General Background: The emergence of communication applications has significantly transformed social interactions, enabling individuals to connect with diverse cultures and backgrounds. Specific Background: The Ome TV application exemplifies this shift by allowing users, particularly teenagers, to meet new friends across the globe, fostering cross-cultural communication despite language barriers. Knowledge Gap: While existing studies highlight the general use of social applications, there is limited research focused on the motivations behind teenagers’ use of Ome TV and how these motivations align with affective theory. Aims: This study aims to analyze the motivations of teenagers using the Ome TV application to form friendships with foreign users through the lens of affective theory. Results: Utilizing qualitative methods, including purposive sampling and virtual ethnographic studies, data were collected through interviews with five informants, including a participant from Malaysia. Findings reveal that the dominant motive for using Ome TV is entertainment, as users engage in casual conversations to alleviate boredom and practice language skills. Novelty: This research offers new insights into the specific motives driving teenagers’ engagement with the Ome TV application, emphasizing the interplay between entertainment and language acquisition. Implications: The results underscore the importance of understanding the social and emotional dimensions of technology use among teenagers, informing future developments in communication applications aimed at fostering meaningful interactions across cultures.
Highlights:
Keywords: Ome TV, Teenagers, Communication, Cross-Cultural, Entertainment
Pada era ini telah terjadi kemajuan teknologi yang cukup pesat sehingga berpengaruh pada semakin banyak penggunaannya, yang tidak hanya berupa perangkat keras namun juga dalam bentuk software. Contoh pemanfaatan pada sektor pendidikan yang memudahkan murid dan guru dalam melakukan pembelajaran yang dimulai dari absen menggunakan sidik jari dengan menggunakan alat teknologi tertentu hingga mempermudah agar materi dapat diakses online. Sedangkan dalam bentuk software, pengembang aplikasi didorong untuk bersaing dalam menciptakan aplikasi yang tidak hanya berfokus pada platfrom desktop online, tetapi juga pada aplikasi yang bermanfaat dan dapat diakses melalui berbagai media online. Salah satu contoh pengaruh tersebut adalah memudahkan siapa pun untuk berkomunikasi dengan fleksibel dan tidak terpacu oleh waktu. Perkembangan media sosial telah mengubah berbagai aktivitas sosial dalam kehidupan nyata, dimana perubahan realitas kini semakin bergeser pada ranah digital dengan fungsi yang beragam untuk dapat disesuaikan pada kebutuhan. Bentuk komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat di era sekarang berupa aplikasi media sosial seperti Instagram, Youtube, Facebook, X, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat media sosial yang menggunakan fitur obrolan video, seperti Google Meet, Skype, Zoom, Whatsapp, Ome TV, dan Discord. Perkembangan internet tersebut dapat memudahkan kita untuk berhubungan dengan siapapun dan dimanapun termasuk berinteraksi pada orang lokal dan inter-lokal yang dapat berupa pesan atau chat dan video chat. Setiap aplikasi media sosial dibuat memiliki fungsi dan tujuan penggunaan yang berbeda, misalkan pada salah satu platform media sosial Twitter merupakan platform yang digunakan oleh remaja sebagai media untuk mengungkapkan diri berupa curhatan perasaan, isi hati, emosi, dan hal-hal lain yang ada dipikiran[1]. Fitur-fitur yang diberikan oleh media sosial mempermudah setiap individu dalam melakukan berbagai tindakan. Dengan motif atau niat tertentu, media sosial berfungsi sebagai perantara atau alat penghubung yang memudahkan pengguna dalam mencapai tujuan tertentu.
Media sosial merupakan platfrom daring yang mengubah cara berinteraksi satu individu dengan individu lainnya yang awalnya dilakukan satu arah berubah menjadi dialog interaktif melalui teknologi berbasis sebuah website. Tujuannya untuk memfasilitasi pengguna dalam berinteraksi dalam bentuk jaringan sosial atau sejenisnya melalui sebuah pesan. Salah satu contohnya yaitu Ome Tv. Aplikasi tersebut pertama kali diperkenalkan oleh salah satu warga negara Amerika Serikat, Leif K-Brooks pada tahun 2009. Keunggulan utama yang membuat Ome tv popular dikalangan pengguna adalah fitur obrolan video yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan aplikasi media sosial lainnya, salah satunya Whatsapp. Whatsapp merupakan aplikasi media sosial untuk berkomunikasi berbasis pesan, video call, dan telephone namun digunakan oleh berbagai kalangan usia sehingga penggunaan dan fungsinya sedikit berbeda dengan aplikasi yang penggunanya sesama remaja. Penggunaan Whatsapp berfungsi untuk bertukar pesan, pembentukan relasi sosial, serta sebagai tempat mendapatkan informasi secara instan. Namun kesulitan terjadi jika aplikasi Whatsapp digunakan oleh lansia, yang mana kesulitan tersebut, dan hambatan fungsional yaitu adanya rasa tidak nyaman secara fisik jika terlalu menggunakan media sosial tersebut [2].
