Village Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v16i1.1145

Application of SAK ETAP in the Financial Statements of Savings and Loans Cooperative


Penerapan SAK ETAP pada Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Financial Reporting Cooperatives SAK ETAP Non-Public Entities Compliance

Abstract

The general background the financial statements of cooperatives are essential for transparent and accountable operations, particularly in non-public entities like Savings and Loans Cooperatives. Specific background the Savings and Loans Cooperative (KSP) "BAHAGIA" has been operating since 1980, but the application of SAK ETAP (Financial Accounting Standards for Entities Without Public Accountability) in its financial reporting remains incomplete, particularly in its notes to financial statements and cash flow presentation. Knowledge gap while SAK ETAP provides a standardized framework, many cooperatives, including KSP "BAHAGIA," struggle to fully implement it due to a lack of understanding and technical capacity. This study aims to analyze the extent to which SAK ETAP is applied in KSP "BAHAGIA"'s financial reports, identify gaps in compliance, and offer recommendations for improvement. Results the findings reveal that while KSP "BAHAGIA" adheres to some SAK ETAP requirements, such as balance sheets and income statements, significant discrepancies exist in the notes to financial statements and the exclusion of investment property in cash flow reports. Novelty this research highlights a critical gap in financial reporting for non-public cooperatives, emphasizing the need for targeted education and training for cooperative management in SAK ETAP compliance. Implications the study's recommendations can help KSP "BAHAGIA" and similar cooperatives improve financial transparency, ultimately enhancing member trust and cooperative governance.   Highlights: 
  • Incomplete SAK ETAP implementation affects financial transparency in cooperatives.
  • Key discrepancies found in notes to financial statements and cash flow reporting.
  • Improved SAK ETAP education for cooperative management is crucial for compliance.

Keywords: Financial Reporting, Cooperatives, SAK ETAP, Non-Public Entities, Compliance

Pendahuluan

Koperasi ikut andil dibidang perekonomian Indonesia [1]. Bagi perekonomian Indonesia, Koperasi merupakan salah satu wadah ketahanan ekonomi yang popular berdasarkan atas asas kekeluargaan dan sebagai salah satu penopang perekonomian negara dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera [2]. Organiasi berlandaskan asas kekeluargaan ini tak hanya berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat untuk berkolaborasi dalam kegiatan ekonomi, tetapi juga bertindak sebagai fasilitator dan pendamping usaha mereka. Dukungan diberikan dalam berbagai bentuk, seperti bantuan modal, manajemen, pemasaran, simpan pinjam dan lainnya. Sinergi antara organisasi dan masyarakat ini bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomi nasional, memperkuat ekonomi rakyat, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia [3]. Koperasi dan masyarakat bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat ekonomi rakyat [4].

Upaya memajukan badan usaha koperasi simpan pinjam bertujuan untuk memperkuat dan memperluas keahlian koperasi dalam mengembangkan jenis usahanya, serta meningkatkan perluasan kapasitas SDM secara berkelanjutan. Oleh karena itu, perkembangan koperasi selalu dioptimalkan agar usahanya mampu bertahan dan berkembang. Kemajuan dalam berhasil mengelola keahlian koperasi dapat diraih melalui kondisi keuangan dengan menganalisis data keuangan tahun sekarang ke tahun berikutnya [5]. Koperasi adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha dan jasa yang berguna dan penting bagi masyarakat dan anggota koperasi [6]. Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2012, persekutuan merupakan badan hukum yang didirikan oleh individu atau badan hukum, dengan modal yang berasal dari kekayaan para anggotanya. Usaha yang dijalankan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan anggotanya dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya, dengan menjunjung tinggi prinsip dan nilai yang telah ditetapkan [7]. Koperasi berlandaskan pada prinsip sukarela dan terbuka, yang berarti keanggotaannya tidak dipaksakan dan terbuka bagi semua orang. Tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat, dengan cara menyediakan berbagai layanan dan produk yang dibutuhkan. Koperasi juga berperan dalam membangun tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi [8].

