Cultural Studies and Community Development
DOI: 10.21070/ijccd.v16i1.1153

Implementation of the Cupping Health Program of KKN Muhammadiyah University of Sidoarjo as an Effort to Increase Public Health Awareness of Muhammadiyah Barengkrajan Branches


Implementasi Program Kesehatan Bekam KKN Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Masyarakat Ranting Muhammadiyah Barengkrajan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

cupping therapy alternative medicine public health community awareness health intervention

Abstract

Cupping therapy, a traditional alternative medicine practice, has garnered increasing interest as a holistic health approach. Despite its historical significance, there remains a lack of comprehensive awareness and understanding of its benefits within various communities. Previous studies have not adequately addressed the implementation and public perception of cupping therapy in local contexts, particularly among underserved populations. This study aims to evaluate the effectiveness of a cupping health program conducted by the Muhammadiyah Sidoarjo University KKN group in the Barengkrajan community, focusing on enhancing public awareness and accessibility to alternative health services. Through direct therapy sessions led by qualified professionals and educational initiatives, the program achieved high participant satisfaction rates and a notable increase in interest towards alternative therapies. This program uniquely combines practical cupping therapy with educational outreach, providing a model for similar community health interventions. The findings suggest that structured cupping programs can significantly improve community health perceptions and utilization of alternative therapies, warranting further exploration and development to integrate such practices into broader public health strategies. Highlights:
  • High participant satisfaction demonstrated the effectiveness of direct therapy sessions.
  • Educational initiatives significantly increased community interest in alternative therapies.
  • The program serves as a model for integrating traditional practices into modern health strategies.

Keywords: cupping therapy, alternative medicine, public health, community awareness, health intervention

Pendahuluan

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari serta memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat. Salah satu program yang dilaksanakan adalah terapi kesehatan bekam, sebuah metode pengobatan alternatif yang telah dikenal dan digunakan di berbagai belahan dunia[1].

Masyarakat Barengkrajan dipilih sebagai lokasi kegiatan KKN, mengingat adanya kebutuhan akan layanan kesehatan alternatif. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak orang mencari terapi alternatif untuk kesehatan mereka. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan akses terhadap terapi bekam, serta memperkenalkan masyarakat pada manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari terapi ini[2].

Sejarah dan Perkembangan Bekam, Bekam adalah salah satu teknik pengobatan tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu, dan telah dikenal oleh berbagai budaya di seluruh dunia. Sejarah mencatat bahwa praktik bekam sudah ada di Mesir kuno, di mana ada bukti penggunaan alat bekam yang ditemukan dalam bentuk lukisan dan artefak di makam-makam. Di Cina, bekam adalah bagian integral dari pengobatan tradisional (Traditional Chinese Medicine - TCM) yang berfokus pada keseimbangan energi dalam tubuh[3][4].

Dalam tradisi Islam, bekam dipopulerkan melalui ajaran dan praktik Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah pernah berbekam dan menganjurkan umatnya untuk melakukannya sebagai salah satu metode pengobatan[5]. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah bekam.” Hadits lain yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim menyatakan, “Jika ada yang ingin berobat, maka berbekam lah, karena sesungguhnya itu adalah obat yang baik. Bekam memiliki berbagai manfaat yang telah diteliti dan dibuktikan secara ilmiah[6][7]. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

  1. Meningkatkan Sirkulasi Darah: Bekam dipercaya dapat meningkatkan aliran darah ke area yang dirawat, membantu pemulihan otot dan jaringan.
  2. Meredakan Nyeri: Terapi ini telah terbukti efektif dalam mengurangi nyeri otot, punggung, dan leher, serta membantu mengatasi sakit kepala.
  3. Detoksifikasi: Dengan mengeluarkan racun dari dalam tubuh, bekam membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
  4. Meningkatkan Kesehatan Mental: Penelitian menunjukkan bahwa terapi ini dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, serta meningkatkan kualitas tidur.
  5. Membantu Menyembuhkan Cedera: Bekam sering digunakan dalam pengobatan cedera olahraga, mempercepat proses penyembuhan.
  6. Memperbaiki Kondisi Kulit: Bekam dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat, eksim, dan psoriasis.
  7. Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh: Terapi ini dapat memperkuat sistem imun, membantu tubuh melawan berbagai penyakit.

Secara keseluruhan, bekam tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik tetapi juga memberikan efek positif bagi kesehatan mental dan emosional[8][9][10].

Metode

Metode pelaksanaan terapi bekam dilakukan selama 1 hari di masjid Perumdam Barengkrajan, di mana 13 peserta, terdiri dari 10 laki-laki dan 3 perempuan yang merupakan warga masyarakat Barengkrajan berkesempatan mengikuti terapi ini. Setiap sesi terapi berlangsung antara 30 hingga 45 menit, di mana peserta tidak hanya menjalani proses bekam, tetapi juga mendapatkan penjelasan komprehensif mengenai teknik yang digunakan, manfaat yang dapat diperoleh, dan prosedur pelaksanaan terapi itu sendiri. Kehadiran terapis berpengalaman dalam setiap sesi sangat penting untuk memastikan bahwa semua prosedur dilaksanakan dengan aman dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan bimbingan yang tepat, peserta merasa lebih nyaman dan percaya diri saat menjalani terapi, sehingga pengalaman mereka menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat[11].