Pada tahun 2010, terdapat satu aplikasi yang memiliki sistem dan fitur yang hampir sama dengan Ome Tv, yaitu aplikasi Omegle. Tidak kalah terkenal dan ramai digunakan dengan Ome Tv, Omegle juga disebut sebagai salah satu aplikasi komunikasi berbasis video call dan pesan online yang cukup viral pada saat itu [3]. Teori motif McGuire mengkategorikan perilaku manusia ke dalam berbagai motif yang mendorong tindakan dan keputusan, dengan menerapkan teori McGuire untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan aplikasi Ome tv, kita dapat memperoleh wawasan lebih dalam tentang perilaku dan motivasi pengguna.
Kelebihan Ome Tv yang pertama berhubungan dengan Interpersonal Motives, Ome Tv memberikan kesempatan bagi pengguna untuk saling terhubung dan berinteraksi dengan orang-orang dari seluruh dunia, memenuhi kebutuhan sosial untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baru. Kemudian Ome Tv dapat mengurangi kebosanan, pengguna dapat menghilangkan rasa bosan dengan berbicara dengan orang baru dan mendapatkan perspektif baru, yang memberikan hiburan dari variasi dalam rutinitas harian. Kedua Stimulation Motives, Ome Tv memberikan peluang untuk bertemu dengan orang-orang dari berbagai budaya, latar belakang, dan bahasa, memungkinkan eksplorasi dan penemuan hal baru. Kemudian Ome Tv sebagai sarana bertemu dengan orang asing melalui video chat bisa memberikan sensasi dan keseruan tersendiri. Ketiga Self-Expression Motives, platform ini memungkinkan pengguna untuk mengekspresikan diri, mereka secara bebas kepada orang yang tidak mereka kenal, yang kadang lebih mudah dibandingkan dengan orang yang mereka kenal dalam kehidupan nyata.
Selain kelebihan, Ome Tv juga memiliki beberapa kekurangan yang pertama berhubungan dengan Cognitive Motives, kurangnya control informasi sehingga tidak ada jaminan bahwa informasi yang diberikan oleh pengguna lain akurat dan jujur. Kemudian berpotensi konten tidak pantas, ada resiko terkena konten yang tidak pantas atau ofensif, yang dapat mengganggu pengalaman pengguna dan merusak suasana hati. Kedua Affective Motives, Ome Tv beresiko menimbulkan ketidaknyamanan emosional. Interaksi dengan orang asing bisa berakhir dengan perasaan tidak nyaman atau negatif, terutama jika bertemu dengan orang yang tidak sopan atau kasar. Serta adanya anonimitas yang bisa memunculkan perilaku negatif, seperti pelecehan seksual atau perundungan, karena pengguna merasa tidak akan mendapatkan konsekuensi tindakan mereka. Ketiga Personal Integrity Motives, mengenai privasi dan keamanan pada Ome Tv menimbulkan kekhawatiran pengguna, termasuk resiko informasi pribadi yang bisa dieksploitasi. Dan dapat menimbulkan ketergantungan social, terlalu banyak waktu yang dihabiskan di platform ini bisa menganggu hubungan sosial di kehidupan nyata dan membuat pengguna menjadi lebih tergantung pada interaksi virtual.
Ome Tv sendiri menawarkan video streaming, tatap muka dan jejaring sosial dengan manusia di seluruh dunia. Aplikasi video live streaming dan chat adalah aplikasi smartphone yang menawarkan layanan berbagi video secara langsung, di mana penonton dapat berinteraksi secara real-time melalui fitur chat yang tersedia. Aplikasi ini sangat populer di kalangan remaja, terutama pelajar [4]. Ome Tv telah di unduh oleh lima puluh juta orang melalui googleplay dan Appstore. Ome Tv memiliki pengaruh inovasi komunikasi antarbudaya melalui teknologi dan internet[5]. Peneliti mengamati Ome Tv sebagai agen yang tidak bekerja sendiri. Para pemain-pemain Ome Tv lahir sebagai kreator yang memiliki pengaruh kuat dalam menyebarkan konten kepada khalayak melalui Youtube[6].
