This activity aims to increase creativity and produce marketable products amid the proliferation of MSMEs in Indonesia. The Community Service Programme, which targets women entrepreneurs in the home industry, is carried out by providing training in the skills of making accessory hangers using resin mixed with a catalyst. The objective of this training is to expand knowledge about the resin-based souvenir production process, as well as introduce and train participants in the production techniques. The steps taken include design preparation, coordination with participants, souvenir design, training implementation, and direct training application to the community, particularly residents of RW 04, Samaan Village. This activity is expected to enhance the residents' ability to use graphic techniques with resin and catalyst materials by adopting cloning or duplication techniques, where an object is replicated as a model. The goal is to produce a product that is not only aesthetically pleasing but also resembles the original object in terms of shape, resulting in high-quality resin keychain souvenirs suitable for marketing.
Highlights:
Skill Enhancement – Trains women in resin-based souvenir making.
Creative Duplication – Uses cloning techniques for quality keychains.
Market Readiness – Aims to produce aesthetic, sellable products.
Keywords: utilisation of resin, cloning of accessories, souvenirs, women empowerment, duplication technique
Warga Kelurahan Samaan khususnya ibu-ibu di RT 03 dan RT 04 termasuk dalam kelompok warga yang memiliki keantusiasan terhadap segala peluang usaha kreatif yang dapat dimanfaatkan, termasuk usaha kreatif yang melibatkan keterampilan tangan dan ketelatenan, hanya saja pelatihan ini lebih memfokuskan pada metode pengembangannya sehingga mampu menghasilkan produk yang fungsional dan layak pasar. [1] Mengidentifikasi bahwa souvenir merupakan barang produksi massal atau buatan tangan. Misgiya dan Atmojo dalam [2] Seni dalam pembuatan cenderamata yang dijual harus mengikuti prinsip-prinsip seni wisata, yang mencakup lima ciri utama: merupakan tiruan dari bentuk aslinya, berukuran mini, kaya akan variasi, inovatif dan kreatif, tidak lagi mengandung unsur sakral, magis, atau simbolik, serta memiliki harga yang terjangkau. Resin sendiri merupakan getah alami dari tumbuhan yang cepat mengeras dan membentuk massa padat. Menurut [3], resin termasuk bahan komposit yang bersifat isolator karena tidak menghantarkan listrik. Resin memiliki sifat transparan, tidak larut dalam air, dan tahan api. Sejak zaman dahulu, resin organik telah dimanfaatkan sebagai bahan pernis dan perekat, contohnya getah damar yang digunakan untuk membuat patung[4]. Seiring perkembangan teknologi, muncul resin sintetis seperti melamin, epoksi, dan akrilik, yang banyak digunakan sebagai perekat, pelapis makanan agar tampak mengkilap, bahan parfum, dan pernis [5][6]. Dalam pelatihan ini, jenis resin yang digunakan adalah resin kimia cair dengan kekentalan menyerupai minyak goreng. Resin bening dipakai untuk menghasilkan efek transparan dan bisa menjadi alternatif mika, sementara resin keruh cocok untuk membuat souvenir tidak tembus pandang. Resin ini mudah diperoleh di toko bahan kimia dengan harga yang terjangkau [7][8][9]. Pembuatan gantungan aksesoris berbahan resin ini dapat dilakukan oleh ibu-ibu di Kelurahan Samaan dengan tujuan menumbuhkan semangat kreativitas ibu-ibu Kelurahan Samaan sebagai peluang usaha baru, selain resin mudah ditemukan, harganya pun lebih terjangkau sehingga dianggap cocok untuk menjadi bahan ide bisnis[10].
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi survey dan wawancara, ceramah atau diskusi, praktik dan demonstrasi, dan yang terakhir adalah evaluasi.
Survei dan Wawancara
Menurut [11], metode survei merupakan bagian dari pendekatan penelitian kuantitatif. Dalam metode ini, peneliti mengajukan pertanyaan kepada sejumlah individu (disebut responden) untuk mengetahui keyakinan, pendapat, karakteristik suatu objek, serta perilaku masa lalu atau saat ini melalui penggunaan kuesioner. Sementara itu, [12] menjelaskan bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi lisan antara dua pihak atau lebih yang dilakukan secara langsung, biasanya dalam bentuk percakapan dengan tujuan tertentu. Wawancara melibatkan pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan responden (interviewee) yang memberikan jawaban. Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur (semistructured interview). Baik survei maupun wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data yang berguna untuk membantu penyelesaian masalah yang diteliti. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan pemetaan peserta pelatihan, yang dalam hal ini adalah warga RW 04 Kelurahan Samaan.
