Communication Development Articles
DOI: 10.21070/ijccd.v16i1.1129

Empowering the Muhammadiyah Kemasan Branch Community: Greening the Environment with Food Plants and Toga


Pemberdayaan Masyarakat Ranting Muhammadiyah Kemasan: Hijaukan Lingkungan dengan Tanaman Pangan dan Toga

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

community empowerment greening medical plants environmental cleanliness community service program

Abstract

Ranting Muhammadiyah Kemasan, in collaboration with KKNT-T students, focuses on community empowerment and environmental improvement at Masjid Al-Muhtadin. The main challenges are the lack of green space and poor waste management. The program consists of three stages: Observation, Implementation, and Maintenance. The observation stage identifies environmental issues such as disorganized construction materials and insufficient green areas. Implementation includes planting ornamental and TOGA plants and providing waste bins for organic and inorganic waste separation. Maintenance involves watering and educating the community on cleanliness. As a result, the aesthetics and comfort of the mosque environment have improved, TOGA plants offer long-term benefits, and community awareness of mosque cleanliness has increased, strengthening collective responsibility.

Pendahuluan

Ranting Muhammadiyah Kemasan merupakan unit terkecil dari organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Kemasan Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Ranting ini berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang melayani anggota dan masyarakat di wilayahnya. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengajian, pendidikan, sosial, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Gerakan Muhammadiyah berfokus pada pemberdayaan masyarakat, ditandai dengan pembentukan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) yang beroperasi dari tingkat pusat hingga ranting [1]. Pimpinan ranting, yang dekat dengan masyarakat, memiliki peran kunci dalam program ini. Tujuan utama gerakan ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan memberikan manfaat lingkungan dan memperbaiki kemampuan ekonomi agar masyarakat menjadi mandiri dan dapat mengatasi masalah lokal [2].

Lingkungan sehat menurut World Health Organization (WHO) merupakan keseimbangan ekologi yang harus ada pada manusia dan lingkungan untuk dapat menjamin adanya kesehatan bagi manusia tersebut [3]. Lingkungan sehat juga melibatkan faktor seperti udara bersih, air bersih, sanitasi, perumahan layak, dan akses ke pendidikan serta layanan kesehatan. Ketiga aspek kesehatan fisik, mental, dan sosial terkait erat dan berkontribusi pada kualitas hidup secara keseluruhan [4].

Berdasarkan hasil observasi, lingkungan Masjid Al-Muhtadiin di Ranting Muhammadiyah Desa Kemasan, Kecamatan Krian, menghadapi beberapa tantangan signifikan. Salah satu isu utama adalah terbatasnya area hijau di sekitar masjid, yang mengurangi kualitas estetika dan kenyamanan lingkungan masjid. Penataan area sekitar masjid masih kurang rapi, memberikan kesan kurang terorganisir. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik turut memperburuk masalah ini. Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh proses pembangunan yang sedang berlangsung di Masjid Al-Muhtadiin. Pembangunan ini tentu memerlukan penyesuaian dan waktu untuk menyelesaikannya, yang sementara waktu mengganggu penataan dan penggunaan lahan secara optimal. Sehingga diperlukan upaya untuk menambah area hijau dan memperbaiki penataan, guna meningkatkan estetika dan kenyamanan lingkungan masjid serta mendukung suasana ibadah dan interaksi sosial. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik turut memperburuk masalah ini.

Adapun Kegiatan penting yang perlu dilakukan secara konseptual untuk mengatasi permasalahan di lingkungan di Masjid Al-Muhtadiin Desa Kemasan Kecamatan Krian, seperti kegiatan penghijauan pada halaman depan masjid dengan cara menanam berbagai jenis tanaman di halaman depan masjid untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan lingkungan. Pemanfaatan lahan kosong disekitar Masjid Al-Muhtadiin untuk menanam tanaman obat keluarga (TOGA), guna memberikan manfaat kesehatan tambahan bagi ranting Muhammadiyah Desa Kemasan. Selain itu, pembuatan bak sampah terpisah untuk sampah organik dan anorganik sangat penting untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih efektif dan menjaga kebersihan lingkungan.