Ome Tv merupakan salah satu media sosial yang berbasis video call, sehingga pengguna dapat melakukan komunikasi dan panggilan video dengan orang lain di platform tersebut. Sistem yang digunakan pada platform tersebut adalah acak, yang mana pengguna dapat melakukan komunikasi video call dengan acak dan tidak saling mengenal. Pengaturan acak tersebut berupa kebebasan pengguna dalam memilih ingin bertemu penggunaa lain dari negara di berbagai belahan dunia. Sehingga akses yang diberikan Ome Tv secara bebas dan global untuk dapat berkomunikasi dan bertemu melalui video untuk berkenalan dengan orang baru dan asing. Komunikasi melalui aplikasi Ome Tv sering digunakan oleh kalangan remaja sebagai sarana untuk berkenalan dengan orang baru. Bahkan remaja saat ini sering memanfaatkan media ini untuk mencari teman dari luar lingkungan mereka melalui interaksi virtual, termasuk mencari jodoh. Tak heran aplikasi ini terkenal di kalangan remaja sampai hingga lanjut usia. Riset mengenai Ome Tv terdahulu di Indonesia terbatas pada penjelasan Ome Tv sebagai sarana komunikasi untuk menjalin pertemanan asing[7].
Pertemanan merupakan hubungan sosial yang didasarkan pada rasa saling pengertian, dukungan, dan kepercayaan antara dua orang atau lebih. Pertemanan dapat berkembang dengan cara yang bervariasi, salah satunya melalui media sosial. Media sosial dianggap sebagai ruang pertemuan secara virtual untuk keluarga, teman, pekerja, bahkan individu yang belum saling mengenal dapat berinteraksi satu sama lain [8]. Seperti Ome Tv, di platform ini pengguna dapat bertemu orang dari berbagai belahan dunia, yang membuka peluang untuk memperluas jaringan sosial dan membangun persahabatan dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda.
Ome Tv juga sebagai salah satu platform yang dapat mengatasi masalah seorang introvert. Karena di dunia nyata sering kali merasa kesulitan dalam berinteraksi sosial secara langsung maupun spontan, tetapi melalui platform ini mereka dapat merasa nyaman dan terbuka. Di dunia maya, introvert bisa memilih dengan siapa mereka ingin berbicara dan kapan, memungkinkan mereka untuk membatasi interaksi dengan orang-orang yang mereka anggap kurang sesuai atau terlalu melelahkan. Oleh karena itu, sering kali seorang introvert di dunia nyata mengalami keterbalikan ketika berinteraksi di dunia maya menjadi seorang ekstrovert [9].
Figure 1.Youtube (Fiki Naki, 2024)
Ome Tv banyak diminati dan mulai dikenal di Indonesia bermula dari seorang youtuber bernama Fiki Naki yang mampu menguasai lima Bahasa asing; Indonesia, Inggris, Rusia, Spanyol dan Romania, hanya dengan memanfaatkan aplikasi Ome Tv. Channel Youtube Fiki Naki di buat pada pertengahan tahun 2019, kemudian mulai aktif menggunggah konten pada 30 september 2020. Konten yang dibuatnya sedikit berbeda dengan konten lainnya sehingga membuat daya tarik tersendiri bagi penonton untuk terus menyaksikan konten tersebut. Keunikan tersebut terletak pada ciri khas Fiki Naki yang selalu berbicara dengan orang-orang luar negeri secara sopan dan baik. Target pengguna yang diajak berkomunikasi adalah Perempuan. Penggunaan media sosial Ome Tv di Indonesia bukan sekedar utopis sebagai media yang membantu membangun pertemanan atau mempelajari Bahasa dengan orang asing [6]. Penggunaan media ini umumnya terbatas pada kalangan usia remaja hingga dewasa dikarenakan aplikasi ini seringkali berisi konten yang tidak sesuai jika diperuntukkan bagi anak-anak. Hal ini didasarkan pada topik pembicaraan yang lebih sesuai bagi orang dewasa termasuk percakapan yang tidak sesuai etika berkomunikasi [7]. Topik ini menarik bagi peneliti dalam memahami motif dibalik penggunaan aplikasi atau situs web Ome Tv yang merupakan media sosial yang dirancang untuk mencari koneksi, teman, pasangan atau bahkan dijadikan sebagai media sex online dan sebagai pengisi waktu luang hingga lainnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, masa remaja adalah periode tumbuh kembang yang berkelanjutan dari masa transisi kanak-kanak ke dewasa muda, remaja dapat dibagi menjadi dua kelompok: remaja awal atau early adolescence (12-16 tahun) dan remaja akhir atau late adolescence (17-25 tahun) [10]. Menurut Sarwono, fase remaja akhir adalah tahap penguat menuju fase dewasa. Seseorang mulai bersikap stabil, dituntut mandiri, serta berani menghadapi tantangan dan membuat keputusan yang bijak. Pada fase ini, seseorang mengalami proses pencarian jati diri yang memungkinkan seseorang explore dan mencari relasi dimana-mana karena pencarian jati diri dapat dipengaruhi secara internal maupun eksternal seperti lingkungan, keluarga, dan lingkup pertemanannya [11].
