General Background: Social media has become a significant platform for adolescents to express themselves and interact with others. The rise of visual-based communication through platforms such as Instagram has shifted traditional communication patterns, moving beyond text-based messaging to photo and video sharing. Specific Background: The rapid increase in social media use among teenagers presents an opportunity to study how these platforms influence communication patterns. While previous studies have explored social media impacts, there is a lack of comprehensive analysis focusing on the evolving nature of communication through visual content. Knowledge Gap: Although numerous studies have analyzed social media use, few have used bibliometric methods to systematically map the trends in adolescent communication patterns across various platforms. The role of visual communication through social media in reshaping teenage interaction patterns remains underexplored. Aims: This study aims to observe how social media use, particularly Instagram, has influenced adolescent communication patterns by employing bibliometric methods through VOSviewer software. Results: The bibliometric analysis identified a shift in adolescent communication patterns, with a growing emphasis on visual content like photos and videos rather than text-based communication. The data showed seven keyword clusters, mostly interconnected, with Instagram, communication, and adolescent communication being the most prominent topics in 2021, with 109 articles. Novelty: This research introduces a novel approach by applying bibliometric methods to analyze and visualize the impact of social media on teenage communication patterns, providing a clearer understanding of how communication has evolved in the digital age. Implications: The findings suggest that social media platforms are reshaping how teenagers communicate, with significant implications for future communication research and the development of digital communication strategies targeting adolescents. The use of bibliometric tools like VOSviewer enables researchers to map research trends effectively, offering new insights into social media’s role in modern communication patterns.
Highlights:
Keywords: social media, Instagram, teenage communication, bibliometric analysis, VOSviewer
Komunikasi merupakan proses penyaluraan pikiran atau perasaan yang dapat berupa gagasan, informasi, opini, dan sebagainya. Komunikasi yang terjadi pada terdahulu tentu sangat berbeda dengan masa kini dikarenakan dahulu media komunikasi terbatas pada media tradisional, sementara sekarang kita telah disuguhkan dengan beragam media dan teknologi yang terus berkembang [1], [2], [3]. Pemanfaatan sosial memiliki potensi untuk meningkatkan persepsi tentang tempat atau tempat wisata [4]. Komunikasi, keterlibatan, dan keterbukaan pendapat adalah beberapa ciri media sosial yang membedakannya dari media lainnya [5]. Perkembangan masif dalam bidang teknologi komunikasi di masa sekarang telah berdampak signifikan pada kehidupan manusia kerena teknologi untuk memudahkan perkerjaan, komunikasi serta dalam dunia pendidikan [6], [7], [8].
Teknologi telah memungkinkan seseorang bergabung dengan masyarakat jejaring (network society) tanpa batasan budaya, demografis, sosial, atau lainnya [9]. Jika aturan media sosial tidak dipatuhi, Remaja akan terpengaruhi budaya-budaya luar yang tidak sesuai moral [10]. Jika kita berbicara tentang internet, kita harus mengingat istilah "New Media" karena internet merupakan bagian dari kategori ini dan memiliki dampak yang signifikan terhadap semua aspeknya, terutama komunikasi di dunia [11]. Di Indonesia, ada 150 juta pengguna media sosial aktif, menurut Hootsuite (we are social) 2019. Menurut APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia), ada 171,17 juta pengguna media sosial, dengan populasi terbesar di antara 12 dan 24 tahun [12]. Media sosial telah membuat kecanduan bagi remaja padahal remaja dalam masa perkembangan harusnya bergaul terhadap teman sebayanya [13].
Kemajuan pesat dalam teknologi informasi telah memengaruhi banyak masyarakat. Media sosial digunakan untuk memudahkan komunikasi dan interaksi sosial dengan orang lain. Dari banyak platform media sosial salah satu yang paling populer di Indonesia yaitu Instagram untuk mencari informasi [14]. Perilaku yang ditunjukkan oleh pengguna Instagram termasuk mengunggah foto, menggunakan filter untuk hasil foto, mengikuti dan meninggalkan pesan, dan memberikan like dan komentar [15], [16], [17], [18], [19]. Perusahaan media Inggris menemukan pada tahun 2018 bahwa orang Indonesia menghabiskan tiga jam 23 menit setiap hari untuk menggunakan sosial media [20].