Penghijauan merupakan segala upaya untuk memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berfungsi dan berproduksi secara optimal [5]. Manfaat penghijauan sebagai pengatur lingkungan, karena vegetasinya menciptakan hawa yang sejuk dan nyaman. Selain itu, penghijauan juga dapat mengurangi polusi udara dengan menyerap polutan dan menyaring debu. Dalam arti luas, penghijauan meliputi segala upaya untuk memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan [6].

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lahan kosong menjadi lahan hijau dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan [7]. Salah satu cara untuk memanfaatkan lahan kosong adalah dengan menggunakannya sebagai sarana budidaya tanaman obat, yang telah dikenal dalam konsep Tanaman Obat Keluarga (TOGA). TOGA merupakan tanaman obat yang berfungsi sebagai penyedia obat dan taman berestetika untuk meningkatkan keindahan pekarangan [8]. Pemanfaatan lahan kosong bertujuan untuk mengubah lahan yang terbengkalai atau tidak terpakai menjadi area untuk menanam tanaman yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.

Kebersihan lingkungan merupakan investasi untuk masa depan yang lebih baik. Dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, kita tidak hanya melindungi kesehatan manusia, tetapi juga merawat keberlanjutan alam semesta [9]. Lingkungan yang bersih dapat mengurangi risiko penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dan bakteri yang tersebar melalui air atau udara yang tercemar. Upaya yang dilakukan dapat dimulai dengan menjaga kebersihan lingkungan yang bebas dari sampah. Selain itu, partisipasi masyarakat diperlukan untuk menjaga lingkungan, sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan bersih dengan cara mengurangi kebiasaan merusak lingkungan [10].

Adapun tujuan dari kegiatan penghijauan dan penanaman tanaman obat keluarga (toga) di Masjid Al-Muhtadiin, Desa Kemasan, adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan secara menyeluruh, Meningkatkan Estetika dan Kenyamanan, serta Mendukung Suasana Ibadah.

Metode

Program Pemberdayaan Masyarakat dalam program penghijaun lingkungan dilaksanakan melalui program kerja Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan dengan mitra Ranting Muhammadiyah dan Ranting Aisiyah Semaji Kemasan di Masjid Al-Muhtadin Kemasan Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan kurikuler perguruan tinggi yang mengintegrasikan dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sekaligus dalam satu kegiatan [11]. Metode pelaksanaan yang dilaksanakan dalam program penghijauan lingkungan pada pemberdayaan masyarakat Ranting Muhammadiyah Semaji Kemasan ini disusun secara sistematis dan terlaksana sesuai dengan tahapan-tahapannya.

Tahap Obeservasi

Observasi mengacu pada suatu kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dari fenomena tersebut [12]. Tahap ini dilakukan untuk mencari gambaran keadaan apa adanya secara detail, menyeluruh, dan mendalam terkait program penghijauan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan [13]. Proses ini dimulai dengan analisis kebutuhan lingkungan sekitar yakni belum terbentuknya taman dan fasilitas kebersihan lingkungan yang cukup. Dari proses observasi tersebut selanjutnya dilakukan penetapan tujuan yaitu penghijauan yang menjadi salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis Iingkungan, penanaman toga, dan kebersihan lingkungan [14]. Dengan adanya tujuan yang telah ditetapkan kemudian membentuk rencana strategis dengan mengembangkan konsep termasuk pemilihan jenis tanaman yang sesuai dan fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung kebersihan lingkungan.

Tahap Pelaksanaan

Tahap ini adalah fase seluruh rancangan mulai diimplementasikan. Penghijauan, penanaman toga dan kebersihan lingkungan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Koordinasi yang baik menjadi hal utama dalam tahap ini untuk memastikan seluruh kegiatan berjalan dengan baik dan mengatasi masalah yang muncul. Langkah-langkah yang diambil sebagai berikut:

  1. Penghijauan dengan melakukan berbagai mancam jenis tanaman dengan baik di lokasi yang telah ditentukan.
  2. Penanaman Toga dengan melakukan penanaman bibit dengan benar di tempat yang sudah diatur.
  3. Kebersihan Lingkungan dengan pengadaan tempat sampah sesuai dengan jenis-jenis sampah (organik dan anorganik).
  4. Koordinasi dan mengatur tim kerja untuk melaksanakan kegitatan dan menjalankan komuniasi yang efektif.