Motif merupakan dorongan yang terikat pada tujuan tertentu, menciptakan ketertarikan sistematik antara respons dengan kondisi dorongan tertentu. Motif dalam diri seseorang akan menghasilkan suatu perilaku menuju pencapaian kepuasan dalam dirinya. Dalam mengetahui motif penggunaan aplikasi Ome Tv pada kalangan remaja dalam menjalin pertemanan dengan orang asing, maka peneliti menggunakan teori Motif Afektif menurut McGuire dalam menganalisis obyek penelitian. Pada teori tersebut menjelaskan tentang teori Motif afektif yang penekanannya terletak dalam hal perasaan dan kebutuhan, hal ini bertujuan untuk mencapai tingkat emosional tertentu. Motif afektif ini ditandai dengan kondisi perasaan atau dinamika yang diperlukan untuk mencapai tingkat tersebut [12]. Motif afektif tersebut dikategorikan pada beberapa teori, seperti berikut :
1. Teori Reduksi Tegangan, merupakan teori dimana manusia dianggap sebagai sistem tegangan yang mendapatkan kepuasan dalam mengurangi tegangan. Cara manusia tersebut dalam menghilangkan atau bahkan mengurangi tegangan adalah dengan mengungkapkannya.
2. Teori Ekspresif, merupakan teori dimana seseorang memperoleh rasa puas untuk mengungkapkan eksistensi pada dirinya.
3. Teori ego defensif, merupakan teori yang melihat manusia dapat mengembangkan citra diri pada hal-hal tertentu dan berusaha untuk mempertahankan citra diri, sehingga akan mempertahakan hidupnya sesuai keinginan diri dan dunianya.
4. Teori peneguhan, merupakan teori yang menyatakan bahwa dalam situasi tertentu maka seseorang akan berperilaku yang mengarah pada hal-hal membawanya kepada penghargan dari diri sendiri dan dari orang lain.
5. Teori penonjolan, merupakan teori ini mengemukakan bahwa manusia dianggap makhluk yang akan mengembangkan kemampuan dan kompetensinya agar mendapat penghargaan dirinya dari orang lain.
6. Teori afiliasi, merupakan teori yang menyatakan bahwa yang dibutuhkan seorang manusia adalah kasih sayang serta penerimaan dari orang lain. Salah satu tujuannya adalah untuk dapat mempertahankan hubungan baik dengan orang lain.
7. Teori identifikasi, merupakan teori yang mengungkapkan bahwa manusia adalah sebuah peran yang berkeinginan untuk memuaskan egonya dengan cara menambahkan peran yang memuaskan pada gambaran dirinya.
8. Teori peniruan, merupakan teori yang menyatakan bahwa manusia secara otomatis terlibat dalam interaksi dengan orang-orang di sekitarnya, mengamati dan meniru perilaku mereka [13] .
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan (Fahmi, 2014) berjudul Hubungan Antara Motif Afektif Penggunaan Social Media Twitter Dengan Keterbukaan Atas Informasi Diri Penggunanya, memperlihatkan bahwa para pengguna mengungkapkan informasi positif tentang diri mereka merupakan bentuk ekspresi positif yang dirasakan. Mereka juga diberi kebebasan untuk memposting berbagai jenis informasi, termasuk yang bersifat sangat pribadi seperti informasi seksual.)[14]. Adapun penelitian yang dilakukan (Kevin, 2018) berjudul Motif Penggunaan Media Sosial Instagram Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma, bahwa motif afektif dalam penggunaan media sosial Instagram terlihat dari dorongan untuk mendapatkan pengalaman baru melalui konten orang lain, keinginan untuk mendapatkan tanggapan atas unggahan, hasrat untuk meraih pengakuan yang dapat menciptakan realitas semu, serta keinginan untuk merasakan keamanan dan ketenangan saat menggunakan platform tersebut. [15]. Selanjutnya penelitian yang dilakukan (Prihatiningsih, 2017) Motif Penggunaan Media Sosial Instagram Di Kalangan Remaja, memperlihatkan bahwa Instagram dapat membantu seseorang memenuhi kebutuhan afektifnya. Seorang remaja pengguna Instagram yang menyukai keindahan alam akan mencari konten yang memenuhi kebutuhan spiritualnya. Ia akan merasa puas saat melihat keindahan alam dalam gambar-gambar, seperti yang disajikan oleh akun National Geographic. Mengikuti akun tersebut membantu memenuhi kebutuhan batinnya karena sesuai dengan minat dan keinginannya. [16].
