternal menyimpulkan bahwa kematian ibu pada tahun 2015 adalah karena preeklamsia berat (PEB) sebanyak 58%, perdarahan sebesar 31%, infeksi 4% dan lain-lain 7% [3].
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan beberapa ibu hamil di dusun Cangkring RT 02 RW 01 Jedong Cangkring Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo diketahui 17 dari 20 ibu hamil mengatakan tidak mengetahui apakah dirinya tergolong kelompok risiko rendah, tinggi dan sangat tinggi. Selain itu tidak mengetahui tanda dan gejala kehamilan risiko tinggi. Selama ini mereka hanya membawa saja buku KIA ketika akan melakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan dan tidak memahami isi dari buku KIA tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemadirian ibu hamil dalam melakukan deteksi dini kehamilan risiko tinggi yaitu meliputi usia,jenis kelamin, kondisi perkembangan, kondisi kesehatan, orientasional budaya, sistem perawatan kesehatan, faktor sistem keluarga atau dukungan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan dan sumberdaya yang tersedia [4]. Dukungan keluarga sangat diharapkan oleh ibu hamil dalam menghadapi deteksi dini resiko tinggi kehamilan, dengan dukungan keluarga yang baik akan mengurangi stressor pada ibu hamil sehingga proses persalinan lebih lancar dan cepat tanpa menimbulkan komplikasi. Tanpa andanya dukungan keluarga ibu tidak akan bisa tenang selama proses kehamilannya. Dukungan penuh yang diberikan keluarganya saat kehamilan tersebut menjadikan ibu menjadi lebih tenang sehingga hal tersebut akan mengurangi kecemasan saat kehamilan.
Target dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta kemandirian ibu hamil tentang pentingnya deteksi dini risiko tinggi kehamilan dan komplikasi untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat serta menekan adanya angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil..
Sasaran dalam program pengabdian masyarakat ini adalah kepada ibu-ibu hamil di Dusun Cangkring RT 02 RW 01 Desa Jedong Cangkring Kecamatan Prambon Sidoarjo. Metode yang digunakan dengan Penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi, kegawatdaruratan ibu hamil serta demonstrasi pengisian KSPR. Tingkat pengetahuan responden dapat diketahui dengan dilakukan pre test dan post test berupa kuisioner yang akan diisi oleh responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai kehamilan resiko tinggi, kegawatdaruratan ibu hamil.
Adapun hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan program pengabdian masyarakat “Upaya Peningkatan Kemandirian Ibu Hamil Dalam Mendeteksi Risiko Tinggi Dan Komplikasi Kehamilan Melalui Pemanfaatan Buku KIA, Skor Pudji Rochyati Dan Stiker P4K” adalah sebagai berikut :
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi, kegawatdaruratan ibu hamil dan demonstrasi pengisian KSPR. Semua ibu hamil Dusun Cangkring RT 02 RW 01 Desa Jedong Cangkring Kecamatan Prambon Sidoarjo merupakan peserta dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Berikut ini merupakan gambaran umum para peserta “Upaya Peningkatan Kemandirian Ibu Hamil Dalam Mendeteksi Risiko Tinggi Dan Komplikasi Kehamilan Melalui Pemanfaatan Buku KIA, Skor Pudji Rochyati Dan Stiker P4K “ berdasarkan usia adalah :
No | Usia | Jumlah | Persentase |
1 | < 20 tahun | 2 | 10 |
2 | 20-35 tahun | 15 | 75 |
3 | >35 tahun | 3 | 15 |
Total | 20 | 100 |
Berdasarkan tabel diperoleh informasi bahwa peserta sebagian besar berusia 20- 35 tahun dengan jumlah 15 orang (75%) dan sebagian kecil berusia < 20 tahun dengan jumlah 2 orang (10%).