Tahap Perawatan

Pada tahap ini dilakukan serangkaian kegiatan untuk menjaga hasil program kerja yang telah dilaksanakan agar tetap beroperasi dengan baik. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

  1. Inspeksi dengan upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kerusakan atau potensi masalah.
  2. Pelaksanaan perawatan dilakukan perbaikan atau pemeliharaan dilakukan dengan pemberian air yang cukup.

Hasil dan Pembahasan

Pada tahap pelaksanaan kegiatan ini yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan Masjid Al-Muhtadiin mulai dari tahap obeservasi pada permasalahan yang ada pada lingkungan sampai pada tahap pelaksanaan dan perawatan selalu melibatkan peran aktif mahasiswa serta masyarakat dilingkungan Ranting Muhammdiyah Kemasan. Adapun peran mahasiswa sebagai pelaksana serta pendampingan pada masyarakat Ranting Muhammadiyah Kemasan.

Figure 1. Kondisi Halaman Depan dan Belakang Masjid Al-Muhtadin Ranting Semaji Kemasan

Dari hasil obervasi ditemukan permasalahan yang ada pada lingkungan masjid yang masih dalam tahap pembangunan dan beberapa material bangunan yang kurang tertata rapi sehingga banyak sampah yang tidak pada tempatnya. Kebersihan lingkungan adalah keadaan bebas dari kotoran yang termasuk diantaranya debu, sampah dan bau [15]. Serta kurangnya lahan hijau yang ada pada lingkungan masjid dan juga halaman depan masjid yang ditumbuhi oleh tanaman yang kurang rapi serta lahan kosong yang dipenuhi dengan tanaman liar dan material bagunan seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. Dengan ini menjadi masalah yang terjadi pada lingkungan masjid, sehingga lingkungan mengurangi kerapian dan kenyamanan lingkungan masjid serta kegiatan ibadah dan interaksi sosial di masjid.

Figure 2. Kondisi Halaman Depan dan Belakang Masjid Al-Muhtadin Ranting Semaji Kemasan

Pelaksanaan dimulai dari pembersihan pada lingkungan serkitar masjid dengan mulai merapikan dan memindahkan material bangunan ditempat yang seharusnya, dan juga membersihkan area sekitar halaman dan lahan kosong dari tanaman liar, material bangunan serta sampah yang selanjutnya akan digunakan sebagai lahan untuk dilakukan penghijauan dan penanaman TOGA. Selanjutnya dilakukan penanaman beberapa tanaman untuk penghijauan halaman masjid dan memulai pembibitan dan penanaman tanaman TOGA pada lahan kosong dilingkungan masjid sesuai dengan Gambar 2.

Pada halaman masjid berbagai tamanan pada media yang sudah ada sebelunya namun perlu dilakuka pemilahan karena beberapa media tercampur oleh beberapa sampah plastik, kemudian pada lahan kosong dilakukan pembibitan penanaman TOGA dengan metode penanaman dalam pot bekas dari galon air mineral dan polybag dengan media tanah, sekan dan kompos. Bibit tanaman TOGA ditanam dalam polybag menggunakan media tanaman berupa tanah yang dicampur dengan sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1 [16]. Penggunaan pupuk organik sangatlah penting bagi keberlangsungan kehidupan bahan organik tanah selain memberikan nutrisi ke tanaman [17]. Kemudian tanaman TOGA yang ditanam meliputi sirih merah, pandan wangi, tomat, terong, daun jeruk, jeruk limau, cabai rawit, serai, dan salam. Tanaman obat dapat dibudidayakan dengan mudah dan umumnya memiliki fungsi ganda, yaitu bisa digunakan sebagai tanaman pangan, tanaman hias, tanaman bumbu masak dan tanaman buah-buahan [18]. Aplikasi pengembangan kebun TOGA dengan metode penanaman yang tepat terbukti dapat meningkatkan produktivitas dari tanaman yang ditanam [19]. Dilanjutkan dengan pengadaan tempat sampah yang sesuai dengan standar yang berguna untuk mempermudah pemilahan sampah oraganik dan anorganik dengan tempat sampah berkapasitas hingga 80 liter. Diharapkan dengan adanya tempat sampah yang sesuai dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan meningkatkan kesadaran membuang sampah pada tempatnya dengan pemilahan oraganik dan anorganik dengan.