Berdasarkan penggunaan teori motif afektif menurut McGuire, maka pertanyaan yang akan menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana analisis teori motif afektif pada penggunaan aplikasi Ome Tv pada kalangan remaja dalam menjalin pertemanan dengan orang asing?” dan tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui “Analisis teori motif afektif penggunaan aplikasi Ome Tv pada kalangan remaja dalam menjalin pertemanan dengan orang asing” ini karena dianggap relevan dalam menjabarkan motif penggunaan aplikasi Ome Tv pada kalangan remaja karena dalam aktivitas menggunakan Ome Tv erat kaitanya dengan interaksi terhadap orang lain, sehingga dapat menimbulkan tindakan sosial yang mana hal tersebut terdapat dalam teori ini
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif mengenai motif penggunaan aplikasi Ome Tv pada kalangan remaja dalam menjalin pertemanan dengan orang asing. Menurut sugiyono, penggunaan penelitian kualitatif adalah pada objek penelitian yang alamiah dan posisi seorang peneliti sebagai instrument kunci [17]. Selain itu, penelitian ini bersifat deskriptif karena dalam mengambil sebuah Kesimpulan, peneliti menggunakan penggambaran suatu objek yang keberlakuannya secara umum agar penelitian dapat dideskripsikan secara faktual dan akurat.
Etnografi virtual sebagai metode memberikan panduan bagaimana cara melakukan penelitian didalam dunia virtual atau memfokuskan permasalahan penelitian di internet [18]. Sebagai metode yang relatif baru dan terus berkembang, etnografi tidak hanya bertujuan untuk menggambarkan atau menganalisis budaya sebagai manifesti perkembangan budaya semata. Melainkan etnografi juga berupaya menjelaskan alasan munculnya budaya tersebut. Meskipun keberadaan dan peristiwa terjadi dalam dunia maya dengan menggunakan perantara atau perangkat teknologi, etnografi menekankan bahwa budaya tersebut memiliki realitas yang nyata [19]. Tempat penelitian merupakan lokasi dimana penelitian dijalankan, dan dalam hal ini penelitian dilakukan dalam lingkup dunia maya atau secara daring. Penelitian ini menerapkan metode purposive sampling, dimana peneliti secara sengaja memilih informan atau subjek penelitian yang disesuaikan pada kebutuhannya dengan mendasarkan pertimbangan tertentu Fokus penelitian ini adalah pada remaja akhir yang rentang usianya sekitar 18-25 tahun dan diklasifikasikan atau biasa disebut sebagai generasi Z. Alasannya karena generasi Z merupakan generasi yang memang sedang aktif dalam bersosial media dan aktif menggunakan internet[20]. Selain itu generasi Z menggunakan Ome Tv sebagai media untuk memelihara pertemanan, belajar tentang budaya lain, bahasa baru, dan wadah dalam mengekspresikan diri [8]. Faktor ketiga dalam memilih informan atau subyek penelitian yaitu kepada orang-orang yang pernah atau masih menggunakan Ome Tv secara aktif. Pada akhirnya peneliti memilih 5 informan dari berbagai negara, termasuk salah satunya dari negara Malaysia. Peneliti menggunakan nama asli dan disetujui oleh informan yakni:
No | Nama | Umur | Kota | Negara Asal | Jenis Kelamin |
---|---|---|---|---|---|
1 | Camelia Sasha | 23 | Johor | Malaysia | Perempuan |
2 | Echa | 22 | Selangor | Malaysia | Perempuan |
3 | Hilmi Bin Hasan | 21 | Trengganu | Malaysia | Laki-Laki |
4 | Muhammad Sultan Gibran | 18 | Jambi | Indonesia | Laki-Laki |
5 | Erick Adrian | 20 | Bandung | Indonesia | Laki-Laki |
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan 2 (dua) metode yaitu metode wawancara dan metode observasi. Pada observasi digunakan sebagai upaya mengumpulkan informasi tentang suatu obyek dan peristiwa yang terlihat secara kasat mata dan atau mendeteksinya bisa dengan panca Indera, sedangkan Teknik wawancara yang digunakan bertujuan untuk mendapatkan informasi melalui pertanyaan lisan tentang suatu obyek dan peristiwa tertentu [21]. Wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data, agar peneliti dapat melakukan studi pendahuluan agar memahami masalah-masalah yang perlu diketahui datanya. Beberapa jenis wawancara yang dijelaskan oleh Esterberg antara lain, terstruktur, semi-terstruktur dan tidak struktur [17]. Namun pada penelitian ini digunakan jenis wawancara terstruktur yang dilakukan secara daring, di mana peneliti sebagai alat penelitian telah mempersiapkan beberapa pertanyaan terkait motif penggunaan aplikasi Ome Tv pada kalangan remaja dalam menjalin pertemanan dengan orang asing yang berfokus pada pertanyaan yang diberikan dengan konsisten. Pengumpulan data melalui observasi terbuka dilakukan, sehingga saat peneliti mengumpulkan data, mereka melakukannya dengan transparasi, memastikan bahwa individu yang menjadi subjek penelian memiliki pemahaman menyeluruh tentang semua langkah yang dilakukan oleh peneliti, mulai dari tahap awal hingga penyelesaian penelitian [17]. Dalam penelitian ini pengamatan data dilakukan secara tidak langsung melalui media sosial. Metode ini menggunakan pendekatan tidak terstruktur untuk memperoleh pemahaman mendalam terkait informasi yang terkandung dalam motif penggunaan aplikasi Ome Tv pada kalangan remaja.