Setelah setiap sesi terapi, diadakan sesi edukasi kesehatan yang bertujuan memberikan informasi lebih mendalam mengenai kesehatan secara umum, serta manfaat spesifik dari terapi bekam. Dalam sesi ini, berbagai materi disampaikan, termasuk manfaat kesehatan yang dapat dirasakan oleh individu yang menjalani terapi. Edukasi ini tidak hanya menjelaskan tentang proses bekam itu sendiri, tetapi juga bagaimana terapi ini dapat menjadi bagian dari menjaga kesehatan. Peserta diberikan kesempatan untuk memahami bagaimana mereka bisa menerapkan prinsip-prinsip kesehatan alami dalam kehidupan sehari-hari[12].

Hasil dan Pembahasan

Hasil survei yang dilakukan setelah sesi terapi bekam menunjukkan tingkat kepuasan peserta yang sangat tinggi. Sekitar 90% dari mereka melaporkan bahwa mereka merasa puas dengan pengalaman yang mereka jalani. Banyak peserta mencatat adanya peningkatan yang signifikan dalam kondisi fisik dan mental mereka setelah menerima terapi. Beberapa dari mereka menyatakan bahwa rasa sakit yang mereka alami sebelumnya telah berkurang secara drastis, dan mereka merasakan relaksasi yang mendalam. Selain itu, sesi edukasi yang diadakan setelah terapi juga berkontribusi besar terhadap peningkatan minat masyarakat terhadap bekam. Peserta terlihat antusias dan banyak yang menyatakan keinginan untuk melanjutkan terapi secara rutin[13].

Mereka juga aktif meminta informasi lebih lanjut mengenai teknik ini, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya ingin merasakan manfaatnya, tetapi juga memahami cara kerja dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Umpan balik positif dari peserta sangat menggembirakan, dengan banyak yang melaporkan merasa lebih rileks dan energik setelah sesi. Hal ini menunjukkan bahwa terapi bekam tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi keluhan fisik, tetapi juga berdampak positif pada kesejahteraan mental mereka. Keseluruhan pengalaman ini menciptakan motivasi yang kuat di kalangan peserta untuk lebih mengenal dan mengintegrasikan terapi ini dalam rutinitas kesehatan mereka ke depannya[14].

Pelaksanaan program kesehatan bekam ini menunjukkan dampak positif yang signifikan. Tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang alternatif kesehatan, tetapi juga memberikan mereka pengalaman langsung yang dapat mereka terapkan di rumah. Dalam konteks kesehatan masyarakat, penerapan terapi alternatif seperti bekam bisa menjadi solusi bagi individu yang mencari cara untuk meningkatkan kesehatan mereka di tengah meningkatnya minat terhadap pengobatan tradisional[15].

Program ini juga menunjukkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari. Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar mengenai pentingnya kolaborasi dan komunikasi dengan masyarakat, serta keterampilan dalam melakukan pendekatan kesehatan yang berbasis komunitas.

Sunnah Rasulullah dan Bekam Salah satu aspek terpenting dari terapi bekam adalah bahwa praktik ini merupakan sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda: “Jika ada yang ingin berobat, maka berbekam lah, karena sesungguhnya itu adalah obat yang baik.” Dengan menjalankan praktik bekam, umat Islam tidak hanya mendapatkan manfaat kesehatan, tetapi juga mengikuti jejak Rasulullah yang menjadikan bekam sebagai salah satu metode pengobatan yang direkomendasikan.

Mengacu pada sunnah ini, penting untuk menekankan bahwa praktik bekam tidak hanya berfungsi sebagai terapi fisik, tetapi juga mengandung nilai spiritual yang dapat meningkatkan ketenangan jiwa dan kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Dalam konteks ini, bekam bukan sekadar pengobatan, tetapi juga sebuah bentuk ibadah yang membawa berkah bagi pelakunya.

Kesimpulan

Program kesehatan bekam yang dilaksanakan oleh kelompok KKN Universitas Muhammadiyah Sidoarjo di masyarakat Barengkrajan telah menunjukkan hasil yang sangat positif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang alternatif kesehatan. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya mendapatkan manfaat kesehatan langsung dari terapi bekam, tetapi juga terlibat dalam proses edukasi yang mendalam mengenai pentingnya menjaga kesehatan secara alami. Kegiatan ini berhasil menciptakan suasana interaktif, di mana masyarakat dapat bertanya dan berdiskusi mengenai kesehatan, sehingga pemahaman mereka terhadap terapi bekam dan manfaatnya menjadi lebih komprehensif.