Instagram adalah aplikasi di mana orang yang mengikuti seseorang dapat melihat foto yang mereka bagikan dan berkomentar dengan orang lain [21]. Media sosial mempercepat penyebaran informasi karena memungkinkan orang terhubung satu sama lain tanpa perlu berinteraksi secara langsung [22]. Sistem sosial pada instagram adalah dengan cara mengikuti akun lain, dengan ini terjadilah komunikasi antar pengguna instagram. Instagram dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dan membentuk standar melalui konten yang tersedia [10]. Instagram memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan orang lain melalui likes, komentar, dan pesan langsung. Selain itu, penampilan fisik sangat diperhatikan oleh remaja usia SMA (15–18 tahun) [3].
Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa, dan mereka mengalami banyak lika-liku kehidupan selama proses mencari jati diri. Remaja mengekspresikan identitas yang berbeda dari identitas asli mereka di media sosial [23]. Sampel informan dalam penelitian ini adalah remaja berusia 18 hingga 21 tahun berdasarkan urutan fase perkembangan manusia [24]. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang lebih sehingga mereka dapat menghabiskan waktu lebih untuk menggunakan jejaring sosial [25], [19], [26]. Karena gaya hidup dan perilaku remaja yang semakin berkembang di era globalisasi, perilaku remaja masa kini lebih cenderung mengarah pada perilaku yang tidak positif. Ini disebabkan oleh fakta bahwa gaya hidup dan pergaulan remaja saat ini telah dicampur dengan gaya pergaulan orang lain, yang menyebabkan banyak kebudayaan kita tidak lagi menjadi tradisi di kalangan remaja [27].
Perubahan perilaku remaja terhadap penggunaan media sosial serta mengikuti tren dan popularitas. Selain itu Mereka juga mengikuti perkembangan dalam gaya dan fitur media sosial [28]. Banyak efek yang ditimbulkan pada anak-anak muda ketika mereka mempercayai berita palsu hanya dari satu sumber, seperti kehilangan empati pada orang lain karena mereka percaya bahwa orang di zaman sekarang tidak dapat dipercaya. Mereka juga mulai menutup diri dari semua informasi yang disampaikan oleh media karena mereka percaya bahwa semua berita yang disampaikan oleh media tidak valid lagi [29].
Teori Uses and dibuat oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch untuk menjelaskan bagaimana khalayak memenuhi kebutuhan media sebagai konsumen. Menurut para pendirinya, ide utama dari teori Uses and Gratification adalah melihat bagaimana media massa menimbulkan harapan sosial dan psikologis. Motivasi penggunaan media adalah dorongan yang membuat seseorang untuk melakukan sesuatu. Kegiatan bermedia dilakukan untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan penggunanya. karena ada banyak cara untuk mengirim pesan, preferensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang [30], [31], [32]. Data yang dikumpulkan melalui database Crossref digunakan untuk menyelidiki pengaruh Instagram terhadap perkembangan komunikasi remaja yang sangat besar dan beragam, serta hubungannya dengan penggunaan teknologi dan media sosial dalam strategi pemasaran di era ini. Penelitian ini akan membahas pengaruh Instagram terhadap perkembangan komunikasi remaja.
Metode ini menekankan pemahaman arti untuk meneliti kondisi objek secara alami. [33]. Penelitian ini menggunakan analisis bibliometri dan menggunakan data yang diperoleh dari aplikasi Publish or Perish melalui crossref. Aplikasi Publish or Perish membantu para peneliti menganalisis dan mengevaluasi jurnal ilmiah [34]. Salah satu sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Crossref, organisasi nirlaba yang menyediakan layanan pendaftaran DOI (Digital Object Identifier) untuk publikasi ilmiah. Analisis bibliometrik digunakan untuk mengevaluasi temuan penelitian ilmiah, memetakan bidang ilmu, dan melacak dan menelusuri kemajuan dalam bidang tertentu [30].
Untuk membangun dan melihat jaringan bibliometrik yang terindeks Google Scholar, Anda perlu menggunakan aplikasi visualisasi field bibliografi Vosviewer. [6]. VOSviewer adalah program yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan bibliometrik. VOSviewer memungkinkan untuk melihat data yang menarik dan komunikatif, analisis data, dan investigasi data (N. J. Van Eck & Waltman, 2010). Selanjutnya, VOSviewer dapat membuat peta penerbit, peta penulis, peta jurnal, dan peta peta jurnal yang didasarkan pada co-citation network. Selain itu, VOSviewer juga dapat menampilkan peta keyword yang didasarkan pada jaringan berbagi (Nees Jan van Eck & Waltman, 2010, 2014). Co-occurrence atau analisis kata kunci dengan minimal satu kata kunci yang dibaca digunakan untuk melakukan analisis data bibliometric.