Sugiyono berpendapat bahwa pengumpulan data berupa dokumentasi dapat diartikan sebagai rekaman sebuah peristiwa yang sudah terjadi, dapat berupa teks, gambar atau karya seni yang signifikan. Dalam penelitian kualitatif ini, penggunaan ersam observasi dan wawancara secara ersama-sama dengan analisis dokumen untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif [17]. Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh secara daring berupa hal yang akan ditanyakan melalui video call oleh peneliti dan informan.
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi daring. Wawancara daring dilaksanakan dengan berbicara kepada informan melalui video call di Instagram dan Zoom, di mana peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan dan mencatat jawabannya.
Motif | Deskripsi | Contoh dari Data | Analisis atau Interpretasi |
---|---|---|---|
Motif reduksi | Orang dengan motif reduksi akan mencari ketenangan dan mengurangi perasaan tidak nyaman. | Ungkapan Camelia seperti “saya memakai Ome Tv di penghujung hari setelah melakukan aktivitas di hari itu” | Bahwa lima informan menggunakan Ome Tv untuk mencari teman ngobrol, mengisi waktu luang dan mencari hiburan setelah kegiatan sehari-hari yang melelahkan. |
Motif Ekspresif | Mencari Kepuasan | Ungkapan informan Echa mendapatkan rayuan gombal “kamu cantik pakai kaca mata, and your make up so pretty” | Bahwa lima informan tersebut terbilang orang introvert, jadi menggunakan aplikasi ini untuk mengasah bagaimana komunikasi dengan orang asing secara acak dan blak-blakan. Informan lebih mengekspresikan perasaan dan mendapatkan kesenangan dari interaksi yang di dapat di Ome Tv. |
Ego defensif | Menghindari perasaan tidak nyaman | Informan mengatakan bahwa mereka selektif dalam memilih lawan bicara dan Informan akan menskip langsung tanpa basa-basi. | Bahwa lima Informan sangat selektif dalam memilih orang di Ome Tv karena banyak pengguna lain yang menunjukkan perilaku tidak pantas. |
Peneguhan | Berperilaku yang mengarah pada hal-hal membawanya kepada penghargan dari diri sendiri dan dari orang lain | Seperti ungkapan Erick “Terkadang kita mengobrol soal game, ungkapan dari lawan biacara saya saya iyakan biar terlihat percaya, padahal saya tidak sepenuhnya percaya pada apa yang di ceritakan mereka” | Informan kelima memberikan respon yang menyenangan kepada pengguna lain agar merasa nyaman |
Penonjolan | Mengembangkan kemampuan dan kompetensinya agar mendapat penghargaan dirinya dari orang lain. | Ungkapan seperti “wow kamu bisa logat melayu juga ya, kamu belajar dimana?” | Informan merasa dirinya menarik untuk diajak bicara dan peengguna merasa bangga ketika mendapatkan pujian dari pengguna lain. |
Motif Afiliasi | Kebutuhan atas kasih sayang serta penerimaan dari orang lain. Pada penelitian ini mengacu kepada fungsi awal aplikasi Ome Tv | Informan kelima mengaku bahwa dirinya seorang introvert melalui Ome Tv Ome Tv mereka bisa mengasah skill berbicara ketika bertemu dengan orang secara langsung dengan baik | Informan kelima setuju menjadikan Ome Tv sebagai media untuk mencari teman asing, menikmati interaksi-interaksi sosial yang positif. Sedangkan Informan ketiga mengatakan bahwa Ome Tv tidak efektif dalam mencari pasangan karena faktor jarak negara dan sulit untuk membangun kepercayan satu sama lain |
Identifikasi | Berkeinginan untuk memuaskan egonya dan merasa aman dalam menjalin hubungan sosial baru | Satu dari kelima informan menggunakan identitas asli ketika berbicara seperti memberikan informasi data dan merasa bangga atas dirinya. | Satu dari lima informan merasa cukup puas dan merasa aman, sedangkan keempat dari lima informan tersebut menggunakan Ome Tv karena trend di platfrom youtube dan mengenal Ome Tv karena ajakan orang terdekat. |
Peniruan | Mengamati dan meniru perilaku orang-orang sekitar. | Menemukan pengguna menggunakan Ome Tv. | Bahwa kelima informan meniru dari trend di kalangan remaja, mereka terinspirasi dari pengguna influencer yang membuat konten di Ome Tv. |
Hal ini dikaitkan dengan mengacu pada teori yang diterapkan oleh peneliti yaitu Teori Motif Afektif yang dilaksanakan dengan melakukan observasi dan juga wawancara dengan informan. Peneliti menemukan bahwa awal penggunaan Ome Tv dianggap sebagai sebuah motif berdasarkan syarat motif pengguna sebagai patokannya. Ome Tv dan Omegle merupakan salah satu aplikasi dalam kategori media sosial yang dimanfaatkan pada telepon pintar dengan basis komunikasi secara online melalui video call dengan cakupan pengguna seluruh negara di dunia. Salah satu alasan banyaknya pengguna adalah tidak perlu adanya pendaftaran akun dan tidak perlu mengungkapkan identitas diri untuk dapat menggunakannya[7].