Selain aspek kesehatan, program ini juga memperkuat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini telah membuka jalur komunikasi yang lebih baik, menciptakan ikatan sosial yang erat, dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan yang bermanfaat. Dalam suasana saling mendukung ini, masyarakat merasa lebih diperhatikan dan mendapatkan akses informasi yang relevan tentang kesehatan, yang pada gilirannya dapat memotivasi mereka untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga.

Menyusul keberhasilan program ini, kami merekomendasikan penelitian lebih mendalam mengenai efektivitas terapi bekam dalam jangka panjang. Penelitian semacam ini akan sangat berguna untuk memahami bagaimana terapi ini dapat berkontribusi secara berkelanjutan terhadap kesehatan masyarakat. Selain itu, sangat penting untuk mempertimbangkan perluasan jangkauan program ini ke masyarakat yang lebih luas, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak individu. Dengan demikian, diharapkan program ini dapat menjadi model bagi kegiatan serupa di lokasi lain, serta memberikan inspirasi bagi inisiatif kesehatan alternatif lainnya yang dapat diimplementasikan di berbagai komunitas. Kami berharap bahwa kegiatan semacam ini akan terus berkembang, menjangkau lebih banyak orang, dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan masyarakat.

Ucapan Terima Kasih

Dengan penuh rasa syukur, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Barengkrajan yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan terapi bekam ini. Dukungan dan keterlibatan Anda semua sangat berarti bagi keberhasilan acara ini, dan kami menghargai antusiasme yang ditunjukkan oleh setiap individu.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan dukungan yang sangat berharga sepanjang proses ini. Tanpa bimbingan Anda, kami tidak akan dapat menjalankan kegiatan ini dengan baik. Selain itu, kami berterima kasih kepada pihak terapis bekam yang telah memberikan keahlian dan perhatian penuh selama sesi terapi, memastikan semua peserta merasa nyaman dan mendapatkan manfaat maksimal. Kehadiran dan komitmen Anda semua menjadikan pengalaman ini tidak hanya berharga, tetapi juga berkesan bagi kami. Kami berharap kerja sama ini dapat terus terjalin di masa depan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Semoga kegiatan semacam ini dapat diadakan kembali dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi semua.

Figure 1.Lampiran

References

  1. .[1] L.-M. Chi, L.-M. Lin, C.-L. Chen, S.-F. Wang, H.-L. Lai, and T.-C. Peng, "The Effectiveness of Cupping Therapy on Relieving Chronic Neck and Shoulder Pain: A Randomized Controlled Trial," Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2016.
  2. I. Z. Chirali, "Complementary and Alternative Medicine (CAM) Therapies that Can Safely Introduce Cupping to their Treatment Protocol," Traditional Chinese Medicine Cupping Therapy, 2014.
  3. A. M. N. Al Bedah, M. K. M. Khalil, P. Posadzki, I. Sohaibani, T. S. Aboushanab, M. AlQaed, and G. I. M. Ali, "Evaluation of Wet Cupping Therapy: Systematic Review of Randomized Clinical Trials," The Journal of Alternative and Complementary Medicine, 2016.
  4. H. Cramer, P. Klose, M. Teut, G. Rotter, M. Ortiz, D. Anheyer, K. Linde, and B. Brinkhaus, "Cupping for Patients With Chronic Pain: A Systematic Review and Meta-Analysis," The Journal of Pain, 2020.
  5. Z. Zhang, M. Pasapula, Z. Wang, K. Edwards, and A. Norrish, "The effectiveness of cupping therapy on low back pain: A systematic review and meta-analysis of randomized control trials," Complementary Therapies in Medicine, 2024.
  6. C. Bihn, "Know the Science from the National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH)."
  7. R. Sirnopati, "Hadits Teologi (Kajian Tentang Dosa Besar dalam Kitab Shahih Al-Bukhari Bab Al-Adab No. 5520)," TAFAQQUH, 2016.
  8. M. A. Muzakki and S. Mafrikhah, "METODOLOGI SYARAH HADIS NABI SAW," AL ISNAD: Journal of Indonesian Hadith Studies, 2022.
  9. J. Weeks, "The New USA NIH Strategic Plan for Complementary and Integrative Health: Interview with Josephine Briggs, MD: Director, National Center for Complementary and Integrative Health (Part 1)," Journal of Consumer Health on the Internet, 2024.
  10. J. Weeks, "The New USA NIH Strategic Plan for Complementary and Integrative Health: Interview with Josephine Briggs, MD," The Journal of Alternative and Complementary Medicine, 2016.
  11. Al-Bukhari, "Shahih Al-Bukhari", Hadith tentang bekam.
  12. Al-Jawziyya, Ibn Qayyim, "Tibb al-Nabawi" (Pengobatan Nabi).
  13. National Center for Complementary and Integrative Health, “Cupping Therapy,” https://www.nccih.nih.gov/.
  14. Tough, E., "The Effectiveness of Cupping Therapy: A Review of the Literature," Journal of Alternative and Complementary Medicine, 2016.
  15. Zhan, X., "A Meta-analysis of Cupping Therapy for Pain Management: A Systematic Review," Pain Medicine, 2020.