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dirasa lebih memberatkan bagi usaha kecil menengah juga kemitraan dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah rendahnya tingkat literasi dan kemampuan dalam menyusun laporan keuangan di kalangan koperasi dan usaha kecil dan perlunya susunan laporan keuangannya sesuai standar akuntansi internasional [9]. Penyusunan laporan keuangan koperasi wajib mengikuti standar yang ditetapkan [10]. Dalam penyusunan laporan keuangan, koperasi sektor rill mengikuti pedoman akuntansi yang tercantum dalam peraturan NOMOR. 12/Per/M.KUKM/IX/2015. KSP sektor rill yang tidak mempunyai akuntabilitas publik diwajibkan untuk mematuhi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik [11]. Penerapan standar akuntansi diharapkan dapat mengantarkan koperasi menuju pengelolaan keuangan yang lebih baik. Hal ini mampu menghasilkan laporan keuangan yang terpercaya, meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan penyeragaman bahasa dalam laporan keuangan. Pada akhirnya, upaya ini diharapkan dapat mendorong kemajuan dan perkembangan koperasi secara keseluruhan [12].

Standar akuntansi khusus dirancang untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Dikenal sebagai SAK ETAP, standar ini diberlalukan oleh IAI pada tanggal 17 Juli 2009. Penerapannya ditujukan bagi Entitas yang tidak wajib mempublikasikan laporan keuangannya dan tidak menyusun laporan keuangan untuk pihak luar, dikategorikan sebagai entitas tanpa akuntabilitas publik. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan entitas ini termasuk pemilik yang tidak terlibat langsung dalam operasional, kreditur, dan lembaga pemerintah terkait kredit [13]. Entitas mempunyai tanggung jawab publik yang signifikan jika telah melaporkan informasi mengenai penjualan tersebut, di hadapan regulator pasar atau entitas lain untuk tujuan mengevaluasi efektivitas penjualan aset yang dipegang dan dikelola oleh pihak terpercaya (fidusia) untuk kepentingan mayoritas masyarakat, seperti aset bank, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi [14].

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau disingkat menjadi SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dan ditujukan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas public yang signifikan. Akutabilitas publik signifikan biasanyaterkait dengan entitas yang memiliki tanggungjawab untuk memberikan laporan keuangan secara transparan kepada public, seperti perusahaan publik atau entitas non-profit besar. Dengan adanya regulasi dari otoritas terkait yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP, entitas dengan akuntabilitas publik yang signifikan dapat memanfaatkannnya. Pentingnya untuk dicatat babhwa keputusan penggunaan SAK ETAP oleh entitas yang seharusnya menggunakan PSAK perlu mempertimbangkan keseimbangan antara kesederhanaan dan kebutuhan informasi yang memadai untuk pengambilan keputusan oleh stakeolders. Penggunaan standar tertentu harus tetap memenuhi persyaratan transparansi dan akuntabilitas yang sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku [15].

Koperasi ini bergerak dalam bidang simpan pinjam dan toko. Peneliti memilih koperasi ini sebagai objek penelitian karena telah beroperasi lebih dari 40 tahun dan mayoritas anggotanya adalah guru dari berbagai sekolah di daerah Sidoarjo [16]. Koperasi bahagia menunjukkan bahwa entitas ini tidak memiliki akuntabilitas publik, sehingga Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) harus digunakan dalam pembuatan laporan keuangannya. Dalam penyusunan laporan keuangan menjadi komponen fundamental dari laporan pertanggungjawaban tahunan koperasi disampaikan pada Rapat Anggota Taunan (RAT) [17].

Definisi laporan keuangan menurut [18] adalah laporan keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Informasi keuangan mencerminkan keadaan finansial, kinerja, dan pergeseran posisi keuangan sebuah perusahaan di masa lampau serta prospeknya di masa depan. Informasi ini disajikan bagi para pengguna untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan ekonomi. Salah satu aspek penting dalam menilai performa perusahaan adalah kondisi keuangannya [19].