Ceramah atau Diskusi
Menurut [13], metode ceramah adalah metode yang memberikan penjelasan-penjelasan sebuah materi. Biasa dilakukan di depan beberapa orang peserta didik. Metode ini menggunakan bahasa lisan. Peserta didik biasanya duduk sambil mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan pendidik. Metode diskusi menurut [14] ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oeh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran. Kegiatan ceramah atau diskusi dalam kegiatan ini melibatkan seluruh peserta kegiatan, ceramah atau diksusi dilakukan dengan cara memaparkan materi pendampingan pembuatan souvenir gantungan dari bahan resin.
Praktik dan Demonstrasi
Praktik menurut [15] proses pembelajaran praktik terdiri dari tiga tahap: Penyajian materi oleh pendidik, kegiatan praktik oleh peserta didik, dan penilaian hasil kerja peserta didik. Sementara itu Menurut [16], metode demonstrasi bertujuan untuk membantu memperjelas pemahaman terhadap suatu konsep serta menunjukkan cara melakukan suatu tindakan atau memperlihatkan proses terjadinya sesuatu. Metode praktik dan demonstrasi merupakan pendekatan yang dilakukan dengan memperagakan secara langsung kepada peserta pelatihan mengenai cara pembuatan souvenir gantungan dari bahan resin. Pelatihan ini diberikan secara langsung agar peserta dapat memahami teknik-teknik pembuatan secara praktis. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
Figure 1.Proses pembuatan souvenir aksesoris gantungan
Adapun beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pelatihan ini:
Resin, menurut [14], resin atau damar merupakan campuran kompleks yang berasal dari ekskresi tumbuhan maupun serangga. Secara fisik, resin umumnya memiliki sifat keras, transparan, plastis, dan akan melunak saat dipanaskan. Dari segi kimia, resin terdiri atas campuran berbagai senyawa kompleks seperti asam resinat, alkohol resinat, resinotannol, berbagai ester, serta resene.
Silikon, dalam kegiatan pelatihan ini, silikon digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan cetakan.untuk sebagai bahan pembuatan cetakan. Kain Kasa, kain kasa untuk lapisan penguat atau kerangka cetakan, karena jika tidak menggunakan kain kasa, silicon akan kurang mampu membentuk sebuah alat cetakan yang awet.
Katalis, Katalis merupakan suatu zat yang berfungsi sebagai perantara dalam reaksi kimia tanpa mengalami perubahan secara permanen [4]. Dalam proses katalisis, katalis mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut terlibat dalam perubahan kimia itu sendiri. Kehadiran katalis memungkinkan penurunan energi aktivasi yang dibutuhkan untuk mencapai tahap transisi dalam reaksi, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat dan efisien [10]. Pada kegiatan pelatihan ini katalis digunakan supaya adonan memiliki tingkat kepadatan yang pas.
Kalsium Karbonat, kalsium karbonat (CaCO₃) merupakan senyawa yang banyak ditemukan dalam batu kapur. Senyawa ini termasuk mineral sederhana yang tidak mengandung unsur silikon dan menjadi sumber utama dalam produksi senyawa kalsium secara komersial. [9]. Kegiatan pelatihan ini menggunakan kalsium karbonat untuk mengimbangi unsur panas yang akan ditimbulkan oleh katalis agar adonan dapat matang sempurna.
Cat akrilik, pada pembuatan souvenir aksesoris ini memilih cat akrilik karena cat akrilik cepat kering sehingga dapat meminimalisir reaksi dari katalis.
Kegiatan pelatihan pembuatan souvenir gantungan dari bahan resin dilaksanakan di Balai RW 04 Kelurahan Samaan Kecamatan Klojen Kota Malang, Jawa Timur, diikuti oleh warga RT 03 dan RT 04, peserta yang hadir antara lain ibu rumah tangga dan remaja, kegiatan dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 6 Juli 2023 mulai pukul 14.30 WIB s.d. selesai.
Indikator keberhasilan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat menjadi aspek krusial dalam pengembangan produk kerajinan yang dihasilkan. Selain itu, indikator ini juga berfungsi sebagai alat ukur untuk menilai sejauh mana peserta pelatihan mampu menerapkan materi yang telah diberikan, baik dari segi teknis, pengerjaan, fungsi, maupun manfaatnya. [6]. Indikator Capaian yang diharapkan dalam kegiatan pelatihan ini sebagaimana yang penulis uraikan pada tabel 1 di bawah ini.