Output analisis terdiri dari visualisasi jaringan (jaringan kata kunci penelitian), visualisasi overlay (tren kata kunci penelitian), dan visualisasi kerapatan (kerapatan kata kunci penelitian) (Crystallography, 2016). Penelitian analisis bibliometrik dilakukan dalam lima langkah. Langkah pertama adalah melakukan pencarian pada data yang dipetik dengan menggunakan Crossref dengan kata kunci Instagram, komunikasi, remaja, dan analisis bibliometri. Selanjutnya, pencarian diambil dalam bentuk ris. Selanjutnya, data disimpan dalam ekstensi RIS. Kemudian, data diproses dengan VOSviewers untuk menghasilkan tiga visual, di mana penyaringan dilakukan pada istilah atau topik yang terkait (Kristial et al., 2021). Selanjutnya, hasil visualisasi dapat dilihat dan disimpan, serta visualisasi network, overlay, dan density masing-masing. dapat diinterpretasikan [35].
Dari hasil penelitian bibliometrik tersebut, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut
1. Network Visualization (Kata Kunci)
Figure 1.NetworkVisualizationpada(co-authorship)
Dalam visualisasi network co-authorship, ada bulatan (node) yang menunjukkan penulis atau peneliti, dan jaringan (edge) yang menggambarkan hubungan yang ada antara penulis ataupun peneliti. Sekelompok node dilengkapi dengan jaringan menunjukkan ada hubungan atau korelasi antar peneliti dalam penelitian arsitektur informasi. Dengan menggunakan jumlah minimum kemunculan suatu istilah 5. Dari 1679 author, 6 author memiliki hubungan satu sama lain. Yang berkaitan dari 6 author tersebut hanya 2, yaitu (Wahid Umaimah) dan (Cangara Hafied), sementara (Sulistiawati Asri), (Irwansyah Irwansyah), (Safitri Dini), dan (Prihantoro Edy) tidak berkaitan.
2. Overlay Visualization (Co-authorship)
Figure 2. Overlay Visualization Co-authorship
Tampilan visual Overlay yang memetakan jejak sejarah penelitian pengaruh penggunaan instagram terhadap perkembangan komunikasi remaja. Dalam pemetaan ini, simpul-simpul yang memiliki warna dan tepi yang berbeda menghubungkan peneliti satu sama lain. Pada tombol, warna yang lebih gelap menunjukkan pencarian yang telah dilakukan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, pada gambar, warna tombol yang lebih gelap (ungu) melambangkan tahun 2019, dan warna tombol yang lebih terang (kuning) melambangkan tahun 2021.
3. Overlay Visualization (Co-authorship)
Figure 3. Overlay Visualization (coauthorship)
Dari hasil visualisasi densitas pada Gambar 3 dapat diketahui adanya kepadatan atau penekanan pada node, artinya kelompok peneliti melakukan penelitian pengaruh penggunaan instagram terhadap perkembangan komunikasi remaja mempunyai keterkaitan satu sama lain. Selain itu, tingkatm kejenuhan dari node pada visualisasi kepadatan diwakili oleh jumlah penelitian yaitu yang berkaitan dengan penelitian lebih lanjut dengan mengutip penulis. Seperti pada penelitian Wahid, umaimah menunjukkan warna kerapatan node paling terang, dengan kata lain penulis melakukan penelitian dengan mengutip beberapa penelitian bersama dengan sebagai bentuk kerjasama penelitian.
Setelah kumpulan data disimpan dalam bentuk RIS (Riset Information Systems), yang memiliki metadata Publish or Perish, Vosviewer digunakan untuk menganalisisnya dengan memilih opsi data "membuat peta berbasis teks, tujuan melakukan perhitungan menurut penelusuran penelitian pengaruh penggunaan instagram terhadap perkembangan komunikasi remaja terkait telah diterapkan. Jumlah kemunculan minimal istilah adalah 10 dokumen, dimana dari 501 dokumen terdapat dokumen terkait yang muncul.