Figure 3. Penghijauan halaman dan TOGA di lingkungan masjid

Perawatan tanaman dan lingkungan masjid dengan memperdayakan masyarakat sekitar masjid serta pendampingan dari mahasiswa, dengan menyampaikan edukasi tentang tata cara perawatan tanaman, membersihkan tanaman liar yang kembali tumbuh serta penyiraman secara rutin pada tanaman di lingkungan masjid. Penyiraman dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman dan TOGA. Penyiraman harus memperhatikan dan menyesuaikan kebutuhan tanaman, jangan sampai berlebih karena dapat menyebabkan kebusukan akar tanaman [16]. Degan dilakukannya perawaan tanaman dan lingkungan dapat menjaga kerapian dan kenyamanan lingkungan masjid serta kegiatan ibadah dan interaksi sosial di masjid.

Kesimpulan

Kegiatan yang dilakukan di lingkungan Masjid Al-Muhtadiin Ranting Semaji Kemasan berhasil mengatasi beberapa permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pembersihan dan perapian material bangunan tidak hanya memperbaiki estetika lingkungan masjid tetapi juga meningkatkan kenyamanan pada kegiatan ibadah dan interaksi sosial. Penghijauan dan penanaman TOGA diharapkan memberikan manfaat jangka panjang, baik dari segi estetika maupun kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan obat-obatan tradisional. Eksplorasi manfaat dan pengolahan produk sayuran dan bumbu dapur dapat meningkatkan motivasi masyarakat bertanam TOGA sehingga dapat lebih mandiri pangan, ekonomi, dan kesehatan [20].

Pelibatan masyarakat dalam kegiatan ini sangat penting, karena tidak hanya memberikan pengetahuan mengenai pentingnya kebersihan dan penghijauan, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan masjid. Peran aktif mahasiswa dalam kegiatan ini juga menunjukkan bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah lingkungan.

Pengadaan tempat sampah dengan kapasitas yang memadai dan pemilahan yang jelas juga merupakan langkah penting dalam manajemen sampah di lingkungan masjid. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemilahan sampah akan meningkat, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan masjid.

Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan telah berhasil mencapai tujuan utama yaitu memperbaiki kondisi lingkungan Masjid Al-Muhtadin dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan sekitar masjid.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan penghijauan dan kebersihan lingkungan Masjid Al-Muhtadin Ranting Semaji Kemasan. Terima kasih kepada seluruh anggota masyarakat Ranting Muhammadiyah Kemasan yang telah terlibat aktif dan memberikan dukungan penuh dalam setiap tahap kegiatan ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada pengurus masjid yang telah menyediakan fasilitas dan memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan ini. Tidak lupa, kami juga berterima kasih kepada para mahasiswa yang telah bekerja keras dan menunjukkan dedikasi tinggi dalam upaya menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan masjid. Semoga kerja sama yang baik ini dapat terus terjalin dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.