No. | Jenis Bidang Capaian | Uraian Hasil Capaian | Jumlah Peserta | Persentase |
1. | Penguasaan media, alat dan bahan | Peserta pelatihan sudah bisa menerapkan teknik pembuatan cetakan model dengan menggunakan silikon dan lapisan kain kasa, serta mampu menerapkan teknik untuk mendapatkan detail tekstur sesuai dengan objek model. | 32 | 90% |
2. | Penguasaan teknik rancangan dan garapan | Peserta pelatihan mampu mengimplementasikan teknik cetak dengan mengaduk berbagai campuran yang diperlukan untuk menghasilkan cairan yang pas serta campuran warna sesuai dengan objek lalu untuk kemudian menuangkan bahan utama resin dan katalis sesuai takaran ke dalam cetakan sehingga mampu menghasilkan produk aksesoris gantungan yang rapi dan layak pasar. | 32 | 90% |
3. | Pengembangan produk | Peserta pelatihan mampu mengembangkan produk souvenir yang menggunakan bahan resin dan katalis menjadi produk desain souvenir custom. | 32 | 90% |
Tahap Penyiapan Alat dan Pembuatan Cetakan
Tahapan proses pembuatan souvenir gantungan dari bahan resin ada beberapa tahapan yang harus diikuti. Adapun tahapan dalam pembuatan produk souvenir gantungan dari bahan resin adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan pencetakan siapkan dulu alat dan bahan untuk membuat cetakan antara lain bahannya adalah lem silikon dan kain kasa. Untuk cara pembuatannya sendiri adalah dengan cara melapisi biskuit terlebih dahulu dengan olesan silikon, kemudian lapisi dengan kain kasa, kemudian berulang lagi sampai sekiranya lapisan sudah cukup untuk menjadi sebuah cetakan. Jumlah lapisan silikon dan kain kasa tidak bias menjadi patokan tergantung seperti apa tekstur dan objek yang dijadikan model.
Figure 2.Proses penyiapan alat dan pembuatan cetakan
Tahap Membuat Campuran Resin
Sebelum melakukan pencetakan tahapan yang perlu dilakukan terlebih dahulu yaitu membuat campuran resin, untuk mempertimbangkan hasil yang lebih optimal, beberapa bahan yang perlu ditambahkan ke dalam bahan resin yaitu pertama adalah katalis untuk mempercepat resin kering. Kemudian yang kedua yaitu bahan kalsium dalam hal ini untuk meredam suhu panas pada resin dan katalis, karena jika tidak ditambahkan kalsium bias mengakibatkan bahan akan mengalami polarisasi jika takarannya tidak tepat. Kemudian yang ketiga yaitu pewarnaan menggunakan akrilik, untuk menemukan jenis warna yang diinginkan sesuai dengan objek model perlunya dilakukan terlebih dahulu membuat skala takaran.
Figure 3.Proses pencampuran bahan resin
Tahap Mencetak
Campuran bahan yang telah dimasukkan antara lain seperti resin, katalis, kalsium, dan akrilik pewarna disiapkan sesuai kebutuhan cetak. Aduk terlebih dahulu keseluruhan bahan yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir sesuai dengan yang diharapkan. Pastikan warna yang telah dicampurkan sesuai dengan warna yang tingkat kecerahan atau gelapnya sama dengan objek yang dijadikan model.
Figure 4.Proses pencetakan
Hasil Pencetakan
Pada kegiatan ini objek model yang digunakan sebagai model adalah biskuit, ada beberapa jenis biskuit yang digunakan sebagai model cetak. Untuk warna yang diterapkan pada pencetakan model ini ada beberapa komponen yang tidaksama karena pewarna yang digunakan sedang tidak lengkap, di bawah ini adalah hasil dari proses pencetakan resin dengan menggunakan biskuit sebagai objek.
Figure 5.Hasil Pencetakan Souvenir Aksesoris Gantungan
Kesimpulan dari kegiatan pelatihan ini Pelatihan pembuatan souvenir aksesoris gantungan dari bahan resin ini dapat membuat peserta yang berpartisipasi memiliki wawasan mengenai metode pengembangan teknik cetak, menjadi sebuah produk dengan menggunakan bahan utama yaitu resin dan katalis. Pelatihan yang diikuti oleh warga RW 04 Kelurahan Samaan mampu menghasilkan produk aksesoris gantungan sebagai souvenir. Para peserta pelatihan mampu memahami cara mengolah bahan resin dan katalis secara aman dalam proses pembuatan gantungan aksesoris. Hal ini penting karena salah satu bahan yang digunakan, yaitu katalis, dapat memicu nyala api apabila digunakan secara berlebihan. Selain itu, hasil akhir dari produk aksesoris yang dibuat pun terlihat rapi, terutama bagi peserta yang baru pertama kali mengenal penggunaan bahan resin. Dari hasil pelatihan ini, para warga RW 04 Kelurahan Samaan khususnya para ibu-ibu yang mengikuti pelatihan dapat memanfaatkan jenis variasi produk dari resin ini untuk dijadikan inovasi dalam menggunakan teknik cetak untuk dioptimalkan sebagai ide baru dalam peluang usaha home industry yang inovatif dalam bidang aksesoris dari kerajinan tangan.