4. Network Visualization (Kata Kunci)
Figure 4. Overlay pada Visualization (coauthorship)
Gambar 4 menunjukkan visualisasi jaringan co-occurrence yang menggambarkan hubungan atau jaringan antara kata-kata dari 2013 hingga 2023. Dari 500 artikel yang terindeks Crossref, analisis kata kunci berikut bertujuan untuk memeriksa hubungan, trend, dan kerapatan topik penelitian. Dengan menggunakan analisis ini, kita dapat menentukan apakah topik penelitian tersebut layak atau tidak. Ada 301 barang yang dibagi menjadi tujuh kelompok, dan masing-masing kata kunci dapat diidentifikasi melalui warna nodenya: Cluster 1 berwarna merah sebanyak 109 item; Cluster 2 warna hijau sebanyak 89 item; Cluster 3 warna biru sebanyak 46 item; Cluster 4 berwarna kuning sebanyak 25 item; Cluster 5 berwarna ungu sebanyak 16 item; Cluster 6 berwarna biru muda sebanyak 9 item; Cluster 7 berwarna oranye sebanyak 7 item.
5. Overlay Visualization
Figure 5. Overlay pada Visualization (coauthorship)
Dengan menggunakan metadata Publish or Perish yang diimpor ke Vosviewer, hasil analisis bibliometrik menghasilkan visualisasi overlay. melakukan pemetaan dan pengklasteran dampak penggunaan Instagram terhadap perkembangan komunikasi remaja berdasarkan riwayat atau tahun terbit penelitian. Untuk menemukan dan mengidentifikasi penelitian terbaru tentang pengaruh penggunaan Instagram terhadap pertumbuhan komunikasi remaja yang dilakukan dari tahun 2013 hingga 2023, Data yang diperoleh dari visualisasi overlay, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5, dapat digunakan. Overlay visualization atau pemetaan kata kunci diberi warna berdasarkan tahun publikasi. Warna ungu dari tahun terlama hingga ke warna kuning tahun terbaru. Pada penelitian ini tahun terlama berwarna ungu berasal dari tahun 2019, kemudian warna hijau pekat berasal dari tahun 2020, berlanjut ke 2021 berwarna hijau muda, dan terakhir warna kuning berasal dari tahun 2022.
6. Density Visualization
Figure 6.DensityVisualizationpadaco-authorship
Selanjutnya, visualisasi kepadatan digunakan untuk melakukan analisis bibliometrik. Suatu node memiliki area padat atau dengan kepadatan tinggi dibandingkan dengan node lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh hasil visualisasi yang ditunjukkan pada Gambar 6 Beberapa node yang disorot dengan warna kuning (seperti kata kunci komunikasi, peran, dan media sosial Instagram) menunjukkan tingkat kejenuhan, sementara node yang ditunjukkan dengan warna gelap menunjukkan bahwa penelitian tentang topik tersebut belum selesai.
Remaja mengatakan bahwa platform ini membantu mereka belajar tentang dunia, menjadi kreatif, dan membangun hubungan melalui pembaruan status, foto, dan video. Namun, mereka juga harus menghadapi dampak negatif dari penggunaan media sosial, seperti konflik dan kekerasan, atau merasakan tekanan untuk menampilkan diri dengan cara tertentu. Vosviewer dan Publish or Perish adalah perangkat lunak bibliometrik yang digunakan untuk menganalisis data bibliometrik dan mengevaluasi dampak dan pengaruh studi individual. Kedua software Ini sangat berguna untuk membantu para peneliti dan ilmuwan yang berniat memahami pola kutipan, hubungan antar publikasi, dan dampak penelitiannya dalam konteks yang lebih luas. Vosviewer adalah alat yang berguna untuk menyajikan data bibliografi dalam bentuk visual seperti diagram atau peta, membantu pengguna dengan mudah memahami pola kutipan dan hubungan antar publikasi.
Selain itu, Vosviewer juga menyediakan fitur untuk membantu pengguna mencari artikel ilmiah terkait topik atau bidang penelitian yang sedang dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata kunci penelitian membentuk tujuh klaster, yang sebagian besar terhubung satu sama lain. Beberapa kata kunci memiliki hubungan langsung dengan kata kunci utama, sedangkan yang lain menggunakan kata kunci perantara untuk menghubungkannya. Di tahun 2021, jumlah publikasi riset dengan kata kunci Instagram, komunikasi, dan komunikasi remaja tertinggi, dengan 109 artikel.