Fenomena berdasarkan Laporan Pengurus Koperasi Tahun 2020-2022 sebagai berikut :

Tahun Bidang Organisasi Management dan Permodalan (%)
Jumlah Anggota Jumlah Asset Sisa Hasil Usaha
2020 265 7.557.247.586 370.691.433 7,89%
2021 235 7.249.683.004 370.541.051 7,86%
2022 222 7.028.464.671 347.227.517 7,28%
Table 1. Bidang Organisasi Management dan Permodalan

Tabel 1 Menjelaskan jika besarnya jumlah permodalan terlihat lebih tinggi dan sisa hasil usaha yang diperkirakan rendah sehingga jumlah anggota dapat mempengaruhi peningkatan permodalan. Hal ini tampaknya sengaja dilakukan untuk menaikkan target permodalan terlihat baik. Kemungkinan terjadinya kesenjangan sisa hasil usaha bila didukung dari jumlah anggota.

Informasi laporan keuangan koperasi disajikan untuk memberikan gambaran tentang kondisi keuangan, kinerja, dan informasi bermanfaat lainnya bagi pengelola, anggota, dan pihak berkepentingan lainnya dalam pengambilan keputusan. Koperawsi menjalankan aktivitasnya melalui dua jenis transaksi utama (setoran dan transaksi pelayanan). Setoran meliputi simpanan pokok, wajib, dan lainnya (sukarela, tabungan, berjangka panjang) yang tidak memberikan hak kepemilikan. Transaksi pelayanan mencakup berbagai kegiatan seperti penyaluran barang/jasa, penyediaan input produksi, penyaluran hasil produksi, dan layanan simpanan pinjam untuk anggota [20].

KSP dan badan usaha lainnya masih mengalami kendala dalam menerapkan pengelolaan keuangan yang baik. Oleh karena itu, koperasi perlu bertransformasi menjadi organisasi yang dikelola secara profesional dengan mengedepankan prinsip keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan, baik dari anggota koperasi maupun masyarakat luas. Salah satu bentuk nyata dari transparansi adalah dengan menyusun atau penerbitan laporan keuangan koperasi. laporan berfungsi untuk memberikan informasi mengenai perkembangan atau kemunduran koperasi. Di dalamnya tercatat semua transaksi yang terjadi selama satu periode, sehingga pengguna dapat mengetahui manfaat yang diperoleh sebagai anggota (melalui SHU), sumber daya ekonomi yang dimiliki, serta kewajiban dan kekayaan bersih koperasi [21].

Berdasarkan latar belakang maka penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu ini persamaan dari judul penelitian terdahulu Penerapan (SAK ETAP) sehingga kami tertarik penggunaan judul tersebut menjadi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “BAHAGIA” Candi Sidoarjo [22]. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam “BAHAGIA” Candi Sidoarjo dan serta penelitian yang dilakukan secara kondisi riil dengan Laporan Keuangan KSP Bahagia Candi Sidoarjo.

Metode

Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Alasan penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena data penelitian ini bersifat deskriptif, sehingga metode kualitatif dipilih untuk mengkajinya secara mendalam dan komprehensif. Metode ini memungkinkan peneliti untuk memahami fenomena yang diteliti dari berbagai sudut pandang dan menghasilkan temuan yang kaya dan kontekstual.. Dalam hal ini, penelitian ini dapat melakukan pendekatan secara intes dengan narasumber agar memperoleh data yang faktual. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi yang telah dilakukan menggunakan pertanyaan terhadap informan kunci. Dalam penelitian ini analisis data ang digunakan adalah analisis data kualitatif dijalankan secara berulang dan berkesinambungan untuk menghasilkan makna yang mendalam.

Peneliti menerapkan teknik triangulasi data untuk mengecek keabsahannya Sedangkan triangulasi data adalah teknik yang digunakan untuk mengklarifikasi keabsahan data. dengan menggunakan sesuatu yang lain untuk memvalidasi sejumlah wawancara dengan objek penelitian. Alasan penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data karena peneliti ingin tingkatan validitas data yang diperoleh untuk dikaji didalam penelitian ini. Dengan itu peneliti ingin memotret fenomena dalam penelitian ini dari sudut pandang yang berbeda yang akan memungkinkan didapatnya tingkat kebenaran yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti harus memperhatikan dan memilih metode pengumpulan data yang tepat untuk mendapatkan data yang akurat. selanjutnya peneliti akan melakukan observasi dan wawancara sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian ini.

Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian berkelanjutan dimana langkah dalam bentuk pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data dilaksanakan secara bersamaan selagi proses penelitian berlangsung. Dengan kondisi artinya peneliti dapat mengolah dan menganalisis data dalam waku yang bersamaan. Observasi dilakukan dengan mengamati pola perilaku, objek, dan kejadian secara sistematis. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait fenomena yang diteliti [23]. Metode observasi yang digunakan adalah partisipasi pasif, di mana peneliti hanya mencatat tindakan para informan tanpa mengambil bagian didalamnya. Selain itu, observasi sistematis adalah metode observasi yang digunakan dengan maksud agar peneliti dapat melakukan observasi secara terstruktur tanpa menyimpang dari arah dan tujuan penelitian. Pengamatan dilakukan melalui pengamatan.

Wawancara adalah sesi tanya jawab dengan seseorang yang berkewajiban untuk memberikan informasi atau pendapat tentang suatu hal. data kualitatif dilakukan dengan metode wawancara personal dengan pengurus koperasi. Responden pengurus koperasi dikunjungi langsung di kediamannya untuk diwawancarai secara tatap muka. Pewawancara mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban responden [23].

Analisis data adalah peneliti ini melakukan survey lapangan yang dilakukan guna mengajukan permohonan izin untuk melakukan penelitian serta mengambil data awal tentang gambaran umum mengenai Koperasi bahagia. Teknik analisis data terbagi menjadi tiga bagian.yaknik Pengumpulan data, melakukan survey, kemudian melakukan pengamatan kepada pihak pengurus koperasi lalu melakukan wawancara dengan pihak bersangkutan lalu mengumpulkan dokumen seperti profil koperasi, RAT, dan bukti catat lainnya. Kedua, melakukan pengamatan dan mengidentifikasi terhadap objek penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi khususnya mengenai laporan keuangan di Koperasi. Dan yang terakhir hasil analisis tersebut serta memberikan saran untuk melakukan evaluasi tentang penelitian yang telah dilakukan kemudian dapat ditarik kesimpulan, yang selanjutnya akan direkomendasikan kepada koperasi.

Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

Gambaran objek Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “BAHAGIA” Candi Sidoarjo atau biasanya disebut KPRI Konsumen Bahagia Sejahtera Candi Sidoarjo mulai berdiri 1980 hingga sampai sekarang menjadi Koperasi milik Pegawai Republik Indonesia. Letak koperasi bahagia ini berada di Jalan Raya Candi No.49 Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Sebagaimana dengan koperasi pegawai pada umumnya, tidak terlepas dari pelaksanaan maupun kegiatan operasional yang berlandasan agama yang harus dijalankan. Sebagai koperasi bahagia ini kegiatan usaha Simpan Pinjam dan Pertokoan. Koperasi Bahagia ini menerapkan simpanan tabungan seperti simpanan wajib, pokok, dan simpanan manasuka.

2. Pembahasan

Menurut yang dikatakan oleh ibu bendahara koperasi bahagia candi pada saat itu masih pandemic covid-19 masih tahap sosialisasi penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan untuk itu perlu dilakukannya sosialisasi pengurus agar bisa menerapkan dengan SAK ETAP sepenuhnya. Penelitian ini adalah sebagai maksud untuk melakukan penyusunan perbaikan atas laporan keuangan yang sesuai berdasarkan kondisi riil SAK ETAP. Ringkasan keuangan menyeluruh bagi entitas non-publik, mengikuti regulasi akuntansi yang berlaku, mencakup lima elemen utama: neraca, perhitungan rugi laba komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan detail terkait item-item penting.

A. Penyajian Wajar

Laporan keuangan harus disusun secara wajar, yang berarti jujur dan transparan dalam menggambarkan efek transaksi, kejadian, dan situasi lain. Hal ini sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan komponen keuangan seperti aset, kewajiban, pendapatan, dan tanggung jawab. Penerapan SAK ETAP secara konsisten, dengan penambahan pengungkapan informasi jika diperlukan, menghasilkan laporan keuangan yang mencerminkan dengan tepat posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas. Pengungkapan tambahan diperlukan apabila kepatuhan terhadap persyaratan tertentu dalam SAK ETAP tidak cukup untuk membantu pengguna memahami pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

B. Kepatuhan Terhadap SAK ETAP

Entitas yang ingin menerapkan SAK ETAP dalam laporan keuangannya perlu mencantumkan pernyataan jelas juga tidak dilindungi. mengenai kepatuhan tersebut di laporan keuangan.