References

  1. “PERAN MAJELIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (MPM) MUHAMMADIYAH LAMPUNG DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Pada Komunitas Petani Organik Berkemajuan di Kec. Tegineneng, Kab. Pesawaran, Prov. Lampung),” 2020.
  2. A. Gunasti, A. Sanosra, I. Umarie, and N. S. Rizal, “ORGANIK DAN BIOGAS DI PIMPINAN RANTING MUHAMMADIYAH PANTI,” vol. 6, no. September, pp. 1141–1148, 2022.
  3. G. Widjaja, U. Krisnadwipayana, S. L. Gunawan, and U. Krisnadwipayana, “DAMPAK SAMPAH LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP,” vol. 2, no. 4, pp. 266–275, 2022.
  4. K. A. B. Gresik, M. Pemanfaatan, and T. Informasi, “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNGAN KEC. DRIYOREJO KAB. GRESIK MELALUI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN BUDIDAYA TOGA,” vol. 02, no. 02, pp. 82–88, 2020.
  5. T. Borok, “PENANAMAN POHON UNTUK PENGHIJAUAN DI DESA MALAKA KABUPATEN LOMBOK UTARA,” vol. 2, no. 1, pp. 42–46, 2023, doi: 10.29303/jpimi.v2i1.1915.
  6. I. P. Pratiwi, “Pelaksanaan Kegiatan Penghijauan dalam Menjaga Lingkungan di Desa Kampung Madura Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singigi Implementation of Greening Activities in Protecting the Environment in Kampung Madura Village , Kuantan Hilir District , Kua,” vol. 1, no. 2, pp. 57–61, 2021.
  7. A. Maulana, W. Khawirian, and N. M. Arditi, “Strategi Pembangunan Desa Melalui Pemanfaatan Lahan Kosong untuk Penanaman Tanaman Obat Keluarga ( TOGA ) di Desa Sumberketempa Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember,” pp. 14–21, 2020.
  8. N. Mardiana and W. A. Subaidah, “INDRA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Sosialisasi penanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga ( TOGA ),” vol. 3, no. 2, pp. 4–7, 2022.
  9. A. Shabrina, K. Nuraini, and A. Naufal, “Strategi Kampanye Kebersihan Lingkungan Oleh Pandawara Group Melalui Media Tiktok,” pp. 1544–1556, 2023.
  10. D. Pulau and P. Rumbio, “PENGADAAN TEMPAT SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DESA PULAU PAYUNG RUMBIO JAYA,” vol. 2, no. 2, pp. 7–15, 2022.
  11. S. S. Kusumawardani et al., “Panduan Kuliah Kerja Nyata KKN Kebangsaan 2024,” 2024.
  12. A. Adhandayani, Modul Metode Penelitian 2 (Kualitatif). Jakarta: Universitas Esa Unggul, 2020.
  13. A. Afandi et al., Metodologi Pengabdian Masyarakat, no. 112. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
  14. E. A. Rubiantoro and R. Haryanto, “Bentuk Keterlibatan Masyarakat dalam Upaya Penghijauan pada Kawasan Hunian Padat di Kelurahan Serengan - Kota Surakarta,” J. Pembang. Wil. Kota, vol. 9, no. 4, p. 416, 2013, doi: 10.14710/pwk.v9i4.6679.
  15. F. Muhammad, H. Jailani, I. Sholihah, and D. P. Utomo, “Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 Di Desa Kubur Telu,” SELAPARANG J. Pengabdi. Masy. Berkemajuan, vol. 4, no. 1, p. 658, 2020, doi: 10.31764/jpmb.v4i1.3349.
  16. S. P. Dewi and I. Widiyawati, “Pengenalan Teknologi Budidaya Tanaman Obat sebagai Upaya Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Kelurahan Pabuwaran Purwokerto, Jawa Tengah Introduction,” J. Panrita Abdi, vol. 3, no. 2, pp. 107–111, 2019, [Online]. Available: https://doi.org/10.20956/pa.v3i2.6155
  17. M. Abror and R. P. Harjo, “Efektifitas pupuk organik cair limbah ikan dan Trichoderma sp terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan (Brassica oleraceae sp) pada sistem hidroponik substrat,” J. AGROSAINS dan Teknol., vol. 3, no. 1, p. 1, 2018, doi: 10.24853/jat.3.1.1-12.
  18. N. Sumiasri and D. Priadi, “Variasi Jenis Tanaman Obat Dalam Upaya,” pp. 39–42, 2011.
  19. M. Yohanes, “Sarana Budidaya Tanaman Obat Keluarga (SABDA TOGA) untuk Daerah Perkotaan di RT 04 dan RT 06 RW 07 Kelurahan Tegalrejo Salatiga,” Berdikari J. Pengabdi. Masy. Indones., vol. 1, no. 1, pp. 1–10, Aug. 2018, doi: 10.11594/bjpmi.01.01.01.
  20. R. Febriansah, “Pemberdayaan Kelompok Tanaman Obat Keluarga Menuju Keluarga Sehat Di Desa Sumberadi, Mlati, Sleman,” BERDIKARI J. Inov. dan Penerapan Ipteks, vol. 5, no. 2, 2017, doi: 10.18196/bdr.5221.