Motif pertama yang ditemukan dalam penelitian ini adalah motif reduksi, yang menjadi acuan utama karena menunjukkan alasan informan mulai menggunakan Ome Tv. Motif reduksi merupakan dorongan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan emosional dan fisiologis, ketegangan ini bisa muncul dari berbagai sumber seperti pekerjaan, hubungan sosial, atau tekanan akademis. Orang dengan motif reduksi akan mencari cara-cara untuk menenangkan diri dan mengurangi perasaan tidak nyaman. Dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada lima informan dalam penelitian ini, dalam ungkapan Camelia seperti “saya memakai Ome Tv di penghujung hari setelah melakukan aktivitas di hari itu” peneliti menyimpulkan bahwa pengguna menggunakan Ome Tv untuk mencari teman ngobrol, mengisi waktu luang dan mencari hiburan setelah kegiatan sehari-hari yang melelahkan bagi pengguna aplikasi ini aplikasi ini bisa terbilang mengurangi rasa kebosanan dengan mencari pujian dan mencari pusat perhatian.
Kedua motif Ekspresif berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada informan pada penelitian ini, kelima informan merasa senang ketika ngobrol dengan orang yang sefrekuensi di Ome Tv, sering kali mendapatkan rayuan gombal yang bisa membuat perasaan bercampur antara canggung dan lucu. Seperti ungkapan informan kedua mendapatkan rayuan gombal “kamu cantik pakai kaca mata, and your make up so pretty” Dan mereka dari kelima informan tersebut terbilang orang yang introvert, jadi menggunakan aplikasi ini untuk mengasah bagaimana komunikasi dengan orang asing secara acak dan blak-blakan.
Ketiga, peneliti menemukan adanya hal Ego defensif pada informan karena mereka lebih condong ke arah selektif dalam memilih lawan bicara hingga kenyamanan, meraka berlima sepakat untuk selektif dalam memilih teman dalam Ome Tv agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi karena banyak orang yang tidak sopan dan cabul, juga kelima informan jika lawan bicara mereka tidak sesuai ekspektasi mereka akan menskip langsung tanpa basa-basi.
Keempat Peneguhan, dalam hal selanjutnya dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada lima informan pada penelitian ini, lima dari lima informan tidak digunakan untuk mencari informasi tertentu karena tidak dapat dipercaya dan terkadang informasi lawan bicara pada Ome Tv tidak sesuai berfikir yang dilontarkan cuma candaan semata. Seperti ungkapan Erick “Terkadang kita mengobrol soal game, ungkapan dari lawan biacara saya saya iyakan biar terlihat percaya, padahal saya tidak sepenuhnya percaya pada apa yang di ceritakan mereka”
Kelima Penonjolan, peneliti menemukan adanya hal yang memotivasi pengguna Ome Tv seperti informan senang akan pujian dari orang lain, adanya rasa bangga ketika bisa berbahasa asing kemudian pengguna menerima pujian seperti “wow kamu bisa logat melayu juga ya, kamu belajar dimana?” dari ungkapan keempat dari lima informan, padahal faktanya memang Gibran berasal dari wilayah Jambi yang memang dalam sehari-hari menggunakan Bahasa melayu Jambi, hal ini membuat informan merasa dirinya menarik untuk diajak bicara dan merasa senang ketika mendapat pengakuan dari orang lain.