C. Kelangsungan usaha

Manajemen entitas memanfaatkan SAK ETAP dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam melanjutkan usahanya.

D. Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap, termasuk data komparatif setidaknya setahun sekali.

E. Penyajian Secara Konsisten

KSP Bahagia Candi dalam mengelompokan pos-pos pada laporan keuangan harus dilakukan penyajian secara konsisten antar periode untuk memudahkan perbandingan kinerja entitas dari waktu ke waktu, konsisten ini hanya dapat diubah apabila terjadi perubahan signifikan dalam sifat operasi entitas atau penyajian maupun mengelompokkan pos-pos diubah untuk menghasilkan penyajian yang lebih baik sesuai standar.

F. Informasi komperatif

KSP Bahagia Candi tidak melakukan perubahan pada penyajian dan pos-pos dalam laporan keuangannya pada setiap periode. Hal ini terlihat dari konsistensi penyajian neraca dalam bentuk skontro, laporan perhitungan hasil usaha format single step, dan klasifikasi pos-pos yang tidak berubah setiap tahun.

G. Materialitas dan Agregasi

Laporan keuangan harus memuat pos-pos material secara terpisah untuk menyajikan informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Pos-pos yang tidak material dapat digabungkan dengan pos lain yang memiliki sifat atau fungsi serupa untuk menyederhanakan penyajian laporan keuangan.

H. Laporan Keuangan Detail

Laporan keuangan dengan selengkapnya yaitu:

1) Laporan Posisi Keuangan

informasi tentang posisi keuangan yang disajikan dalam koperasi dalam periode tertentu ini dinyatakan berdasarkan SAK ETAP bahwa untuk entitas harus memperhatikan ketentuan dengan SAK ETAP yang relevan. Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangann menurut SAK ETAP ini mencakup; kas, setara kas, asset keuangan, pesediaan, property investasi, aset tetap dan tidak berwujud, utang usaha, dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban-kewajiban.

2) Perhitungan Hasil Usaha

Informasi mengenai kinerja keuangan KSP Bahagia Candi Sidoarjo selama satu periode akuntansi disajikan dalam laporan perhitungan hasil usaha. Laporan ini menujukkan SHU (Sisa Hasil Usaha) sebagai hasil akhir, yang tidak hanya mencerminkan keuntungan finansial, tetapi juga manfaat lain bagi para anggotanya. Metode single step digunakan dalam penyajian laporan perhitungan hasil usaha KSP Bahagia Candi Sidoarjo. Laporan keuangan KSP Bahagia Candi Sidoarjo memiliki beberapa kekurangan dalam penyajian informasinya. Laporan tersebut tidak mengelompokkan pendepatan dan beban berdasarkan jenis usahanya (operasional dan non operasional), Laporan hanya menujukkan pendapatan, beban dan jumlah SHU tanpa menyertakan informasi mengenai pajak dan SHU setelah pajak.

3) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi SAK ETAP memberikan gambaran kinerja usaha suatu entitas dalam periode tertentu supaya entitas dapat mengetahui jumlah pendapatan serta biaya yang dikeluarkan selama satu periode. Dalam penyajian mengenai pemberitahuan dalam laporan laba rugi SAK ETAP disusun dengan penekanan pada berbagai unsur kinerja keuangan yang penting untuk penyajian yang wajar. Pos-pos minimal yang tercantum dalam laporan laba rugi adalah: (a) Perolehan Usaha (b) SHU; (c) Beban usaha; (d) Beban biaya; (e) Pendapatan dan beban non-usaha; (f) Laba Rugi usaha; (g) Beban pajak; (h) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. (i) kewajiban pajak. Berdasarkan data yang diperoleh pada laporan laba rugi KSP “BAHAGIA” Candi Sidoarjo secara keseluruhan sudah sesuai dengan SAK ETAP, hanya saja terdapat persamaan pos biaya yang seharusnya menurut SAK ETAP dinamakan sebagai beban usaha. Entitas dapat menyertakan pos judul dan sub-jumlah lainnya dalam laporan laba rugi. Penyajian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman pengguna terhadap kinerja keuangan entitas.

4) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan pos-pos sebagai berikut; saldo awal kekayaan bersih dan penambahan simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, Sisa Hasil Usaha (SHU), SHU berjalan, pengurangan SHU Tahun lalu, Saldo akhir kekayaan bersih. Berdasarkan data yang diperoleh pada laporan perubahan ekuitas KSP “Bahagia” Candi Sidoarjo secara keseluruhan sudah sesuai dengan SAK ETAP.

5) Laporan Arus Kas

Entitas menyajikan informasi mengenai laporan arus kas yakni menggambarkan pergerakan dana yang masuk dan keluar dari suatu entitas dalam periode tertentu. Aruskan masuk terdiri dari pendapatan dan pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan pembayaran biaya-biaya selama periode tersebut. Penyajian ini bisa diklasifikasikan menurut arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut peraturan, laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Supaya nanti bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan untuk menilai kinerja selama periode laporan maupun untuk mengestimasi arus kas dimasa mendatang. Namun berdasarkan penelitian, diperoleh bahwa KSP Bahagia Candi sudah sesuai SAK ETAP.

6) Catatan atas Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil penelitian KSP Bahagia Candi Sidoarjo tidak menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan dalam suatu periode akuntansi. Hal tersebut dikarenakan kurang memahami yang belum memadai tentang SAK ETAP di pihak koperasi menyebabkan penerapannya yang belum optimal. Hal ini terlihat dari belum diterapkannya beberapa komponen SAK ETAP dan dihilangkannya catatan atas laporan keuangan dihilangkan oleh koperasi hal ini tak diakui memberikan nilai tambah.

I. Laporan Keuangan Lengkap

1) Neraca

Neraca menyajikan gambaran posisi keuangan di suatu entitas, yakni periode pelaporan. Tabel ini terdiri dari asset (sumber daya ekonomi), utang (kewajiban), ekuitas (kekayaan bersih).