Hasil dari pre test dan post test untuk pengetahuan ibu tentang kehamilan resiko tinggi dan kegawatdaruratan ibu hamil di Dusun Cangkring RT 02 RW 01 Desa Jedong Cangkring Kecamatan Prambon Sidoarjo adalah sebagai berikut:
Pre Test | Post Test | ||||||
Tahu | Tidak | Tahu | Tidak | ||||
N | % | N | % | N | % | N | % |
8 | 40 | 12 | 60 | 14 | 70 | 6 | 30 |
Tabel diatas menunjukkan hasil pre test peserta yang tidak mengetahui kehamilan resiko tinggi dan kegawatdaruratan ibu hamil sebesar 12 orang (60%), sedangkan hasil post test peserta yang mengetahui tentang Post natal kehamilan resiko tinggi dan kegawatdaruratan ibu hamil sebesar 14 orang (70%).
Ibu hamil yang tingkat pengetahuannya baik cenderung mempunyai perilaku yang baik dalam kehamilannya yaitu dengan cara memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan sehingga ia mampu melakukan deteksi dini terhadap kehamilannya dan mendapatkan informasi yang cukup seputar kehamilannya [5].
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam deteksi dini risiko tinggi kehamilan disebabkan karena tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, pendapatan yang rendah yang mengakibatkan perilaku yang kurang mendukung. Pendidikan adalah salah satu cara keluarga menerima pengetahuan tentang antenatal care, dengan pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang baik akan membuat keluarga mudah menerima informasi dan melakukan deteksi dini kehamilan risiko tinggi [6].
Hasil dari pre test dan post test Ketrampilan tentang Pengisian KSPR di Dusun Cangkring RT 02 RW 01 Desa Jedong Cangkring Kecamatan Prambon Sidoarjo adalah sebagai berikut:
Pre Test | Post Test | ||||||
Tahu | Tidak | Tahu | Tidak | ||||
N | % | N | % | N | % | N | % |
4 | 20 | 16 | 80 | 15 | 75 | 5 | 25 |
Berdasarkan tabel diatas hasil pre test tentang ketrampilan terdapat 16 orang (80%) yang kurang mampu dalam pengisian KSPR dan P4K, berdasarkan hasil post test terdapat 15 orang (75%) yang baik kemampuannya dalam pengisian KSPR dan P4K.
Adanya dukungan yang diperoleh dari suami, keluarga dan tenaga kesehatan sangat penting dalam mengenal gejala maupun respon yang dirasakan ibu hamil [7]. Terutama dukungan suami sangat menguntungkan untuk menurunkan kecemasan dan komplikasi pada kehamilan [6]. Dukungan terutama dari pasangan sangat berpengaruh dalam mengambil keputusan [8].
Faktor sosial dan faktor informasi perlu diperhatikan untuk meningkatkan perilaku keluarga dalam perawatan kehamilan. Faktor informasi memiliki pengaruh yang besar dibandingkan dengan faktor sosial. Perilaku keluarga yang baik dapat meningkatkan kemampuan ibu hamil dalam mengenali adanya tanda-tanda bahaya ataupun masalah yang dialami dalam kehamilan [9].
Peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi mengenai kehamilan risiko tinggi sangat penting [10]. Puskesmas hendaknya memberikan prosedur standar yang jelas dan efektif mengkomunikasikan program P4K kepada kader kesehatan, ibu hamil dan keluarganya, serta kepada masyarakat sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan untuk mencegah komplikasi [11]
Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi dan kegawatdaruratan ibu hamil berdasarkan hasil pre test sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui tentang kehamilan resiko tinggi dan kegawatdaruratan ibu hamil, sedangkan berdasarkan hasil post test sebagian besar ibu hamil sudah mengerti tentang kehamilan resiko tinggi dan kegawatdaruratan ibu hamil. Pemanfaatan KSPR dan stiker P4K melalui buku KIA berdasarkan hasil pre test sebagian besar ibu hamil kurang dalam pemanfaatan buku KIA, sedangkan berdasarkan hasil post test sebagian besar ibu hamil sudah baik dalam pemanfaatan KSPR dan stiker P4K melalui buku KIA.