Keenam motif Afiliasi, motif ini mengacu kepada fungsi awal aplikasi Ome Tv itu sendiri yang mana diciptakan untuk mencari teman baru dan interaksi virtual yang positif, dari kelima informan ini setuju bahwa Ome Tv efektif untuk mencari teman baru, menambah koneksi karena kelima informan mengaku bahwa dirinya seorang introvert pengertian tentang introvert sendiri merasa lebih nyaman berbicara secara pribadi dengan orang-orang terdekat dibandingkan dengan berbicara di depan sekelompok orang [22]. Dan dengan cara mendownload Ome Tv mereka bisa mengasah skill berbicara ketika bertemu dengan orang secara langsung, dan kelima dari informan memutuskan untuk mutual Instagram ketika bertemu dengan orang yang menurut mereka match di Ome Tv tersebut. Ketiga dari lima informan mengatakan bahwa Ome Tv tidak efektif dalam mencari pasangan karena faktor jarak negara dan sulit untuk membangun kepercayan satu sama lain dan lebih memilih mencari secara langsung.
Ketujuh Identifikasi, dalam hal ini satu dari kelima informan merasa cukup puas dan merasa aman dalam menjalin hubungan sosial baru dengan orang asing di Ome Tv, dengan menggunakan identitas asli ketika berbicara seperti memberikan informasi data dan merasa bangga atas dirinya. Dan keempat dari lima informan tersebut menggunakan Ome Tv karena trend di platfrom youtube dan mengenal Ometv karena ajakan orang terdekat.
Ke delapan Peniruan dalam hal ini peneliti menemukan pengguna menggunakan Ome Tv karena banyak teman-teman mereka juga menggunakan, dengan adanya ini mereka merasa bangga salah satunya mereka bisa termotivasi untuk belajar bahasa asing secara otodidak, selain itu kelima informan juga meniru gaya berbicara atau cara berinteraksi yang popular seperti halnya menonton konten Youtube.
Ome Tv merupakan sebuah trobosan baru secara global dalam dunia komunikasi yang dapat dilakukan dengan cara mengirimkan pesan langsung dan video call dengan pengguna Ome Tv lainnya. Tidak hanya Ome Tv, namun masih beragam bentuk aplikasi komunikasi lainnya seperti WhatApps, Facebook, Line, Instagram, Skype, Zoom, Discord dll. Yang mana media sosial tersebut dipergunakan sebagai tempat aktualisasi diri dengan banyaknya pengguna sekitar di dunia maya. Seluruh aplikasi media sosial berbasis komunikasi secara online tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, namun Ome Tv merupakan salah satu aplikasi sosial media yang fiturnya lebih lengkap dibandingkan lainnya. Tidak hanya dilengkapi dengan fitur video call, juga menyediakan fitur untuk memilih negara tempat lawan bicara kita berasal melalui sistem acak. Sistem yang digunakan pada Ome Tv adalah berdasarkan IP Adress yang akan dicocokkan secara online dengan lawan biacara. IP Adress pengguna akan bertemu dengan IP Adress pengguna lain yang memang cocok atau match sehingga terjadilah pertemuan di dalam room Ome Tv. Ketika ada IP address lain yang cocok denganmu, kedua IP address tersebut akan bertemu, sehingga terjadilah pertemuan dalam room Ome Tv. Terkait durasi yang berjalan akan bergantung pada keinginan satu sama lain untuk terus melakukan komunikasi atau salah satu diantaranya memilih untuk mengakhiri komunikasi. Hal ini dipengaruhi apa yang di lihat dan di dengarkan satu sama lain, jika saling memahami komunikasi tersebut dan ingin melanjutkan hingga beberapa waktu maka room Ome Tv akan terus berlangsung. Hal ini terjadi sebaliknya, jika salah satu diantara pengguna merasa tidak saling memahami tentang apa yang dikomunikasikan dan dilakukan atau merasa topik pembicaraan membosankan, aneh, dan lain sebagainya maka salah satu diantara pengguna memiliki hak untuk mengakhiri obrolan atau mengakhiri room Ome Tv tersebut. Sehingga penting bagi kita jika menjadi pengguna Ome Tv untuk terus memastikan percakapan tetap interaktif dan menarik.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 motif afektif yaitu: motif reduksi, motif ekspresif, ego defensive, peneguhan, penonjolan, motif afiliasi, identifikasi, dan peniruan. Dari kedelapan motif yang paling dominan yaitu motif reduksi artinya pada motif ini seseorang mencari strategi dalam mengatasi emosi negatif atau ketidaknyamanan mereka. Motif reduksi pada penelitian ini informan menggunakan Ome Tv sebagai hiburan semata yang mereka tonjolkan dalam berkomunikasi untuk mengisi waktu luang dengan bercerita dengan leluasa ke salah satu pengguna Ome Tv yang mereka tidak kenal sebagai hiburan dengan mengobrol bersama teman baru sehingga dapat mengasah kemampuan bahasa yang berbeda, serta mengurangi kejenuhan dalam kegiatan sehari-hari.