Pos Ada/Tidak ada Keterangan
Kas dan setara kas Ada Berupa buku catatan keluar masuk keuangan koperasi.
Piutang usaha dan piutang lainnya Ada Sesuai dengan kegiatan koperasi simpan pinjam.
Persediaan barang Ada Sesuai dengan kebutuhan anggota.
Properti Investasi Tidak Ada SAK ETAP Persediaan barang didefinisikan sebagai aset yang akan dijual dalam kegiatan usaha normal. Aset yang sedang dalam proses produksi untuk dijual atau digunakan dalam pemberian jasa. Mengingat KSP Bahagia Candi bergerak di bidang Simpan Pinjam, maka berdasarkan SAK ETAP, tidak ada pelaporan persediaan barang karena tidak relevan dengan aktivitas bisnisnya.
Aset Tetap Ada Sesuai dengan keadaan tanah dan bangunan.
Aset Tidak Berwujud Tidak Ada Aset yang tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa.
Hutang usaha dan hutang lainnya Tidak Ada dibidang usaha lainnya tidak ada.
Aset dan kewajiban pajak Ada Aset tidak lancar berupa tanah dan bangunan wajib pajak setiap tahun.
Ekuitas Ada Anggota koperasi, Keuangan, barang pertokoan.
Table 2. Pos-pos Neraca Terhadap Standar Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Pos Ada/Tidak Ada Keterangan
Pendapatan Ada mendapatkan SHU setiap tahun dalam rapat anggota/RAT.
Beban keuangan Ada Pembatasan simpan pinjam anggota.
Bagian laba/rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas Tidak ada Pada KSP Bahagia Candi Sidoarjo tidak mempunyai transaksi ini di Tahun 2020.
Beban pajak Ada Pembayaran pajak aset tanah dan bangunan.
Laba/rugi neto Ada Keuntungan bersih yang didapat oleh koperasi dan akan dibagikan oleh anggota.
Table 3.KSP Bahagia Candi Tabel 3.Pos-Pos Minimal Laporan Laba Rugi Dalam SAK ETAP
Indikator SAK ETAP KSP BAHAGIA Candi Sidoarjo Keterangan
a. Penyajian Laporan Keuangan:a. Penyajian Wajar Laporan keuangan harus menggambarkan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas secara wajar. Penyajian wajar berarti informasi yang disajikan harus jujur dan mencerminkan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, pendapatan, dan beban. Neraca harus menunjukkan nilai aset, kewajiban, dan modal secara jujur. Laporan KSP Bahagia Candi Sidoarjo menyajikan posisi keuangan, tidak ditemukan beberapa pos yang menunjukkan nilai sebenarnya. piutang bunga dari transaksi pemberian pinjaman terhadap anggota koperasi yang dibebankan setiap bulan, saat pembayaran angsuran pinjaman sudah disajikan transaksi. pemberian pinjaman terhadap anggota koperasi di bebankan kepada para anggota setiap bulan saat pembayaran angsuran pinjaman yang diberikan. Sesuai
b. Kepatuhan terhadap SAK ETAP atas laporan keuangan harus secara eksplisit dan penuh menyatakan kepatuhan kepada SAK ETAP. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan kepatuhan terhadap SAK ETAP jika terdapat pelanggaran terhadap persyaratannya. Laporan keuangan KSP Bahagia Candi Sidoarjo benar-benar memuat pernyataan kepatuhan terhadap SAK ETAP. Pertama, memuat catatan atas laporan keuangan. Kedua, penyajian laporan keuangan sudah sepenuhnya mematuhi SAK ETAP. Sesuai
c. Kelangsungan Usaha Kelangsungan usaha suatu entitas pada masa depan tetap berjalan. Neraca menunjukkan bahwa entitas ini memiliki anggapan kelangsungan usaha, dibuktikan dengan jumlah aktiva lancar yang besar daripada jumlah hutangnya. Rencana pembangunan kantor dimasa depan menunjukkan optimisme terhadap kelangsungan usaha koperasi. Sesuai
d. Frekuensi Pelaporan Minimal setahun sekali periode pelaporan. Tanggal 31 Desember 2020 (dan seterusnya) merupakan batas akhir periode tahunan atau awal periode baru dalam siklus operasi koperasi. Sesuai
e. Penyajian Yang Konsisten Konsisten dalam yang penyajian klasifikasi pos-pos didalam laporan keuangan antar periode sangatlah penting. Klasifikasi pos-pos didalam laporan keuangan juga tidak berubah, pos - pos seperti arus kas, perubahan ekuitas, di terapkan secara konsisten pada setia periode. Sesuai
f. Informasi komperatif Data perlu diungkapkann secara komperatif terhadap periode sebelumnya, kecuali jika ada ketentuan lain yang ditetapkan oleh SAK ETAP (yang mencakup informasi didalam laporan keuangan serta catatan terkait). Informasi perbandingan hanya disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan terkait laporan keuangan tidak menyertakan informasi komperatif. Tidak sesuai karena Laporan keuangan tidak tercantumkan perbandingan periode sebelumnya.
g. Materialitas dan agresi Item-item materialitas yang signifikan terpisah didalam laporan keuangan, sementara yang kurang signifikan digabungkan dengan jumlah yang memiliki karakteristik serta fungsi yang serupa. Ketidaktepatan serta kesalahan didalam mencatat suatu item dianggap signifikan jika dapat mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi, baik secara individual maupun secara keseluruhan. Didalam laporan keuangan KSP Bahagia, pos - pos yang tidak signifikan seperti biaya listrik, air print, dan biaya pengadaan rapat para anggota digabungkan ke didalam kategori biaya organisasi. Sesuai
h. Identifikasi laporan keuangan Informasi berikut disajikan serta di ulangi, bilamana perlu, di setiap halaman laporan keuangan : a. Nama entitas pelaporanb. Periode yang dicakup oleh periode laporan keuangan c. Mata uang pelaporan d. Pembulatan angka yang dipakai a. nama entitas hanya ada pada laporan neraca, meskipun nama entitas tidak terdapat pada laporan laba rugi, perubahan ekuitas, arus kas, dan catatan atas lainnya.b. Seluruh laporan keuangan mencakup periode akhir tahunan, dengan tanggal periode per 31 Des 2020.c. Mata uang pelaporan tidak dicantumkan dalam neraca, namun dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan bahwa mata uang yang dipakai ialah Rupiah (Rp). Tidak sesuai karena penulisan nama Koperasi Bahagia Candi di laporan keuangan tidak terdapat pada laporan laba rugi dan catatan lainnya, mata uang pelaporan tidak mencantumkan Rupiah di depan nominal angka uang.
i. Laporan Keuangan Lengkap:Neraca Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada suatu entitas di akhir periode pelaporan. Memberikan data terkait komponen keuangan KSP Bahagia Candi, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas. Sesuai
j. Laporan Perhitungan Usaha Penyajian informasi terkait sumber pendapatan (dari para anggota dan non-anggota), biaya operasi, dan beban koperasi selama periode tertentu, yang menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai pencapaian akhir. Menyajikan informasi terkait pendapatan dan beban operasional beserta Sisa Hasil Usaha (SHU). Sesuai
k. Laporan arus kas Menyajikan aliran arus kas setara kas selama periode tertentu, diklasifikasikan berdasarkan akivitas operasi, investasi dan pendanaan. Menyajikan data terkait aliran kas sesuai dan mengelompokkannya berdasarkan jenis aktivitas yang menghasilkan kas. Sesuai
l. Laporan perubahan kekayaan bersih Penyajian informasi terkait perubahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, cadangan, serta SHU yang tidak dibagikan di periode akuntansi Penyajian data terkait pergeseran nilai kekayaan KSP Bahagia Candi di tahun 2020, 2021, dan 2022. Namun, tidak menunjukkan perubahan rinci setiap komponen modal sendiri. Tidak Sesuai karena setiap simpanan pokok, simpanan dan simpanan wajib setiap tahun ada perubahan.
m. catatan atas laporan keuangan Penyajian informasi penting seperti penjelasan kepatuhan terhadap SAK ETAP, kebijak koperasi, informasi umum koperasi, informasi lain yang relevan. Sudah disajikan catatan atas laporan keuangan. Sesuai
Table 4. Perbandingan SAK ETAP dengan penyajian Laporan Keuangan KSP Bahagia Candi Sidoarjo

menjelaskan bahwa Tabel 4. Perbandingan SAK ETAP dengan penyajian Laporan Keuangan telah mencantumkan 10 indikator yang sesuai dan 3 indikator yang tidak sesuai dalam Penyajian Laporan Keuangan.

Simpulan

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan sekaligus data-data yang telah dianalisis serta diuraikan diatas. Maka penulis menarik kesimpulan bahwa terdapat 3 faktor, yakni Perkembangan modal / Perhitungan Rugi atau Laba, mengalami penurunan SHU di banding tahun lalu, hal ini dikarenakan penurunan jumlah anggota koperasi yang disebabkan adanya purna tugas maupun pindah tugas. Laporan KSP Bahagia juga tidak menyajikan catatan atan laporan keuangan sehingga peneliti dapat perbandingan Laporan Keuangan dianalisis yang dilakukan sesuai berdasarkan SAK ETAP yang berlaku. Alasan tidak menyajikan dikarenakan pengurus belum memahami secara mendalam SAK ETAP dan beranggapan bahwa laporan keuangan yang terlalu banyak dan menyulitkan dalam kegiatan operasional koperasi.

Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan menambah fokus penelitian yang menggunakan SAK ETAP. Sehingga hasil yang diperoleh terdapat perbedaan Disamping itu peneliti perlu wawasan dan tambahan lagi supaya dapat menjadikan acuan untuk menambah pengetahuan agar kedepannya dapat mengembangkan penelitian dengan lebih baik. 2. Selain itu juga menjadikan penelitian ini sebagai acuan atau refrensi kedepannya untuk menambah wawasan maupun mengembangkan penelitian dengan topik yang sama secara baik.

3. Bagi KSP Bahagia diharapkan untuk mengikuti perkembangan dan pedoman yang sesuai dengan meningkatkan adanya penurunan jumlah anggota dengan menambah jumlah anggota yang baru agar koperasi tetap berjalan baik.

References